Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS LARI JARAK MENENGAH 1600 METER BERBASIS

KINESIOLOGI OLAHRAGA

Bagus Ario Setiawan, Diah Ratnasari, Danar Prasetyo, Frediyanto,


Nur Muhammad Suyadi, Yovi Maswandi Antoro
Program Studi Ilmu Keolahragaan FIK Universitas Negeri Malang
Email: bagusario.setiawan@gmail.com

Abstrak
Lari jarak 1600 meter adalah lari dengan menempuh jarak 1600 meter. Start yang
bisa digunakan adalah start berdiri. Analisis lari jarak menengah 1600 meter yang
berbasis kinesiologi olahraga ini mempunyai tujuan untuk mengetahui gerak dan
kemampuan daya tahan tubuh. Keseimbangan atau stabilitas digunakan dalam
pelaksanaan sebuah gerakan sebagai asas kinesiologi. Dalam melaksanakan teknik
lari 1600 meter ini haruslah mempertimbangkan daya tahan, kecepatan, serta
koordinasi gerakan tubuh seperti keseimbangan tubuh. Dalam melakukan teknik
lari jarak 1600 meter, sebagian besar masih salah dalam pelaksanaannya. Dalam
tulisan ini telah dijelaskan bahwa lari jarak menengah penting dianalisis agar tidak
salah dalam melaksanakan olahraga lari jarak 1600 meter sehingga tidak lagi
terjadi kelelahan sebelum sampai finish.

Kata kunci : Lari 1600 meter, instrument, gaya, keseimbangan

Abstract
Running distance of 1600 meters is run at a distance of 1600 meters. Start that can
be used is the standing start. Analysis of middle-distance running 1600 meters
based kinesiology this sport has the objective to determine the motion and the
ability of the immune system. Balance or stability used in the implementation of a
principle of motion as kinesiology. In implementing this technique to run 1600
meters should consider durability, speed, and coordination of body movements
such as the balance of the body. In conducting the 1600 meters distance running
techniques, most are still wrong in its implementation. In this paper has explained
that an important intermediate sprints are analyzed so that no one in implementing
the 1600 meters distance running sport so it no longer occurs exhausted before
reaching the finish.

Keywords: Run in 1600 meter, the influential styles, instruments, tools balance

Lari jarak menengah menempuh jarak 800 meter dan 1600 meter. start
yang digunakan untuk lari jarak menengah nomor 800 meter adalah start jongkok,
sedangkan untuk jarak 1600 meter menggunakan start berdiri. Pada lari 800 dan

1
1600 meter masing – masing pelari berlari di laintasannya sendiri, setelah
melewati satu tikungan pertama barulah pelari – pelari itu boleh masuk ke dalam
lintasan pertama. Hal yang perlu diperhatikan pada lari jarak menengah adalah
penyesuaian antara kecepatan dan kekuatan / stamina dari masing – masing pelari.
Pengungkit berasal dari kata ungkit yang berarti angkat. Pengungkit adalah
batang kaku yang berputar pada sumbu axis digunakan untuk merubah arah gerak
terhadap sumbu putar, pengungkit tergantung pada sumbu putaran, beban dan
gaya. Suatu alat kerja sederhana yang bekerja berdasarkan asas-asas momen.
Suatu batang yang kaku yang dapat berputar pada titik yang tetap bila gaya
digunakan untuk mengatasi beban (Rudiyanto, 2012). Pengungkit digunakan
untuk mengatasi beban yang lebih besar daripada gaya, untuk memperbesar jarak
bergeraknya beban dengan gaya yang lebih besar daripada beban dan untuk
memberikan kesetimbangan kepada beban-beban. Tulang sebagai batang kaku,
sendi sebagai kerangkai sebagai sumbu putar, otot yang berkontraksi sebagai gaya
yang bekerja untuk membatasi beban yang ada, saraf menjadi pusat dalam
pergerakan secara keseluruhan (Komura, 2013).

Gambar 1. Bagian pengungkit pada manusia

Penerapan ilmu fisika dalam kehidupan sangat diperlukan. Banyak


aplikasi yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari – hari sampai pada
aplikasinya pada tubuh manusia (Rudiyanto, 2012). Dari hal-hal kecil seperti
berdiri, berjalan, berlari, membawa beban, push up, dan yang lainnya. Dalam
melakukan berbagai gerakan yang sangat kompleks, manusia tetap harus
memperhatikan faktor keamanan dari anggota tubuh terutama pada sistem
geraknya.
Hal yang perlu diperhatikan yaitu keseimbangan antara gaya yang
diberikan pada tubuh dan seberapa besar kekuatan tubuh manusia dapat menahan
gaya luar tersebut. Saat melakukan suatu kerja maupun olahraga, tubuh manusia

2
tetap memiliki batas maksimum agar tidak menimbulkan cidera pada tulang yang
sangat penting dalam sistem gerak manusia (Rudiyanto, 2012). Dengan
memahami tentang penerapan prinsip biomekanika dalam gerak tubuh manusia
maka hal itu dapat menjadi pedoman dalam melakukan kerja dan olahraga. Untuk
tujuan itulah penyusun menyusun artikel mengenai analisis kinesiologi lari jarak
menengah pada tubuh manusia khususnya mekanika tubuh manusia.

METODE PENULISAN
Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini berupa analisis yang
berasal dari analisis teste. Jumlah teste adalah tiga laki-laki, jurnal ilmiah, video
dan artikel bebas. Dari analisis tersebut akan diperoleh kesimpulan penjelasan
tentang lari nomor 1600 meter. Tujuan pembuatan artikel ini untuk menjelaskan
dan memberitahukan tentang nomor lari jarak 1600 meter.

Gambar 2. Anatomi gerak lari 1600 meter

Asas-asas yang perlu diperlukan dalam lari jarak menengah menurut


Suprianto (2015) yaitu gaya, daya tahan (stamina), kecepatan. Lari jarak
menengah 1600 meter dilakukan untuk mengetahui ketahanan sistem
kardiovaskular. Saat melakukan lari jarak 1600 meter harus memperhatikan antara
kecepatan dan kekuatan / stamina.
Pengungkit anatomi adalah pengungkit yang berada dalam anatomi tubuh
manusia diumpamakan tulang sebagai batang kaku berputar pada satu axis. Setiap
tulang pada kerangka dapat dipandang sebagai pengungkit. Tulang itu sendiri

3
berfungsi sebagai batang yang kaku, sendi sebagian sumbu putar, dan otot-otot
yang berkontraksi sebagai gaya. Tulang-tulang yang bentuknya tidak sebagai
batang, misalnya tengkorak, scapula, dan vertebrae, sistem pengungkitnya sukar
ditentukan (Lee, 2015). Dalam hal ini, titik pangkal gaya, sumbu putar, dan
batang hanya bisa dikira-kirakan.

Gambar 3. Segmen yang terangsang saat lari 1600 meter

Lari jarak menengah 1600 meter merupakan salah satu aktivitas fisik yang
menekankan kekuatan otot pada bagian paha (Biceps Femoris) dan menekankan
kekuatan pada tulang dan otot Betis (Gastrocnemius). Selain itu ada juga yang
lainnya, yaitu paha, telapak kaki, lengan, perut, pantat dan betis.
Tulang yang berpengaruh saat lari jarak 1600 meter adalah tulang
humerus, femur, coxae (pubhis), patella, tibia, fibulla, tarsal, metatarsal dan
phalanges.
Sendi yang terlibat saat lari jarak 1600 meter adalah articulatio
talocruralis, articulatio genus, articulatio coxae, articulatio humeri, articulatio
Metatarsophalangeae.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dalam uji coba teste, hanya satu dari tiga teste yang telah melakukan
teknik lari jarak 1600 meter dengan benar. Sedangkan, sisanya masih terdapat
kesalahan dalam melakukan teknik lari. Teste 1 dalam melakukan teknik lari jarak
1600 meter sudah tepat bagaimana teste mempertimbangkan langkah kaki, paduan

4
gerakan lari terlaksana dengan kompak, kapandaiannya dalam melakukan strategi
sehingga kecepatannya dari start sampai finish terjaga.
Teste 2 dalam pelaksanaan uji coba masih terdapat kesalahan seperti, kaki
kurang diangkat sehingga langkah kaki yang dihasilkan kecil dan akibatnya
membutuhkan energi yang lebih untuk sampai garis finish.
Teste 3 dalam uji coba masih terdapat kesalahan serta teste 1 dan teste 2
sudah sampai finish akan tetapi teste 3 masih kurang satu putaran lagi. Hal ini
dikarenakan kurangnya koordinasi gerakan kaki dan tangan tidak kompak,
kurangnya mempertimbangkan langkah kaki dan sistem energinya. Sebelum teste
memasuki garis finish sudah mengalami kelelahan yang berat.

Nama Denyut Nadi Denyut Nadi Basal / Berat Tinggi


Pelari Basal / Menit Badan Badan
Menit Sebelum Setelah (Kg) (Cm)
Berlari Berlari
Tester 3 56 96 112 76 170
Tester 2 80 88 112 57 167
Tester 1 68 104 144 64 167
Tabel 1. Waktu yang ditempuuh saat lari 1600 meter
Keterangan :
Tester 3 Bagus : 10’. 31”
Tester 2 Danar : 7’. 36”
Tester 1 Yovi : 7’. 22”
Berat badan mempengaruhi kecepatan lari. Karena setiap 100 gram massa
dapat mempersingkat waktu 1,8 detik. Dilihat dari denyut nadi sebelum dan
sesudah melakukan tes, teste kedua tidak melakukan teknik lari dengan benar,
sebab dilihat dari berat badan teste kedua lebih ringan dari pada testi satu. Akan
tetapi testi satu lebih cepat sampai garis finish dari pada teste kedua.

Gaya atau Hukum yang Berpengaruh pada Olahraga Lari Jarak 1600 Meter
Hukum yang berpengaruh pada saat olahraga lari jarak 1600 meter antara
lain hukum newton dan hukum kesetimbangan. Hukum newton I adalah “jika
resultan gaya yang bekerja pada pada benda yang sama sama dengan nol (0),
maka benda yang mula-mula diam akan tetap diam. Benda yang mula-mula

5
bergerak lurus beraturan akan tetap lurus beraturan dengan kecepatan tetap”.
Hukum newton II adalah “percepatan dari suatu benda akan sebanding dengan
jumlah gaya (resultan gaya) yang bekerja pada benda tersebut dan berbanding
terbalik dengan massanya”. Dan Hukum newton III (aksi reaksi) adalah “ jika
suatu benda memberikan gaya pada benda lain maka benda yang akan dikenakai
gaya akan memberikan gaya yang besarnya sama dengan gaya yang diterima dari
benda pertama tetapi arahnya berlawanan”. Sedangkan hukum kesetimbangan I
berbunyi benda selalu pada keadaan seimbang selama proyeksi dari titik berat
benda tersebut jatuh dalam bidang tumpunya. Hukum kesetimbangan II stabilitas
berbanding lurus dengan luas bidang tumpunya. Hukum kesetimbangan III
stabilitas berbanding lurus dengan beratnya. Hukum kesetimbangan IV stabilitas
berbanding lurus dengan jarak horizontal dan titik berat benda terhadap sisi
bidang tumpuan kearah mana benda bergerak. Hukum kesetimbangan V stabilitas
berbanding terbalik dengan jarak vertikal dari titik berat badan terhadap bidang
asalnya.

Instrumen atau Alat yang Digunakan dalam Olahraga Lari Jarak 1600
Meter
Sarana yang di perlukan dalam olahraga lari jarak pendek adalah lapangan
yang terdapat lintasan lari jumlahnya delapan buah. Lebar setiap lintasan adalah
1,22 meter dan panjang lintasan 1600 meter.
Sepatu yang dapat digunakan adalah sepatu yang memiliki bahan peredam,
berat sepatu harus ringan karena setiap 100 gram massa yang dikurangi dapat
mempersingkat waktu 1,8 detik tiap kilometernya, alas tumit lebih tinggi daripada
alas pada ujung kaki serta terdapat paku pada alas sepatu bagian ujung depan
(Alfarras, 2014).

KESIMPULAN
Lari jarak 1600 meter dipengaruhi oleh tulang, sendi, otot, dan saraf. Start
yang bisa digunakan adalah start berdiri. Analisis lari jarak menengah 1600 meter
yang berbasis kinesiologi olahraga ini mempunyai tujuan untuk mengetahui gerak
dan kemampuan daya tahan tubuh. Keseimbangan atau stabilitas digunakan dalam

6
pelaksanaan sebuah gerakan sebagai asas kinesiologi. Hal yang perlu diperhatikan
yaitu keseimbangan antara gaya yang diberikan pada tubuh dan seberapa besar
kekuatan tubuh manusia dapat menahan gaya luar tersebut. Dalam melakukan
teknik lari jarak 1600 meter, sebagian besar masih salah dalam pelaksanaannya.
Dalam tulisan ini telah dijelaskan bahwa lari jarak menengah penting dianalisis
agar tidak salah dalam melaksanakan olahraga lari jarak 1600 meter sehingga
tidak lagi terjadi kelelahan sebelum sampai finish.

SARAN
Pengetahuan akan kinesiologi khususnya lari jarak menengah 1600 meter
dapat menjadi landasan berpikir bagaimana tubuh manusia dapat bekerja hingga
manusia dapat berlari maupun melakukan gerak lainnya. Penerapannya dalam
pendidikan olahraga sangatlah bermanfaat. Dalam melaksanakan teknik lari 1600
meter ini haruslah mempertimbangkan daya tahan, kecepatan, serta koordinasi
gerakan tubuh seperti keseimbangan tubuh. Saat melakukan suatu kerja maupun
olahraga, tubuh manusia tetap memiliki batas maksimum agar tidak menimbulkan
cidera pada tulang yang sangat penting dalam sistem gerak manusia.

DAFTAR RUJUKAN

Alfarras, Naufal. 2014. Lari Jarak Pendek. (Online), (https://prezi.com/xe


pwwhhfxjsi/atletic-lari-jarak-pendek/. Diakses pada tanggal 30
April 2016).

Amin, N., Subiyono, H. S. & Sumartiningsih, S. 2012. Sumbangan Power


Tungkai Kekuatan Otot Perut terhadap Grab Start. Journal of Sport
Sciences and Fitness, (Online), 1 (2), 8-13. (http://journal.unnes.ac.id/sju/
index.php/jssf, diunduh 30 April 2016.

Dutta, S., Singh, A. 2013. A Comparative Study Of Psychomotor Abilities Of School And
University Level Athletes. International Journal of Behavioral Social and
Movement Sciences, 2(4): 94-97, diakses 30 April 2016.

Komura, T., Shinagawa Y. & Kunii, T. L. 2013. Calculation and Visualization of


the Dynamic Ability of the Human Body. The Journal of Visualization
and Computer Animation, (Online), 10 (57–78), diakses 30 April 2016.

Lee, V . R . 2015. Combining high-speed cameras and stop-motion animation


software to support students' modeling of human body movement. Journal
of Science Education and Technology, (Online), 24 (2-3), 178-191.

7
(http://link.springer.com/article/10.1007/s10956-014-9521-9). diakses 30
April 2016.

Pujianto, A. 2009. Pengaruh Latihan Heel Raises Duduk dan Panjang Tungkai
terhadap Hasil Lompat Jauh Gaya Jongkok. Lembar Ilmu Kependidikan,
(Online), Vol. 38, No. 1, (http: //journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jssf,
diakses 30 April 2016.

Rudiyanto., Waluyo, M. & Sugiharto. 2012. Hubungan Berat Badan Tinggi Badan
dan Panjang Tungkai dengan Kelincahan. Journal of Sport Sciences and
Fitness, (Online), 1 (2), 26-31. (http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/
jssf, diakses 30 April 2016.

Suprianto, A. 2015. Lari Jarak Menengah. (Online), (http//:andiskm.blogspot.com/


2015/04/lari-jarak-menengah.html, diakses pada tanggal 30 April
2016).

Soeharsono. 2005. Aplikasi Praktis Biomekanika dalam Pendidikan Jasmani dan


Olahraga. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia, (Online), (9-30), diakses
30 April 2016.

Soleyn, N. 2013. Analyzing the Squat. (Online), diakses 30 April 2016.

Struzik, A., Pietraszewski, B. & Zawadzki J. 2014. Biomechanical Analysis of the


Jump Shot in Basketball. Journal of Human Kinetics, (Online), 42: 73-79,
diakses 4 November 2016.

Trikha, S., Sharma, A. K. 2014. A Comparitive Assesment of Coordinative


Abilities Among Different Team Players. International Journal Of
Scientific Research, 3 (2): 313-314, diakses 30 April 2016.

Wadley, G. & Le Rossignol, P. 2008. The Relationship between repeated sprint


ability and the aerobic and anaerobic energy systems. Journal of
scienceand medicine in sport, diakses pada tanggal 30 April 2016.

Anda mungkin juga menyukai