Anda di halaman 1dari 19

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

Jurnal SPORTIF: Jurnal Penelitian Pembelajaran


Vol. 6 No. 1, April 2020, hlm. 145-156

https://doi.org/10.29407/js_unpgri.v6i1.14001

Analisis olahraga aerobik dan berbasis biomekanika anaerobik


Analisis latihan aerobik dan anaerobik berbasis biomekanik
Topo Suhartoyo1, Mohammad Nanang Himawan Kusuma2, Didik
Rilastiyo Budi3, & Arfin Deri Listiandi4
1,2,3,4Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman, Jl. Profesor DR. HR Boenyamin No.708, Dukuhbandong,
Grendeng, Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah, 53122, Indonesia.

Diterima: 29 November 2019; Revisi: 2 Januari 2020; Diterima: 24 Maret 2020


Abstrak
Biomekanika merupakan kajian ilmu yang fokus pada penerapan dan meliputi
analisis hukum, bentuk dan jenis gerakan. Nomor lari 100 meter dan 1.600 meter
mempunyai karakteristik gerak yang berbeda, hal ini dapat dilihat dari sudut
lengan, kekakuan dan togok. Penelitian ini bertujuan menganalisis gerak
olahraga aerobik dan anaerobik berdasarkan analisis biomekanika. Metodologi
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Teknik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Populasi penelitian
mahasiswa PJKR UNSOED berjumlah 60 mahasiswa. Teknik analisis data
menggunakan software kinovea. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sudut
tubuh untuk nomor lari 1.600 meter menunjukkan besar sudut tubuh sebesar
138 , sudut kekakuan sebesar 132 dan ayunan lengan sebesar 67 .
Sedangkan nomor lari 100 meter menunjukkan besar sudut tubuh sebesar 117 ,
sudut kesepakatan sebesar 137 dan ayunan lengan sebesar 65 . Kesimpulan
dari penelitian ini adalah deskripsi besar sudut tubuh nomor lari 100 meter lebih
condong ke depan sebesar 20°dibandingkan nomor lari 1.600 meter, sudut
penyangga nomor lari 100 meter lebih kecil sebesar 5°, ayunan lengan nomor lari
100 meter lebih kecil sebesar 2° dan software kinovea dapat digunakan dan
mampu memberikan data yang jelas berdasarkan analisis biomekanik.
Kata kunci: aerobik, anaerobik, atletik, biomekanika, kinovea.

Abstrak
Biomekanika adalah studi ilmu yang berfokus pada penerapan dan analisis
hukum, bentuk dan jenis gerakan. Lari 100 meter dan lari 1.600 meter memiliki
karakteristik gerak yang berbeda menurut sudut badan, lengan dan kaki.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gerak latihan aerobik dan anaerobik
berdasarkan analisis biomekanik. Metodologi penelitian menggunakan jenis
penelitian deskriptif kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan
purposive sampling. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan
Jasmani, Olahraga, Kesehatan dan Rekreasi (PJKR) Universitas Jenderal
Sudirman (UNSOED) yang berjumlah 60 orang. Teknik analisis data
menggunakan software kinovea. Hasil menunjukkan lari 1600 meter mencatat
sudut badan 138°, sudut tungkai 132° dan sudut ayun lengan 67°. Sedangkan lari
100 meter menunjukkan sudut badan 117°, sudut tungkai 137° dan sudut ayun
lengan 65°. Karena itu, penelitian ini menyimpulkan bahwa gambaran sudut
badan lari 100 meter adalah condong 20° ke depan dibandingkan lari 1.600
meter, sudut kaki lari 100 meter lebih kecil 5° dibandingkan lari 1.600 meter, dan
lengan ayun lari 100 meter lebih kecil. lebih kecil 2° dibandingkan lari 1.600
meter. Selanjutnya, perangkat lunak kinovea

Penulis korespondensi: Topo Suhartoyo, Universitas Jenderal Soedirman, Indonesia.


Surel:topo_suhartoyo@yahoo.co.id

Jurnal SPORTIF: Jurnal Penelitian Pembelajaran dilisensikan di bawah aCreative Commons


Jurnal SPORTIF: Jurnal Penelitian Pembelajaran
Vol. 6 No. 1, April 2020, hlm. 145-156
Lisensi Internasional Atribusi-BerbagiSerupa 4.0.
Topo Suhartoyo, M. Nanang Himawan Kusuma, Didik Rilastiyo Budi, & Arfin Deri Listiandi
Analisis olahraga aerobik dan berbasis biomekanika anaerobik

memiliki kemampuan untuk menyediakan data yang jelas berdasarkan analisis


biomekanik.
Kata kunci: aerobik, anaerobik, atletik, biomekanik, kinovea.

PERKENALAN
Studi ilmiah tentang analisis biomekanik pada lari jarak pendek dan
jarak jauh harus ditingkatkan dan melibatkan penerapan yang canggih
untuk membantu analisis menyeluruhnya. Selain itu, ras tersebut memiliki
karakteristik yang berbeda. Namun masih ada yang menganggap bahwa
semua ras itu sama dengan melihat ayunan lengan, sudut kaki dan
kemiringan badan. Biomekanika merupakan kajian ilmiah yang mampu
menjembatani permasalahan yang berkaitan dengan gerakan tubuh
secara jelas.Kusuma (2019)menyatakan Latihan biomekanik diartikan
sebagai ilmu yang menerapkan prinsip-prinsip mekanika pada struktur
tubuh manusia saat melakukan latihan.
Salah satu metode untuk membantu atlet membentuk dan
mengotomatiskan gerakan pada perlombaan, sesuai dengan prinsip
gerak, adalah dengan menggunakan analisis biomekanik saat melakukan
gerakan tertentu. Latihan biomekanik adalah ilmu yang menerapkan
prinsip mekanik pada struktur fisik manusia saat berolahraga. Studi
biomekanika bertujuan untuk mengidentifikasi bakat, melatih keterampilan
teknis, mengevaluasi keterampilan teknis, dan memberikan perawatan
untuk pemulihan. Hasil analisis bermanfaat khususnya bagi pelatih, guru,
fisioterapis, dan praktisi olahraga.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis, mendeskripsikan, dan
menyempurnakan penelitian yang berkaitan dengan analisis biomekanik
lari 100 meter dan lari 1.600 meter. Analisis didasarkan pada data video
dan foto yang menangkap sudut tubuh saat berlari. Sehingga data
dianalisis dengan software kinovea yang berfokus pada analisis sudut
lengan, tungkai, dan tubuh saat berlari. Ketiga komponen tersebut
membentuk sudut ideal untuk dilakukan baik pada lari 100 meter maupun
lari 1.600 meter.
Kemampuan fisik manusia terbagi menjadi kemampuan anaerobik
dan aerobik. Kemampuan anaerobik yang tinggi memungkinkan
seseorang melakukan gerakan sederhana hingga keras berulang kali.
https://doi.org/10.29407/js_unpgri.v6i1.14001
146 6 (1) 2020 | 145-156
Topo Suhartoyo, M. Nanang Himawan Kusuma, Didik Rilastiyo Budi, & Arfin Deri Listiandi
Analisis olahraga aerobik dan berbasis biomekanika anaerobik

Kemampuan aerobik menunda tingkat kelelahan dan membantu


pemulihan secara menyeluruh. Latihan fisik pada dasarnya adalah upaya
untuk menaikkan batas kemampuan maksimal seseorang.

https://doi.org/10.29407/js_unpgri.v6i1.14001
147 6 (1) 2020 | 145-156
Jurnal SPORTIF: Jurnal Penelitian Pembelajaran, 6 (1) 2020 | 145-156
ISSN :2477-3379(On line)
ISSN: 2548-7833(Mencetak)

Palar, Wongkar, & Ticoalu (2015)menyatakan bahwa senam


aerobik adalah latihan yang membutuhkan oksigen untuk membentuk
energi secara terus menerus, dengan melibatkan otot-otot besar
khususnya otot kaki, pada intensitas latihan 60%-90% dari Maximal Heart
Rate (MHR) dan 50%-85% penggunaan oksigen selama 20-50 menit.
Syahputra (2017) menyatakan aktivitas fisik aerobik dan anaerobik
berdampak pada peningkatan volume trombosis, tetapi peningkatan yang
dipengaruhi oleh aktivitas aerobik atau anaerobik tidak memiliki
perbedaan.Harahap & Pahutar (2017)keadaan aktivitas fisik aerobik dan
anaerobik berdampak pada peningkatan volume leukosis, namun
peningkatan yang dipengaruhi oleh aktivitas aerobik atau anaerobik tidak
memiliki perbedaan.Sukmaningtyas (2002) menyatakan aktivitas aerobik
tidak berdampak pada tekanan sistolik dan kecepatan reaksi. Sedangkan
aktivitas anaerobik tidak berdampak pada tekanan sistolik dan diastolik
tetapi berpengaruh pada kecepatan reaksi. Selain itu, aktivitas fisik
aerobik dan anaerobik juga memengaruhi tekanan darah, denyut nadi, dan
kecepatan reaksi.
Lari 1.600 meter mencerminkan karakteristik senam aerobik yang
sejalan dengan teori dasar dan variabel penelitian ini. Selain itu,
penggunaan kinovea pada penelitian lari 1.600 meter masih jarang.
Semoga hasil analisis ini memperkuat landasan teoritis lari 1.600 meter
dan mampu menginspirasi penelitian-penelitian selanjutnya tentang sistem
gerak dan energi.Ulum (2014) menunjukkan bahwa latihan interval pendek
meningkatkan daya tahan anaerobik.Nasrullah (2009) menyebutkan
bahwa latihan aerobik yang dikombinasikan dengan keterampilan teknis
khusus meningkatkan fungsi pernapasan kardio.
Kontraksi otot diperoleh melalui proses metabolisme. Di dalam
tubuh terdapat dua macam proses metabolisme, yaitu anaerobik dan
aerobik. Aktivitas anaerobik tanpa menggunakan oksigen, menghasilkan
tenaga yang langsung digunakan untuk menghasilkan kontraksi otot.
Aktivitas anaerobik intensitas tinggi tidak berlaku untuk durasi yang lama.
Hal ini menjadi salah satu dasar pemilihan variabel dalam penelitian; Lari
100 meter secara teoritis termasuk dalam jenis olahraga anarobik.

https://doi.org/10.29407/js_unpgri.v6i1.14001
147 6 (1) 2020 | 145-156
Topo Suhartoyo, M. Nanang Himawan Kusuma, Didik Rilastiyo Budi, & Arfin Deri Listiandi
Analisis olahraga aerobik dan berbasis biomekanika anaerobik

Biomekanika adalah studi ilmiah yang mempelajari gaya internal


dan eksternal yang bekerja pada tubuh manusia serta
dampaknya(Abdurrahmat, 2011). Kajian ini membutuhkan alur dan prinsip
gerak tubuh pada posisi persiapan, pelaksanaan dan akhir. Kualitas gerak
tubuh seseorang akan diamati secara detail, kemudian dianalisis secara
jelas (posisi tubuh) dengan melibatkan peralatan berupa kamera sehingga
menampilkan data secara detail.(Bartlett & Roger, 2007).
Kurniawan (2008) berteori biomekanika dapat dikelompokkan
menjadi 2, yaitu Kinematika dan Kinetik. Kinematika adalah ilmu yang
menjelaskan segala macam gerak dan tidak memperhatikan gaya-gaya
yang menyebabkan gerak. Sedangkan Kinetik adalah cabang mekanika
yang memperhitungkan gaya-gaya yang menghasilkan atau mengubah
gerak. Dengan demikian, perbedaan yang terdefinisi dengan baik ini
dibuat untuk menghindari kesalahan penggunaan dalam istilah
biomekanik.
Kinematika terdiri dari 2 bagian, linier dan sudut. Linier adalah
transformasi posisi tubuh dari suatu gerakan. Umumnya merupakan gerak
kecepatan dan percepatan, misalnya lari 100 meter dan lari estafet dalam
olahraga atletik. 2 gerakan ini mencerminkan prinsip biomekanik dari sisi
tubuh hingga kecepatan. Sedangkan angular adalah rotasi tubuh yang
menjelaskan proses perpindahan segmen tubuh ke segmen tubuh lainnya.
Lari jarak jauh atau lari 1,6 - 2,4 kilometer adalah contohnya. Olahraga
tersebut dapat diamati pada posisi ruas tubuh, berupa kemiringan tubuh
hingga ayunan kaki.perdana (2009) menjelaskan bahwa Kinetik dibagi
menjadi 2 divisi serupa; linear dan angular, tetapi implementasinya
berbeda. Gaya adalah prinsip dasar kinetik, tanpanya, tujuan gerakan
tidak jelas.

METODE
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilaksanakan
pada bulan Mei hingga Agustus 2018 di GOR Soesilo Soedirman,
Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED). Sampel dan populasi dalam
penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Pendidikan Jasmani Olahraga
Kesehatan dan Rekreasi (PJKR) angkatan 2017 Universitas Jenderal
https://doi.org/10.29407/js_unpgri.v6i1.14001
148 6 (1) 2020 | 145-156
Topo Suhartoyo, M. Nanang Himawan Kusuma, Didik Rilastiyo Budi, & Arfin Deri Listiandi
Analisis olahraga aerobik dan berbasis biomekanika anaerobik

Soedirman (UNSOED) yang berjumlah 60 orang.Sugiyono (2016)


menyebutkan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi terdiri

https://doi.org/10.29407/js_unpgri.v6i1.14001
149 6 (1) 2020 | 145-156
Jurnal SPORTIF: Jurnal Penelitian Pembelajaran, 6 (1) 2020 | 145-156
ISSN :2477-3379(On line)
ISSN: 2548-7833(Mencetak)

subjek atau objek yang memiliki jumlah dan karakteristik tertentu yang
ditentukan oleh peneliti untuk diamati dan disimpulkan. Teknik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling sehingga peneliti
dapat memilih sampel berdasarkan tujuan penelitian, keterbatasan waktu,
dan peralatan penelitian yang mendukung. Selanjutnya, analisis data
menggunakan perangkat lunak Kinovea. Software ini membantu untuk
mengetahui besarnya sudut yang dihasilkan oleh gerakan tubuh saat
berlari. Lari direkam ke dalam video dan diunggah ke perangkat lunak di
mana sudut yang dihasilkan dianalisis.
Proses pengambilan data awal dilakukan dengan melakukan tes lari
untuk membagi siswa menjadi kelompok aerobik dan anaerobik. Tes
pertama adalah lari 100 meter dalam 12 detik. Setelah itu, tes selanjutnya
adalah lari 1.600 meter dalam waktu 10,30 menit. Tes digelar pukul 15.30
hingga 17.10 di GOR Soesila Soedarman, Purwokerto.
Langkah selanjutnya adalah rekapitulasi setiap lomba sebagai
dasar penentuan kelompok. Secara spesifik, lari 100 meter dilakukan dua
kali untuk mendapatkan catatan waktu terbaik. Tes lari 1.600 kali
dilakukan hanya sekali dengan menyoroti waktu dan fisik responden.
Responden melakukan lari 100 meter terlebih dahulu dan
dilanjutkan dengan lari 1.600 meter. Setelah dilakukan pengujian, data
yang diperoleh direkapitulasi sebagai alat untuk menentukan pembagian
kelompok berdasarkan catatan waktu yang diperoleh. Tes pertama
menunjukkan sebanyak 30 siswa berhasil berlari dalam batas waktu 12,00
detik. Sayangnya, 30 siswa lainnya gagal menyelesaikan di bawah waktu
yang ditentukan, sehingga mereka dimasukkan ke dalam kelompok lari
1.600 meter. Tes dilakukan dalam sehari.
Elemen pertama yang akan dianalisis adalah sudut tungkai, posisi
tubuh, dan ayunan lengan. Ketiganya merupakan 3 prinsip dalam
membentuk gerakan lari. Fungsinya untuk memperkecil tekanan udara
atau angin yang memperlambat pergerakan.

HASIL
Analisis biomekanik teknik latihan dapat diklasifikasikan menjadi 2;
analisis kualitatif dan kuantitatif(Kusuma, 2019). Analisis kualitatif
https://doi.org/10.29407/js_unpgri.v6i1.14001
149 6 (1) 2020 | 145-156
Jurnal SPORTIF: Jurnal Penelitian Pembelajaran, 6 (1) 2020 | 145-156
ISSN :2477-3379(On line)
umumnya menggambarkan pengamatan, evaluasi, dan pengajaran.

https://doi.org/10.29407/js_unpgri.v6i1.14001
150 6 (1) 2020 | 145-156
Topo Suhartoyo, M. Nanang Himawan Kusuma, Didik Rilastiyo Budi, & Arfin Deri Listiandi
Analisis olahraga aerobik dan berbasis biomekanika anaerobik

Sedangkan analisis kuantitatif menyoroti pengukuran (waktu, kinematika,


energi, usaha, dan daya). Hasil akhir dari analisis biomekanik adalah
mendeskripsikan karakteristik prestasi olahraga yang diamati dan
dianalisis.
Pembagian kelompok sesuai dengan rangkaian awal tes lari 100
meter sebanyak dua kali dalam batas waktu 12,00 detik menghasilkan 2
kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok aerobik dengan batas
waktu 12,00 detik sebanyak 30 sampel. Kelompok kedua, kelompok
anaerob terdiri dari mereka yang menghabiskan waktu lebih dari 12,00

detik terdiri dari 30 sampel.

Gambar 1.Hasil analisis Kinovea untuk lari 100 meter

Penggunaan analisis Kinovea pada gambar 1 menghasilkan sudut


tungkai, badan, dan lengan pada lari 100 meter. Hal ini sejalan dengan
tujuan penelitian ini untuk dapat menganalisis sudut gerak saat berlari
pada lari 100 meter. Hasilnya dirangkum dalam tabel berikut;

Tabel 1.Hasil analisis biomekanik lari 100 meter


Posisi sudut
Kaki 137
Tubuh 117
Lengan 65

Berdasarkan tabel 1, sudut kaki 137° akan menghasilkan gaya


dorong atau ledakan saat berlari atau mencapai percepatan maksimum
dalam lari 100 meter. Badan miring 117° menunjukkan kemiringan yang
besar yang akan mempengaruhi hambatan angin yang disebabkan oleh
https://doi.org/10.29407/js_unpgri.v6i1.14001
150 6 (1) 2020 | 145-156
Topo Suhartoyo, M. Nanang Himawan Kusuma, Didik Rilastiyo Budi, & Arfin Deri Listiandi
Analisis olahraga aerobik dan berbasis biomekanika anaerobik

kecepatan lari. Sedangkan sudut lengan 65° berfungsi untuk

https://doi.org/10.29407/js_unpgri.v6i1.14001
151 6 (1) 2020 | 145-156
Jurnal SPORTIF: Jurnal Penelitian Pembelajaran, 6 (1) 2020 | 145-156
ISSN :2477-3379(On line)
ISSN: 2548-7833(Mencetak)

menjaga keseimbangan tubuh saat berlari dari awal sampai akhir. Hal ini
didukung dengan hasil penelitian yang menjelaskan bahwa ada hubungan
antara koordinasi pergelangan kaki, daya ledak otot tungkai dan
kepercayaan diri dengan hasil lari 100 meter.(Anggara, 2018).
Sedangkan hasil analisis lari 1.600 meter menggunakan software
kinovea sebagai berikut:

Gambar 2.Hasil Analisis Kinovea Lari 1.600 meter

Hasil analisis pada gambar 2 mengilustrasikan lari 1.600 meter


yang dilakukan oleh 30 sampel menurut kelompoknya, data yang
diperoleh dapat direkapitulasi pada tabel 2, sebagai berikut:

Meja 2.Rekap Analisis Biomekanik pada lari 1.600 meter


Posisi Sudut
kaki 132
Tubuh 138
Lengan 67

Dari hasil analisa, sudut kaki 132° membuat daya ledak lebih stabil
sehingga irama kaki dapat terjaga. Sudut tubuh 138° bertujuan untuk
menjaga dan menstabilkan sistem energi atau daya tahan saat berlari. Hal
ini terkait dengan tujuan dijalankannya tes tersebut, salah satunya untuk
mengetahui VO2Maks. Posisi lengan 67° dimaksudkan untuk menjaga
keseimbangan saat berlari. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
menyebutkan bahwa sistem energi yang digunakan pada lari 1.500 meter
adalah 50% anaerobik dan 50% aerobik.(Sumintarsih, 2001).

https://doi.org/10.29407/js_unpgri.v6i1.14001
151 6 (1) 2020 | 145-156
Topo Suhartoyo, M. Nanang Himawan Kusuma, Didik Rilastiyo Budi, & Arfin Deri Listiandi
Analisis olahraga aerobik dan berbasis biomekanika anaerobik

DISKUSI
Perangkat lunak Kinovea memungkinkan penelitian ini
menganalisis sudut komponen fisik yang mempengaruhi kualitas dan
kuantitas lari 100 meter dan 1.600 meter. Pertama, pembahasan
difokuskan pada hasil analisis lari 100 meter dengan memperhatikan
besar sudut lengan, badan dan kaki.
Sejalan dengan hasil penelitian, lari yang dilakukan subjek
penelitian mengikuti teknik lari seperti badan condong ke depan,
mengayunkan lengan membentuk sudut ± 90º berlawanan dengan
gerakan kaki.(Faizah & Herdyanto, 2019). Selanjutnya penelitian serupa
menunjukkan bahwa lari 100 meter dengan panjang langkah frekuensi
tertinggi 2,77 m dengan sudut 125º dicapai pada jarak 80 meter, dan
panjang langkah rata-rata 2,65 meter menghasilkan total frekuensi
langkah sebanyak 41 Langkah(Nurhayati 2019).
Hasil penelitian lainnya menyatakan bahwa pelari dapat
berakselerasi pada jarak 0-50 meter dengan nilai percepatan rata-rata
1,23 m/s, dan pada jarak 80-90 meter dengan nilai percepatan rata-rata
sebesar
1,23 m / dtk(Rahadian, 2019). Lari 100 meter dianalisis kemudian
dicanangkan dalam beberapa langkah sebagai berikut; langkah
percepatan (0-30 meter), percepatan maksimum (30-80 meter) dan 80-
100 meter (dipercepat).
Beberapa faktor yang berhubungan dengan kemampuan lari 100
meter adalah kaki, lengan dan kemiringan tubuh. Hasil penelitian
sebelumnya menunjukkan bahwa struktur tubuh (antropometri), tinggi
badan, berat badan dan lemak perut tidak berhubungan erat dengan hasil
lari 100 meter, karena atlet yang bertubuh tinggi memiliki langkah yang
panjang dan tidak memiliki akselerasi yang baik sehingga tidak
menguntungkan bagi mereka. . Berat badan dan lemak perut tidak
berhubungan erat dengan hasil lari 100 meter(Wira, 2014).
Penelitian lari 100 meter didominasi oleh faktor antropometri. Hasil
penelitian sejenis menyatakan bahwa ada hubungan yang sangat kuat
dan signifikan antara tinggi badan, berat badan dan kecepatan lari lari 100

https://doi.org/10.29407/js_unpgri.v6i1.14001
152 6 (1) 2020 | 145-156
Topo Suhartoyo, M. Nanang Himawan Kusuma, Didik Rilastiyo Budi, & Arfin Deri Listiandi
Analisis olahraga aerobik dan berbasis biomekanika anaerobik

meter.(Parwata, 2017). Ciri yang lebih dominan adalah lari 100 meter

https://doi.org/10.29407/js_unpgri.v6i1.14001
153 6 (1) 2020 | 145-156
Jurnal SPORTIF: Jurnal Penelitian Pembelajaran, 6 (1) 2020 | 145-156
ISSN :2477-3379(On line)
ISSN: 2548-7833(Mencetak)

lari adalah gerakan cepat sehingga diperlukan efisiensi dan efektivitas


tubuh. Sehingga faktor fisik seperti berat badan dan tinggi badan sangat
diperlukan untuk menunjang lari cepat.
Selanjutnya, penelitian memperkuat teori terkait Body Mass Index
(BMI) yang menyatakan bahwa semakin tinggi indeks massa tubuh,
semakin besar kekuatan genggaman tangan dan semakin lama waktu
tempuh yang dibutuhkan.(Hutomo & Budiharjo, 2015). Lari 100 meter
merupakan jenis aktivitas fisik dengan intensitas tinggi dan cepat. Hal ini
sesuai dengan penelitian yang membahas tentang sistem energi yang
menyatakan bahwa aktivitas fisik tingkat sedang dan tinggi dalam
meningkatkan aktivitas fisik mempengaruhi asupan energi dan
lemak.(Mulyadi, 2013).
Selain itu, terdapat perbedaan yang beragam yang dipengaruhi
oleh beberapa faktor antropometri dan sistem energi. Hal ini didukung
dengan rekomendasi penelitian yang menyatakan bahwa dalam lari 100
meter perlu diperhatikan 4 komponen kondisi fisik antara lain antropometri,
kekuatan otot tungkai, kecepatan reaksi, dan kelentukan.(Tisna, 2017).
Selain itu karakteristik latihan yang dilakukan oleh atlet dapat memberikan
kebiasaan atau otomatisasi lari yang dilakukan. Analisis ini merupakan
kajian yang dapat diterapkan untuk melihat sudut ideal setiap atlet agar
gerakan menjadi lebih efektif dan efisien.
Pada akhirnya penelitian ini mampu menjawab tujuan analisis lari
100 meter dengan kemiringan badan 117º, ayunan lengan 65º dan sudut
kaki 137º. Analisis ini mampu menggambarkan sudut lari 100 meter.
Dalam lari jenis ini diperlukan pencondongan tubuh untuk meminimalisir
tekanan angin yang dialami oleh pelari pada kecepatan maksimal. Ayunan
lengan diperlukan untuk meningkatkan dan menjaga keseimbangan
sedangkan tungkai diperlukan sebagai tumpuan saat berlari agar gerakan
lebih efektif dan efisien. Artinya semakin jauh jangkauan kaki akan
menghasilkan tenaga yang lebih cepat dan besar untuk menghasilkan
daya ledak kaki.
Selanjutnya, analisis lari 1.600 meter dijabarkan menjadi hasil sudut
kaki, badan dan lengan. Selain itu, lomba ini bertujuan untuk mengetahui

https://doi.org/10.29407/js_unpgri.v6i1.14001
153 6 (1) 2020 | 145-156
Jurnal SPORTIF: Jurnal Penelitian Pembelajaran, 6 (1) 2020 | 145-156
ISSN :2477-3379(On line)
kualitas sampel VO2Maks. Hal ini diperkuat dengan hasil

https://doi.org/10.29407/js_unpgri.v6i1.14001
154 6 (1) 2020 | 145-156
Topo Suhartoyo, M. Nanang Himawan Kusuma, Didik Rilastiyo Budi, & Arfin Deri Listiandi
Analisis olahraga aerobik dan berbasis biomekanika anaerobik

dari sebuah penelitian yang menyatakan bahwa lari 800 meter dan lari
1.500 meter mempengaruhi peningkatan VO2Maks, dan lari 1.500 meter
meningkatkan VO2Maks lebih banyak daripada lari 800 meter(Astrawan,
Parwata, & Budiawan, 2014).
Pada lari 1.600 meter, hasil data menyebutkan kemiringan tubuh
138º, ayunan lengan 67º, dan sudut kaki 132º. Data tersebut membuktikan
bahwa kemiringan tubuh tidak sekecil lari 100 meter karena hambatan
angin yang tidak terlalu besar sehingga pelari lebih berkonsentrasi pada
stabilitas dan meningkatkan kapasitas Vo2Maks. Hal ini diperkuat
denganPandangan Giriwijoyo (2017) bahwa peningkatan kapasitas
anaerobik meningkatkan daya tahan anaerobik dan pelari akan dapat
melakukan gerakan eksplosif yang lebih maksimal saat berlari. Sudut
lengan ayun berfungsi untuk menjaga tempo saat berlari. Sudut kaki
menjaga tempo gerak lari ini.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil uji lari dan penggunaan perangkat lunak kinovea,
diuraikan analisis biomekanik lari 100 meter dan lari 1.600 meter. Mereka
memiliki perbedaan posisi tubuh 20°. Perbedaan 2° arm swing pada jenis
lari tersebut tidak terlalu banyak karena arm swing berfungsi untuk
menjaga keseimbangan tubuh. Terakhir, selisih sudut kaki adalah 5°.
Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan sudut dan teknik
yang dilakukan oleh masing-masing kategori.

PENGAKUAN
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada seluruh dosen Jurusan
Pendidikan Jasmani, Olahraga, Kesehatan dan Rekreasi (PJKR)
Universitas Sudirman (UNSOED), tim metodologi atletik yang mengajar di
Jurusan Pendidikan Jasmani, Olahraga, Kesehatan dan Rekreasi (PJKR),
Universitas Sudirman (UNSOED). ), dan mahasiswa angkatan 2017 yang
bersedia menjadi subjek penelitian.

REFERENSI
Abdurrahmat, AS (2011). Analisis Biomekanik Pukulan Forehand pada
Olahraga Tenis. Jurnal Kesehatan & Olahraga, 2(2), 127-198.
https://doi.org/10.29407/js_unpgri.v6i1.14001
154 6 (1) 2020 | 145-156
Jurnal SPORTIF: Jurnal Penelitian Pembelajaran, 6 (1) 2020 | 145-156
ISSN :2477-3379(On line)
ISSN: 2548-7833(Mencetak)

Anggara, T. (2018). Hubungan Koordinasi Mata kaki, Daya Ledak Otot


Tungkai dan Percaya Diri dengan Hasil Lari Sprint 100 Meter pada
Atlet PPLP Bangka Belitung . Jurnal Ilmu Keolahragaan, 135 - 146.
Astrawan, IP, Parwata, IGLA, Budiawan, M., & Ked, S. (2014). Pengaruh
Pelatihan Lari 800 M Dan Lari 1500 M Terhadap Volume Oksigen
Maksimal (VO2MAKS). Jurnal Ilmu Keolahragaan Undiksha, 2(1).
Bartlett & Roger. (2007). Pengantar Biomekanika Olahraga Edisi Kedua:
Menganalisis Pola Gerakan Manusia. Paris: Taylor & Francis e-
Library.
Faizah, A., & Herdyanto, Y. (2019). Analisis Gerak Akselerasi Sprint 100
Meter (Studi pada Atlet Lari Sprint 100 Meter Putra Pelatnas B
Ditinjau dari Aspek Biomekanika). Jurnal Prestasi Olahraga, 1(1).
Giriwijoyo, S. (2017). Fisiologi Kerja Dan Olahraga. Jakarta: PT. Raja
Grafindo.
Harahap, NS, & Pahutar, UP (2017). Pengaruh Aktifitas Fisik Aerobik dan
Anaerobik Terhadap Jumlah Leukosit Pada Mahasiswa Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Medan. Sains Olahraga: Jurnal
Ilmiah Ilmu Keolahragaan, 1(2), 96-104.
Hutomo, GA, & Budiharjo, S. (2015). Korelasi Antara Indeks Massa Tubuh
dengan Kekuatan Genggam Tangan dan Waktu Tempuh Lari 100
Meter Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Sekolah Menengah Atas
Taruna Nusantara, Magelang, Jawa Tengah (Disertasi Doktor,
Universitas Gadjah Mada).
Kridasuwarso, B. (2016). Analisis Biomekanika Olahraga Dan Belajar
Motorik Pada Start Jongkok Lari Gawang. Dalam Prosiding Seminar
dan Lokakarya Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Jakarta, 1(1), 17-21.
Kurniawan, F. (2008). Analisis Secara Biomekanika Teknik Gerak Serang
dalam Anggar. Jurnal Universitas Negeri Yogyakarta.
Kusuma, MN (2019). Biomekanika Olahraga. Purwokerto: Pers Unsoed.
Mulyadi, CK (2013). Hubungan Antropometri, Aktivitas Fisik, dan
Pengetahuan Gizi dengan Asupan Energi dan Komposisi
Makronutrien pada Remaja. e-Journal Kedokteran Indonesia, 90-
99.
Nasrulloh, A. (2009). Pengaruh Latihan Aerobik Kombinasi Dengan Teknik
Terhadap Kemampuan Kardiorespirasi Efek Tekanan Udara
Terhadap Fisiologi Tubuh Atlet. MEDIKORA, (1).
Nurhayati, CDL (2019). Analisis Gerak Nomor Lari Sprint 100 Meter Putra
Cabang Olahraga Atletik (Studi Kasus Pada Usain Bolt Di
Kejuaraan International Association of Athletics Federation Berlin
Tahun 2009). Jurnal Kesehatan Olahraga, 7(1).

https://doi.org/10.29407/js_unpgri.v6i1.14001
155 6 (1) 2020 | 145-156
Topo Suhartoyo, M. Nanang Himawan Kusuma, Didik Rilastiyo Budi, & Arfin Deri Listiandi
Analisis olahraga aerobik dan berbasis biomekanika anaerobik

Palar, CM, Wongkar, D., & Ticoalu, SH (2015). Manfaat latihan olahraga
aerobik terhadap kebugaran fisik manusia. eBiomedik, 3(1).
Parwata, IMY (2017). Hubungan Tinggi Badan dan Berat Badan terhadap
Kecepatan Lari 100 Meter Mahasiswa Putra Fpok IKIP PGRI Bali.
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi, 3(2), 19-27.
Perdana, A. (2009). Aplikasi Analisis Biomekanik Untuk menghadirkan
Kemampuan Belari Atlet Lari. Skripsi Program Studi Teknik
Informatika.
Rahadian, A. (2019). Aplikasi Analisis Biomekanika (Kinovea Software)
Untuk mengembangkan Kemampuan Lari Jarak Pendek (100 M)
Mahasiswa PJKR Unsur. Jurnal OLAHRAGA, 3(1), 1-8.
Sari, RM (2015). Aplikasi Biomekanika Nomor Lari 100 Meter Cabang
Olahraga Atletik. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 21(81).
Sugiyono. (2016). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabet.Sukmaningtyas, H. (2002). Pengaruh Latihan Aerobik dan
Anaerobik
TerhadapSistemKardiovaskulerdanKecepatanReaksi.

eprints.undip.
Sumintarsih, S., & Tri, S. (2001). Sistem energi dan metode latihan lari
1500 meter. Majalah Ilmiah Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Yogyakarta, 7, 1-12.
Syahputra, TH (2017). Pengaruh Aktifitas Fisik Aerobik dan Anaerobik
Terhadap Jumlah Trombosit Pada Mahasiswa Ilmu Keolahragaan
2015 Universitas Negeri Medan (Disertasi doktor, UNIMED).
Tisna, GD (2018). Profil Antropometrik, Kekuatan Otot Tungkai,
Kecepatan Reaksi dan Fleksibilitas pada Atlet Lari 100 Meter.
PENJAKORA JURNAL, 4(2), 46-57.
Ulum, MF (2014). Pengaruh Latihan Interval Pendek Terhadap
Peningkatan Daya Tahan Anaerobik. Jurnal Kesehatan Olahraga,
2(1).
Wira, U. (2014). Studi Analisis Struktur Tubuh (Antropometrik) Terhadap
Lari Sprint 100m Pelari Jarak Pendek PPLP dan PPLM Jawa Barat
(Disertasi doktor, Universitas Pendidikan Indonesia).
Zuhdi, MS (2013). Analisis Gerak Lari Sprint 60 Meter Secara
Biomekanika. Jurnak Kesehatan Olahraga, 1(2).

https://doi.org/10.29407/js_unpgri.v6i1.14001
156 6 (1) 2020 | 145-156

Anda mungkin juga menyukai