THE RELATIONSHIP BETWEEN LEG LENGTH, ANKLE COORDINATION AND LEG MUSCLE
STRENGTH ON LONG JUMP ABILITY, SQUATTING STYLE OF PHYSICAL EDUCATION
STUDENTS OF STKIP YPUP MAKASSAR
Muhammad Jabir1
Herman2
Muhammad Hasbillah3
1
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan rekreasi, STKIP YPUP Makassar, Indonesia
2
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan rekreasi, STKIP YPUP Makassar, Indonesia
email:
muh,jabir47@gmail.com,hermanm2mherman@gmail.com,muhammadhasbillah08@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan panjang tungkai koordinasi mata kaki
dan kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan lompat jauh gaya jongkok mahasiswa
penjaskesrek STKIP YPUP Makassar. Jenis penelitian menggunakan metode kuantitatif
dengan pendekatan analisis statistik deskriptif . Adapun sampel pada penelitian ini adalah
Mahasiswa Penjaskesrek Stkip YPUP Makassar sebanyak 30 Mahasiswa. Besarnya
korelasi antara panjang tungkai dengan hasil lompat jauh gaya jongkok dilihat dari
koefisien korelasi (r) sebesar 0,491 dengan signifikansi 0,031 < 0,05. Hal tersebut berarti
bahwa terdapat korelasi antara panjang tungkai dengan kemampuan lompat jauh dengan
tingkat hubungan sedang, dan korelasi tersebut signifikan karena p <0,05 (0,000 < 0,05).
Besaran kolersi antara koordinasi mata kaki dengan kemampuan lompat jauh dilihat dari
nilai korelasi (r) sebesar 0,418 dengan signifikansi 0,021. Hal tersebut berarti bahwa ada
korelasi positif antara koordinasi mata kaki dengan kemampuan lompat jauh dengan
tingkat hubungan sedang, dan korelasi tersebut signifikan karena p < 0, 05 (0,021 < 0,05).
Besaran kolerasi antara kekuatan otot tungkai dengan hasil kemampuan lompat jauh
terdapat koefisien korelasi (r) sebesar 0,455 dengan signifikansi 0,012. Hal tersebut
berarti bahwa ada korelasi positif antara kekuatan otot tungkai dengan kemampuan
lompat jauh dengan tingkat hubungan sedang, dan korelasi tersebut signifikan karena p <
0,05 (0,012 < 0,05).
Kata Kunci: Panjang Tungkai, Koordinasi Mata Kaki, Kekuatan Otot Tungkai Lompat Jauh
Abstrak
This study aimed to determine the relationship between leg length, ankle coordination,
and leg muscle strength on the long jump ability of students in the squatting style of
Penjaskesrek Stkip Ypup Makassar. This type of research uses quantitative methods with
a descriptive statistical analysis approach. The samples in this research were 30
Penjaskesrek Stkip YPUP Makassar students. The magnitude of the correlation between
leg length and the results of the squat long jump can be seen from the correlation
coefficient (r) of 0.491 with a significance of 0.031 <0.05. This means that there was a
correlation between leg length and long jump ability with a moderate level of correlation,
and this correlation is significant because p < 0.05 (0.000 < 0.05). The magnitude of the
correlation between eye-foot coordination and long jump ability can be seen from the
correlation value (r) of 0.418 with a significance of 0.021. This means that there was a
positive correlation between ankle coordination and long jump ability with a moderate level
of relationship, and the correlation is significant because p <0.05 (0.021 <0.05). The
magnitude of the correlation between leg muscle strength and the results of long jump
ability had a correlation coefficient (r) of 0.455 with a significance of 0.012. This means
that there was a positive correlation between leg muscle strength and long jump ability
with a moderate level of relationship, and the correlation is significant because p <0.05
(0.012 <0.05).
Keywords: Leg Length, Foot Ankle Coordination, Long Jump Leg Muscle Strength
PENDAHULUAN
Penulis 1, Penulis 2 & Penulis 3 | Judul Arikel
Lompat jauh juga begitu populer di kalangan pelajar. Di Indonesia, olahraga ini
dikompetisikan dalam Kejuaraan Nasional, Pekan Olahraga Nasional hingga Pekan
Olahraga Pelajar Nasional. Dalam gelaran SAC Indonesia tahun 2022, lompat jauh juga
menarik perhatian banyak orang. Baik pelajar baru maupun orang tua.
Sebagian besar kompetisi dan kejuaraan lompat jauh memberikan kesempatan atlet untuk
melakukan enam lompatan percobaan. Meskipun begitu, masih ada beberapa kompetisi
yang memberikan jumlah percobaan lebih sedikit. Jika dalam lompat jauh hasil berakhir
seri, atlet dengan jarak terbaik berikutnya dinyatakan sebagai pemenang.
lompat jauh dalam cabang olahraga atletik membutuhkan kecepatan, kekuatan dan
kelincahan. Pasalnya, tahap pertama dalam lompat jauh mengharuskan atlet untuk berlari
di landasan pacu dan melompat ke lubang pasir. Sebelum itu, atlet juga harus melakukan
tolakan di papan lepas landas.
Di Indonesia, ada beberapa nama yang berjaya di kompetisi lompat jauh. Baik
dalam kompetisi nasional maupun internasional. Yakni Maria Natalia Londa untuk kategori
putri dan Sapwaturrahman untuk kategori putra. Keduanya sering mewakili Indonesia di
SEA Games dan Asian Games
3
Sports Review Journal
Sejarah lompat jauh dapat ditelusuri kembali dari zaman Yunani Kuno. Nomor
tersebut pertama kali menjadi salah satu kompetisi dalam Pentathlon di Olimpiade kuno.
Menurut jurnal yang dirilis oleh Thomas Deacon Academy, lompat jauh lahir karena
mencerminkan kebiasaan peradaban kuno menyeberangi rintangan seperti sungai dan
jurang.
Di masa lalu, atlet hanya diperbolehkan melakukan start lari singkat. Selain itu, atlet harus
membawa beban di masing-masing tangan. Yang disebut halteres, dengan berat antara 1
dan 4,5 kg. Bobot ini diayunkan ke depan saat atlet melompat untuk melakukannya
meningkatkan momentum.
Lompat jauh pertama kali diperlombakan dalam Olimpiade sejak 1896. Namun, saat itu
hanya kategori putra yang digelar. Lompat jauh Olimpiade wanita perdana berlangsung
pada tahun 1948 dan atlet dari lima negara berbeda telah meraih emas dalam acara
tersebut. Yakni Eropa, Amerika Utara, Amerika Selatan, Afrika dan Oseania.
Menurut cara melakukanteknik dasar lompat jauh yang dipublikasikan oleh Nebraska
Coaches Association, untuk melakukan lompat jauh, seorang atlet harus melewati empat
tahapan: Yakni approach, take off, flight dan landing.
Approach adalah tahap awal lari yang digunakan atlet untuk membangun
kecepatan. Sebagai teknik dasar dalam lompat jauh, gerakan awal ini sangat menentukan
hasil akhir lompatan. Peserta lompat jauh disarankan berlari sekencang-kencangnya untuk
mendapat jarak lompatan maksimal. Untuk melakukan ini, tahapan lari dalam lompat jauh
memakai start berdiri.
Kedua adalah take off. Setelah berlari, peserta lompat jauh akan melakukan
tolakan. Gerakan ini dilakukan pada papan lepas landas yang berada di ujung lintasan run
up. Setelah berlari sekencang-kencangnya, pelompat jauh dapat menempatkan satu kaki
pada papan lepas landas untuk menyokong beban tubuh sebelum melompat.
Panjang tungkai adalah jarak vertikal antara telapak kaki sampai dengan pangkal
paha yang diukur dengan cara berdiri tegak. Panjang tungkai sebagai bagian dari postur
tubuh memiliki hubungan yang sangat erat kaitannya sebagai penolak disaat melakukan
lari dan lompatan.
Penulis 1, Penulis 2 & Penulis 3 | Judul Arikel
METODE
Tempat penelitian lapangan kampus STKIP YPUP Makassar, Jalan Andi tondro Makassar
Sulawesi Selatan, Waktu penelitian bulan Februari 2023
5
Sports Review Journal
2. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel terikat adalah variabel yang keadaannya dipengaruhi oleh variabel bebas.
Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel bebas yaitu panjang tungkai (X1)
b. Koordinasi mata kaki (X2)
c. kekuatan otot tungkai (X3)
d. Variabel terikat yaitu kemampuan lompat jauh gaya jongkok
3. Populasi dan sampel
a. Pupulasi
Setalah seluruh data penelitian terkumpul yakni kecepatan dan daya ledak otot tungkai
terhadap kemampuan lompat jauh. Dalam penelitan untuk menguji hipotesis yang
diajukan. Maka data tersebut disusun, diolah dan dianalisis dengan mengunakan analisis
statistic dengan bantuan komputer program SPSS
HASIL
Gambaran mengenai karakteristik setiap variabel penelitian diperoleh
melalui analisis deskriptif. Adapun analisis deskriptif secara keseluruhan disajikan
dalam bentuk tabel berikut ini.
Tabel 4.2
Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
St df Si St df Si
atistic g. atistic g.
Panjang Tungkai .2 3 .0 .9 3 .1
14 0 01 67 0 91
Koordinasi Mata Kaki .2 3 .0 .9 3 .2
75 0 00 10 0 90
kekuatan Otot Tungkai .1 3 .0 .9 3 .2
88 0 08 99 0 98
Kemampuan Lompat .1 3 .0 .9 3 .1
Jauh 92 0 06 60 0 51
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber : Hasil Uji SPSS Versi 25
7
Sports Review Journal
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa antara Koordinasi Mata Kaki dengan
Kemampuan Lompat Jauh terdapat koefisien korelasi (r) sebesar 0,418 dengan
signifikansi 0,021. Hal tersebut berarti bahwa ada korelasi positif antara koordinasi
Penulis 1, Penulis 2 & Penulis 3 | Judul Arikel
mata kaki dengan kemampuan lompat jauh dengan tingkat hubungan sedang, dan
korelasi tersebut signifikan karena p < 0, 05 (0,021< 0,05).
Kolerasi Kekutan Otot Tungkai dengan Kemampuan Lompat Jauh
kekuatan Kemampua
Otot Tungkai n Lompat Jauh
Pearson 1 .455*
Correlation
kekuatan Otot Tungkai .012
Sig. (2-tailed)
N 30 30
Pearson .455* 1
Correlation
Kemampuan Lompat Jauh .012
Sig. (2-tailed)
N 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa antara kekuatan otot tungkai dengan
hasil kemampuan lompat jauh terdapat koefisien korelasi (r) sebesar 0,455 dengan
signifikansi 0,012. Hal tersebut berarti bahwa ada korelasi positif antara kekuatan
otot tungkai dengan kemampuan lompat jauh dengan tingkat hubungan sedang, dan
korelasi tersebut signifikan karena p < 0,05 (0,012< 0,05).
Panjang tungkai adalah jarak vertikal antara telapak kaki sampai dengan
pangkal paha yang diukur dengan cara berdiri tegak. Panjang tungkai sebagai
bagian dari postur tubuh memiliki hubungan yang sangat erat kaitannya sebagai
penolak disaat melakukan lari dan lompatan.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai r sebesar korelasi (r) sebesar
0,491 dengan signifikansi 0,491 > 0,05. Hal tersebut berarti bahwa tidak ada
korelasi (kolerasi negatif) antara panjang tungkai dengan kemampuan lompat jauh
dengan tingkat hubungan sedang, dan korelasi tersebut signifikan karena p < 0,05
(0,491< 0,05).
Hasil ini sesuai dengan rumampuk dkk (2016) dengan judul “Hubungan
Panjang Tungkai Dengan KemampuanLompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Kelas X
SmaNegeri 9 Binsus Manado”. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa hubungan
yang signifikanantara panjang tungkai dengan kemampuan lompat jauh gaya
9
Sports Review Journal
Hasil ini sesuai hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Heynoek
dkk (2016) dengan judul “Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai Dengan
Kemampuan Lompat Jauh”. Salah satu faktor penentu jauhnya lompatan dalam
olahraga lompat jauh salah satunya adalah kekuatan otot tungkai. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) hubungan yang signifikan antara
kekuatan otot tungkai dengan kemampuan lompat jauh gaya jongkok (2) untuk
mengetahui besarnya sumbangan variabel kekuatan otot tungkai terhadap
kemampuan lompat jauh gaya jongkok. Adapun hasil penelitian yang diperoleh,
terdapat hubungan antara variabel kekuatan otot tungkai dan kemampuan lompat
jauh, dan terdapat hubungan yang signifikan antara kedua variabel
tersebut.Disimpulkan bahwa besarnya sumbangan efektivitasnya sebesar 38,5%
sehingga diharapkan bagi guru olahraga untuk meningkatkan prestasi lompat jauh
disarankan untuk melatih kekuatan otot tungkai
SIMPULAN
1. Ada hubungan korelasi antara panjang tungkai dengan hasil lompat jauh gaya
jongkok dilihat dari koefisien korelasi (r) sebesar 0,491 dengan signifikansi 0,031 <
0,05. Hal tersebut berarti bahwa terdapat korelasi antara panjang tungkai dengan
kemampuan lompat jauh dengan tingkat hubungan sedang, dan korelasi tersebut
signifikan karena p <0,05 (0,000 < 0,05).
2. Ada hubungan kolersi antara koordinasi mata kaki dengan kemampuan lompat
jauh dilihat dari nilai korelasi (r) sebesar 0,418 dengan signifikansi 0,021. Hal
tersebut berarti bahwa ada korelasi positif antara koordinasi mata kaki dengan
kemampuan lompat jauh dengan tingkat hubungan sedang, dan korelasi tersebut
signifikan karena p < 0, 05 (0,021 < 0,05).
3. Ada hubungan besaran kolerasi antara kekuatan otot tungkai dengan hasil
kemampuan lompat jauh terdapat koefisien korelasi (r) sebesar 0,455 dengan
signifikansi 0,012. Hal tersebut berarti bahwa ada korelasi positif antara kekuatan
otot tungkai dengan kemampuan lompat jauh dengan tingkat hubungan sedang,
dan korelasi tersebut signifikan karena p < 0,05 (0,012 < 0,05).
11
Sports Review Journal
REFERENSI
Pambudi, M. I., Winarno, M. E., & Dwiyogo, W. D. (2019). Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
pendidikan jasmani olahraga kesehatan. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan
Pengembangan, 4(1), 110-116.
Taqwim, R. I., Winarno, M. E., & Roesdiyanto, R. (2020). Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan Kesehatan. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 5(3), 395-
400.
Tanos, C. M., Moningka, M., & Rumampuk, J. F. (2016). Hubungan panjang tungkai dengan kemampuan
lompat jauh gaya jongkok siswa kelas X SMA Negeri 9 Binsus Manado. Jkk (Jurnal Kedokteran
Klinik), 1(1), 49-54.
Yani, A. (2015). Pengaruh Metode Latihan Sirkuit, Metode Konvensional dan Motivasi Berprestasi
TerhSadap Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok. Primary: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, 4(2), 134-142.
Ali Khafidin, S. (2015). Meningkatkan Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Melalui Permainan Jump
Box. Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations, 4(8), 1983-1987.
Ikhsan, N. (2017). Hubungan Motivasi Kerja Dengan Kinerja Guru Pendidikan Jasmani Olahraga Dan
Kesehatan Dalam Pengelolaan Pembelajaran. Jurnal MensSana, 2(1), 55-64.
SLAMET, A. (2012). Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga Dan Kesehatan Berdasarkan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Studi Etnografi di SMK Bhina Karya Karanganyar) (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Wisahati, A. S., & Santosa, T. (2010). Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Pusat Perbukuan
Kementrian Pendidikan, Jakarta.
Sobarna, A., Hambali, S., & Koswara, L. (2020). Hubungan tingkat kebugaran jasmani dan persepsi siswa
terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Jurnal Master Penjas &
Olahraga, 1(1), 1-11.
Qomarrullah, R. I. (2015). Model Aktivitas Belajar Gerak Berbasis Permainan Sebagai Materi Ajar Pendidikan
Jasmani. Journal of Physical Education, Health and Sport, 2(2), 76-88.
Nur, A. (2019). Pengaruh Latihan Lompat Rintangan terhadap Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok
pada Siswa Putra SMP Negeri 1 Luwuk. Jurnal Pendidikan Olahraga, 9(1), 1-8.
Fauqi, A. (2021). Pengaruh Explosive Power Otot Tungkai Terhadap Kemampuan Take off Lompat Jauh
Mahasiswa Penjaskesrek. Ainara Journal (Jurnal Penelitian dan PKM Bidang Ilmu
Pendidikan), 2(1), 49-58.
Wisahati, A. S., & Santosa, T. (2010). Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Pusat Perbukuan
Kementrian Pendidikan, Jakarta.
13