com
https://doi.org/10.29407/js_unpgri.v6i1.14001
Abstrak
Biomekanika adalah studi ilmu yang berfokus pada penerapan dan analisis
hukum, bentuk dan jenis gerakan. Lari 100 meter dan lari 1.600 meter memiliki
karakteristik gerak yang berbeda menurut sudut badan, lengan dan kaki.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gerak latihan aerobik dan anaerobik
berdasarkan analisis biomekanik. Metodologi penelitian menggunakan jenis
penelitian deskriptif kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan
purposive sampling. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan
Jasmani, Olahraga, Kesehatan dan Rekreasi (PJKR) Universitas Jenderal
Sudirman (UNSOED) yang berjumlah 60 orang. Teknik analisis data
menggunakan software kinovea. Hasil menunjukkan lari 1600 meter mencatat
sudut badan 138°, sudut tungkai 132° dan sudut ayun lengan 67°. Sedangkan lari
100 meter menunjukkan sudut badan 117°, sudut tungkai 137° dan sudut ayun
lengan 65°. Karena itu, penelitian ini menyimpulkan bahwa gambaran sudut
badan lari 100 meter adalah condong 20° ke depan dibandingkan lari 1.600
meter, sudut kaki lari 100 meter lebih kecil 5° dibandingkan lari 1.600 meter, dan
lengan ayun lari 100 meter lebih kecil. lebih kecil 2° dibandingkan lari 1.600
meter. Selanjutnya, perangkat lunak kinovea
PERKENALAN
Studi ilmiah tentang analisis biomekanik pada lari jarak pendek dan
jarak jauh harus ditingkatkan dan melibatkan penerapan yang canggih
untuk membantu analisis menyeluruhnya. Selain itu, ras tersebut memiliki
karakteristik yang berbeda. Namun masih ada yang menganggap bahwa
semua ras itu sama dengan melihat ayunan lengan, sudut kaki dan
kemiringan badan. Biomekanika merupakan kajian ilmiah yang mampu
menjembatani permasalahan yang berkaitan dengan gerakan tubuh
secara jelas.Kusuma (2019)menyatakan Latihan biomekanik diartikan
sebagai ilmu yang menerapkan prinsip-prinsip mekanika pada struktur
tubuh manusia saat melakukan latihan.
Salah satu metode untuk membantu atlet membentuk dan
mengotomatiskan gerakan pada perlombaan, sesuai dengan prinsip
gerak, adalah dengan menggunakan analisis biomekanik saat melakukan
gerakan tertentu. Latihan biomekanik adalah ilmu yang menerapkan
prinsip mekanik pada struktur fisik manusia saat berolahraga. Studi
biomekanika bertujuan untuk mengidentifikasi bakat, melatih keterampilan
teknis, mengevaluasi keterampilan teknis, dan memberikan perawatan
untuk pemulihan. Hasil analisis bermanfaat khususnya bagi pelatih, guru,
fisioterapis, dan praktisi olahraga.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis, mendeskripsikan, dan
menyempurnakan penelitian yang berkaitan dengan analisis biomekanik
lari 100 meter dan lari 1.600 meter. Analisis didasarkan pada data video
dan foto yang menangkap sudut tubuh saat berlari. Sehingga data
dianalisis dengan software kinovea yang berfokus pada analisis sudut
lengan, tungkai, dan tubuh saat berlari. Ketiga komponen tersebut
membentuk sudut ideal untuk dilakukan baik pada lari 100 meter maupun
lari 1.600 meter.
Kemampuan fisik manusia terbagi menjadi kemampuan anaerobik
dan aerobik. Kemampuan anaerobik yang tinggi memungkinkan
seseorang melakukan gerakan sederhana hingga keras berulang kali.
https://doi.org/10.29407/js_unpgri.v6i1.14001
146 6 (1) 2020 | 145-156
Topo Suhartoyo, M. Nanang Himawan Kusuma, Didik Rilastiyo Budi, & Arfin Deri Listiandi
Analisis olahraga aerobik dan berbasis biomekanika anaerobik
https://doi.org/10.29407/js_unpgri.v6i1.14001
147 6 (1) 2020 | 145-156
Jurnal SPORTIF: Jurnal Penelitian Pembelajaran, 6 (1) 2020 | 145-156
ISSN :2477-3379(On line)
ISSN: 2548-7833(Mencetak)
https://doi.org/10.29407/js_unpgri.v6i1.14001
147 6 (1) 2020 | 145-156
Topo Suhartoyo, M. Nanang Himawan Kusuma, Didik Rilastiyo Budi, & Arfin Deri Listiandi
Analisis olahraga aerobik dan berbasis biomekanika anaerobik
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilaksanakan
pada bulan Mei hingga Agustus 2018 di GOR Soesilo Soedirman,
Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED). Sampel dan populasi dalam
penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Pendidikan Jasmani Olahraga
Kesehatan dan Rekreasi (PJKR) angkatan 2017 Universitas Jenderal
https://doi.org/10.29407/js_unpgri.v6i1.14001
148 6 (1) 2020 | 145-156
Topo Suhartoyo, M. Nanang Himawan Kusuma, Didik Rilastiyo Budi, & Arfin Deri Listiandi
Analisis olahraga aerobik dan berbasis biomekanika anaerobik
https://doi.org/10.29407/js_unpgri.v6i1.14001
149 6 (1) 2020 | 145-156
Jurnal SPORTIF: Jurnal Penelitian Pembelajaran, 6 (1) 2020 | 145-156
ISSN :2477-3379(On line)
ISSN: 2548-7833(Mencetak)
subjek atau objek yang memiliki jumlah dan karakteristik tertentu yang
ditentukan oleh peneliti untuk diamati dan disimpulkan. Teknik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling sehingga peneliti
dapat memilih sampel berdasarkan tujuan penelitian, keterbatasan waktu,
dan peralatan penelitian yang mendukung. Selanjutnya, analisis data
menggunakan perangkat lunak Kinovea. Software ini membantu untuk
mengetahui besarnya sudut yang dihasilkan oleh gerakan tubuh saat
berlari. Lari direkam ke dalam video dan diunggah ke perangkat lunak di
mana sudut yang dihasilkan dianalisis.
Proses pengambilan data awal dilakukan dengan melakukan tes lari
untuk membagi siswa menjadi kelompok aerobik dan anaerobik. Tes
pertama adalah lari 100 meter dalam 12 detik. Setelah itu, tes selanjutnya
adalah lari 1.600 meter dalam waktu 10,30 menit. Tes digelar pukul 15.30
hingga 17.10 di GOR Soesila Soedarman, Purwokerto.
Langkah selanjutnya adalah rekapitulasi setiap lomba sebagai
dasar penentuan kelompok. Secara spesifik, lari 100 meter dilakukan dua
kali untuk mendapatkan catatan waktu terbaik. Tes lari 1.600 kali
dilakukan hanya sekali dengan menyoroti waktu dan fisik responden.
Responden melakukan lari 100 meter terlebih dahulu dan
dilanjutkan dengan lari 1.600 meter. Setelah dilakukan pengujian, data
yang diperoleh direkapitulasi sebagai alat untuk menentukan pembagian
kelompok berdasarkan catatan waktu yang diperoleh. Tes pertama
menunjukkan sebanyak 30 siswa berhasil berlari dalam batas waktu 12,00
detik. Sayangnya, 30 siswa lainnya gagal menyelesaikan di bawah waktu
yang ditentukan, sehingga mereka dimasukkan ke dalam kelompok lari
1.600 meter. Tes dilakukan dalam sehari.
Elemen pertama yang akan dianalisis adalah sudut tungkai, posisi
tubuh, dan ayunan lengan. Ketiganya merupakan 3 prinsip dalam
membentuk gerakan lari. Fungsinya untuk memperkecil tekanan udara
atau angin yang memperlambat pergerakan.
HASIL
Analisis biomekanik teknik latihan dapat diklasifikasikan menjadi 2;
analisis kualitatif dan kuantitatif(Kusuma, 2019). Analisis kualitatif
https://doi.org/10.29407/js_unpgri.v6i1.14001
149 6 (1) 2020 | 145-156
Jurnal SPORTIF: Jurnal Penelitian Pembelajaran, 6 (1) 2020 | 145-156
ISSN :2477-3379(On line)
umumnya menggambarkan pengamatan, evaluasi, dan pengajaran.
https://doi.org/10.29407/js_unpgri.v6i1.14001
150 6 (1) 2020 | 145-156
Topo Suhartoyo, M. Nanang Himawan Kusuma, Didik Rilastiyo Budi, & Arfin Deri Listiandi
Analisis olahraga aerobik dan berbasis biomekanika anaerobik
https://doi.org/10.29407/js_unpgri.v6i1.14001
151 6 (1) 2020 | 145-156
Jurnal SPORTIF: Jurnal Penelitian Pembelajaran, 6 (1) 2020 | 145-156
ISSN :2477-3379(On line)
ISSN: 2548-7833(Mencetak)
menjaga keseimbangan tubuh saat berlari dari awal sampai akhir. Hal ini
didukung dengan hasil penelitian yang menjelaskan bahwa ada hubungan
antara koordinasi pergelangan kaki, daya ledak otot tungkai dan
kepercayaan diri dengan hasil lari 100 meter.(Anggara, 2018).
Sedangkan hasil analisis lari 1.600 meter menggunakan software
kinovea sebagai berikut:
Dari hasil analisa, sudut kaki 132° membuat daya ledak lebih stabil
sehingga irama kaki dapat terjaga. Sudut tubuh 138° bertujuan untuk
menjaga dan menstabilkan sistem energi atau daya tahan saat berlari. Hal
ini terkait dengan tujuan dijalankannya tes tersebut, salah satunya untuk
mengetahui VO2Maks. Posisi lengan 67° dimaksudkan untuk menjaga
keseimbangan saat berlari. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
menyebutkan bahwa sistem energi yang digunakan pada lari 1.500 meter
adalah 50% anaerobik dan 50% aerobik.(Sumintarsih, 2001).
https://doi.org/10.29407/js_unpgri.v6i1.14001
151 6 (1) 2020 | 145-156
Topo Suhartoyo, M. Nanang Himawan Kusuma, Didik Rilastiyo Budi, & Arfin Deri Listiandi
Analisis olahraga aerobik dan berbasis biomekanika anaerobik
DISKUSI
Perangkat lunak Kinovea memungkinkan penelitian ini
menganalisis sudut komponen fisik yang mempengaruhi kualitas dan
kuantitas lari 100 meter dan 1.600 meter. Pertama, pembahasan
difokuskan pada hasil analisis lari 100 meter dengan memperhatikan
besar sudut lengan, badan dan kaki.
Sejalan dengan hasil penelitian, lari yang dilakukan subjek
penelitian mengikuti teknik lari seperti badan condong ke depan,
mengayunkan lengan membentuk sudut ± 90º berlawanan dengan
gerakan kaki.(Faizah & Herdyanto, 2019). Selanjutnya penelitian serupa
menunjukkan bahwa lari 100 meter dengan panjang langkah frekuensi
tertinggi 2,77 m dengan sudut 125º dicapai pada jarak 80 meter, dan
panjang langkah rata-rata 2,65 meter menghasilkan total frekuensi
langkah sebanyak 41 Langkah(Nurhayati 2019).
Hasil penelitian lainnya menyatakan bahwa pelari dapat
berakselerasi pada jarak 0-50 meter dengan nilai percepatan rata-rata
1,23 m/s, dan pada jarak 80-90 meter dengan nilai percepatan rata-rata
sebesar
1,23 m / dtk(Rahadian, 2019). Lari 100 meter dianalisis kemudian
dicanangkan dalam beberapa langkah sebagai berikut; langkah
percepatan (0-30 meter), percepatan maksimum (30-80 meter) dan 80-
100 meter (dipercepat).
Beberapa faktor yang berhubungan dengan kemampuan lari 100
meter adalah kaki, lengan dan kemiringan tubuh. Hasil penelitian
sebelumnya menunjukkan bahwa struktur tubuh (antropometri), tinggi
badan, berat badan dan lemak perut tidak berhubungan erat dengan hasil
lari 100 meter, karena atlet yang bertubuh tinggi memiliki langkah yang
panjang dan tidak memiliki akselerasi yang baik sehingga tidak
menguntungkan bagi mereka. . Berat badan dan lemak perut tidak
berhubungan erat dengan hasil lari 100 meter(Wira, 2014).
Penelitian lari 100 meter didominasi oleh faktor antropometri. Hasil
penelitian sejenis menyatakan bahwa ada hubungan yang sangat kuat
dan signifikan antara tinggi badan, berat badan dan kecepatan lari lari 100
https://doi.org/10.29407/js_unpgri.v6i1.14001
152 6 (1) 2020 | 145-156
Topo Suhartoyo, M. Nanang Himawan Kusuma, Didik Rilastiyo Budi, & Arfin Deri Listiandi
Analisis olahraga aerobik dan berbasis biomekanika anaerobik
meter.(Parwata, 2017). Ciri yang lebih dominan adalah lari 100 meter
https://doi.org/10.29407/js_unpgri.v6i1.14001
153 6 (1) 2020 | 145-156
Jurnal SPORTIF: Jurnal Penelitian Pembelajaran, 6 (1) 2020 | 145-156
ISSN :2477-3379(On line)
ISSN: 2548-7833(Mencetak)
https://doi.org/10.29407/js_unpgri.v6i1.14001
153 6 (1) 2020 | 145-156
Jurnal SPORTIF: Jurnal Penelitian Pembelajaran, 6 (1) 2020 | 145-156
ISSN :2477-3379(On line)
kualitas sampel VO2Maks. Hal ini diperkuat dengan hasil
https://doi.org/10.29407/js_unpgri.v6i1.14001
154 6 (1) 2020 | 145-156
Topo Suhartoyo, M. Nanang Himawan Kusuma, Didik Rilastiyo Budi, & Arfin Deri Listiandi
Analisis olahraga aerobik dan berbasis biomekanika anaerobik
dari sebuah penelitian yang menyatakan bahwa lari 800 meter dan lari
1.500 meter mempengaruhi peningkatan VO2Maks, dan lari 1.500 meter
meningkatkan VO2Maks lebih banyak daripada lari 800 meter(Astrawan,
Parwata, & Budiawan, 2014).
Pada lari 1.600 meter, hasil data menyebutkan kemiringan tubuh
138º, ayunan lengan 67º, dan sudut kaki 132º. Data tersebut membuktikan
bahwa kemiringan tubuh tidak sekecil lari 100 meter karena hambatan
angin yang tidak terlalu besar sehingga pelari lebih berkonsentrasi pada
stabilitas dan meningkatkan kapasitas Vo2Maks. Hal ini diperkuat
denganPandangan Giriwijoyo (2017) bahwa peningkatan kapasitas
anaerobik meningkatkan daya tahan anaerobik dan pelari akan dapat
melakukan gerakan eksplosif yang lebih maksimal saat berlari. Sudut
lengan ayun berfungsi untuk menjaga tempo saat berlari. Sudut kaki
menjaga tempo gerak lari ini.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil uji lari dan penggunaan perangkat lunak kinovea,
diuraikan analisis biomekanik lari 100 meter dan lari 1.600 meter. Mereka
memiliki perbedaan posisi tubuh 20°. Perbedaan 2° arm swing pada jenis
lari tersebut tidak terlalu banyak karena arm swing berfungsi untuk
menjaga keseimbangan tubuh. Terakhir, selisih sudut kaki adalah 5°.
Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan sudut dan teknik
yang dilakukan oleh masing-masing kategori.
PENGAKUAN
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada seluruh dosen Jurusan
Pendidikan Jasmani, Olahraga, Kesehatan dan Rekreasi (PJKR)
Universitas Sudirman (UNSOED), tim metodologi atletik yang mengajar di
Jurusan Pendidikan Jasmani, Olahraga, Kesehatan dan Rekreasi (PJKR),
Universitas Sudirman (UNSOED). ), dan mahasiswa angkatan 2017 yang
bersedia menjadi subjek penelitian.
REFERENSI
Abdurrahmat, AS (2011). Analisis Biomekanik Pukulan Forehand pada
Olahraga Tenis. Jurnal Kesehatan & Olahraga, 2(2), 127-198.
https://doi.org/10.29407/js_unpgri.v6i1.14001
154 6 (1) 2020 | 145-156
Jurnal SPORTIF: Jurnal Penelitian Pembelajaran, 6 (1) 2020 | 145-156
ISSN :2477-3379(On line)
ISSN: 2548-7833(Mencetak)
https://doi.org/10.29407/js_unpgri.v6i1.14001
155 6 (1) 2020 | 145-156
Topo Suhartoyo, M. Nanang Himawan Kusuma, Didik Rilastiyo Budi, & Arfin Deri Listiandi
Analisis olahraga aerobik dan berbasis biomekanika anaerobik
Palar, CM, Wongkar, D., & Ticoalu, SH (2015). Manfaat latihan olahraga
aerobik terhadap kebugaran fisik manusia. eBiomedik, 3(1).
Parwata, IMY (2017). Hubungan Tinggi Badan dan Berat Badan terhadap
Kecepatan Lari 100 Meter Mahasiswa Putra Fpok IKIP PGRI Bali.
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi, 3(2), 19-27.
Perdana, A. (2009). Aplikasi Analisis Biomekanik Untuk menghadirkan
Kemampuan Belari Atlet Lari. Skripsi Program Studi Teknik
Informatika.
Rahadian, A. (2019). Aplikasi Analisis Biomekanika (Kinovea Software)
Untuk mengembangkan Kemampuan Lari Jarak Pendek (100 M)
Mahasiswa PJKR Unsur. Jurnal OLAHRAGA, 3(1), 1-8.
Sari, RM (2015). Aplikasi Biomekanika Nomor Lari 100 Meter Cabang
Olahraga Atletik. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 21(81).
Sugiyono. (2016). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabet.Sukmaningtyas, H. (2002). Pengaruh Latihan Aerobik dan
Anaerobik
TerhadapSistemKardiovaskulerdanKecepatanReaksi.
eprints.undip.
Sumintarsih, S., & Tri, S. (2001). Sistem energi dan metode latihan lari
1500 meter. Majalah Ilmiah Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Yogyakarta, 7, 1-12.
Syahputra, TH (2017). Pengaruh Aktifitas Fisik Aerobik dan Anaerobik
Terhadap Jumlah Trombosit Pada Mahasiswa Ilmu Keolahragaan
2015 Universitas Negeri Medan (Disertasi doktor, UNIMED).
Tisna, GD (2018). Profil Antropometrik, Kekuatan Otot Tungkai,
Kecepatan Reaksi dan Fleksibilitas pada Atlet Lari 100 Meter.
PENJAKORA JURNAL, 4(2), 46-57.
Ulum, MF (2014). Pengaruh Latihan Interval Pendek Terhadap
Peningkatan Daya Tahan Anaerobik. Jurnal Kesehatan Olahraga,
2(1).
Wira, U. (2014). Studi Analisis Struktur Tubuh (Antropometrik) Terhadap
Lari Sprint 100m Pelari Jarak Pendek PPLP dan PPLM Jawa Barat
(Disertasi doktor, Universitas Pendidikan Indonesia).
Zuhdi, MS (2013). Analisis Gerak Lari Sprint 60 Meter Secara
Biomekanika. Jurnak Kesehatan Olahraga, 1(2).
https://doi.org/10.29407/js_unpgri.v6i1.14001
156 6 (1) 2020 | 145-156