Anda di halaman 1dari 10

TUGAS BIOMEKANIKA OLAHRAGA

“Analisis Gerak Lari 100 meter dan Bola voli”

Dosen Pengampu :

Dr. Bafirman Hb M.Kes

Dibuat oleh:

Ivo Setiawan Afriansyah (17087021)

PRODI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

JURUSAN KEPELATIHAN

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

2020
Analisis Teknik Gerakan Dalam Lari 100 meter

Lari 100 meter termasuk lari jarak pendek, dilakukan dari start sampai finish dengan
kecepatan maksimal. Syarifuddin (1992:9) mengemukakan “Lari jarak pendek atau sering dikatakan
dengan lari cepat (sprint) adalah suatu cara lari di mana si atlet harus menempuh seluruh jarak dengan
kecepatan semaksimal mungkin”. Jadi lari 100 meter adalah kemampuan seseorang dalam melakukan
gerakan lari dengan secepat-cepatnya dari start sampai finish dengan menempuh jarak 100 meter.
Penggunaan teknik yang baik akan meningkatkan efisiensi, sehingga prestasi lari cepat 100 meter
dapat ditingkatkan. Untuk mencapai prestasi terdapat tiga bagian teknik yang harus dikuasai yaitu
teknik start , teknik lari cepat dan teknik masuk finish

1) Teknik Start

Start yang paling efektif digunakan untuk lari cepat 100 meter adalah start jongkok. Di dalam
start jongkok ini, terdapat tiga macam start yaitu, sikap start pendek , sikap start sedang, dan sikap
start panjang. Penggunaan teknik start jongkok dalam lari cepat dapat disesuaikan dengan postur
tubuh dan panjang tungkai pelari. Pada setiap perlombaan lari cepat, untuk start biasanya digunakan
start block . Atlet tinggal mengatur jarak antara blok 22 depan dengan belakang sesuai dengan teknik
start jongkok mana yang akan digunakan oleh masing-masing pelari.

Menurut Harald Muller (IAAF, 2000: 19-24) start jongkok dibagi dalam empat phase:

a) Posisi ” Bersedia”

Dalam posisi ”Bersedia” sprinter telah siap di start blok dan mengambil sikap/posisi awal.
Tujuannya: mengambil sikap start posisi awal yang layak.

b) Posisi ” Siap”

Dalam posisi ” Siap” si sprinter telah bergerak kesuatu posisi start yang optimal. Tujuannya:
untuk bergerak masuk ke posisi start yang optimal dan dipertahankan.

c) Gerakan dorong (drive)

Dalam tahap/phase dorong, sprinter meninggalkan strart blok dan melakukan/membuat


langkah pertama lari. Tujuannya untuk meninggalkan start blok untuk mempersiapkan
pembuatan langkah lari pertama.

d) Lari percepatan/akselerasi Dalam phase lari-percepatan, sprinter menambah kecepatan lari


dan membuat/melakukan transisi ke gerakan berlari. Tujuannya: untuk menambah kecepatan
dan membuat gerakan transisi yang efisien ke gerak lari

2) Teknik Lari Sprint

Unsur penting yang harus diperhatikan pada saat lari yaitu teknik gerakan lari cepat. Teknik
gerakan lari yaitu melakukan suatu bentuk gerakan dengan jalan memindahkan berat badan melalui
gerakan-gerakan langkah kaki. Faktor yang menentukan kecepatan lari adalah panjang langkah dan
frekuensi langkah. Agar frekuensinya bertambah cepat, pelari harus berlari dengan ujung kaki dan
dengan condong badan ke depan. Dengan badan condong ke depan , maka titik berat badan jatuh di
depan telapak kaki, sehingga menimbulkan reaksi yang lebih 26 cepat untuk bergerak ke depan.
Namun dengan adanya perbedaan jarak yang harus ditempuh dalam perlombaan, maka tekniknya
harus disesuaikan dengan jarak yang akan ditempuh.

3) Teknik Melewati Garis Finish

Unsur dalam lari cepat yang tak kalah pentingnya dengan teknik start dan teknik lari (gerakan
sprint) adalah teknik masuk finish. ”Ada tiga teknik yang dapat digunakan oleh pelari pada waktu
melewati garis finish, yaitu dengan cara menjatuhkan dada ke depan, menjauhkan salah satu bahu ke
depan dan berlari secepat-cepatnya sampai beberapa meter melewati garis finish.

Analisis Kecepatan Lari Cepat 100 Meter

Unsur utama yang menjadi penentu pencapaian prestasi lari cepat 100 meter adalah kecepatan. Saat
melakukan aktvitas lari cepat 100 meter, pelari mengalami beberapa fase atau tahapan kecepatan.

Ada 4 fase atau tahapan lari cepat 100 meter, yaitu:

(a) waktu reaksi dan kecepatan reaksi

(b) akselerasi (percepatan)

(c) dasar kecepatan lari dan

(d) daya tahan kecepatan.

Secara lebih rinci bahwa lari cepat 100 meter mengenai kecepatannya dapat dibagi menjadi reaksi
langsung sebelum gerak start, periode percepatan positif (kadang-kadang sampai 60 meter) hingga
tercapai kecepatan tertinggi, periode kecepatan tetap sama, dan periode percepatan negatif dengan
kecepatan yang menurun. 27 Dari start hingga finish pada umumnya pelari mengalami percepatan,
mempertahankan kecepatan, dan penurunan kecepatan.

Dalam tahap percepatan pelari dapat dengan segera mencapai kecepatan maksimal dan dapat
mempertahankannya hingga garis finish dengan penurunan kecepatan sekecil mungkin. Kecepatan lari
merupakan hasil dari frekuensi langkah dan panjang langkah. Aplikasi frekuensi langkah dan panjang
langkah lari 100 meter, frekuensi langkah dan panjang langkah pada bagian pertama sampai 20 meter
sangat ditingkatkan. Setelah jarak kira-kira 60 sampai 70 meter dengan frekuensi langkah dan panjang
langkah maka frekuensi langkah pada 10 sampai 20 meter terakhir sangat menurun, begitu juga
panjang langkahnya. Gambaran mengenai perkembangan panjang langkah dan frekuensi langkah

Prinsip dalam pertandingan lari ialah mampu mencapai finish secepat-cepatnya.


Aplikasi Praktis Biomekanika dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga terhadap aktivitas lari,
ditentukan oleh empat faktor yang saling berkaitan, yaitu oleh:

1. Power tolakan. Sesuai dengan Hukum Newton III, tolakan yang kuat akan membrikan
reaksi yang sama besarnya terhadap aksi dengan arah berlawanan.
2. Pencondongan badan secondong-condongnya, selama keseimbangan masih
dapat dipertahankan. Ini untuk mendapatkan komponen gaya horisontal yang
lebih besar, untuk maju ke depan.
3. Panjang langkah.
4. Frekuensi langkah.

Kaitannya antara keempat faktor tadi adalah sebagai berikut : Power tolakan kaki besar, tetapi
pencondongan badan kurang, menyebabkan komponen gaya horisontalnya tidak maksimal,
dimungkinkan karena kecepatan melangkahnya tidak bisa menyesuaikan, berarti frekuensi langkah
akan juga berkurang. Sedang apabila dengan langkah panjang, bidang tumpu yang baru didapat lebih
lama sehingga akan terganggu. Hubungan antara frekuensi langkah dan panjang langkah pada lari
jarak 400 m, kemampuan sprint sampai sejauh kurang lebih 45 m, setelah kecepatan langkah kurang
dapat mengimbangi pencondongan badan, untuk itu pencondongan badan sedikit demi sedikit
dutambah agar waktunya tidak jauh berbeda.
Analisa tentang panjang langkah dan frekuensi langkah per detik yang merupakan kecepatan, dengan
waktu dan jarak, rumusnya:
A. Langkah berjarak 2,5 m, dalam 1 detik melangkah 4 kali, jadi kecepatan langkah = 2,5 m x 4 per
detik = 10 m/d, jadi untuk jarak 100 m, waktunya (t) = 100 m: 10 m/ d = 10 detik.
B. Langkah berjarak 2 m, dalam 1 detik melangkah 4 kali, jadi kecepatan langkah = 2 m x 4 m/d, jadi
waktu (t) = 100 m : 8 m/d = 12,5 detik.
Tugas analisis keterampilan gerak cabang olahraga
bolavoli
A. PENDAHULUAN

Biomekanika merupakan suatu wawasan studi gerak tubuh dan olahraga dengan menggunakan dasar
pengetahuan mekanika. Salah satu bidang mekanika yang erat hubungannya dengan gerak adalah teori
Newton mengenai gerak, karena gerak akan selalu terkait dengan tenaga (force), maka para guru dan
pelatih olahraga adalah petugas-petugas atau orang-orang yang setiap hari akan menghadapi masalah
gerak yaitu dari seorang siswa atau seorang atlet dalam berolahraga atau dalam kehidupannya Sehari-
hari.
Bolavoli adalah olahraga yang sangat digemari dikalangan masyarakat. Permainan bolavoli pada
dasarnya merupakan permainan yang menyenangkan dan sering dijadikan rekreasi di waktu jenuh
setelah melakukan aktivitas. Perkembangan bolavoli sangat cepat seiring dengan perkembangan
olahraga sehingga bolavoli tidak hanya untuk rekreasi dan untuk mengisi waktu luang tetapi
berkembang sebagai suatu profesi.
Menurut Sugiono, (1996:42) Permainan bolavoli merupakan cabang olahraga beregu yang dimainkan
oleh enam orang setiap team. Permainan ini akan berjalan dengan baik apabila setiap pemain minimal
telah menguasai teknik dasar bermain bolavoli.

B. PEMBAHASAN
a. Biomekanika Smash

Smash merupakan teknik yang menjadi andalan untuk menyerang agar mendapatkan poin. Saat
melakukan smash kekuatan dan power otot sangat menentukan keberhasilan melakukan smash. Oleh
karena itu, untuk mendapatkan daya ledak otot dan power otot yang baik maka diperlukan latihan-
latihan khusus yang berkaitan dengan peningkatan otot tersebut.
1) Tolakan Pada tahap tolakan ini, kaki berikutnya dilangkahkan hingga kedua telapak kaki hampir
sejajar dan salah satu kaki agak ke depan sedikit untuk mengerem gerak ke depan, dan sebagai
persiapan meloncat ke aah vertikal. Kedua lengan diayun ke belakang atas sebatas kemampuan berupa
gerak rotasi bahu. Bersamaan dengan gerakan ini, kaki ditekuk sehingga lutut membentuk sudut
kurang lebih 110º yang merupakan sudut yang efektif untuk menolak karena dengan sudut tarikan otot
yang besar akan menghasilkangaya besar, terlebih karena sudut ini bekerja pada sendi lutut yang
mempunyai sistem katrol anatomik pada sendi lutut yang bersifat ellipsoidea rangkap (sendi bujur
telur). Setelah itu badan siap untuk meloncat dengan berat badan lebih banyak bertumpu pada kaki
yang depan. Gerakan ini merupakan gerak fleksi tungkai bawah (flexi genu) yang melibatkan otot
hamstring dan gerak dorsoflexi yang melibatkan otot tibialis anterio untuk persiapan menolak.
Tahap menolak secara kontinu dilanjutkan gerakan meloncat dengan tumit dan jari kaki menghentak
tanah. Gerakan ini merupakan gerak ekstensi tungkai bawah (ekstensi genu) yang melibatkan otot
quadricep feimoris dan gerakan plantarflexi yang melibatkan otot gastrocnemius. Sambil meloncat
kedua lengan diayunkan ke depan atas yang merupakan gerak rotasi bahu ke atas (anteflexi) pada
sendi bahu yang bersifat globoidea (sendi peluru) dengan melibatkan otot deltoideus, otot pectoralis
major, otot biceps brachii, dan otot coracobrachialis. Sesaat setelah meloncat ketika tubuh melayang
di udara posisi togok membusur ke belakang, yang merupakan gerak hiperekstensi togok (kayang).
Telapak kaki, pergelangan kaki, panggul, dan togok digerakkan serasi untuk memperoleh rangkaian
gerak yang sempurna agar terwujud gerakan eksplosif dan loncatan vertikal.
2) Panjang Lengan

Panjang lengan merupakan salah satu anggota tubuh yang tergolong dalam pengukuran
Antropometrik yakni salah satu anggota gerak tubuh bagai atas yang terdiri dari : lengan atas, lengan
bawah, tangan, dan jari-jari tangan. Dengan demikian panjang lengan meliputi pengukuran anggota
gerk tubuh bagian atas yang dimulai dari persendian bahu atau persendian lengan atas sampai pada
tangan atau jari tangan yang terpanjang.

Dalam setiap aktivitas manusia khususnya dalam kegiatan olahraga, panjang lengan merupakan faktor
yang penting dalam arti menunjang ketrampilan. Hal tersebut terbukti bahwa rata-rata atlet yang
bertubuh panjang atau tinggi dengan keserasian besar tubuh dan berat badan yang ideal akan lebih
unggul dalam berbagai cabang olahraga.

Dengan demikian ukuran lengan yang panjang akan lebih kuat dari pada lengan yang pendek. Hal ini
disebabkan karena lengan yang panjang akan memiliki otot yang panjang. Otot yang lebih panjang
rata-rata lebih kuat dibanding yang

pendek, Oleh sebab itu, ukuran panjang lengan seseorang akan menunjang kemampuan fisik yang
lebih besar dibandingkan dengan orang yang berlengan pendek serta dengan otot-otot yang kecil pula.
Sehingga dapat dikatakan bahwa panjang lengan merupakan pra kondisi yang menunjang dalam
berbagai cabang olahraga termasuk pelaksanaan smash dalam permainan bola voli. Oleh karena
dengan lengan yang panjang berarti memiliki lengan yang kuat dan hal ini sangat efetik mendukung
keras dan curam nya pukulan smash dalam permainan bolavoli yang dilakukan.

3) Impact

Keterampilan ini merupakan kerja koordinasi mata tangan dalam upaya menepatkan saat yang tepat
dari jangkauan lompatan yang tertinggi dengan keberadaan bola yang jatuh. Dalam fase ini kerja otot-
otot perut dan punggung sangatlan dominan

Ketika tubuh melayang di udara, jarak bola di depan atas sejangkauan lengan pemukul. Segera lengan
dilecutkan ke belakang kepala dan dengan cepat lecutkan lengan ke depan sejauh jangkauan atau
raihan legan terpanjang dan tertinggi. Bola dipukul secepat dan setinggi mungkin dengan perkenaan
bola dan telapak tangan tepat pada bagian tengah atas bola. Pergelangan tangan aktif menghentak ke
depan dengan telapak tangan dan jari menutup bola yang merupakan gerak fleksi pergelangan tangan
dengan melibatkan otot flexor carpi radialis dan otot flexor pollicis longus pada sendi pergelngan
tangan yang bersifat ellipsoidea (sendi bujur telur). Setelah perkenaan dengan bola, lengan pemukul
membuat gerakan lanjutan ke arah garis tengah badan (gerak retrofleksi) yang melibatkan otot
deltoideus, otot pectoralis major, dan otot lactisimus dorsi, dengan diikuti gerak tubuh membungkuk
(gerak fleksi togok) yang melibatkan otot abdominis dan otot pectineus. Gerakan lecutan lengan,
telapak tangan, togok, tangan yang tidak memukul, dan kaki harus harmonis dan eksplosif untuk
menjaga keseimbangan saat berada di udara. Pukulan yang benar akan menghasilkan jalannya bola
yang keras dan cepat menurun ke tanah dengan putaran yang cepat ke arah depan (top spin).
Pukulan menjadi penting juga untuk menunjukkan pukulan yang terkuat. Dengan kuatnya pukulan
memberikan peluang untuk mendapatkan poin. Saat memukul, otot yang terlibat langsung adalah
kelompok bahu seperti deltoid, travezeus dan triceps serta otot lengan bagian bawah.

4) Pendaratan

Dalam fase pendaratan, otot-otot tungkai menjadi domonan pula dalam menahan berat badan.
Gerakan selanjutnya setelah memukul bola di atas net adalah mendarat dengan kedua kaki mengeper
dengan menekuk lutut (gerak fleksi tungkai bawah) yang lentur untuk meredam perkenaan kaki
dengan tanah. Pendaratan dilekukan dengan jari-jari kaki (telapak kaki bagian depan) dan sikap badan
condong ke depan dengan memperlambat gerakan. Perlambatan gerakan dilakukan untuk
memperkecil momentum hingga menjadi nol (berhenti bergerak) untuk mencegah cedera dalam
bentuk kerusakan sendi.

Secara terperinci mengenai jurnal internasional tentang Biomechanics Of Volleybal Spike/Smash


adalah urutan untuk mengetahui 3 hal penting dalam smash bola voli yaitu: Awalan sebelum
melakukan smash, ayunan lengan dan perkenaan bola serta mendarat (take off). Secara teknis gerakan
tersebut berurutan selama proses smash berlansung. Secara keseluruhan masalah yang ada di jurnal
tersebut hampir sama dengan apa yang terjadi pada smash bola voli.

Proses gerakan secara umum dalam smash bagi pemukul dengan tangan kanan dari posisi empat(4).

➢ Sikap permulaan dilakukan dengan posisi tubuh berdiri rileks dan seorang kira-kira 45 derajat
dengan net sejauh 3 sampai 4 meter dari net.

➢ Pelaksanaan gerakan melangkah ke depan mendekati net dengan kaki kiri dengan langkah biasa
diikuti dengan langkah kaki kanan yang panjang untuk penyesuaian dengan keadaan bola, kemudian
kaki kiri segera diletakkan disamping kaki kanan( ujung kaki kiri sedikit di depan kaki kanan) sambil
lutut dan kedua lengan di belakang badan, segera melakukan tolak sambil mengayunkan kedua lengan
ke depan atas. Pada saat badan berada pada ketinggian maksimal, segera memukul bola pada raihan
tertinggi dengan tangan terbuka. Dan jaga keseimbangan badan agar tidak terdorong kenet. Smash
normal atau open smash memiliki ciri khusus: - Umpan bola cukup tinggi, diatas 3 meter. - Lintasan
bola yang diumpankan antara 20 sampai 50 meter dari net. - Jatuhnya bola yang diumpankan berada
ditengah-tengah antara pengumpan dan pemukul. - Langkah awalan dimulai setelah bola lepas dari
tangan pengumpan dan mendekati titiktertinggi. - Memukul bola pada titik tertinggi dari raihan.

5) Daya ledak

Daya ledak biasa juga disebut dengan istilah power yang sangat dibutuhkan dalam berbagai cabang
olahraga apalagi olahraga itu menuntut suatu aktivitas yang berat dan cepat atau kegiatan itu harus
dilakukan dalam waktu yang sesingkat mungkin dengan beban berat. Untuk mampu melaksanakan
aktivitas seperti itu diperlukan perpaduan antara kekuatan dan kecepatan otot yang dikerahkan secara
bersama-sama dalam mengatasi tahanan beban dalam waktu yang relative singkat.

Kekuatan tetap merupakan dasar (basis) untuk menentukan power. Sebelum latihan power, orang
harus sudah memiliki suatu tingkat otot yang baik. Tenaga otot adalah kemampuan untuk melepaskan
kekuatan otot secara maksimal dalam waktu yang sangat singkat”. Oleh sebab itu, dapat dikatakan
bahwa tenaga eksplosif (daya ledak) lebih diperlukan dalam semua cabang olahraga termasuk pada
cabang olahraga bolavoli khususnya pada pelaksanaan smash. Karena untuk menampilkan pola gerak
olahraga eksplosi diperlukan unsure kekuatan otot maupun kecepatan yang dikombinasikan dalam
suatu gerakan secara terpadu.

Disamping itu, kekuatan sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan dan
memegang peranan penting dalam aktivitas olahraga sebab itu daya ledak sangat dibutuhkan untuk
kegiatan fisik sehari-hari yang memerlukan tenaga explosive seperti lompat, lari cepat, memukul,
menendang, mengangkat, melempar dan lain-lain.

Sehubungan dengan itu maka dapat dikatakan bahwa power merupakan kombinasi antara kekuatan
dan kecepatan, sehingga dalam proses pengembangannya dilakukan dengan melatih unsur kekuatan
dan kecepatan. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa power sangat penting dalam
setiap aktivitas cabang olahraga terutama yang mengharuskan atlet untuk menolak dengan kaki,
seperti : lompat dalam atletik, berlari dengan cepat (sprint), juga cabang olahraga yang mengharuskan
atlet untuk mengerahkan tenaga secara meledak dalam waktu yang terbatas seperti melakukan smash
dalam permainan bolavoli.

Dalam permainan bola voli khususnya dalam melakukan smash, daya ledak tungkai memegang
peranan penting. Kalau melihat gerak tingkah laku pada saat melakukan smash yaitu terlebih dahulu
dengan awalan, diteruskan dengan lompatan diatas net, maka untuk dapat melakukan lompatan
dengan cepat dan kuat untuk

menggerakkan badan ke atas dalam melakukan smash pada bola maka tampak dengan jelas bahwa
otot tungkai yang berperan utama untuk melakukan gerakan tersebut dengan baik.

Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa gerakan smash yang baik adalah gerakan yang didukung oleh
daya ledak yang baik pula. Karena dengan daya ledak yang baik akan dapat menghasilkan dorongan
yang kuat dalam menggerakkan badan ke atas mengarah ke sasaran sesuai dengan yang diinginkan
sehingga dapat dicapai hasil smash yang baik.

b. Faktor Internal dan Eksternal yang Berpengaruh

1) Faktor internal yang mempengaruhi smash bola voli yaitu :

• Kekuatan yang dihasilkan dari setiap individu ( kekuatan otot lengan, daya ledak otot, kelentukan
punggung ).

• Timing dalam melakukan smash

• Postur atau tinggi badan dari individu

• Berat badan dari setiap individu

• Keterampilan atau skill yang dimiliki dari setiap individu

2) Faktor eksternal yang mempengaruhi smash bola voli yaitu :


• Umpan yang diberikan sebelum melakukan smash

• Medan lapangan yang digunakan sebagai arena permainan

• Sepatu yang digunakan

c. Tuas, Gaya, Beban dalam Gerakan

Gerakan smash bola voli memiliki tahapan yang harus dilakukan agar smash yang dilakukan bisa
berhasil efektif dan efisien. Tahapannya adalah awalan , meloncat, memukul bola, dan mendarat.
Ketika melakukan smash bola voli menurut analisis geraknya adalah yang menjadi tuas atau
pengungkit yaitu pergelangan lengan karena pergelangan lengan berfungsi sebagai poros yang
menggerakan dan menentukan arah lengan serta ancang – ancang untuk mengumpulkan tenaga.

Gaya terdapat pada panjang lengan yaitu dari ujung pergelangan lengan sampai pergelangan tangan.
Ketika melakukan ayunan tangan , semua gaya ( force ) terkumpul di lengan. Tujuan melakukan
ayunan tangan yaitu agar tenaga yang dihasilkan dalam melakikan smash menjadi lebih besar
sehingga bola yang dismash

terpantul dengan keras dan cepat sulit dikembalikan sehingga menjadi point. Pergelangan tangan
melakukan foles untuk menambah tenaga dan mengarahkan bola supaya masuk ke daerah permainan
lawan dan melewati net.

Beban adalah letak dimana berat benda berada yang diusahakan untuk dilawan atau dipindahkan
tempatnya. Beban pada smash bola voli terletak pada bola yang dipukul.Bola voli merupakan beban
yang akan disinggung dengan gaya agar beban tersebut bisa berpinda tempat. Beban yang semula
diam atau mengarah ke arah lajunya setelah dilakukan gaya pada beban tersebut maka beban tersebut
akan berpindah atau berubah arah.

Analisis gerak pada smash bola voli ini bisa diambil kesimpulan bahwa smash bola bola voli ini
masuk pada tuas golongan ketiga. Tuas golongan ketiga yaitu titik kuasa atau gaya berada diantara
titik tumpu dan titik beban.

d. Cara meningkatkan Prestasi

Gerakan yang baik untuk meningkatkan prestasi dalam smash bola voli :

• Melakukan semua tahapan mulai dari awalan , meloncat, memukul sampai mendarat dengan baik

• Memperkuat otot lengan dan tungkai untuk memperoleh gerakan yang maksimal

• Koordinasi dan bekerja sama dengan teman untuk melakukan smash dengan cara meminta umpan
bola yang matang untuk melakukan smash

• Menyusun strategi perrmainan agar permainan berjalan dengan baik dan sesuai dengan keinginan

Anda mungkin juga menyukai