Lembaga Pendidikan Dan Pelatihan Polri
Lembaga Pendidikan Dan Pelatihan Polri
PENUGASAN TIPIRING
(TINDAK PIDANA RINGAN)
Empat hari jelang Ramadan, Sat Pol PP Lotim telah mengeluarkan surat edaran
kepada seluruh pemilik warung makan, agar tidak buka atau berjualan selama Bulan
Ramadhan.
Selain di berikannya surat edaran, Satpol PP H-4 ini juga akan mulai melakukan
patroli rutin, untuk memberikan himbauan kepada pemilik warung.
"Nanti H-4 sebelum puasa kita akan lakukan patroli besar besaran untuk menyisir
warung-warung makan, hingga tempat tempat yang berpotensi terjadinya Penyakit
Masyarakat (Pekat)," ungkap Kepala Bidang Penegakan Perundang-undangan,
Satpol PP Lotim, Sunrianto, Selasa (13/3/2023).
2. Sanksi 3 bulan penjara dan denda Rp 5 juta
Dijelaskan Sunrianto, bagi pemilik warung yang melanggar Perda No. 4 tahun 2007,
yaitu tetap buka selama bulan suci Ramadan, maka akan dikenakan sanksi berupa
ancaman hukuman 3 bulan penjara dan denda Rp5 juta.
"Ketika nanti saat razia kita dapati pemilik warung sedang menyiapkan makan atau
minum pada saat puasa wajib kita tindak lanjut, dan jelas di sana ada sanksinya 3
bulan dan denda Rp5 juta," tegasnya.
Sejauh ini, mengacu pada bulan Ramadan pada tahun-tahun sebelumnya, warung
makan yang kerap buka selama Ramadan adalah warung yang tempatnya
tersembunyi.
"Walaupun itu bukan warung makan, namun jika di sana ada transaksi atau
menyajikan makanan untuk mereka yang tidak puasa tetap kita akan tindak,"
ungkapnya.
3. Atensi penyakit masyarakat
Selain warung makan, yang menjadi atensi Satpol PP saat bulan Suci Ramadan
adalah mengenai penyakit masyarakat, yaitu judi, mabuk-mabukan dan balap liar.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, kata Sunrianto, Selama operasi tim satuan
tugas yang bertugas mendatangi lokasi atau tempat-tempat yang rawan akan
terjadinya kegiatan yang meresahkan, seperti di kawasan terminal, pelabuhan, jalan
umum, hotel, penginapan, rumah kost dan sebagainya.
"Untuk penyakit masyarakat ini, akan kita pantau di lokasi rawan dijadikan tempat
yustisi," pungkasnya.
Ikut Balap Liar di Labuhan Haji, Puluhan Sepeda Motor Diamankan Polisi
Lombok Timur (Inside Lombok) – Jalanan yang ada di sepanjang garis pantai di
Kecamatan Labuhan Haji masih menjadi lokasi andalan aksi balap liar. Akibatnya,
puluhan unit sepeda motor pun diamankan pihak kepolisian dari aksi ilegal itu.
Puluhan unit sepeda motor itu dimanakah Polsek Labuhan Haji bersama Polres
Lombok Timur, Selasa (12/12) kemarin sekitar pukul 21.30 Wita. Sepeda motor
tersebut diamankan pada saat membubarkan aksi balap liar di Kecamatan Labuhan
Haji.
Tak hanya sepeda motor saja, beberapa pemiliknya juga ikut digelandang untuk
dimintai keterangan sebelum akhirnya dipulangkan. Namun sepeda motornya sendiri
harus diamankan terlebih dahulu oleh pihak lepolisian lantaran tak memiliki plat
nomor kendaraan dan juga menggunakan knalpot brong.
“Puluhan motor itu sudah kita amankan di halaman Polres Lombok Timur,” ucap
Kasi Humas Polres Lombok Timur, IPTU Nicholas Oesman, Kamis (14/12/2023).
Pembubaran balap liar yang dilakukan pihak kepolisian tersebut berdasarkan
laporan dari masyarakat yang merasa resah dan terganggu akibat aksi itu.
“Dari laporan itu kita langsung terjun ke lokasi yang diduga kerap digunakan sebagai
balap liar,” katanya. Adapun total sebanyak 30 sepeda motor berbagai jenis yang
diamankan di Polres Lombok Timur, nantinya para pemiliknya dapat mengambil
sepeda motornya dengan melampirkan bukti-bukti seperti kelengkapan surat-
suratnya.
Udah Ada Perda, Belum Semua Pedagang di Lotim Stop Pakai Kantong Plastik
“Kita masih terus melakukan pemantauan dan evaluasi mengenai larangan ini,” kata
Kadis Lingkungan Hidup Lotim Supardi.
Sejauh ini, larangan tersebut baru diterapkan oleh ritel modern dan supermarket.
Menurut Supardi, berhentinya ritel modern seperti Alfamart dan Indomaret juga
supermarket seperti Sinar Bahagia dan toko besar lainnya menggunakan kantong
plastik merupakan perubahan yang cukup signifikan.
Sebelumnya, Ketua Komisi III DPRD Lotim Lalu Hasan Rahman menilai penerapan
Perda Lotim Nomor 2 Tahun 2021 yang dimulai awal November 2022 tidak
terencana dengan baik. Menurut dia, semestinya pemerintah menyiapkan satu desa
sebagai pilot project atau percontohan penerapannya terlebih dahulu sebelum
menerapkan aturan secara masif. “Jadi tidak langsung ke semua,” kata Rahman.
“Kalau langsung nembak semua, tentu akan banyak yang protes,” ujarnya.