Anda di halaman 1dari 17

Analisis Gerak Lempar Cakram Gaya Menyamping (Studi Kasus Pada Atlet Lempar Cakram Jawa Timur)

ANALISIS GERAK LEMPAR CAKRAM GAYA MENYAMPING


(Studi Kasus Pada Atlet Lempar Cakram Jawa Timur)

Afrian Nusa Wahyu Basuki

S-1 Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Surabaya


prof.afrian@gmail.com

ABSTRAK

Analisis gerakan dalam olahraga sangat perlu dilakukan oleh pelatih maupun ahli biomekanik untuk memperbaiki
gerakan yang salah. Dalam gerak lempar cakram ini perlu adanya analisis gerak agar lebih efektif dan efisien dari
segi kinesiologi dan biomekanika. Oleh karena itu dalam penelitian ini dirumuskan masalah yang diajukan
“Bagaimana analisis gerak lempar cakram gaya menyamping yang efektif dari segi kinesiologi dan biomekanika?”.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran dan menganalisis rangkaian gerak lempar cakram
gaya menyamping yang efektif dari segi kinesiologi dan biomekanika biomekanika yang meliputi sudut segmen
tubuh, kecepatan awalan, sudut lemparan, ketinggian dan jauh lemparan. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian
deskriptif analisis yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek apa adanya menggunakan bantuan
Software Dartfish. Lokasi pengambilan data penelitian ini di lapangan Atletik Oentoeng Poedjadi dengan
menggunakan subjek penelitian 1 orang atlet PON 2012 Jawa Timur. Hasil lemparan diperoleh dari dua kali
lemparan oleh subjek penelitian dan yang terbaik pada lemparan kedua, didapatkan hasil awalan dengan sudut kaki
kanan 131,1° dan sudut kaki kiri 158,7° dengan lebar kaki 0,83 meter. Saat berputar membentuk sudut kaki kanan
114,4° sedangkan saat akan melempar kaki kanan membentuk sudut 115° dan sudut batang tubuh 71,2°. Saat
melempar kaki kanan membentuk sudut 170,2° dan membentuk sudut lemparan 34,4° dengan kecepatan 19,1 m/s
menghasilkan lemparan sejauh 32,94 meter. Rangkaian gerak lempar cakram gaya menyamping jika ingin
menghasilkan lemparan yang maksimal maka kecepatan awal dan tinggi lemparan harus maksimal dan sudut
lemparan optimal 35°.

Kata kunci : Lempar Cakram Gaya Menyamping, Analisis, Dartfish

ABSTRACT
Motion analysis in sport really needs to do by coaches and biomechanics experts to fix faulty movement. Motion
analysis is needed in discus throwing motion for more effective and efficient in terms of kinesiology and
biomechanics. Therefore, the problem presented in this research "How discus throwing sideways style motion
analysis that effective in kinesiology and biomechanics?". The purpose of this research is to obtain and analyze a
series of sideways motion of throwing style that effective in kinesiology and biomechanics which includes angle of
body’s segment, velocity prefix, angle of release, height of release and result of throwing. This research is
descriptive analysis seeks to describe and interpret the object as it was and using the dartfish Software. The location
of this research’s data collection in the Athletic field Oentoeng Poedjadi using 1 PON 2012 East Java’s athlete as a
research subject. The results obtained from the double throw throws by research subjects and the best on the second
throw, showed prefix with the right leg angle 131.1° and 158.7° angle of the left leg with the width of foot around
0.83 meters. When the body spin, the angle of right foot 114.4°, while it will throw the right leg makes an angle of
115° and 71.2° angle of the torso. When throwing the right leg makes an angle of 170.2° and 34.4° angle of release
with speed of throwing 19.1 m / s produces a result of throwing as far as 32.94 meters. For making maximum result
of throwing discus, the prefix and high of release must doing maximally and the optimum angle of release is 35°.

Key Words : Discus Throwing Sideways Style, Analysis, Dartfish


Jurnal Kesehatan Olahraga Volume 03 Nomor I Edisi Yudisium 2015, 220-236

PENDAHULUAN seperti pelatih maupun guru olahraga. Hal ini akan


Pada zaman sekarang ini, olahraga bukanlah sangat bermanfaat dalam menunjang prestasi suatu
merupakan suatu hal yang asing lagi bagi kita, tetapi cabang olahraga.
sudah merupakan kebutuhan bagi kesegaran jasmani Pada zaman modern seperti sekarang
dan rohani kita. Dalam kehidupan bangsa Indonesia, ini, perlunya pengetahuan mekanika
olahraga merupakan bagian hidup dari kebudayaan gerak dalam memahami teknik cabang
bangsa yang tumbuh sejalan dengan kemajuan olahraga dan seluruh gerak manusia
zaman. Berolahraga selain dapat meningkatkan (human movement) sudah tidak
kesehatan dan kesegaran jasmani, juga dapat disangsikan lagi. Guru olahraga, pelatih,
dipergunakan sebagai sarana meraih prestasi. dan atlet akan mengalami kesulitan jika
Bangsa indonesia adalah bangsa yang sedang tidak memiliki pengetahuan mekanika
berkembang dan menuju arah tinggal landas, gerak yang mendasari teknik cabang
sehingga tidak mengherankan apabila pembangunan olahraga yang diajarkan. Mereka akan
di segala bidang terus digalakkan. Begitu pula mempunyai kerugian ketika dihadapkan
pembangunan di bidang olahraga yang dewasa ini pada pemilihan teknik terbaik yang
semakin ketat persaingannya. Pembangunan dalam harus digunakan, keputusan bagaimana
bidang olahraga di Indonesia salah satunya yakni memodifikasi teknik tertentu yang
dengan meningkatkan prestasi cabang-cabang memudahkan untuk karakteristik pribadi
olahraga. Dalam usaha meningkatkan prestasi atlet, mengamati kesalahan dan
olahraga cenderung lebih berorientasi pada proses mengidentifikasi penyebabnya, serta
penerapan ilmu dan teknologi olahraga. cara-cara tertentu untuk membetulkan
Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang kesalahan tersebut. (Mulyana, 2012:3).
tertua, yang telah dilakukan oleh manusia sejak Menurut Pate (1993:177), “analisis gerakan
jaman purba sampai dewasa ini. Menurut Syarifuddin dalam olahraga sangat perlu dilakukan oleh pelatih
(1992:1), gerakan-gerakan yang terdapat dalam maupun ahli biomekanik untuk memperbaiki gerakan
cabang olahraga atletik, seperti berjalan, berlari, yang salah”. Perlu di ingat, bahwa semua gerakan-
melompat dan melempar, merupakan dasar bagi gerakan manusia tidak lepas dari prinsip-prinsip
cabang olahraga yang lainnya. Oleh karena itu fisika, dengan demikian pelatih juga perlu
banyak ahli mengemukakan bahwa atletik merupakan memperhatikan faktor-fakor mekanika yang
induk dari semua cabang olahraga (mother of sport). mempengaruhi penampilan atlet. Salah satu fungsi
Nomor-nomor yang terdapat dalam cabang dari penguasaan prinsip-prinsip mekanika oleh
olahraga atletik secara garis besar dapat dijadikan pelatih adalah dapat mengembangkan ketrampilan
tiga bagian, yaitu nomor jalan dan lari, nomor atlet dalam merancang teknik-teknik latihan yang
lompat, dan nomor lempar. Nomor lempar cocok dan efisien bagi atlet.
merupakan salah satu nomor yang telah Untuk tujuan analisis gerak pada lempar cakram
diperlombakan sejak berlangsungnya gaya menyamping harus dipertimbangkan secara
penyelenggaraan Olimpiade Kuno di Yunani, kira- konsisten pada teknik dasarnya yaitu; cara memegang
kira tahun 779 SM. Yaitu untuk nomor lempar cakram, melakukan awalan, ayunan lengan saat
cakram dan nomor lempar lembing. melempar dan gerakan akhir setelah melempar (lepas
Lempar cakram dalam teknik pelaksanaanya ada cakram). Selama ini dalam prakteknya di lapangan,
dua yaitu; gaya menyamping dan gaya banyak sekali dijumpai melakukan lemparan kurang
membelakangi. Lempar cakram gaya menyamping sempurna sehingga dapat mempengaruhi kecepatan
adalah suatu cara melakukan gerakan melempar awalan. Gerakan awal yang kurang sempurna
mulai dari sikap permulaan sampai dengan bergerak menjadikan gerak kurang maksimal dan efektif dari
ke depan untuk melemparkan cakram dengan segi kinesiologi dan biomekanika. Dalam gerak
keadaan badan menyampingi arah lemparan. lempar cakram ini perlu adanya analisis gerak agar
Sedangkan gaya membelakangi pada lempar cakram lebih efektif dan efisien dari segi kinesiologi dan
adalah mulainya atlet melempar cakram dengan biomekanika..
membelakangi arah lemparan.
Perlunya pengetahuan mengenai olahraga
khususnya pengetahuan dari segi biomekanika dan KAJIAN PUSTAKA
kinesiologi pada zaman modern seperti sekarang ini Lempar Cakram
sudah menjadi suatu keharusan. Pengetahuan Atletik telah dilakukan oleh manusia sejak
semacam ini tidak hanya diperuntukkan bagi atlet itu jaman purba sampai dewasa ini. Bahkan sejak awal
sendiri, namun juga bagi pihak-pihak yang terkait adanya manusia di muka bumi ini atletik sudah ada,
dengan dunia kepelatihan dalam cabang olahraga karena gerakan-gerakan yang terdapat dalam cabang
Analisis Gerak Lempar Cakram Gaya Menyamping (Studi Kasus Pada Atlet Lempar Cakram Jawa Timur)

olahraga atletik, seperti berjalan, berlari, melompat melempar, cara melempar cakram serta gerak
dan melempar adalah gerakan yang dilakukan oleh lanjutan dan sikap akhir. Adapun penjelasan
manusia di dalam kehidupannya sehari-hari. Maka selanjutnya sebagai berikut :
tidak mengherankan apabila beberapa ahli
menyebutkan bahwa atletik merupakan cabang 1. Cara memegang cakram
olahraga tertua di muka bumi. Lempar cakram merupakan salah satu jenis
Nomor-nomor yang terdapat dalam cabang ketrampilan melempar benda berupa cakram
olahraga atletik secara garis besar dapat dijadikan sejauh mungkin. Cakram terbuat dari kayu atau
tiga bagian, yaitu nomor jalan dan lari, nomor tanah lain yang sesuai (badan cakram), dengan
lompat, dan nomor lempar. Nomor lempar pinggiran dari metal atau besi yang tepinya
merupakan salah satu nomor yang telah dibuat membulat. Cakram berbentuk bulat pipih
diperlombakan sejak berlangsungnya dan cembung ke tengah dengan penampang
penyelenggaraan Olimpiade Kuno di Yunani, kira- melintangnya dari tepi atau pinggiran cakram
kira tahun 779 SM. Yaitu untuk nomor lempar berbentuk bulat lingkaran penuh dengan radius
cakram dan nomor lempar lembing. kurang lebih 6 mm.
Lempar cakram adalah suatu
bentuk gerakan melempar suatu alat
yang berbentuk bulat pipih dengan
berat tertentu yang terbuat dari kayu
dan pinggirnya dari metal / besi, yang
dilakukan dengan satu tangan dari
samping badan untuk mencapai jarak
yang sejauh-jauhnya, sesuai dengan
peraturan yang berlaku. (Syarifuddin,
1992:173)
Lempar cakram memiliki dua gaya dalam
melempar yaitu; gaya menyamping dan gaya
membelakangi. Gaya menyamping adalah sikap Gambar 2.1
permulaan berdiri miring/menyamping kearah Cara Memegang Cakram
sasaran, sesaat akan memulai berputar lengan kanan
diayun jauh ke belakang. Sumbu putaran pada kaki Ada dua pegangan dasar untuk memegang
kiri (telapak kaki bagian depan atau ujung) selama cakram, yang pertama adalah pegangan dimana
berputar lengan kanan selalu di belakang, pada posisi semua jari tangan menyebar, dan yang kedua
melempar badan merendah lengan kanan di belakang adalah pegangan dimana jari tengah dan
pandangan ke arah sasaran, setelah cakram lepas dari telunjuk dirapatkan. Ruas-ruas ujung jari
tangan kaki kanan melangkah ke depan berpijak melingkupi bagian pinggir cakram dan
dibekas telapak kaki kiri yang saat itu telah berayun pergelangan harus keras. Cakram dipegang
ke belakang. sedemikian rupa sehingga jari telunjuk menjadi
Sedangkan gaya membelakangi adalah sikap jari yang terakhir yang bersinggungan dengan
pertama berdiri membelakangi arah lemparan sesaat cakram ketika lepas dari tangan.
akan berputar lengan kanan diayun jauh ke belakang Cara memudahkan memegang cakram,
pandangan mulai melirik ke kiri, saat mulai berputar pertama letakkan itu diatas telapak tangan kiri,
ujung telapak kaki kiri sebagai sumbu dan tolakan yaitu jika melempar bagian kanan dan jika
kaki kiri itu pula badan meluncur ke arah lemparan, tangan kiri kebalikannya. Regangkan jari-jari
kaki kanan secepatnya diayun memutar ke kiri untuk tangan kanan dan peganglah tepi cakram itu
berpijak, sesaat kaki kanan mendarat kaki kiri dengan dengan ruas jari tangan bagian atas hingga
cepat pula diayum ke kiri untuk berpijak dan menutupi pinggiran atau tepi cakram bagian
terjadilah sikap lempar, setelah cakram lepas dari depan. Telapak tangan bagian atas agak
tangan kaki kanan segera diayun ke depan dan kaki dicengkukkan dan dipinggirannya pada badan
kiri diayun ke belakang. cakram bagian atas.
Teknik Lempar Cakram 2. Sikap badan pada waktu akan melempar
Teknik untuk melakukan lempar cakram Sikap badan pada waktu akan melempar
menurut Syarifuddin (1992:173) hampir sama dengan cakram, ada dua cara seperti pada tolak peluru,
teknik nomor lempar yang lainnya, yaitu cara yaitu : gaya menyamping dan membelakangi.
memegang cakram, sikap badan pada waktu
Jurnal Kesehatan Olahraga Volume 03 Nomor I Edisi Yudisium 2015, 220-236

Namun yang akan digunakan adalah gaya bawah berada di samping


menyamping sehingga pembahasan lebih kanan badan.
spesifik lagi ke sikap badan pada waktu akan b. Pada ayunan cakram ke
melempar gaya menyamping. Saat melakukan belakang yang terakhir, kepala
lemparan, badan berdiri tegak menyamping ke menengok ke kanan dan
arah lemparan, kedua kaki dibuka lebar. Kaki cakram berada di belakang
kiri ke depan lurus menuju ke arah lemparan, kanan dibawah bahu dengan
kaki kanan di belakang (di samping kaki kiri) lengan lurus.
dengan lutut agak dibengkokkan serong ke c. Sambil memindahkan kaki
samping kanan. Berat badan berada pada kaki kanan ke samping kaki kiri,
kanan dan miring atau condong ke samping badan berputar ke kiri hingga
kanan. Tangan kanan membawa cakram di menghadap ke belakang,
samping badan dengan lengan lurus dan lemas, dengan lengan tetap lurus.
tangan kiri dengan siku dibengkokkan berada di d. Pada saat kaki kanan
depan badan lemas membantu menjaga menginjak tanah (lapangan
keseimbangan. Pandangan ke arah lemparan. lempar cakram), segera kaki
kiri menyusul diluruskan ke
depan ke arah lemparan.
e. Kemudian pada saat kaki kiri
mendarat, secepat mungkin
cakram dilemparkan dari
belakang melalui samping, ke
depan ke atas. Dibantu dengan
menolakkan kaki kanan dan
melonjakkan badan ke atas ke
depan.
f. Cakram lepas pada saat lengan
lurus di depan badan serong
ke atas, dengan pergelangan
tangan diputar ke luar, dan
jari-jari tangan memutar
pinggiran cakram ke dalam.
g. Sikap akhir mendarat pada
kaki kanan, kaki kiri ke
belakang lemas, tangan kiri ke
belakang, dan tangan kanan
dengan siku dibengkokkan
berada di depan badan, serta
badan membungkuk ke depan,
Gambar 2.2 untuk menjaga keseimbangan
Lempar cakram awalan samping agar tidak jatuh ke depan.
(Syarifuddin, 1992:176)
3. Cara melempar cakram gaya menyamping
Cara melakukan lempar cakram gaya 4. Gerak lanjutan dan sikap akhir
menyamping menurut Syarifuddin adalah Gerak lanjutan (Follow Thru) sama seperti
sebagai berikut: pada tolak peluru dan lempar lembing. Yaitu
a. Berdiri di bagian belakang pada waktu cakram akan dilepaskan dari tangan,
dalam lingkaran menyamping kaki kanan ditolakkan dan badan dilonjakkan ke
ke arah lemparan, kedua kaki, atas ke depan. Sedangkan sikap akhir adalah
kaki kiri menuju ke arah setelah cakram lepas dari tangan secepatnya
lemparan, kaki kanan di kaki kanan itu mendarat, kaki kiri diangkat lurus
samping kaki kiri dengan lutut ke belakang lemas, badan bungkuk ke depan,
agak dibengkokkan, berat tangan kiri ke belakang dan tangan kanan
badan berada pada kaki kanan. dengan siku dibengkokkan berada di depan
Cakram dipegang dengan badan lemas. Kesemuanya itu untuk membantu
tangan kanan, lengan lurus ke
Analisis Gerak Lempar Cakram Gaya Menyamping (Studi Kasus Pada Atlet Lempar Cakram Jawa Timur)

menjaga keseimbangan agar badan tidak jatuh


ke depan. a. Lapangan untuk melempar berdiameter 2,50
meter
Sarana dan Prasarana Lempar Cakram b. Permukaan lantai tempat melempar harus datar
1. Alat dan tidak licin, terbuat dari semen, aspal dan
lain-lain. Lingkaran lemparan dikelilingi oleh
pagar kawat atau sangkar untuk menjamin
keselamatan petugas, peserta dan penonton.
c. Bentuk lapangan seperti huruf C, dengan
diameter 7 meter, mulut 3,3 meter. Sektor
lemparan dibatasi oleh garis yang berbentuk
sudut 40o di pusat lingkaran.

Tinjauan Gerak Lempar Cakram Gaya


Menyamping Dari Aspek Kinesiologi dan
Biomekanika
Gambar 2.3 Dilihat dari analisa gerakan, pada nomor-nomor
Cakram lempar ada empat tahapan gerak menurut Bahagia,
yakni:
Bahan cakram terbuat dari kayu atau bahan lain 1. Otot-otot yang kuat namun lebih
dengan bingkai dari metal. Bingkai berbentuk lambat (kaki), harus bergerak lebih
lingkaran penuh dan tepat di tengah-tengah dulu sebelum otot yang lebih cepat
cakram ada beban yang dapat dilepaspindahkan. (tangan).
2. Badan bagian bawah berputar lebih
2. Ukuran Cakram dulu dari badan bagian atas. Ini akan
a. Berat cakram untuk senior putra adalah 2 kg menghasilkan gerak horizontal
dengan diameter 219 mm – 221 mm serta (pinggang lebih duluan bergerak dari
tebal 44 mm – 46 mm. bahu).
b. Berat cakram untuk senior putri adalah 1 kg 3. Pemindahan titik berat dari kaki
dengan diameter 180 mm – 182 mm serta belakang ke kaki depan.
tebal 37 mm – 39 mm. 4. Pelurusan tungkai depan ketika berat
c. Berat cakram untuk junior putra adalah 1,25 badan berpindah ke depan, ini
kg dengan diameter 180 mm – 182 mm serta menghasilkan gaya vertikal dan
tebal 37 mm – 39 mm. terjadi saat alat akan dilempar.
d. Berat cakram untuk junior putri adalah 0,75 (Bahagia, 2012:61-62).
kg dengan diameter 145 mm - 170 mm dan Saat melempar cakram diperlukan
tebal 25 mm hingga 35 mm. keseimbangan untuk mempertahankan posisi tubuh
ketika melempar. Tubuh mengupayakan untuk
3. Lapangan Cakram menjaga keseimbangan dengan memusatkannya pada
satu kaki tumpuan, teori yang tepat yaitu
keseimbangan dipengaruhi oleh letak segmen-
segmen anggota tubuh. Ketika hendak melempar
cakram, melemparkan benda maka moment gaya juga
harus kita perbesar sebab semakin besar moment
gaya maka gaya yang dihasilkan juga akan semakin
besar jadi juga dapat menghasilkan lemparan yang
jauh. Semakin besar power kita dalam melempar
benda maka akan semakin besar pula kecepatan
benda tersebut.
Menurut pandangan Biomekanika, lempar
cakram termasuk jenis keterampilan yang
diklasifikasikan dalam : Melemparkan objek untuk
mencapai jarak horisontal maksimal. Selain lempar
Gambar 2.4
Lapangan Lempar Cakram cakram, termasuk dalam klasifikasikan ini adalah
(http://www.google.co.id/) tolak peluru, lempar lembing, lontar martil dan
lompat jauh.
Jurnal Kesehatan Olahraga Volume 03 Nomor I Edisi Yudisium 2015, 220-236

Melempar cakram berarti menggerakkan benda


atau objek, agar objek bergerak ke suatu jarak
tertentu diperlukan tenaga (force). Tenaga (force) ini 2. Sudut Lemparan (Angle of Release)
diperlukan untuk melawan gravitasi yang bekerja Bentuk lintasan cakram yang
pada setiap benda yang berada di bumi. Gaya dilemparkan oleh seorang atlet akan
gravitasi atau gaya tarik bumi ini bekerja menarik ditentukan oleh besarnya sudut saat cakram
setiap benda kearah pusat bumi. Untuk lepas dari tangan atlet itu. Menurut Yusup dan
menggerakkan sebuah benda makin menjauhi pusat Sunaryadi (2000:83), apabila tahanan udara
bumi makin besar juga tenaga yang harus dikerahkan. diabaikan, maka bentuk lintasan cakram itu
Lintasan cakram dalam lempar cakram pada konsep cenderung akan merupakan salah satu
biomekanika bisa disebut sebagai proyektil dalam kemungkinan di bawah ini :
olahraga. Atau bisa juga disebut sebagai gerak a. Jika cakram dilempar lurus ke
parabola. atas, maka cakram akan lurus
Ada 4 faktor yang mempengaruhi jauh lintasan ke atas dan akan ditarik lurus
dan gerak suatu benda ketika berada di udara, ke bawah oleh gravitasi bumi.
keempat faktor tersebut antara lain lintasan yang Lintasan cakramnya adalah
dilalui, sudut saat melakukan lemparan, kecepatan garis lurus. Gravitasi akan
awal benda saat dilemparkan, dan ketinggian benda memperlambat cakram pada
saat dilemparkan. saat naik ke atas, dan akan
Dalam kejadian-kejadian olahraga mempercepat cakram itu pada
dimana benda atau tubuhnya saat jatuh ke bawah.
diproyeksikan ke udara, maka faktor- b. Jika cakram dilempar dengan
faktor yang mempengaruhi lintasan sudut lebih dari 45° (antara
tersebut adalah lintasannya (Trajectory), vertikal dan horisontal, tetapi
sudut lemparan (Angle of Release), mendekati arah vertikal), maka
kecepatan saat dilepaskan (Velocity of akan menyebabkan cakram
Release), serta ketinggian saat dilepaskan berada di lintasan dimana
(High of Release). (Yusup dan Sunaryadi, faktor ketinggian akan lebih
2000:82) besar dari jarak lemparannya.
c. Jika cakram dilempar dengan
1. Lintasan Cakram (Trajectory) sudut kurang dari 45° (lebih
Lintasan cakram merupakan lintasan yang dekat ke garis horisontal),
dilalui cakram dari saat dilepaskan sampai maka lintasan cakram akan
menyentuh tanah. Lintasan cakram membentuk panjang dan rendah. Dalam hal
garis melengkung atau parabola. ini jarak lemparan lebih
Dalam kenyataannya, gravitasi dominan dari pada ketinggian
akan menarik cakram yang meluncur lemparan.
melayang itu ke arah bumi. Tanpa (Yusup dan Sunaryadi,
mempertimbangkan pengaruh putaran 2000:84)
pada cakram (spin), maka tahanan udara Pada penelitian sebelumnya yang
(air resistance) akan melawan gerak dilakukan oleh Hidayati (2014:30), sudut
cakram yang laju naik ke arah depan optimum pada lempar cakram dengan gaya
lalu jatuh ke bawah dari udara. Karena membelakangi adalah sebesar 35°.
cakram ditarik ke arah bumi dengan
konstan, maka gravitasi akan menarik 3. Kecepatan Saat Dilepaskan (Velocity of
cakram yang sedang naik itu (komponen Release)
vertikal), sehingga setelah waktu Menurut Bahagia (2012:63), “kecepatan
tertentu cakram tidak bisa naik lagi dan gerak berbanding lurus dengan gaya atau
mulai jatuh ke bumi. (Yusup dan momentum yang dihasilkan”. Artinya semakin
sunaryadi, 2000:82-83) cepat gerak itu dilakukan, semakin besar gaya
Yusup dan Sunaryadi (2000:83) yang dihasilkan atau semakin jauh hasil
menyebutkan bahwa jarak horisontal cakram lemparannya.
selama melayang di udara ditentukan oleh Apabila cakram dilemparkan lurus ke
kombinasi 3 faktor yaitu sudut lemparan, atas, maka peningkatan kecepatan tersebut
kecepatan saat dilepaskan, serta ketinggian saat ditujukan agar bola itu lebih tinggi. Puncak
dilepaskan. lintasan (titik tertinggi) akan meningkat,
Analisis Gerak Lempar Cakram Gaya Menyamping (Studi Kasus Pada Atlet Lempar Cakram Jawa Timur)

karena kecepatan saat lepas ditingkatkan. menganalisis gerakan dengan baik manakala
Maka bila atlet lempar cakram melempar disertai kamera dengan kecepatan yang
cakram dengan sudut antara garis vertikal dan memadai sehingga dapat memberikan ketepatan
horisontal, dengan demikian peningkatan pengukuran yang baik. Dartfish dapat dipakai
kecepatan bola saat lepas itu, tidak hanya untuk mengamati perlambatan gerak atau
meningkatkan ketinggian bola, tetapi juga bahkan menghentikan gerakan, sehingga
jarak lemparannya. pengukuran sudut segmen tubuh, kecepatan dan
percepatan gerak, waktu serta panjang
4. Ketinggian Saat Dilepaskan (High of Release) lintasannya dapat dilakukan.
Faktor lain yang mempengaruhi lintasan Hasil rekaman gambar videonya dapat
cakram adalah ketinggian saat lepas, yaitu dianalisis sesuai dengan kehendak pengamat.
jarak antara permukaan tanah dimana cakram Jika dalam pengukuran panjang satuan yang
itu mendarat dengan kedudukan cakram saat diambil meter, program ini jika di set dalam
lepas. Beberapa atlet yang bertubuh tinggi satuan meter mempunyai kemampuan
akan memperoleh keuntungan untuk mengukur sampai 0,02 detik. Dartfish dalam
meningkatkan faktor ketinggian saat lepas. analisis ini hanya digunakan untuk menganalisis
Sampai tahap tertentu, artinya semakin tinggi gerak lempar cakram gaya menyamping.
saat lepas alat semakin baik hasilnya. Fasilitas program yang tersedia pada software
ini adalah:
a. DV Import : Untuk mentransfer clip dari
METODE PENELITIAN kamera ke laptop atau PC.
Jenis Penelitian b. DV Export : Untuk mentransfer clip dari
Sesuai dengan masalah yang telah diuraikan, laptop ke kamera.
maka penelitian ini dilaksanakan dengan c. Player : Untuk memutar clip, gambar diam
menggunakan jenis penelitian deskriptif analisis yaitu atau video, secara slow motion, frame by
“suatu metode penelitian yang berusaha frame.
menggambarkan dan menginterpretasikan objek apa d. Analyzer : Untuk menganalisis gerakan bisa
adanya” (Creswell dalam Sangadji, 2010:24). Dalam ditinjau dari sudut segmen tubuh, lintasan
penelitian deskriptif analisis ini hanya sebatas pada gerakan, kecepatan, percepatan, waktu
pendeskripsian yaitu menganalisis rekaman video maupun jaraknya. Fasilitas ini dapat pula
gerak lempar cakram yang meliputi sudut segmen untuk membandingkan penampilan dua
tubuh (saat awalan, memutar, akan melempar dan atlet.
saat melempar), kecepatan awalan, sudut lemparan, e. Simulcam : Membandingkan dua gerakan
ketinggian dan jauh lemparan. yang berbeda waktu pelaksanaannya.
f. Stromotion : Menunjukkan tahap-tahap
Lokasi Penelitian gerakan dari awal hingga gerakan
Penelitian mengenai analisis gerak lempar berikutnya.
cakram gaya menyamping pada atlet lempar cakram g. Producer : Mendeskripsikan dan sekaligus
Jawa Timur dilakukan di lapangan atletik Oentoeng memberikan komentar, serta komunikasi
Poejadi UNESA. produknya melalui internet, atau media lain.

Subjek Penelitian Teknik Pengumpulan Data


Adapun subjek penelitiannya adalah seorang 1. Langkah I
atlet putri cabang olahraga Atletik Jawa Timur 2012 Langkah awal sebelum melakukan
pada nomor lempar cakram. penelitian adalah melakukan studi pendahuluan,
dengan tujuan mengetahui kondisi di lapangan
Instrumen Penelitian yang akan akan dijadikan sebagai tempat
Dalam mengambil data dibutuhkan sebuah penelitian. Dalam studi pendahuluan kegiatan
instrumen utama yaitu software dartfish dan yang dilakukan adalah :
didukung oleh instrumen pendukung seperti laptop, a. Berkoordinasi dengan dosen pengajar atletik
tripod, timbangan berat badan, peluit, alat tulis, meter mengenai kegiatan penelitian yang akan
standart, baterai, dan kamera digital. dilakukan.
1. Software Dartfish b. Menentukan subjek yang akan digunakan
Dartfish versi 7 adalah software versi dalam penelitian, yaitu seorang atlet yang
terbaru yang dilengkapi dengan sebuah kamera, telah menguasai lempar cakram gaya
beserta tripodnya. Software ini dapat menyamping.
Jurnal Kesehatan Olahraga Volume 03 Nomor I Edisi Yudisium 2015, 220-236

c. Memberikan informasi pada subjek 2) Dengan aba-aba mulai, subjek penelitian


penelitian, tentang kegiatan yang dilakukan mulai melakukan awalan lemparan dan
berkaitan dengan penelitian. hasil akhir.
2. Langkah II 3) Subjek penelitian melakukan lemparan
Langkah selanjutnya adalah sebanyak 2 kali.
mempersiapkan instrumen penelitian, dalam c. Tahap Analisis
penelitian ini instrumen yang dibutuhkan 1) Memasukkan video rekaman ke dalam
meliputi Software Dartfish, laptop, tripod, peluit, laptop dengan menggunakan card reader.
alat tulis, meter standart, baterai dan kamera 2) Memilih fasilitas analyzer pada software
digital. dartfish untuk menentukan video gerak
3. Langkah III lempar cakram dengan gerakan perlahan
Setelah mempersiapkan instrumen (slow-motion) dan menghentikan pada
penelitian langkah selanjutnya adalah tahap tahap-tahap yang diinginkan.
pengambilan data. Dalam penelitian ini ada tiga 3) Menyimpan masing-masing video
tahap pengambilan data: tahap persiapan, dengan sebelumnya memberi nama file-
pengambilan video dan analisis data. nya
a. Tahap Persiapan 4) Memasukkan hasil analisis ke dalam
1) Mempersiapkan kondisi sampel tabel pengamatan.
penelitian baik fisik maupun mental. 5) Mulai melakukan analisis, yang meliputi:
2) Mengecek kondisi kamera yang akan a) Aspek biomekanika yang meliputi
digunakan. analisis terhadap sudut segmen tubuh,
b. Tahap Pengambilan Video (merekam) kecepatan awalan, sudut lemparan,
LAPANGAN LEMPAR ketinggian dan jauh lemparan.
CAKRAM b) Aspek kinesiologi yang meliputi
sendi dan otot yang terlibat dalam
gerakan lempar cakram gaya
menyamping.
4
0
ARAH
LEMPARA Teknik Analisis Data
KAMERA ° Setelah data diperoleh, maka selanjutnya data
N
1 analisis untuk menarik simpulan dan menjawab
Sudut : perumusan masalah penelitian. Dalam penelitian ini
125° teknik analisis datanya menggunakan prinsip-prinsip
biomekanik dengan bantuan software dartfish sebagai
Jarak
alat untuk pengukuran. Hasil rekaman gerak lempar
dengan
cakram gaya menyamping kemudian dimasukkan ke
lapangan KAMERA dalam laptop. Hasil rekaman, sebelum dimasukkan
: 5 meter ke dalam laptop terlebih dahulu formatnya dirubah
2
Sudut : KAMERA dalam bentuk avi. Kemudian dibuat dalam bentuk
3 gerakan-gerakan clip (video clip). Hasil rekaman
125°
dimasukkan dengan menggunakan fasilitas DV
Jarak Sudut :
import. Setelah itu jika menganalisis maka digunakan
dengan 135°
Jarak
fasilitas analyzer. Analisis gerak di fokuskan mulai
lapangan
Gambar 3.1 awalan, saat akan melempar dan saat melempar.
: 5 meter dengan
Ilustrasi Letak Posisi Kamera Hasil rekaman yang asli juga diperlukan dalam
lapangan :
25 meter mengidentifikasi dan menganalisis mengenai aspek
1) Kamera diletakkan tegak lurus dengan kinesiologi gerakan lempar cakram gaya
subjek penelitian dengan jarak menyamping yang meliputi sendi dan otot tubuh yang
disesuaikan. Dalam pengambilan data terlibat.
digunakan tiga kamera untuk tujuan
analisis gerak yakni kamera yang
diletakkan tegak lurus dengan posisi HASIL dan PEMBAHASAN
awal lemparan, hasil lemparan, dan Hasil Penelitian
dibelakang pelempar, meter standart 1. Lemparan Pertama
diletakkan pada posisi yang berdekatan.
Analisis Gerak Lempar Cakram Gaya Menyamping (Studi Kasus Pada Atlet Lempar Cakram Jawa Timur)

Gambar 4.1 Gambar 4.4


Posisi Awalan (Lemparan Pertama) Posisi Saat Melempar (Lemparan Pertama)

Diperoleh data bahwa subjek lempar cakram


gaya menyamping pada lemparan pertama
melakukan awalan dengan kaki membentuk
sudut 134,6° pada lutut kaki sebelah kanan dan
sudut 155° pada lutut sebelah kiri serta lebar
kaki sebesar 0,81 meter. Sudut yang dibentuk
oleh kedua kaki merupakan sikap awal dalam
melakukan rangkaian gerak lempar cakram gaya
menyamping.
Gambar 4.5
Hasil Lemparan Pertama

Lemparan pertama subjek dilakukan pada


waktu = 00:04.637 s sampai = 00:04.671 s
dengan sudut lemparan sebesar 35,2°. Lemparan
pertama subjek dengan ketinggian saat
melakukan lemparan 1,64 meter dan kecepatan
lemparan sebesar 18,2 m/s, diperoleh tinggi
maksimal lemparan 6,41 meter dan hasil
Gambar 4.2 lemparan sejauh 31,95 meter.
Posisi Memutar (Lemparan Pertama)
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Lempar
Cakram Gaya Menyamping pada Subjek
Penelitian di Lemparan Pertama

Gerakan
Lempar Komponen
Besaran
Cakram Gaya yang Diukur
Menyamping
Awalan  Sudut lutut α = 134,6°
kaki kanan
 Sudut lutut α = 155,0°
Gambar 4.3 kaki kiri
Posisi Saat Akan Melempar (Lemparan Pertama)  Lebar kaki l = 0,81 m
Gerak 1. Saat
Saat subjek melakukan gerakan memutar Melempar berputar
 Sudut lutut α = 115,5°
diperoleh sudut 115,5° pada lutut kaki kanan, kaki kanan
dan menghasilkan sudut 117,7° pada kaki kanan 2. Saat akan
serta sudut 64,8° pada batang tubuh saat akan melempar
melempar cakram. Pada saat melemparkan  Sudut lutut α = 117,7°
cakram (akhir), terbentuk sudut 168,2° pada kaki kanan
kaki kanan subjek.  Sudut α = 64,8°
batang
Jurnal Kesehatan Olahraga Volume 03 Nomor I Edisi Yudisium 2015, 220-236

tubuh
3. Saat
melempar
(sikap
akhir)
 Sikap lutut α = 168,2°
kaki kanan
Lemparan 1. Waktu = 00:04.637 s
lemparan
= 00:04.671 s
2. Tinggi h = 1,64 m
lemparan Gambar 4.8
3. Sudut α = 35,2° Posisi Saat Akan Melempar (Lemparan Kedua)
lemparan
4. Kecepatan = 18,2 m/s Saat subjek melakukan gerakan memutar
5. Titik h maks = 6,41 m diperoleh sudut 114,4° pada lutut kaki kanan,
tertinggi
lemparan
dan menghasilkan sudut 115° pada kaki kanan
6. Jauh serta sudut 71,2° pada batang tubuh saat akan
R = 31,95 m
lemparan melempar cakram. Pada saat melemparkan
cakram (akhir), terbentuk sudut 170,5° pada
2. Lemparan Kedua kaki kanan subjek.

Gambar 4.6 Gambar 4.9


Posisi Awalan (Lemparan Kedua) Posisi Saat Melempar (Lemparan Kedua)

Berdasarkan gambar di atas dapat


dijelaskan bahwa subjek lempar cakram gaya
menyamping pada lemparan kedua melakukan
awalan dengan kaki membentuk sudut 131,1 °
pada lutut kaki kanan dan sudut 158,7° pada
lutut sebelah kiri serta lebar kaki sebesar 0,83
meter.

Gambar 4.10
Hasil Lemparan Kedua

Lemparan kedua subjek dilakukan pada


waktu = 00:03.620 s sampai = 00:03.653 s
dengan sudut lemparan sebesar 34,4°. Lemparan
kedua subjek dengan ketinggian lemparan 1,64
Gambar 4.7
meter dan kecepatan lemparan sebesar 19,1 m/s,
Posisi Memutar (Lemparan Kedua)
diperoleh tinggi maksimal lemparan 7,13 meter
dan hasil lemparan sejauh 32,94 meter.
Analisis Gerak Lempar Cakram Gaya Menyamping (Studi Kasus Pada Atlet Lempar Cakram Jawa Timur)

Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Lempar berada pada sebelah kiri belakang kepala
Cakram Gaya Menyamping pada Subjek dengan tangan kiri membantu menahan
Penelitian di Lemparan Kedua pegangan cakram. Pada posisi ini kaki kiri
berfungsi sebagai titik tumpu dengan kaki
Gerakan kanan sebagai penyeimbang. Setelah itu
Lempar Komponen yang cakram diayun ke belakang searah jarum
Besaran
Cakram Gaya Diukur
jam hingga lengan kanan berada maksimal
Menyamping
Awalan  Sudut lutut α = 131,1°
pada belakang tubuh searah dengan arah
kaki kanan lemparan dan lengan kiri di depan
 Sudut lutut α = 158,7° membelakangi arah lemparan lurus sebagai
kaki kiri penyeimbang. Posisi kaki tidak berubah
 Lebar kaki l = 0,83 m namun titik berat tubuh berpindah ke kaki
Gerak 1. Saat
sebelah kanan dengan sedikit ditekuk
Melempar berputar
 Sudut lutut α = 114,4° mencapai sudut 134,6° untuk menyiptakan
kaki kanan momentum dan kaki kiri berjinjit lurus
2. Saat akan dengan sudut sebesar 155° dengan jarak 0,81
melempar m bersiap melakukan putaran.
 Sudut lutut α = 115,0° Saat lengan bahu maksimal berada
kaki kanan
pada posisi belakang tubuh, kaki kanan
 Sudut batang α = 71,2°
tubuh dengan sudut 115,5° sebagai titik berat
3. Saat tubuh akan memberikan tekanan ke tanah.
melempar Timbal baliknya, tanah akan memberikan
(sikap akhir) tekanan balik yang sama besar pada kaki
 Sikap lutut α = 170,5 ° kanan. Hal ini menghasilkan momentum
kaki kanan
Lemparan 1. Waktu
linier kedepan (forward momentum linier)
= 00:03.620 s yang mengakibatkan tubuh bergerak secara
lemparan
= 00:03.653 s horizontal berlawanan arah jarum jam dan
2. Tinggi h = 1,64 m diikuti dengan berputarnya kaki kiri lemas
lemparan mengikuti gerakan kaki kanan selanjutnya
3. Sudut α = 34,4°
diikuti bergeraknya pinggang dan terakhir
lemparan
4. Kecepatan
pergerakan pada bahu kanan dan lengan kiri
= 19,1 m/s
5. Titik tertinggi sebagai penyeimbang. Pada posisi akan
h maks = 7,13 m
lemparan melempar ini terjadi pemindahan titik berat
6. Jauh R = 32,94 m dari kaki kanan ke kaki kiri. Tangan kanan
lemparan yang sebelumnya berada di belakang tubuh
agak ke bawah dengan sudut batang tubuh
sebesar 64,8° bersiap mengayun ke arah
Pembahasan lemparan dengan tenaga yang maksimal.
1. Pembahasan Biomekanika Saat melempar, titik tubuh telah
Dari data yang telah dijabarkan tentang berpindah ke kaki sebelah kiri. Kaki kiri
hasil penelitian mengenai analisis lempar mulai meluruskan posisi dan kaki kanan
cakram gaya menyamping, terdapat subjek sedikit ditekuk sebesar 168,2° untuk
penelitian yang melakukan lemparan, subjek menghasilkan gerak vertikal saat cakram
tersebut melakukan 2 (dua) kali kesempatan akan dilepas. Tangan kanan melepaskan
untuk melakukan lemparan. cakram pada titik setinggi 1,64 m dengan
a. Lemparan Pertama sudut lemparan membentuk sudut sebesar
Pada lemparan pertama yang dilakukan 35,2° dan tangan kiri bertugas
atlet, posisi awal yang dilakukan oleh atlet menyeimbangkan. Lemparan dilakukan pada
adalah posisi badan tegak menyamping ke t1 = 00:04.637 dan t2 = 00:4.671 sehingga
arah lemparan. Tangan kanan bersiap diperoleh selang waktu 0,034 s dengan jarak
memegang cakram dengan titik berat tubuh 0,62 m yang menghasilkan kecepatan
difokuskan pada kaki sebelah kanan. Saat awalan dihitung sebesar 18,2 m/s. Dengan
ayunan cakram terakhir saat awalan, kecepatan, sudut dan tinggi lemparan
pandangan atlet sudah mulai fokus tersebut, diperoleh hasil lemparan pertama
mengarah kea rah lemparan. Ayunan sejauh 31,95 m dengan lintasan berupa
dimaksimalkan hingga posisi tangan kanan
Jurnal Kesehatan Olahraga Volume 03 Nomor I Edisi Yudisium 2015, 220-236

parabola dan titik tertinggi di udara setinggi sudut 131,6°, lebih kecil dari lemparan
6,41 m. pertama yang sebesar 134,6° dan kaki kiri
Gerakan lanjutan yang dilakukan atlet berjinjit lurus dengan sudut sebesar 158,7°
hanya menahan tubuh atlet dengan dengan jarak 0,83 m bersiap melakukan
mengayunkan lengan tangan kanan dan putaran. Saat berputar, kaki kanan dengan
tangan kiri ke samping agar mendapatkan sudut 114,4° (lebih kecil dari lemparan
keseimbangan. Posisi tubuh saat pelepasan pertama) sebagai titik berat tubuh dan akan
cakram sedikit condong ke depan dan bertambah menjadi sebesar 115° saat akan
dengan cepat atlet memposisikan tubuhnya melempar dengan sudut batang tubuh
agar tetap tegak. Atlet tidak mengalami sebesar 71,2° lebih besar dari lemparan
kendala apapun saat melakukan lemparan pertama.
pertama. Saat melempar, titik tubuh telah
Dibawah ini adalah gambar berpindah ke kaki sebelah kiri. Kaki kiri
serangkaian gerakan lempar cakram gaya mulai meluruskan posisi dan kaki kanan
menyamping lemparan pertama dari gerakan sedikit ditekuk sebesar 170,5° untuk
awalan hingga gerakan lanjutan dilihat tegak menghasilkan gerak vertikal saat cakram
lurus dengan arah lemparan. akan dilepas. Tangan kanan melepaskan
cakram pada titik setinggi 1,64 m dengan
sudut lemparan membentuk sudut sebesar
34,4° dan tangan kiri bertugas
menyeimbangkan. Lemparan dilakukan pada
t1 = 00:03.620 dan t2 = 00:4.653 sehingga
diperoleh selang waktu 0,033 s dengan jarak
0,63 m (waktu lebih singkat dan jarak lebih
jauh dari lemparan pertama) yang
menghasilkan kecepatan awalan dihitung
sebesar 19,1 m/s lebih besar dari lemparan
pertama. Dengan kecepatan, sudut dan tinggi
lemparan tersebut, diperoleh hasil lemparan
pertama sejauh 32,94 m dengan lintasan
berupa parabola dan titik tertinggi di udara
setinggi 7,13 m.
Gerakan lanjutan yang dilakukan atlet
hanya menahan tubuh atlet dengan
mengayunkan lengan tangan kanan dan
tangan kiri ke samping agar mendapatkan
keseimbangan. Posisi tubuh saat pelepasan
cakram sedikit condong ke depan dan
dengan cepat atlet memposisikan tubuhnya
agar tetap tegak. Atlet tidak mengalami
kendala apapun saat melakukan lemparan
pertama.
Dibawah ini adalah gambar
Gambar 4.11
serangkaian gerakan lempar cakram gaya
Rangkaian Gerak Lempar Cakram Gaya
menyamping lemparan kedua dari gerakan
Menyamping Pada Lemparan Pertama
awalan hingga gerakan lanjutan dilihat dari
kamera 2 tegak lurus dengan arah lemparan.
b. Lemparan Kedua
Pada lemparan kedua, atlet sudah mulai
fokus dari awal ke arah lemparan. Posisi
awal yang dilakukan oleh atlet masih tetap
yakni posisi badan tegak menyamping ke
arah lemparan. Ayunan awalan saat
lemparan kedua ini hamper sama dengan
lemparan pertama. Saat awalan, posisi kaki
sebelah kanan sedikit ditekuk mencapai
Analisis Gerak Lempar Cakram Gaya Menyamping (Studi Kasus Pada Atlet Lempar Cakram Jawa Timur)

34,4°, dan kecepatan lemparan 19,1 m/s


menghasilkan lemparan sejauh 32,94 m.

2. Pembahasan Kinesiologi
Dalam melempar cakram ada objek yang
dipegang yaitu cakram dan akan dilemparkan.
Keterampilan lempar merupakan gabungan
sejumlah gerakan bagian anggota badan dengan
gerak Circumduksio yaitu ekstensi, fleksi,
aduksi- abduksi dan Torsio (Rotasi). Gerakan
ini terjadi karena adanya sumbu gerak yaitu
persendian dan tenaga penggerak yaitu otot.
a. Gerakan Awalan
1) Membawa Cakram

Gambar 4.13
Memegang Cakram

Subjek menggunakan teknik


pegangan dimana semua jari tangan
menyebar. Cakram dipegang dengan
Gambar 4.12 buku ujung jari-jari tangan, ibu jari
Rangkaian Gerak Lempar Cakram Gaya
memegang samping cakram, kemudian
Menyamping Pada Lemparan Kedua
pergelangan tangan ditekuk sedikit ke
dalam. Persendian pangkal tangan pada
Dari pembahasan tersebut diatas, saat memegang cakram terdiri atas:
diketahui bahwa jarak horisontal cakram a) Articulatio radio-ulnaris distalis
selama melayang di udara ditentukan oleh b) Articulatio radiocarpalis
kombinasi dari 3 faktor yaitu sudut c) Articulatio mediocarpalis
lemparan, kecepatan saat dilepaskan, serta d) Articulationes carpometacarpales
ketinggian saat dilepaskan. Hidayati e) Articulationes
(2012:30) dalam penelitian sebelumnya metacarpophalangeales
menyebutkan sudut lemparan yang optimal f) Articulationes interphalangeales
pada lempar cakram gaya membelakangi proximales
adalah sebesar 35°. Pada lemparan pertama g) Articulationes interphalangeales
sudut lemparan diperoleh sebesar 35,2° dan distales
lemparan kedua dengan sudut sebesar 34,4°.
Semakin mendekati sudut optimal, dan
dengan diimbangi kecepatan awalan
lemparan yang maksimal, maka jarak
horizontal lemparan juga akan semakin jauh.
Menurut MacKenzie (2002:2), parameter
yang memberikan efek terbaik untuk
mendapatkan jarak lemparan yang optimal
adalah kecepatan lemparan. Dalam hal ini,
lemparan kedua memiliki kecepatan awal
yang lebih cepat dari lemparan pertama
yakni 19,1 m/s. Gambar 4.14
Berdasarkan data dan fakta di atas, Persendian Pangkal Tangan
lemparan yang efektif dari segi biomekanika (SOBOTTA Atlas Manusia Jilid 1. R. Putz
adalah lemparan kedua dengan ketinggian 165: 2000)
lemparan 1,64 m, sudut lemparan sebesar
Jurnal Kesehatan Olahraga Volume 03 Nomor I Edisi Yudisium 2015, 220-236

Otot yang bekerja saat membawa dan ekstensi, yakni pada gerakan
cakram yakni otot-otot lengan bagian awalan dan saat melempar.
bawah yang meliputi musculus
brachioradialis, musculus palmaris
longus dan musculus flexor-extensor
carpi.

Gambar 4.17
Sendi Lutut
(SOBOTTA Atlas Manusia Jilid 2. R. Putz
264: 2000)

Gerakan berputar diawali oleh


ekstremitas tubuh bagian bawah yakni
oleh kaki sebelah kanan sebagai titik
berat tubuh.
Gambar 4.15
Otot Lengan Bawah
(SOBOTTA Atlas Manusia Jilid 1. R. Putz 198:
2000)
2) Gerakan Memutar
Sendi panggul merupakan suatu
sendi yang berperan ketika subjek
melakukan putaran (rotasi) dalam
gerakan awalan melempar cakram.

Gambar 4.18
Otot Betis dan Kaki
(SOBOTTA Atlas Manusia Jilid 2. R. Putz
326: 2000)
Gambar 4.16
Sendi Panggul
(SOBOTTA Atlas Manusia Jilid 2. R. Putz
264: 2000)

Selain itu terdapat juga sendi lutut


yang merupakan salah satu sendi yang
berperan dalam pelaksanaan melempar
cakram. Gerakan sendi ini adalah fleksi
Analisis Gerak Lempar Cakram Gaya Menyamping (Studi Kasus Pada Atlet Lempar Cakram Jawa Timur)

b. Gerakan Inti
1) Mengayun Cakram
Gerak lempar cakram dimana
sumbu longitudinal utamanya pada
persendian bahu dan dibantu dengan
persendian pinggul atau sendi peluru.
Oleh Situmorang (2012:3) sendi bahu
diklasifikasikan sebagai persendian
berporos 3 arah (triaxial), sehingga
lengan dapat melakukan gerakan
circumduksio yaitu fleksi-ekstensi,
abduksi-adduksi dan Torsio yaitu rotasi
(exorotasi dan endrorotasi).

-
Gambar 4.19
Otot-otot Paha dan Pangkal Paha
(SOBOTTA Atlas Manusia Jilid 2. R. Putz
311: 2000)

Gerakan diawali dari kaki bagian


bawah (betis dan kaki) menuju paha
atas dan berakhir di punggung Gambar 4.21
belakang.Maka pada gerakan ini otot Sendi Bahu
yang berperan besar yakni musculus (SOBOTTA Atlas Manusia Jilid 1. R. Putz
gastrocnemius, musculus soleus, 170: 2000)
musculus fibularis longus dan
musculus tibialis anterior pada kaki Selain itu sendi panggul juga
bagian bawah; musculus quadriceps berperan dalam gerakan ini yang
femoris, musculus Sartorius, musculus menghasilkan stabilitas dan
adductor longus dan musculus mengimbangi gerakan mengayun yang
iliopsoas pada paha atas; dan musculus dihasilkan gerakan ekstremitas atas.
lattisimus dorsi, musculus teres major-
minor dan musculus trapezius pada
punggung belakang.

Gambar 4.22
Otot Lengan Atas
Gambar 4.20 (SOBOTTA Atlas Manusia Jilid 1. R. Putz
Otot-otot Punggung Belakang 193: 2000)
(SOBOTTA Atlas Manusia Jilid 2. R. Putz 27:
2000) Otot yang berperan ketika
mengayun cakram adalah otot
Jurnal Kesehatan Olahraga Volume 03 Nomor I Edisi Yudisium 2015, 220-236

ekstremitas atas yakni musculus besar pada ekstremitas bagian bawah. Otot
pectoralis major, musculus deltoideus, ekstremitas bawah berperan besar dalam gerakan
musculus triceps-biceps, musculus memutar dan sebagai stabilitator tubuh. Maka dapat
subscapularis dan teres major. disimpulkan bahwa ekstremitas tubuh bagian atas dan
c. Gerakan Akhir bawah memiliki masing-masing bagian yang penting
1) Gerakan Lepas Cakram dalam pelaksanaan lempar cakram gaya
Saat gerakan ini, cakram yang menyamping.
sebelumnya berada pada persendian
pada tangan kanan dilepaskan di udara.
Maka persendian tangan menjadi SIMPULAN DAN SARAN
dominan saat gerakan ini berlangsung. Simpulan
Selanjutnya sendi siku juga membantu Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
dalam pelaksanaan gerakan akhir lepas pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan
cakram dengan gerakan fleksi. dari penelitian ini adalah :
Dari aspek biomekanika, rangkaian analisis
gerak dari segi biomekanika pada subjek penelitian
menghasilkan lemparan terjauh terjadi pada lemparan
kedua dengan lintasan berupa parabola dengan
ketinggian lemparan 1,64 meter, sudut lemparan
sebesar 34,4°dan kecepatan awal 19,1 m/s.
Rangkaian gerak lempar cakram gaya menyamping
jika ingin menghasilkan lemparan yang maksimal
maka kecepatan awal dan tinggi lemparan harus
maksimal dan sudut lemparan optimal 35°.
Sedangkan dari segi kinesiologi diperoleh data
Gambar 4.23 bahwasanya otot-otot pada ekstremitas tubuh bagian
Sendi Siku atas lebih sedikit dari ekstremitas bawah tetapi
(SOBOTTA Atlas Manusia Jilid 1. R. Putz merupakan otot-otot bermassa besar sehingga tenaga
165: 2000) yang dihasilkan juga besar yakni otot dada, otot bahu
dan otot lengan. Sedangkan otot-otot ekstremitas
Otot yang berperan dalam bawah terkonsentrasi pada bagian paha atas dan betis
gerakan akhir melepas cakram yang merupakan kumpulan otot-otot bermassa besar
dominan pada otot ekstremitas atas pada ekstremitas bagian bawah. Otot ekstremitas atas
meliputi lengan bawah. Otot berperan dalam gerakan membawa cakram dan
ekstremitas bawah juga berperan dalam mengayun cakram, otot ekstremitas bawah berperan
menjaga stabilitas titik berat tubuh dalam gerakan memutar dan stabilitator tubuh. Maka
pada kaki kiri. Otot-otot yang terlibat dapat disimpulkan bahwa ekstremitas tubuh bagian
yakni musculus flexor pollicis longus, atas dan bawah memiliki masing-masing bagian yang
musculus abductor pollicis longus, penting dalam pelaksanaan lempar cakram gaya
musculus pronator quadratus dan menyamping.
musculus palmaris brevis pada lengan
bawah; serta otot pada kaki bagian Saran
bawah yakni musculus gastrocnemius, Saran yang dapat diajukan dalam penelitian ini
musculus soleus, musculus fibularis adalah :
longus dan musculus tibialis anterior. 1. Sebaiknya para pengajar di bidang olahraga, baik
itu guru olahraga, pelatih atletik, maupun dosen
Dengan demikian dapat diketahui hasil dari atletik dalam memberikan umpan balik (feedback)
sendi dan macam-macam otot yang terlibat selama mengenai rangkaian gerak lempar cakram gaya
gerakan melempar cakram. Otot pada ekstremitas menyamping dapat menggunakan bantuan
atas lebih sedikit dari ekstremitas bawah tetapi software dartfish.
merupakan otot-otot bermassa besar sehingga tenaga 2. Sebaiknya para pengajar olahraga, baik itu guru
yang dihasilkan juga besar. Otot ekstremitas atas olahraga, pelatih atletik, maupun dosen atletik
berperan besar dalam gerakan membawa cakram, dalam mempraktekkan pelatihan lempar cakram
mengayun dan melepas cakram. Sedangkan otot-otot gaya menyamping, hendaklah diselingi teori
ekstremitas bawah terkonsentrasi pada bagian paha mengenai biomekanika dan kinesiologi yang
atas yang merupakan kumpulan otot-otot bermassa
Analisis Gerak Lempar Cakram Gaya Menyamping (Studi Kasus Pada Atlet Lempar Cakram Jawa Timur)

terjadi pada setiap gerakan lempar cakram gaya MacKenzie. 2002. Discus. Artikel (Online).
menyamping. (http://www.brianmac.co,uk/discus/index.htm,
3. Atlet harus mengacu gerakannya pada unsur dan diakses pada 29 Desember 2014)
prinsip biomekanika, sehingga dapat Maghfirah. 2013. “Analisis Gerak Tolak Peluru Gaya
menghasilkan rangkaian gerakan melempar Membelakangi (Studi Pada Mahasiswa
cakram yang baik. Penkesrek Angkatan 2010 UNESA)”. Skripsi
4. Atlet harus memperkaya diri dengan pengetahuan Tidak Diterbitkan. Surabaya: FIK Unesa
seputar teknik lempar cakram baik berupa jurnal, Maksum, Ali. 2008. Metodologi penelitian Dalam
buku maupun dari video lempar cakram dalam Olahraga. Surabaya: FIK Unesa.
berbagai event baik nasional maupun Mulyana, Boyke. 2012. Biomekanika Olahraga.
internasional. Buku (Online),
5. Atlet harus fokus melatih otot pada ekstremitas (http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEN
tubuh bagian atas (otot dada, otot bahu, dan otot D._KEPELATIHAN/196210231989031-
lengan) dan bagian bawah (otot paha atas dan R._BOYKE_MULYANA/13.pdf, diakses
betis) sesuai prinsip kinesiologi. pada 9 Maret 2014).
6. Sebaiknya atlet dalam pelaksanaan lempar Putz, R dan Pabst, R. 2000. SOBOTTA Atlas
cakram gaya menyamping diusahakan tinggi Anatomi Manusia Jilid 1, Ed. 21.
lemparan dan kecepatan awal yang semaksimal Terjemahan oleh Septelia Inawati Wanandi.
mungkin dengan sudut lemparan 35°. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Putz, R dan Pabst, R. 2000. SOBOTTA Atlas
DAFTAR PUSTAKA Anatomi Manusia Jilid 2, Ed. 21.
Terjemahan oleh Septelia Inawati Wanandi.
Adisasmita, Yusuf. 1992. Olahraga Pilihan Atletik. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Jakarta: Depdikbud. Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah. 2010.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian : Metodologi Penelitian: Pendekatan Praktis
Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi. dalam Penelitian. Yogyakarta: ANDI.
Jakarta: Rineka cipta. Situmorang, Jhonas. 2012. Makalah Biomekanika
Bahagia, Yoyo. Dkk. 1999. Atletik. Jakarta: Olahraga "Analisis Lempar Cakram”.
Depdikbud. Artikel (Online), (http://jhon-
Bahagia, Yoyo. 2012. Pembelajaran Atletik. Buku van.blogspot.com/2012_11_28_archive.htm
(Online), l, diakses pada 14 April 2014)
(http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEN Soedarminto. 1992. Kinesiologi. Jakarta: Depdikbud.
D._OLAHRAGA/194903161972111- Suwadji, Ade SB. 2014. Analisis gerak lempar
YOYO_BAHAGIA/PEMBELAJARAN_ATL lembing (Studi Pada Atlet Atletik Cabor
ETIK_%28BUKU%29.pdf, diakses pada 6 Lempar Lembing Pasi Sidoarjo, Ditinjau Dari
April 2014). Aspek Biomekanika Dan Kinesiologi). Jurnal
Dapena, Jesus dan Anderst, William J. 1997. Kesehatan Olahraga (Online),.
SCIENTIFIC SERVICES PROJECT (USA (http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-
Track & Field): DISCUS THROW #1 (Men). kesehatan-olahraga/ , diakses pada 9 Maret
(Online), 2014).
(http://www.indiana.edu/~sportbm/Discus- Syarifuddin, Aip. 1992. Atletik. Jakarta: Depdikbud.
Throw-Report-01-1997-Men.pdf, diakses pada Tim Penyusun. 2006. Panduan Penulisan dan
14 April 2014) Penilaian Skripsi. Surabaya: Universitas
Hidayati, Puji. 2014. “Analisis Gerak Lempar Negeri Surabaya
Cakram Gayan Membelakangi (Studi Kasus Yu, Bing., Broker, Jeffrey., dan Silvester, L Jay.
Pada Atlet Lempar Cakram Jatim)”. Skripsi 2002. A Kinetic Analysis of Discus-Throwing
Tidak Diterbitkan. Surabaya: FIK Unesa Techniques. Sports Biomechanics (Online),
Knicker, Axel. 1990. Kinematic Characteristics Vol. 1 (I) 25-46,
Discus Throw. Die Lehre der Leichtathletik (http://www.elitetrack.com/article_files/kineti
(Online), Vol. 29, No. 35, canalysisdiscus.pdf, diakses pada 14 april
(http://elitlandslag.se/Portals/0/Kast/Kast%20f 2014)
iler/Knicker- Yusup, Ucup dan Sunaryadi, Yadi. 2000. Kinesiologi.
Kinematic%20Characteristics%20Discus%20 Jakarta: Depdiknas.
Throw.pdf, diakses pada 14 April 2014)

Anda mungkin juga menyukai