Anda di halaman 1dari 9

TUGAS AKHIR SEMESTER

MATAKULIAH BIOMEKANIKA OLAHRAGA

NAMA : MUHAMMAD FACHRUL HAMKA

NIM : 18711251066

KELAS : IKOR D 2018

1. Berikan pendapat Anda, kenapa sebagai akademisi dan praktisi olahraga kita perlu belajar

Ilmu Biomekanika Olaharga?

JAWAB:

Menurut saya biomekanika olahraga adalah ilmu yang mempelajari tentang

bentuk dan macam-macam gerakan manusia dalam kegiatan olahraga atas dasar prinsip-

prinsip mekanika dan menganalisis gerakan olahraga tersebut untuk dimengerti. Materi

yang dipelajari memfokuskan kepada prinsip anatomis yang berhubungan dengan gerak

tubuh. Prinsip-prinsip dasar mekanika yang berlaku terutama pada fungsi kerangka,

bentuk persendian, fungsi otot, dan fungsi mekanik.

Bagi akademisi dan praktisi olahraga biomekanika olahraga dapat menjadi

pengetahuan supplemen dalam mengembangkan pengetahuan-pengetahuan olahraga

serta mengetahui bagaimana menerapkan secara efektif dalam melakukan suatu gerak

teknik pada cabang olahraga.

2. Berikan pendapat Anda, bagaimana bentuk penerapan Biomekanika olahraga pada

a. Olahraga prestasi (Sport Coaching)

b. Pendidikan jasmani (Physical Education)

c. Cidera olahraga (Sport Injury)


JAWAB:

a. Olahraga prestasi (Sport Coaching)

Olahraga prestasi berorientasi pada prestasi atlet baik dalam tingkat

internasional, nasional maupun domestik. Tentu untuk mencapai hal tersebut butuh

proses yang panjang dan juga banyak melibatkat disiplin ilmu-ilmu pengetahuan,

salah satunya biomekanika. Dengan adanya biomekanika, pelatih maupun manejer

club suatu cabor dapan memberikan program latihan yang efektif berdasarkan analisa

pergerakan atlet dalam memainkan suatu cabor.

Contohnya, salah satu atlet cabang olahraga atletik nomor lari, telah

melakukan beberapa latihan serta mengikuti suatu event. Akan tetapi atlet tersebut

belum dapat mencapai prestasi puncaknya. Pada akhirnya pelatih maupun manejemen

club melakukan evaluas dari analisis menggunakan pendekatan biomekanika,

sehingga mengetahui bahwa sang atlet dalam penerpannya menghasilkan gerakan

teknik lari yang kurang cepat dan efektif dikarenakan kebiasaan polah hidup dan

social serta karakteristik tubuh atlet (sebab pada umumnya tidak ada dua manusia

yang sama memiliki karakteristik jasmini seperti, seperti kekuatan otot, kelentukan,

tipe tubuh, dan juga karakteristik psikologi). Dengan mengethui hal tersebut, tentu

pelatih akan mengubah program latihannya yang sesuai hasil evaluasi melalui

pendekatan analisis biomekanika sehingga dapat menghailkan gerakan yang efektif

dalam meraih prestasi puncak atlet.

Olehkarena itu biomekanika olahraga sangatlah berperan dalam proses

pencapaian prestasi atlet.

b. Pendidikan jasmani (Physical Education)

Pendidikan jasmani yang pada umumnya bertujuan untuk membentuk krakter

yang ideal yang dominan melalui permainan atau kegiatan-kegitana olahraga /


aktifitas fisik (physical activity). Dalam mengajarkan suatu gerakan teknik cabor,

tentu memiliki prosedur. Peserta didik seringkali kita temukan melakukan gerakan

teknik suatu cabor yang kurang tepat. Melalui disiplin ilmu biomekanika olahraga,

kesalahan-kesalahn dalam melakukan gerakan tekhnik cabor dapat diketahui dengan

mudah sehingga bisa memperbaiki metode dalam belajar atau mepraktikan suatu

gerakan teknik dalam suatu cabor.

Sehingga, para pengajar harus memiliki pengetahuan dasar mengenai

biomekanika untuk menerapkan dalam proses pembelajarannya, juga dapat

menghindari cedera fatal pada peserta didik yang dikarenakan kesalahan dalam

mengajarkan atau menerapkan gerakan tekhnik suatu cabor.

c. Cidera olahraga (Sport Injury)

Cidera olahraga adalah cedera yang terjadi pada suatu oragan tubuh/sistem otot

dan rangka tubuh selama melakukan aktivitas olahraga yang dikarenakan banyak hal,

salah satunya kesalahan dalam melakukan gerak tekhnik sautu cabor.

Dengan mempelajari biomekanika olahraga, maka praktisi olahraga akan

mengetahui gerak tekhnik yang sesuai dengan prinsip anatomi tubuh. Sehingga dapat

menghindari terjadinya cidera.

3. Berikan pendapat anda mengenai pendekatan analisis biomekanika olahraga secara

kuantitatif dan kualitatif?

JAWAB:

Analisi biomekanika secara kuantitatif yaitu dilakukan oleh para peneliti untuk

kepentingan riset dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, sebagaimana gerakan

dianalisis menggunakan seperangkat alat dengan kalkulasi tertentu seperti analisis


gerak berbasis gambar (menggunakan video), sistem pendeteksi gerak otomatis,

elektromyografi (teknik medis untuk mengukur dan merekam aktivitas elektrik yang

dihasilkan oleh gerakan otot rangka), atau papan pangukur gaya/tekanan. Data-data

kemudian dianalisis menggunakan statistik dan simulasi komputer untuk menganalisis

pola gerakan. Pada analisis kuantitatif terkandung banyak sekali informasi yang,

tetapi, tidak semua relevan untuk mengetahui pola gerak yang diharapkan.

Analisis kualitatif mengandalkan observasi oleh pelatih atau analis gerak baik

secara langsung ataupun melalui rekaman video. Ini sesuai dengan sifat penelitian

kualitatif di mana peneliti (pelatih, analis) merupakan instrumen utamanya. Meskipun

menekankan peran analis gerak, pendekatan analisis kualitatif tetap menggunakan alat

bantu berupa software untuk menganalisis gerak. Bedanya, pada analisis kualitatif

yang menjadi fokus adalah polanya, bukan kuantifikasi datanya. Jika analisis

kuantitatif pada umumnya dilakukan oleh peneliti, analisis kualitatif lebih sesuai bagi

guru, pelatih, fisioterapis, dan juri olahraga artistik.

Secara umum perbedaan antara analisis kualitatif dan kuantitatif adalah:

analisis kualitatif mendeskripsikan secara non-numerik/angka dengan melihat gerakan

sebagai pola, sedangkan kuantitatif mendeskripsikan gerakan secara numeric/angka.

Analisis kuantitatif sering kali tampak lebih objektif karena adanya data-data yang

dapat dilihat secara empirik. Dari segi eksistensi, analisis kualitatif lebih mengakar

kuat dalam pendekatan yang terstruktur dan multidisiplin dibandingkan analisis

kuantitatif yang mengandalkan data tapi minim landasar teori. Seperti telah

disinggung pada bagian sebelumnya, perubahan di dunia biomekanika olahraga dalam

kurun waktu 30 tahun mempengaruhi kecenderungan dalam menganalisis gerak

olahraga. Pendekatan kualitiatif lebih menonjol dalam perkembangannya. Analisis

kualitatif membutuhkan sumber daya manusia yang mumpuni. Faktor manusia


sebagai analis gerak sangat menentukan. Hal ini diakui oleh pakar biomekanika

Indonesia, Iwan Hermawan. Dalam wawancara yang dimuat dengan judul Sains

Olahraga Bukan Jaminan (Kompas, 26/5/2017), ia mengungkapkan tidak hanya

pengadaan alat yang penting, tetapi untuk mengembangkan sports science, juga

diperlukan pengetahuan para pelaku olahraga. Petugas di lapangan tidak hanya

mengoperasikan peralatan tetapi harus bisa menginterpretasikan data sehingga

menjadi rekomendasi. Dalam kenyataannya, hasil pengujian fisik dan biomekanik

sering tidak ditindaklanjuti. Ini menunjukkan kebutuhan akan personal (sumber daya

manusia) yang mengerti dan berpengalaman sangat dibutuhkan. Jika dikaitkan dengan

olahraga pendidikan dan rekreasi, analisis kualititif dapat dikembangkan oleh guru,

pelatih, dan instruktur di tingkat grassroots. Keunggulan analisis kualitatif antara lain:

1. Tidak membutuhkan peralatan yang mahal, 2. Berbasis pada lapangan, bukan

laboratorium, sehingga memiliki tingkat validitas ekologi yang lebih baik, 3. Jika

dikerjakan dengan baik, analisis kualitatif akan tampil sistematis (karena fokus pada

pola bukan kuantitas data), 4. Pola gerak lebih bisa berbicara dibandingkan angka-

angka (a picture is worth a thousand words), 5. Lebih ramah bagi para pelatih, tidak

mengintimidasi karena kompleksitas datanya.

Pada analisis kualitatif terdapat sisi kelemahan yang muncul seperti: 1.

Kurangnya data numerik (bisa diperdebatkan apakah data merupakan sebuah

keunggulan), 2. Dibutuhkan pengetahuan tentang gerak yang memadai oleh analis, 3.

Reliabilitas dan objektivitasnya kadang diragukan dan sulit ditakar, adanya bias

karena subjektivitas analis.

Analisis secara kualitatif dan kuantitaif memiliki keuntungan dan kelemahan

masing-masing. Yang intinya kuantitatif berfokus pada angka yang dianalisis


sehingga perlu adanya pengukuran yang falid, sedangkan kualitatif berfokus pada

pola gerak yang dimana hasil dari analisa tergantung pada kemampuan analis .

4. Berikan pendapat Anda, bagaimana kedudukan dan peran Biomekanika Olahraga sebagai

ilmu dalam menunjang Ilmu Keolahragaan (Sport Science) saat ini dan bagaimana

seharusnya yang akan datang?

JAWAB:

Sebagai ilmu biomekanika merupakan kombinasi antara disiplin ilmu mekanika

terapan dan ilmu-ilmu biologi dan fisiologi. Biomekanika menyangkut tubuh manusia dan

hampir semua tubuh mahluk hidup. Dalam biomekanika prinsip-prinsip mekanika dipakai

dalam penyusunan konsep, analisis, disain dan pengembangan peralatan dan sistem dalam

biologi dan kedoteran. Begitupun juga dalam disiplin ilmu keolahragaan, karena ilmu

keolahragaan banyak melibatkan aktivitas fisik manusia terkhususnya keterampilan gerak

dasar dan teknik suatu cabor. Olehkarena ini, biomekanika olahraga juga bagian disiplin

ilmu keolahragaan.

Seiring berkembangnya tekhnologi, analisis menggunakan pendekatan

biomekanika sangant mudah digunakan dalam penerapan ilmu keolahragaan karena

didukun prengkat tekhnologi software yang dapat diaplikasikan dalam gadget/HP maupun

PC/computer dan sejenisnya. Oleh karena itu, kedepannya dengan banyaknya penemuan-

penemuan baru dengan kolaborasi dengan disiplin ilmu yang lain. Biomekanika olahraga

dapat diaplikasikan bagi para akademisi maupun praktisi olahraga secara massive.

Sehingga dalam penerapan ilmu keolahragaannya khususnya pada keterampilan gerak

tidak terdapat lagi kesalahan-kesalahan yang dapat mengakibatkan cidera.


5. Berilah analisis gerak teknik pada gambar di bawah ini dengan pendekatan biomekanik:

JAWAB:

Gerakan pada gambar merupakan gerakan teknik memutar kedepan pada saat

melayang dalam cabor loncat indah. Dari analisi menggunakan perangkat kinovea

menghasilkan sudut antara badan dan tungkai gerakan pertama 51o dan dilanjutkan dengan

gerakan yang membentuk sudut 32o . pada gerakan yang pertama atlet berusaha menjaga

kesimbangan dengan meraih kedua tungkai yang membentuk garis lurus dengan kaki. Dan

geraka lanjutannya atlet menjaga posisi nya dengan merangkul tungkainya dengan kedu a

lengannya yang telapak tangannya mengarah keluar. Hal ini untuk sesuai dengan hukum

Newton I yakni, Hukum inersia yang menyatakan bahwa sebuah benda tetap dalam keaadaan

diam atau gerak teratur dalam satu garis lurus, sekiranya tidak dipengaruhi oleh tenaga luar

yang cukup untuk mengubah keaadaan semula. Sedangkan Aristoteles menyatakan bahwa

kekuatan konstan diperlukan untuk menjaga sesuatu tetap bergerak. Hukum NEWTON I

(Inertia = kelembaman) dapat disimpulkan bahwa; (1) benda bersifat mempertahankan

keadaan; (2) semua benda/ obyek akan bergerak bila ada gaya (force) yang mengakibatkan

pergerakan. Hal tersebut membuat pergerakan akan terlihat memutar kedepan dengan konstan

hingga terlihat indah sampai melakukan gerakan lanjutannya yakni pada memasuki

permukaan air.
6. Berilah analisis gerak teknik pada gambar di bawah ini dengan pendekatan biomekanik:

JAWAB:

Pada gambar diatas merupakan gerak teknik flying in the air atau melayang di udara

dengan gaya walking in the air atau berjalan di udara. Gaya ini paling banyak di gunakan

oleh atlit Pro yang bertujuan untuk meraih jarak sejauh-juhnya. Hal ini dikarena pada saat di

udara gerakan kaki yang di lakukan seakan-akan melangkah di udara dangan diikuti gerakan
tangan untuk mendapatkan kesimbangan sehingga dari rangkain tersebut dapat menghasilkan

akselerasi yang sesuai dengan Hukum Akselerasi, hukum akselerasi merupakan hukim kedua

Newton. Menyatakan bahwa benda digerakan oleh suatu tenaga, momentumnya ( m x a )

adalah proporsional atau sebanding dan satu arah dengan tenaga dan berbanding terbalik

dengan berat ( mass / m ) benda. Sehingga membantu atlet untuk mendapatkan jarak yang

lebih jauh, adapun hokum aksi reaksi terjadi pada saat melakukan tolakan, dimana kecepatan

lari dan kekuatan tungkai merupakan factor yang mempengaruhi reaksi kea rah depan-atas.

Dari rangkaian gerakan diatas membentuk pola parabola hal ini memanipulasi gaya grafitasi

untuk mencapai jarak yang jauh. Di gambar pertama, gerakan melangkah yang membentuk

sudut antara kedua tungkai 107o selanjutnya 57o, 237o, dan 20o. rangakaian besaran sudut

tersebut membuktikan bahwa pada saat melayang membuat percepatan dengan dominannya

kekuatan otot pada tungkai, sehingga terjadi hukum Newton II seperti yg dijelaskan

sebelumnya. kemudian gerakan akhir kedua tungkai diarahkan kedepan untungk melalukakan

gerakan mendarat.

Anda mungkin juga menyukai