Anda di halaman 1dari 13

Presentasi Jurnal

Stase Olahraga – Physiokerto


Progam Studi Profesi Fisioterapi Fakultas
Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta

DYAH SEKARINGTYAS J130205065


Judul Jurnal

Low- Versus High-Intensity Plyometric Exercise During


Rehabilitation After Anterior Cruciate Ligament Reconstruction
About Jurnal
Penulis : Terese L. Chmielewski,PT, PhD, Steven Z. George,y PT, PhD
Berasal dari :

• Department of Physical Therapy, University of Florida,


Gainesville, Florida, USA.
• TRIA Orthopaedic Center, Bloomington, Minnesota, USA.
• UF Health Rehab Center at the Orthopaedics and Sports
Medicine Institute, Gainesville, Florida, USA.
Tahun publikasi : 2016
Nama jurnal : The American Journal of Sports Medicine
doi : 10.1177/0363546515620583
Volume/No. : Vol. XX, No. X
About Jurnal
Abstrak
Desain Studi : a randomised controlled trial

Tujuan : Untuk membandingkan efek dari latihan plyometric intensitas rendah dan tinggi selama rehabilitasi
setelah rekonstruksi ACL pada fungsi lutut, metabolisme tulang rawan artikular, dan tindakan klinis lainnya

Metode : 24 pasien yang menjalani rekonstruksi ACL unilateral (rata-rata 14 minggu setelah operasi) diberikan
untuk 8 minggu (16 kunjungan) latihan plyometric intensitas rendah/tinggi yang terdiri dari running, jumping,
and agility activities. Kelompok dibedakan berdasarkan besarnya vertical ground-reaction forces. Pengujian
dilakukan sebelum dan sesudah intervensi. Hasil utama adalah fungsi lutut yang dilaporkan sendiri IKDC.
Secondary outcomes, functional performance (maximal vertical jump and single-legged hop), knee
impairments, and psychosocial status Nilai sebelumnya dan setelah intervensi dibandingkan dengan
kelompok yang digabungkan.
Hasil : Kelompok-kelompok tersebut tidak berbeda secara signifikan dalam perubahan ukuran hasil primer
atau sekunder.. Di seluruh kelompok, perubahan signifikan setelah intervensi meningkat skor IKDC, vertical
jump height, normalized quadriceps strength, quadriceps symmetry index, and knee activity self-efficacy and
decreased average knee pain intensity

Kesimpulan : Tidak ada perbedaan signifikan yang terdeteksi antara kelompok latihan plyometric intensitas
rendah dan tinggi. Keduanya menghasilkan perubahan positif pada knee function, knee impairments, and
psychosocial status that would support the return to sports participation after ACL reconstruction. Pengaruh
intensitas latihan plyometric pada articular tulang rawan membutuhkan evaluasi lebih lanjut.
ANALISA
PICO
Patiens/Problem
Pasien yang menjalani rekonstruksi ACL dan dari praktik klinis 2 ahli bedah ortopedi bersertifikat di
University of Florida.
Inklusi :
- berusia antara 15 - 30 tahun
- telah menjalani operasi rekonstruksi ACL tidak lebih dari 6 bulan setelah cedera
- berpartisipasi setidaknya 50 jam/tahun aktivitas level 1/2 sebelum cedera (jumping,pivoting)
- +/- 12 minggu setelah operasi : full active knee extension, active knee flexion, pain rating < 2 saat
ADL , dan quadriceps index of 60%
Eksklusi :
- cedera lutut bilateral
- cedera ligamen lutut sebelumnya dan/atau operasi / cedera ligamen bersamaan grade 1
- perbaikan meniscal dan prosedur perbaikan tulang rawan
- komplikasi bedah yang membutuhkan modifikasi rehabilitasi serta penyakit ginjal
Intervention

Intervensi studi diberikan 2x/minggu


selama 8 minggu (16 kunjungan)
Intervention

Semua peserta melakukan program standar penguatan ekstremitas bawah

- leg presses, machine squats, and knee extensions; 3 sets x 10 repetitions each
- flexibility (standing gastrocnemius and quadriceps stretches and long-sitting
hamstring stretches; 2 x 30 seconds each), and
- proprioception (standing on foam or a tilt board; 3 x 30 seconds each).

Cryotherapy digunakan setelah treatment sesuai kebutuhan.

!Volume latihan dicocokkan dan intensitas, volume, dan tuntutan neuromuskular secara
bertahap ditingkatkan untuk meminimalkan nyeri otot onset dan radang sendi lutut.
Comparison

2 kelompok : kelompok low-intensity dan high-intensity dengan


membandingkan intervensi yang diberikan seusai dengan table di atas
Outcome Measurement

Primary Outcomes:
1. International Knee Documentation Committee (IKDC) untuk mengukur fungsional knee yang
berhubungan dengan knee symptoms and functional activities.
Secondary Outcomes.
1. Functional performance (maximal vertical jump, single-legged forward hop test, the single-legged
forward hop test was (only performed after the intervention because of safety concerns)
2. knee arthrometer - Anterior knee laxity
3. Numeric Pain Rating Scale (NPRS) - knee pain intensity
4. Isokinetic dynamometer - Knee extensor torque (quadriceps strength)
5. Quadriceps index
6. Tampa Scale for Kinesiophobia (TSK-11) - Kinesiophobia
7. Knee Activity Self-efficacy questionnaire (KASE) - Self-efficacy, or confidence, related to the knee can
facilitate a return to sports
8. Pain Catastrophizing Scale (PCS) - Pain catastrophizing, or negative thoughts about pain.
Kelebihan
- Menggunakan study design RCT
- Kualitas dari jurnal artikel yaitu Q1
- Menampilkan jenis intervensi yang
diberikan dan FITT
- Menggunakan outcome measurement
yang valid dan reliabel
Kelemahan

- Tidak ada visualisasi atau dokumentasi dari


intervensi yang diberikan
- membutuhkan evaluasi lebih lanjut terhadap
pengaruh intensitas latihan plyometric pada
articular tulang rawan
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai