Item tes motor ability (Barrow ability tes) terdiri dari: 1) Standing Broad Jump, 2) Zig-zag Run,
3) Shot-put Test With Softball, 4) Wall Pass, 5) Lari 50 Meter, 6) Medicine Ball-Put petunjuk
pelaksanaan tes ini akan peneliti uraikan di bawah ini:
1. Standing Broad Jump
Tujuan : Untuk mengukur kekuatan otot tungkai
Umur : Usia 6 - usia mahasiswa
Jenis kelamin : Laki-laki dan wanita
Reliabilitas : 0.96
Peralatan : Lapangan yang datar, alat pencatat, roll meter, dan kapur
Pelaksanaan : Mahasiswa melompat ke depan dengan kedua kaki
Penilaian : Hasil lompatan diukur pada bagian belakang tapak kaki,
dilakukan dua kali.
2. Shot-put Test With Sofltall
Tujuan : Mengukur kekuatan otot lengan dan bahu
Umur : Usia 10 tahun - usia mahasiswa
Jenis kelamin : Laki-laki dan wanita
Reliabilitas : 0.97
Peralatan : Alat pencatat, roll meter, lagban, bola softball
Pelaksanaan : Mahasiswa melempar dengan lengan terkuat, dilakukan 2x
Penilaian : Pengukuran dihitung pada tempat mendarat bola softball
dan hasil lemparan dicatat.
3. Zig-zag Run
Tujuan : Untuk mengukur kelincahan kaki
Umur : Usia 10 tahun - usia mahasiswa
Jenis kelamin : Laki-laki dan wanita
Reliabilitas : 0.93
Peralatan : Alat pencatat, kerucut, stop watch, roll meter
Pelaksanaan : Mahasiswa berlari cepat, mengikuti arah yang sudah ditentukan, pada saat “aba-
aba ya” stop watch serentak dihidupkan. Stop watch dimatikan setelah mahasiswa masuk garis
finish.
Penilaian : Tes dilakukan dua kali, waktu yang dihasilkan dicatat.
4. Wall Pass
Tujuan : Mengukur koordinasi mata dan tangan
Jenis kelamin : Laki-laki dan wanita
Reliabilitas : 0.89
Peralatan : Bola basket, stop watch dan dinding tembok.
Pelaksanaan : Testi berdiri di belakang garis batas sambil memegang bola volley dengan kedua
tangan di depan dada. Bila ada aba-aba “ya”, teste segera melakukan lempar-tangkap bola baket
ke dinding selama 15 detik.
Penilaian : Jumlah bola yang dapat dilakukan lempar tangkap (tanpa harus jatuh ke tanah) selama
15 detik.
5. Lari cepat 60 yard (50 meter)
Tujuan : Mengukur kecepatan
Jenis kelamin : Laki-laki dan wanita
Reliabilitas : 0.99
Peralatan : Stop watch, lintasan yang berjarak 50 meter.
Pelaksanaan : Testi lari secepat mungkin dengan menempuh jarak 50 meter. Testi diberikan
kesempatan melakukan hanya satu kali.
Penilaian : Waktu dari mulai aba-aba “ya” sampai testi tersebut melewati garis finish.
6. Medicine Ball-Put
Tujuan : Mengukur kekuatan otot lengan
Jenis kelamin : Laki-laki dan wanita
Reliabilitas : 0.99
Peralatan : Bola medicine, pita ukuran, bendera juri.
Pelaksanaan : Testi berdiri di belakang garis batas sambil memegang bola medicine dengan
kedua tangan di depan dada dengan posisi badan condong kurang lebih 45 derajat. Kemudian
bola didorong ke depan secepat dan sekuat mungkin sebanyak tiga kali lemparan.
Penilaian : Jumlah lemparan yang terjauh dari dua kali lemparan. Jarak lemparan dicatat sampai
cm.
(Sumber; Johnson, Nelson. 1986. Practical Meausurement for Evaluation in Physical Education.
New York: Macmillan Publishing Company).
2. Interval Trainning
Pada akhir-akhir ini sistem latihan interfasi mulai digunakan untuk semua cabang
olah raga : atletik, balap sepeda, mendayung, dan macam-macam permainan.
Interval trainning merupakan bentuk latihan yang diselingi dengan istirahat
tertentu (intervasi). Bentuk latihan in pada mulanya ditemukan oleh seorang dokter yang
juga coach atletik dari Jerman : dr. Woldemar Cersshler.
Interval trainning merupakan penyempurnaan dari fartlek dengan memebrikan koreksi
secara teliti dalam : menentukan jarak, istirahat, banyaknya ulangan (repetation) dan
waktu latihan. Latihan interval juga menggunakan prinsip penambahan beban latihan.
Contoh :
a. Jarak lari ditentukan: 1600 m (4 kali keliling lintasan lari.
b. Ulangan (repetition) : 4 kali, berarti 4 X 400m.
c. Waktu untuk menempuh jarak (400 m): 90 detik.
d. Waktu istirahat (recovery interval): 120 detik.
Untuk lari pertama latian boleh digunakan ulangan 2-3 kali terlebih dahulu,
kemudian untuk seterusnya 4 kali ulangan. Atlit diharuskan menempuh jarak 400 m
dengan waktu 90 detik, kemudian jalan selama 120 detik, baru kemudian lari untuk
putaran kedua, istirahat lagi dan seterusnya sampai selesai 4 x 400 m lari. Demikianlah
untuk seterusnya latihan dilakukan akan tetapi waktu istirahat makin lama makin di
kurangi dari 120 detik menjadi 90 – 60 – 50 detikdan setrerusnya sampai tujuan akhir
tercapai yaitu lari 4 x 400 m tanpa istirahat = 1600 m.
Untuk memper berat latihan disamping pengurangan waktu istirahat dapat pula
dengan meningkatkan bentuk istirahat dari jalan, jalan cepat atau lari-lari kecil. Cara
meningkatkan beban dapat pula dengan memperberat salah satu dari faktor – faktor di
atas dikombinasikan, misalnya:
a. Jarknya yang ditambah.
b. Ulangan yang diperbanyak.
c. Waktu dipercepat.
3. Aerobik
a. Arti dan tujuan
Yang dimaksud dengan aerobik adalah suatu sistem altihan yang mendorong
kerja jantung, darah, dan paru-paru untuk periode waktu yang cukup untuk
menghasilkan perbaikan-perbaikan dan keadaan tubuh.
Perbaikan-perbaikan tersebut antara lain :
1) Bertambah kuatnya oto-otot pernapasan untuk memungkinkan aliran udara yang cepat ke
dalam dan keluar paru-paru.
2) Bertambah kuatnya jantung untuk memompa lebih banyak darah dan oksigen pada tiap
denyutan.
3) Menambah kuat oto-otot diseluruh tubuh.
Jadi, dengan aerobik, kita akanmendapatkan suatu pengaruh yang menuju pada
perbaikan-perbaikan ataupun dapat melawan penyakit-penyakit teetentu diantaranya
sakit jantung, sakit paru-paru, dapat menambah kesegaran jasmani,merugah sikap tubuh
menjadi lebih tegap dan mental yang baik, menambah lebih waspada, percaya pada diri
sendiri, mempercantik wajah serta untuk melawan penyakit-penyakit yang lainnya. Jadi,
aerobik dapat berfungsi sebagai obat dan untuk mempetinggi daya tahan dari seranganp-
serangan penyakit.
b. Program aerobik
Sebelumnya memulai program aerobik, kita harus mengklasifikasikan diri dalam
suatu kategori bagaimana keadaan kondisi kita pada saat sekarang. Dengan bermacam-
macam tes kita akan mengetahui apakah tubuh kita ini dalam kondisi yang baik (segar)
atau kondisi fisik yangkurang baik. Sudah barang tentu bila kondisi kita ternyata baik,
pasti kita akan mempertahankan bahkan ditingkatkan dan bila ternyata kurang baik kita
beruaha untuk memperbaiki.
Dari macam-macam tes yang ada maka tes 12 menit adalah salah satu jenis tes
yang mudah dilaksanakan oleh semua orang dan biayanya pun sangat murah. Tes 12
menit dilakukan dengan berlari-lari di lapangan, di jalan atau tempat-tempat yang
memuingkinkan untuk mengukur jarak tempuhnya. Dalam lari in kita diperbolehkan
untuk berjalan kaki bila kita lelah/ capai. Hindarilah memaksa diri untuk mendapatkan
suatu nilai dimana dengan cara itu badan kita menjadi letih.
Bila waktu 12 menit telah habis maka kita harus segera memberi tanda pada titik
yang kita capai. Bila hal ini dilakukan di jalan, kita dapat mengukur jarak yang ditempuh
dengan speed meter mobil atau sepeda motor atau melihat tanda yang telah ditentukan bila
hal ini dilakukan di lapangan.
Bila tes 12 menit ini masih dianggap susah karena dilakukan secara beramai-ramai
(massal) berhubungan dengan cara mengukurnya, bentuk tes yang lebih praktis adalah
dimana jaraknya yang ditentukan (1,5 mil=2,4 km), kemudian orang yang dites disuruh
menempuh jarak tersebut dengan berlari dan berjalan.
Bila kita sudah mengetahui kategori yang kita miliki, program latihan harus
disesuaikan dengan kategori kita masing-masing. Program latihan dapat dilakuakan
dengan bermacam-macam bentuk misalnya jalan kaki, lari di tempat, lari, bernang,
bersepeda, basket ball, dan lain-lain cabang olah raga. Akan tetapi, jenis latihan yang
paling murah dan dapat dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat adalah lari.
Tes 12 menit juga menunjukkan kepada kita dengan tepat berapa minggu waktu
yang diperlukan serta berpa banyak latihan olah raga yang harus dilakukan setiap minggu
untuk dapat mencapai nilai 30 setiap minggu. Setelah kita mampu memperoleh nilai cukup
ini, nilai 30 setiap minggu yang kita peroleh sudah cukup untuk memelihara kondisi tubuh
yang baik.
Indeks Kebugaran Kategori Kebugaran < 55 Jelek 55-64 Kurang dari rata-rata 65-79
Rata-rata 80-89 Baik ≥90 Baik sekali Rumus Pendek: Durasi NTB (detik) x 100/(5,5 x DN
1) Indeks Kebugaran Kategori Kebugaran < 50 Jelek 50-80 Rata-rata >80 Baik.
5. MFT ( Multi Fitnes Test )
Multi fitnes test ( MFT ) adalah suatu jenis tes daya tahan atau Endurance yang
bertujuan untuk mengetahui VO 2 Max. di Indonesia, oramg-orang biasanya menyebutnya
Tes Tung ( Bleep Test ). Satuan dari tes ini yaitu cc/Kg bb/menit. Di dalam jenis tes ini
terdapat beberapa kelemahan, kelemahan tersebut yaitu tidak adanya perbedaan prosedur
pelaksanaan atau norma antara peserta atau orang coba laki-laki dan wanita. Yang kedua
yaitu tidak adanya perbedaan faktor usia di dalamnya.
Panduan pace: Sangat variatif, antara kecepatan PB 5K, 10K, half marathon,
marathon pace, maupun easy run.
Long run
Ini adalah jarak lari terjauh dalam seminggu. Lakukan long run dengan pace sedikit di
atas easy run. Long runbermanfaat membangun daya tahan (endurance). Biasanya
pelari kerap melakukan long run pada akhir pekan.
Tes bicara: Bisa bicara leluasa namun tingkat kesulitan di atas easy run.
Panduan pace: Secara umum lakukan long run dengan conversational pace atau biasa
disebut pace ngobrol. Karena bagi pelari rekreasi (recreational runner) long run itu
sejatinya bukan soal seberapa cepat menyelesaikan latihan.
Lakukan long run secara nonstop agar tujuannya tercapai. Jadi bila Anda
berniat long run 20K, maka dari mulai sampai selesai 20K usahakan terus berlari
tanpa berhenti.*