Anda di halaman 1dari 11

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN AQUATIC WATER

RUNNING DAN UNILATERAL BALANCE ACTIVITIES


TERHADAP PEMULIHAN CEDERA ANKLE ATLET LARI
JARAK JAUH
MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN

DOSEN PENGAMPU

Arya T. Chandra M.Pd

OLEH :

RICKY RAHMANDANI (208520100701)

PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PGRI BANYUWANGI

NOVEMBER 2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang paling kompleks karena
terdapat banyak nomor yang dipertandingkan, seperti berlari, berjalan, melompat, dan
melempar. Salah satu cabang olahraga atletik yang dipertandingkan adalah nomor lari
jarak jauh. Lari jarak jauh adalah cabang olahraga atletik yang menempuh jarak
dengan cara berlari sejauh 5000 meter atau lebih. Dalam pertandingan lari jarak jauh
memerlukan kondisi fisik yang maksimal agar energi yang dihasilkan juga maksimal
untuk memperoleh kondisi fisik yang maksimal perlu adanya latihan untuk
meningkatkan daya tahan kardiovaskuler dan daya tahan otot tungkai.
Dalam dunia olahraga khususnya olahraga atletik cabang lari jarak jauh tidak
sedikit atlet mengalami cedera. Cedera yang sering terjadi pada atlet lari jarak jauh
adalah cedera ankle. Cedera ankle merupakan cedera yang terjadi pada pergelangan
kaki, dalam jangka panjangnya cedera ankle dapat mengkibatkan gangguan aktivitas
fisik bahkan kecacatan berkelanjutan dan penurunan kualitas fungsi sendi. Cedera
ankle dapat mengakibatkan performa atlet lari jarak jauh menurun dalam segi
kecepatan, ketahanan, dan keseimbangan. Sehingga, atlet dapat mengakibatkan
kekalahan dan gagal dalam meraih prestasi.
Cedera ankle ini merupakan sebuah permasalahan yang masih mampu
ditangani dan disembuhkan. Terdapat beberapa macam latihan yang dapat diterapkan
dalam pemulihan cedera ankle salah satunya yaitu dengan menerapkan latihan
aquatic water running dan unilateral balance activities. Latihan aquatic water
running merupakan metode latihan berlari di dalam air dengan ketinggian air setinggi
dada. Sehingga, tekanan pada saat latihan berlari di dalam air tersebut mampu
meringankan beban tubuh atlet. Sedangkan, terapi latihan unilateral balance activities
merupakan latihan yang dilakukan dengan cara berdiri menggunakan satu kaki
diawali mata terbuka dilanjutkan dengan mata tertutup.
Dengan menerapkan metode latihan tersebut, diharapkan atlet dapat sembuh
dari cedera yang dialaminya agar dapat bertanding di perlombaan selanjutnya. Akan
tetapi, butuh waktu yang lama dalam masa penyembuhan cedera ankle. Berdasarkan
pembahasan latar belakang masalah diatas maka peneliti melanjutkan pada proses
penelitian dengan judul “Perbedaan Pengaruh Latihan Aquatic Water Running Dan
Unilateral Balance Activities Terhadap Pemulihan Cedera Ankle Atlet Lari Jarak
Jauh.”
1.2 Batasan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas perlu adanya batasan masalah, maka peneliti
membatasi masalah ini agar ruang lingkup tidak menjadi luas. Permasalahan pada
penelitian ini dibatasi pada judul perbedaan pengaruh latihan aquatic water running
dan unilateral balance activities terhadap pemulihan cedera ankle atlet lari jarak jauh.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:


1. Bagaimana pengaruh latihan aquatic water running terhadap pemulihan cedera
ankle atlet lari jarak jauh?
2. Bagaimana pengaruh latihan unilateral balance activities terhadap pemulihan
cedera ankle atlet lari jarak jauh?
3. Bagaimana perbedaan pengaruh latihan aquatic water running dan unilateral
balance activities terhadap pemulihan cedera ankle atlet lari jarak jauh?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, berikut beberapa tujuan penelitian sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui pengaruh latihan aquatic water running terhadap pemulihan
cedera ankle atlet lari jarak jauh.
2. Untuk mengetahui pengaruh latihan unilateral balance activities terhadap
pemulihan cedera ankle atlet lari jarak jauh.
3. Untuk mengetahui perbedaan perbedaan pengaruh latihan aquatic water running
dan unilateral balance activities terhadap pemulihan cedera ankle atlet lari jarak
jauh.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai perbedaan
pengaruh latihan aquatic water running dan unilateral balance activities terhadap
pemulihan cedera ankle atlet lari jarak jauh.
2. Secara praktis
- Bagi pelatih
Dengan adanya penelitian ini, dapat digunakan sebagai pedoman untuk
menentukan dan memilih latihan aquatic water running dan unilateral
balance activities untuk pemulihan atlet pada saat mengalami cedera
ankle.
- Bagi atlet
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan atlet dapat mengetahui dan
menerapkan latihan aquatic water running dan unilateral balance
activities untuk pemulihan cedera ankle.
- Bagi lembaga
Dengan adanya penelitian ini, Lembaga Fakultas Olahraga dan Kesehatan,
untuk menjadikan hasil penelitian ini sebagai sumber untuk menambah
penelitian ilmiah dan dapat dikembangkan lebih lanjut.

- Bagi peneliti selanjutnya


Dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan
sumber informasi terkait perbedaan pengaruh latihan aquatic water
running dan unilateral balance activities terhadap pemulihan cedera ankle
pada atlet lari jarak jauh.
BAB II
HIPOTESIS PENELITIAN

Menurut Sugiyono (2018) menjelaskan pengertian hipotesis sebagai berikut:


hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana
rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan.

2.1 Hipotesis Kerja (Ha)


Menurut Maksum, A (2012) hipotesis kerja adalah sebuah pernyataan yang
menyatakan adanya hubungan, adanya perbedaan atau adanya pengaruh. Hipotesis
kerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Ada pengaruh latihan aquatic water running terhadap pemulihan cedera ankle
atlet lari jarak jauh.
2. Ada pengaruh latihan unilateral balance activities terhadap pemulihan cedera
ankle atlet lari jarak jauh.
3. Ada perbedaan pengaruh latihan aquatic water running dan unilateral balance
activities terhadap pemulihan cedera ankle atlet lari jarak jauh.

2.2 Hipotesis Nihil (Ho)


Hipotesis Nihil menurut Winarno (2013) adalah hipotesis yang disusun untuk
kepentingan pengujian statistik dan dinyatakan dengan kalimat negatif. Hipotesis
nihil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tidak ada pengaruh latihan aquatic water running terhadap pemulihan cedera
ankle atlet lari jarak jauh.
2. Tidak ada pengaruh latihan unilateral balance activities terhadap pemulihan
cedera ankle atlet lari jarak jauh.
3. Tidak ada perbedaan pengaruh latihan aquatic water running dan unilateral
balance activities terhadap pemulihan cedera ankle atlet lari jarak jauh.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian


3.1.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi
eksperimen). Maksum, A. (2012) menyatakan bahwa penelitian eksperimen
adalah penelitian yang dilakukan secara ketat untuk mengetahui sebab akibat
diantara variabel. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan
latihan aquatic water running dan unilateral balance activities dalam pemulihan
cedera ankle atlet lari jarak jauh.
3.1.2 Desain Penelitian
Menurut Sugiyono (2018) menyatakan bahwa penelitian eksperimen
dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group
pretest posttest design. Dibawah ini merupakan gambar dari desain penelitian
yang dimaksud :

T1 X T2

Dalam desain ini tidak ada kelompok kontrol, dan subjek tidak
ditempatkan secara acak. Kelebihan desain ini adalah dilakukannya pretest dan
posttes sehingga dapat diketahui dengan pasti perbedaan hasil akibat perlakuan
yang diberikan.
Atlet Lari Jarak
Jauh

Pemulihan Cedera Ankle

Aquatic Water Running Unilateral Balance Activities

Hasil

Perbandingan

3.2 Variabel Penelitian


3.2.1 Variabel Bebas
Sugiyono (2014) mengatakan bahwa variabel bebas merupakan
variabel yang memengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas pada penelitian ini
adalah latihan aquatic water running dan unilateral balance activities.
3.2.2 Variabel Terikat
Menurut Winarno (2013) variabel terikat merupakan variabel yang
diduga sebagai sebab munculnya variabel variabel terikat. Variabel terikat
pada penelitian ini adalah pemulihan cedera ankle.

3.3 Populasi dan Sampel


3.3.1 Populasi
Populasi merupakan wilayah atau tempat yang menjadi sumber
penelitian. Sugiyono (2014), menyatakan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas
karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah 10 atlet lari jarak
jauh GOR Club yang sedang mengalami cedera ankle.
3.3.2 Sampel
Pada penelitian ini menggunakan teknik total sampling. Sugiyono
(2013), mengatakan bahwa total sampling adalah teknik penentuan sampel
bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Dalam penelitian ini,
peneliti mengunakan sampel dengan 5 atlet untuk melakukan latihan aquatic
water running dan 5 atlet menggunakan terapi latihan unilateral balance
activities. Sehingga total sampling pada penelitian ini adalah 10 atlet.

3.4 Instrumen Penelitian


3.4.1 Observasi
Menurut Winarno (2013) observasi sebagai suatu aktivitas yang
sempit, yakni memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata. Dalam
penelitian ini menggunakan observasi terstruktur. Observasi terstruktur adalah
observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan
diamati, kapan dan di mana tempatnya. Tujuan dari observasi yang dilakukan
adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh latihan aquatic water runinng
dan unilateral balance activities terhadap pemulihan cedera ankle.
3.4.2 Tes dan Pengukuran
Tes menurut Maksum, A (2012) ialah sebuah instrumen atau alat yang
digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai individu atau objek, alat
tersebut bisa berbentuk sebuah pertanyaan maupun dalam bentuk performance
test. Dalam penelitian ini tes yang digunakan adalah latihan aquatic water
running dan unilateral balance activities, dimana tes ini diterapkan untuk
pemulihan cedera ankle terhadap atlet lari jarak jauh. Pengukuran jangkauan
gerak sendi dapat dilakukan dengan Goniometer. Menurut Helmi (2012),
goniometer adalah suatu busur derajat yang dirancang khusus untuk
mengevaluasi gerakan sendi. Berikut prosedur pelaksaan tes adalah sebagai
berikut :
1. Alat dan bahan
1. Gambar goniometer

2. Stop watch
3. Buku tulis dan pulpen.
2. Tata cara pelaksanaan
Sampel dibagi menjadi 2 kelompok yaitu A dan B, setiap
kelompok terdiri dari 5 orang dan kelompok A menerapkan latihan
aquatic water running sedangkan kelompok B menerapkan terapi
latihan unilateral balance activities.
1. Latihan aquatic water running
1. Lakukan pemanasan selama 2 – 3 menit.
2. Sebelum berlari pastikan jalan terlebih dahulu agar tubuh
beradaptasi dengan air dan pada saat berlari tubuh harus
tetap tegak.
3. Perhatikan postur tubuh atas seperti posisi kepala, tangan
mengepal, dan dagu. Posisi lengan harus berayun setinggi
90 derajat.
4. Lakukan latihan ini selama 5 – 10 menit.
5. Lakukan pendinginan selama 5 menit, dan lakukan latihan
tersebut dengan 3 kali pengulangan.

2. Terapi latihan unilateral balance activities


1. Lakukan pemanasan selama 2 – 3 menit.
2. Tes ini dilakukan dengan cara berdiri menggunakan satu
kaki diawali mata terbuka dilanjutkan dengan mata
tertutup.
3. Tes ini dilakukan selama 5 menit.
4. Lakukan pendinginan selama 5 menit, dan ulang tes ini
sebanyak 3 kali.
3.4.3 Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2013) dokumentasi adalah suatu cara yang
digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip,
dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan
yang dapat mendukung penelitian.
Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah foto – foto
kegiatan atlet pada saat pelaksanaan latihan aquatic water running dan
unilateral balance activities yang bertujuan untuk atlet dalam pemulihan
cedera ankle.
3.5 Tahap Proses Penelitian
3.5.1 Tahap Persiapan
Tahapan persiapan pengumpulan data merupakan tahapan awal yang
berisikan kegiatan sebelum memulai pengumpulan data, pada tahapan ini hal
– hal penting disusun dengan tujuan guna mengekefektifkan waktu dan
pengerjaan. Pada tahapan ini berisikan hal sebagai berikut :

1. Identifikasi dan perumusan masalah.


2. Menentukan kebutuhan data sementara.
3. Mendata sampel yang akan dijadikan sumber data.
4. Pengadaan persyaratan administrasi untuk pengumpulan data.
5. Pembuatan jadwal rencana penyusanan penelitian.

3.5.2 Tahap pelaksanaan


3.5.2.1 Pretest
Pretest merupakan data awal sebelum dilakukannya tes atau
sebelum diberi perlakuan. Data awal ini bertujuan mengobservasi
responden untuk mengetahui tingkat cedera ankle yang dialami. Dan
memahami cara menerapkan metode latihan aquatic water running
dan unilateral balance activities.
3.5.2.2 Pemberian Perlakuan
Proses tes eksperimen yaitu menerapkan metode latihan
aquatic water running dan terapi latihan unilateral balance
activities dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tes ini
dilaksanakan 3 kali dalam seminggu dan tes tersebut membutukan
waktu selama 4 minggu. Setiap pertemuan proses penelitian dari
kedua tes yang diterapkan kepada sampel akan diberikan repetisi
atau pengulangan.
3.5.2.3 Posttest
Posttest atau yang disebut data akhir iki dilakukan untuk
mengetahui pengaruh dan adanya perbedaan dari metode latihan
aquatic water running dan terapi latihan unilateral balance
activities terhadap pemulihan cedera ankle.

3.5.3 Tahap Analisis Data


Maksum, A (2012) menjelaskan bahwasannya data yang diperoleh dari
pengumpulan di lapangan pada dasarnya merupakan data yang mentah (raw
data) ataupun skor yang kasar (raw score), dengan hal tersebut perlu adanya
suatu pengolahan supaya data tersebut mudah untuk dibaca dan dapat
memberikan gambaran. Pada penelitian ini, peneliti memakai model
eksperimen one group pre-test post-est design dimana peneliti melakukan
pengukuran sebanyak dua kali yakni sebelum dan sesudah perlakuan. Data
yang terkumpul berupa nilai test pertama dan test kedua. Tujuan peneliti
adalah membandingkan dua nilai dan apakah ada perbedaan kedua nilai
tersebut secara signifikan.
DAFTAR PUSTAKA

Andriani, Y, N. (2017). The Effect Of Incentives And Work Years On Employee


Productivity In The Sales Agent Division Of Pt Home Kredit Indonesia Sukabumi
Area. Jurnal. Ekonomedia Vol. 6, No.1.
Hendrawan, R. (2019). Efektivitas Terapi Latihan Untuk Menurunkan Nyeri Dan
Meningkatkan Fungsi Pergelangan Kaki Pasca Cedera Ankle. Skripsi. Universitas
Negeri Yogyakarta.
Maksum, A. (2012). Metodologi Penelitian Dalam Olahraga (edisi kedua). Surabaya: Unesa
University Press.
Sugiyono, (2013). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung
Alfabeta.
Suryani, L, N. (2019). Pengaruh Lingkungan Kerja Non Fisik dan Komunikasi Terhadap
Kinerja Karyawan Pada PT Bangkit Maju Bersama di Jakarta. Dosen Fakultas
Ekonomi Universitas Pamulang.
Thusolihah, M, dkk. 2019. Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja terhdap Kinerja Karyawan
Outsourcing. Jurnal Equilbrium Manajemen Vol. 5, No. 2.
Winarno, ME. (2013). Metodologi Penelitian Dalam Pendidikan Jasmani. Malang:
Universitas Negeri Malang (UM PREES).

Anda mungkin juga menyukai