Anda di halaman 1dari 3

Tata letak atau layout adalah pengaturan atau penempatan berbagai elemen atau komponen

dalam suatu ruang atau desain. Ini bisa merujuk pada susunan fisik dari barang-barang di dalam
suatu ruang, seperti sebuah kantor atau pabrik, atau desain grafis seperti tata letak halaman web
atau brosur.
Tata letak juga dapat diartikan sebagai bagian dari desain, seperti sketsa bangunan yang
digambar oleh seorang arsitek kemudian menjadi rincian blueprint yang akan dikerjakan oleh
pekerja konstruksi.

Menurut Heizer dan Barry (2015:417)


“Tata Ruang adalah salah satu dari keputusan utama yang menentukan efisiensi jangka panjang
suatu operasi. Tata ruang memiliki implikasi strategis karena ia menciptakan prioritas kompetitif
sehubungan dengan kapasitas, proses, fleksibilitas, dan biaya, dan begitu pula dengan kualitas
kehidupan kerja, kontak pelanggan, dan citra. Suatu tata ruang yang efektif dapat membantu
organisasi mencapai strategi yang menunjang diferinsiasi,biaya rendah, atau tanggapan”.

Prinsip-prinsip tata letak (layout)


1. Kesebandingan atau proporsi.
Kesebandingan atau proporsi merupakan perbandingan ukuran yang digunakan untuk
menentukan perbandingan yang dianggap tepat antara panjang dan lebar, antara bagian satu
dengan bagian lain. atau bagian dengan unsur secara keseluruhan. Perbandingan termasuk satu
prinsip yang dapat menentukan baik atau tidaknya suatu komposisi/struktur/susunan dalam
mewujudkan bentuk. Ini bisa merupakan perbandingan ukuran, perbandingan posisi ataupun
perbandingan ruang yang berelasi dengan satuan ukuran seperti panjang, lebar, dan tinggi.

2. Keseimbangan atau balance.


Setiap karya desain grafis harus dapat mengomunikasikan informasi secara jelas sekaligus
estetis. Hal itu memerlukan keadaan keseimbangan pada unsur-unsurnya agar tujuan tersebut
dapat tercapai. Keseimbangan atau balance secara visual dapat diartikan sebagai kondisi yang
sama berat.
Ada dua metode pendekatan dalam menciptakan keseimbangan.
a. Keseimbangan simetris atau formal balance yaitu keseimbangan yang berdasarkan pengukuran
dari pusat yang menyebar dan membagi sama berat antara kiri dan kanan maupun atas dan
bawah secara simetris atau setara.
b. Keseimbangan asimetris atau informal balance merupakan keseimbangan yang tersusun atas
unsur-unsur yang berbeda antara kiri dan kanan, tetapi dari komposisinya terasa seimbang.
3. Irama atau rhythm.
Irama merupakan pola tata letak atau layout yang dibuat dengan melakukan pengulangan unsur-
unsur tata letak secara teratur agar menciptakan kesan yang menarik. Penerapan prinsip irama
merupakan salah satu upaya menggambarkan unsur gerak pada media grafis yang statis.
Penampilan unsur gerak dilakukan untuk mendapatkan unsur dinamis dalam menambah nuansa
penekanan yang lebih informatif.
Langkah-langkah dalam menata tata letak untuk menciptakan irama.
a. Menggandakan objek dengan bentuk dan ukuran yang sama untuk menciptakan sebuah ritme
biasa.
b. Menggandakan objek dengan variasi ukuran semakin besar atau dengan variasi bentuk yang
berbeda untuk menciptakan ritme yang dinamis.
c. Menggandakan objek dengan bentuk yang sama untuk menciptakan objek baru.
d. Untuk media yang terdiri dari beberapa halaman, masukkan unsur dan posisi yang sama pada
setiap halaman, misalnya buku atau newsletter.
e. Untuk yang terbit beberapa edisi perlu ada penempatan unsur-unsur yang sama dan posisi yang
sama pada setiap edisi, misalnya majalah.

4. Kontras (contrast).
Dalam menyampaikan informasi perlu disusun berdasarkan prioritas, sehingga muncul informasi
yang paling penting dan perlu ditonjolkan. Dengan demikian, informasi tersebut akan dieksekusi
melalui elemen visual yang kuat dan mencolok. Hal itu dapat dilakukan dengan menerapkan
prinsip kontras yaitu ada perbedaan yang mencolok pada beberapa unsur tata letak.
Langkah langkah menata tata letak untuk menciptakan kontras.
a. Masukkan objek, ilustrasi, atau unsur lain dengan ukuran yang berbeda.
b. Letakkan bagian yang penting dari teks pada sudut melengkung atau posisi yang berbeda
daripada teks yang lain di kolom lurus.
c. Gunakan huruf tebal dan hitam untuk headline dan jenis teks ringan untuk body text.
d. Buatlah bidang yang besar di sebelah gambar kecil/sedikit teks.
e. Pilihlah warna yang berlawanan antara unsur utama untuk memisahkan atau menekankan.
f. Gunakan jenis font berbeda untuk headline yang membawa informasi penting dengan
informasi pendukung.
5. Kesatuan atau unity.
Kesatuan atau unity merupakan salah satu prinsip yang menekankan pada keselarasan dari unsur-
unsur yang disusun. Desain grafis bisa dikatakan menyatu apabila secara keseluruhan tampak
harmonis. Prinsip kesatuan juga dikenal dengan istilah proximity yang berarti kedekatan.
Baca juga: Kenali Sistem Warna Komputer, Aplikasi dan Modelnya
Langkah langkah menata tata letak untuk menciptakan kesatuan.
a. Membentuk suatu hierarki dari jenis ukuran untuk unsur utama, sub judul, teks, dan lain-lain
sesuai dengan format.
b. Mendekatkan elemen-elemen agar berdampingan atau bersinggungan.
c. Konsisten dengan jenis font, ukuran, dan gaya untuk judul, subjudul, keterangan, headers,
footers pada beberapa media.

6. Keselarasan (harmony).
Keselarasan merupakan prinsip desain grafis yang diartikan sebagai keteraturan tatanan di antara
bagian bagian suatu karya atau keteraturan di antara prinsip-prinsip desain lain. Semua hal yang
membentuk suatu rancangan harus ada hubungan satu sama lain dengan seluruh rancangan
sehingga memberi kesan menjadi satu.
Harmoni dapat diwujudkan dengan dua cara.
a. Harmoni dari segi bentuk yaitu ada keserasian dalam penempatan unsur-unsurnya. Hal ini
dapat dilihat dari segi bentuk dan ukurannya pada media seperti brosur, liflet, poster.
b. harmoni dari segi warna.
Warna memiliki pengaruh yang amat besar karena tiap warna memiliki sifat masing masing.

Anda mungkin juga menyukai