Anda di halaman 1dari 3

Pembahasan tentang keterkaitan kitab henokh dengan peradaban atlantis dan lemuria termasuk

dalam kajian Xenology. Xenology merupakan ilmu pengetahuan yang membahas tentang segala
sesuatu yang aneh, sesuatu yang misterius yang tidak dibahas mendalam dalam bidang keilmuan
lain.
Xenology seringkali dikaitkan dengan ilmu semu atau pseudoscience. Mesikpun tidak ada
standarisasi suatu pengetahuan dikategorisasikan sebagai pseudoscience atau tidak. Karena
pengetahuannya bersifat abu abu maka Xenology selalu menjadi perdebatan tanpa ujung dan tidak
adanya suatu kesepakatan bersama, seperti keberadaan atlantis dan lemuria.
Beberapa kalangan menyebut kitab Henokh menjadi petunjuk keberadaan benua yang hilang, yang
dipercayai dihuni bangsa Atlantis dan Lemuria, suatu peradaban maju namun sombong hingga
Tuhan harus menenggelamkannya kedalam Samudera.
Peradaban Atlantis sudah kami bahas di beberapa video sebelumnya. Jika kalian belum
menontonnya, kami sediakan link diatas ini. Lalu apakah peradaban Lemuria ? Sama seperti Atlantis,
Lemuria juga diyakini eksis di zaman kuno, namun memiliki peradaban mengagumkan. Lemuria
merupakan peradaban kuno yang muncul terlebih dulu sebelum peradaban Atlantis. Para peneliti
menempatkan era peradaban Lemuria di sekitar periode 75000 SM - 11000 SM. Jika kita lihat dari
periode itu, Bangsa Atlantis dan Lemuria seharusnya pernah hidup bersama selama ribuan tahun
lamanya.
Gagasan Benua Lemuria terlebih dulu eksis dibanding peradaban Atlantis dan Mesir Kuno, dapat kita
peroleh penjelasannya dari karya Augustus Le Plongeon seorang peneliti dan penulis pada abad ke-
19, yang mengadakan penelitian terhadap situs-situs purbakala peninggalan Bangsa Maya di
Yucatan.
Informasi tersebut diperoleh setelah keberhasilannya menerjemahkan beberapa lembaran catatan
kuno peninggalan Bangsa Maya.
Dari hasil terjemahan, diperoleh beberapa informasi yang menunjukkan bahwa Bangsa Lemuria
memang berusia lebih tua daripada peradaban nenek moyang mereka yaitu Atlantis. Namun
dikatakan juga, bahwa mereka pernah hidup dalam periode waktu yang sama, sebelum kemudian
bencana gempa bumi dan air bah dasyat meluluhlantakkan dan menenggelamkan kedua peradaban
masa silam tersebut.
Hingga saat ini, letak Benua Lemuria pada masa silam masih menjadi kontroversi. Namun,
berdasarkan bukti arkeologis dan beberapa teori yang dikemukakan oleh para peneliti, kemungkinan
besar peradaban tersebut berlokasi di Samudera Pasifik Banyak arkeolog mempercayai bahwa Easter
Island yang misterius itu merupakan bagian dari Benua Lemuria. Hal ini jika dipandang dari ratusan
patung batu kolosal yang mengitari pulau, dan beberapa catatan kuno yang terukir pada beberapa
artefak yang mengacu pada bekas-bekas peninggalan peradaban maju pada masa silam. Mitologi
turun temurun para Suku Maori dan Samoa, yang menetap di pulau-pulau di sekitar Samudera
Pasifik, juga menyebutkan bahwa dahlulu kala pernah ada sebuah daratan besar di Pasifik yang
hancur diterjang gelombang pasang air laut dahsyat akibat tsunami, namun sebelumnya bangsa
mereka telah hancur terlebih dulu akibat peperangan.

Mari kita Kembali kepada hubungan kitab henokh dan peradaban Atlantis dan Lemuria. Para xenolog
percaya peradaban umat manusia memiliki usia yang lebih tua dibandingkan kajian arkeologi.
Peradaban kuno manusia dikatakan telah berkembang pesat, dengan pengetahuan dan teknologi
tinggi. Hipotesa ini tentu bertabrakan dengan perkembangan sejarah manusia purba yang dimulai
dengan masa masa primitif, zaman batu, berburu, dan kehidupan yang sederhana di ceruk ceruk gua.
11.000 SM, Atlantis dan lemuria dipercaya telah mengembangkan kebudayaan yang kompleks, sistem
politik dan ekonomi yang tertata, dan teknologi terapan yang rumit, bahkan konon lebih canggih
daripada hari ini. Semua klaim tersebut tentu harus memiliki dasar. Teks teks dalam Kitab Henokh
kemudian dijadikan legitimasi keagamaan untuk meneguhkan teori peradaban maju yang hilang.
Kitab Henokh dianggap memberikan jawaban atas teka teki kecerdasan manusia awal. Dalam bagian
kitab yang berjudul malaikat penjaga, teks kuno ini menjelaskan bahwa manusa mendapat ilmu
pengetahuan dari malaikat yang turun ke bumi. Karena datangnya dari langit atau surga maka
pengetahuan manusia mengalami perkembangan yang pesat. Para malaikat mengajarkan berbagai
hal dari bidang militer, astronomi, fashion hingga supranatural. Tidak heran peradaban manusia saat
itu dipercaya sudah maju.

Perjalan henokh ke taman eden ditafsirkan oleh para xenolog sebagai perjalanan ke lemuria atau
Atlantis. Prof. Arysio Santos dari Brasil mengatakan Atlantis dan Taman Eden adalah sama, sehingga
deskripsi Atlantis dan Lemuria sejalan antara tradisi keagamaan, dengan tradisi lisan turun temurun
yang menceritakan tentang negeri seperti surga sebagai tempat asal mula manusia.

Prof. Arysio Santos dan Prof Oppenheimer menduga kuat taman eden atau atlantis berada di garis
khatulistiwa dan di belahan bumi timur. Lebih jauh, Stephen Oppenheimer menggambarkan
Paparan Sunda sebagai Taman Eden, Surga di Timur, benua berkebudayaan maju yang tenggelam.

Peradaban Atlantis disebut didirikan oleh manusia manusia kuat setengah dewa, hal ini mirip dengan
apa yang disebutkan dalam kitab henokh yang menyebut Nephilim sebagai manusia raksasa
setengah dewa hasil dari perkawinan malaikat dengan manusia. Dengan berbagai kelebihan
kelebihannya itu mereka justru menjelma menjadi bangsa yang agresor, kerap menumpahkan darah
demi kekuasaan yang tidak pernah terpuaskan. Banjir besar yang diceritakan dalam kitab henokh
dikaitkan dengan musnahnya peradaban atlantis dan lemuria. Meskipun banyak kalangan, terlebih
mayoritas ilmuwan menyatakan interpetasi interpretasi diatas adalah cocoklogi.

Sebagai ilmu semu, xenology kerap tidak memiliki standar ilmiah dalam menetapakan teori sehingga
Pada akhirnya kerap memunculkan ketidakkonsistenan data. Dalam timeline atau lina masa misalnya,
peradaban atlantis dan lemuria dikatakan berdiri pada abad ke 75000 SM dan musnah pada 11000
SM, namun jika para xenolog mengaitkan dengan Henokh yang dipercaya pernah hidup atau singgah
di Lemuria, maka akan terjadi anakronisme waktu, karena henokh atau nabi idris diperkirakan hidup
pada tahun 4000an SM, bahkan nabi Adam saja diperkiran baru menetap di bumi sekira 7000 SM
atau 5000 SM. Apakah peradaban Atlantis beserta manusia manusianya lebih dulu ada sebelum Nabi
Adam ? . Inilah kontradiksinya. Alih alih mencerahkan, intepretasi interpretasi tersebut justru
membingungkan.

gagasan tentang Lemuria banyak dikemukakan oleh kalangan theosof, dibanding arkeolog. Artinya
gagasan ini hanya ramai menjadi gagasan bagi kalangan theosofi dibanding ilmuwan arkeologi.

Pendiri Theosofi, Helena Blavatsky , pada akhir abad ke-19, menempatkan Lemuria dalam sistem
doktrin mistik-religiusnya, dan mengklaim dalam tulisannya bahwa benua ini adalah tanah air nenek
moyang manusia, yang disebut sebagai Lemurians. Tulisan Blavatsky memiliki pengaruh yang
signifikan pada esoterisme Barat, yang kemudian mempopulerkan mitos Lemuria dan penduduk
mistiknya.

Anda mungkin juga menyukai