Anda di halaman 1dari 10

INOVASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PEMALANG

GARDA MARTABAT
(Penegakkan Produk Hukum Daerah
Yang Humanis, Responsif, Tangguh, dan Hebat)

I. MASALAH YANG DIHADAPI


Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas pokok dan fungsi salah
satunya adalah menyelenggarakan ketertiban umum dan ketenteraman
masyarakat serta menegakkan peraturan perundang-undangan Daerah.
Dibeberapa titik di wilayah Kabupaten Pemalang masih banyak pelanggaran
Produk Hukum Daerah. Hal ini disebabkan karena rendahnya pemahaman
masyarakat tentang produk hukum daerah. Rendahnya pemahaman
masyarakat terkait dengan produk hukum daerah dapat dilihat dari:
a. Banyak berdiri bangunan liar di tanah milik Pemerintah Daerah di Blok
Siwareng, Kelurahan Pelutan Kecamatan Pemalang. Dari hasil ivestigasi
yang dilakukan Satpol PP beserta Instansi terkait terdapat 31 bangunan
yang menempati tanah milik Pemerintah Daerah. Bangunan tersebut
digunakan untuk karaoke dan tempat prostitusi;
b. Wilayah Zona Putih masih banyak reklame yang terpasang.
c. Masih banyak pengusaha yang menunggak pembayaran pajak.
Berdasarkan data dari Tim Optimalisasi Pajak Hiburan. Di Pemalang
terdapat 17 tempat hiburan, 16 karaoke, dan 1 Billyard. Dari beberapa
tempat hiburan tersebut hanya 1 (satu) tempat hiburan yang rutin
membayar pajak dan 1 pengusaha karaoke yang belum mengurus
perizinannya, sehingga hal ini dapat merugikan Pemerintah Daerah dan
mengganggu Pendapatan Asli Daerah;
d. Banyak warga yang sedang bepergian tidak membawa Kartu Tanda
Penduduk (KTP);
e. Pajak Bumi dan Bangunan yang disetorkan masyarakat kepada
Perangkat Desa setempat terhambat dalam menyetorkan ke Pemerintah
Daerah. Sehingga Pendapata Asli Daerah manjadi defisit.
Kelompok sosial yang menjadi target utama dari pelaksanaan GARDA
MARTABAT ini adalah:
a. Masyarakat yang mendirikan bangunan liar di tanah milik Pemerintah
Daerah, di Blok Siwareng Kelurahan Pelutan Kecamatan Pemalang;
b. Pemilik toko disepanjang jalan JL. Sudirman dan JL. Jenderal Ahmad
Yani Pemalang yang memiliki reklame maupun baligho bersponsor;
c. Para pengusaha atau pemilik usaha hiburan;
d. Warga masyarakat Kabupaten Pemalang yang belum mempunyai (KTP)
pada umumnya dan masyarakat yang sedang bepergian khususnya yang
terjaring razia;
e. Oknum Perangkat Desa yang menunggak Pajak Bumi dan Bangunan.
Dengan dilaksanakan GARDA MARTABAT diharapkan meningkatnya
pemahaman masyarakat tentang Produk Hukum Daerah sehingga tercipta
indikator di bawah ini:
a. Tertibnya tanah milik Pemerintah Daerah Kabupaten Pemalang di Blok
Siwareng Kelurahan Pelutan Kecamatan Pemalang dari bangunan liar,
dan terhindar dari praktik prostitusi yang ada di lingkungan tersebut;
b. Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Pemalang akan semakin meningkat
dengan pajak hiburan oleh pengusaha hiburan;
c. Dengan membawa KTP dalam bepergian, masyarakat akan merasa
semakin aman;

1
d. JL. Jenderal Sudirman dan JL. Jenderal Ahmad Yani Pemalang menjadi
tertib dari reklame, sehingga Zona Putih di Pemalang bisa terwujud;
e. Pajak Bumi dan Bangunan akan secara rutin disetorkan ke Pemerintah
Daerah melalui BAPENDA.

II. PIHAK YANG MENGUSULKAN PEMECAHAN MASALAH


Terciptanya inovasi layanan publik ini adalah usulan dari pimpinan
Satpol PP Inovator tersebut yaitu Bapak Kepala Satpol PP Kabupaten
Pemalang, Ibu Sekretaris, Bapak Kepala Bidang Ketertiban Umum dan
Ketenteraman Masyarakat, Bapak Kepala Bidang Penegakkan Peraturan
Perundang-Undangan Daerah, dan Bapak Kepala Bidang Perlindungan
Masyarakat.
Strategi yang diambil untuk melaksanakan inovasi ini yaitu masing-
masing pihak melaksanakan tupoksinya. Bapak Kasat selaku pengambil
kebijakan mendukung penuh kegiatan yang dilaksanakan. Ibu sekretaris
terlibat dalam hal administrasi. Bapak Kepala Bidang Ketertiban umum dan
Ketenteraman Masyarakat berperan merencanakan kegiatan yang
behubungan dengan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat.
Bapak Kepala Bidang Penegakkan Peraturan Perundang-Undangan Daerah
terlibat dalam kaitannya Produk Hukum Daerah yang menjadi dasar
pelaksanaan segala kegiatan.
Sebelum bertindak para pimpinan melakukan perencanaan kegiatan.
Salah satunya adalah rapat koordinasi antar istansi guna mendapatkan
data yang valid. Setelah didapat selanjutnya melakukan investigasi yang
dilakukan anggota sesuai dengan perintah pimpinan. Kemudian apabila
seseorang terbukti melakukan tindakan pelanggaran Produk Hukum Daerah
akan ditindak lanjuti sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) Yang ada.

III. KREATIF DAN INOVATIFNYA INOVASI


Sejak dilaksanakan inovasi GARDA MARTABAT Tahun 2017 telah
menunjukkan hasil yang menggembirakan. karena dengan pendekatan
humanis dan responsif masalah dapat terselesaikan dengan baik. Terbukti
dengan lancarnya semua kegiatan yang dilaksanakan tidak menimbulkan
masalah baru.
Keunikan dari inovasi ini diangkat dari Peraturan Bupati Pemalang
Nomor 79 Tahun 2017 Tentang Tata Cara Penindakan Pelanggaran
Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati di Kabupaten Pemalang pasal 9
(sembilan) huruf c yang berbunyi “Jika Pelanggar Peraturan Daerah
dan/atau Peraturan Bupati menyatakan siap mematuhi pasal yang
dilanggar, maka tidak dilanjutkan ke penyidikan.”
Dalam pasal tersebut terdapat keunikan, yaitu dalam menindak
pelanggar Peraturan Daerah dan/atau Peraturan Bupati tidak akan
dilanjutkan ke proses selanjutnya apabila pelanggar bersedia mematuhi
pasal yang dilanggar. Mengapa demikian? Karena, masyarakat merasa
ketakutan apabila dihadapkan dengan proses hukum yang lebih tinggi,
sehingga masyarakat akan lebih memilih mentaati peraturan dari pada
dihadapkan dengan proses hukum.
Dari situlah ketertiban, keamanan, dan pemasukan daerah
meningkat. Dari keunikan tersebut, maka kami angkat menjadi inovasi ini
dengan mengedepankan pendekatan humanis, responsif, tangguh, dan
hebat dalam menegakkan Produk Hukum Daerah Kabupaten Pemalang.
IV. TAHAPAN PELAKSANAAN INOVASI

2
Dalam pelaksaan inovasi ini, sudah sesuai dengan Standar
Operasional Prosedur (SOP) yang ada di Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Pemalang. Langkah-langkah kegiatan yang ada dapat kami
uraikan sebagai berikut:
a. Berdasarkan hasil patroli wilayah dan laporan dari warga masyarakat
tentang adanya dugaan pelanggaran produk hukum, petugas
melaporkan kepada pimpinan secara hierarki hingga ke Kepala Satpol
PP;
b. Kepala Satpol PP akan menindaklanjuti dengan merencanakan langkah
selanjutnya bersama Kepala Bidang dan Kepala Seksi untuk
melaksanakan langkah selanjutnya;
c. Secara hierarki Kepala Satpol PP memerintahkan petugas untuk
memberikan teguran lisan kepada pelanggar Peraturan Daerah dan/atau
Peraturan Bupati Pemalang;
d. Apabila pelanggar tidak menghiraukan teguran lisan yang disampaikan,
maka Kepala Satpol PP memerintahkan untuk memberikan Surat
Teguran I. Dan apabila masih melanggar maka diberikan Surat Teguran
II hingga ke-III;
e. Langkah selanjutnya apabila pelanggar sudah mematuhi peraturan yang
dilanggar, maka proses dihentikan, namun apabila pelanggar tetap saja
tidak mengindahkan Surat Teguran hingga Ke-III maka Kepala Satpol PP
merencanakan penertiban / meningkatkan ke proses berikutnya.
1) Jika dalam hal bangunan liar, maka berkoordinasi dengan instansi
vertikal dan instansi terkait yaitu Sub Denpom IV/1-2 Pekalongan,
KODIM 0711 Pemalang, Kepolisian Resor Pemalang, PLN, PDAM,
Dinas Pekerjaan Umum, BPN/ATR Pemalang, Dinas Sosial KBPP,
DISPERKIM, BPKAD, BAPENDA, DPMPTSP, Bagian Hukum Setda
Kabupaten Pemalang, Sekretariat PPNS Kabupaten Pemalang, dan
Kantor Kecamatan serta Kepala Desa/Kelurahan.
2) Jika dalam hal perijinan dan perpajakan, maka berkoordinasi
dengan Dinas PMPTSP dan BAPENDA, serta PPNS.
3) Dalam hal operasi yustisi KTP Satpol PP berkoordinasi dengan
Kepolisian Resor Pemalang, Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil, Sekretariat PPNS Kabupaten Pemalang, dan Kantor Kecamatan.
f. Kemudian apabila berkaitan dengan perpajakan dan perizinan maka
pelanggar akan dipanggil oleh Kepala Satpol PP dan selanjutnya dimintai
keterangan oleh PPNS.
Dengan dimintai keterangan oleh PPNS, banyak pelanggar peraturan
menyatakan sanggup untuk mematuhi pasal yang dilanggarnya. Dan proses
dinyatakan selesai/dihentikan, namun apabila tetap saja tidak mematuhi
maka akan dilanjutkan ke proses penyidikan hingga sidang Tipiring sebagai
kepastian hukum di Kabupaten Pemalang.

V. PEMANGKU KEPENTINGAN YANG TERLIBAT INOVASI


Pemangku kepentingan yang medukung inovasi ini antara lain Bapak
Bupati Pemalang, Bapak Sekda Kabupaten Pemalang, Sub Denpom IV/1-2
Pekalongan, KODIM 0711 Pemalang, Polres Pemalang, PLN, PDAM, DPU,
BPN/ATR Pemalang, Dinas Sosial KBPP, DISPERKIM, BPKAD, BAPENDA,
DPMPTSP, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Bagian Hukum Setda
Kabupaten Pemalang, Sekretariat PPNS Kabupaten Pemalang, dan Camat
serta Kepala Desa/Kelurahan. Adapun peran masing-masing instansi antara
lain:

3
a. Bapak Bupati Pemalang dan Bapak Sekda Kabupaten Pemalang
memberikan dukungan moril maupun materil berupa anggaran dalam
pelaksanaan program;
b. Sub Denpom IV/1-2 Pekalongan, KODIM 0711, dan Polres Pemalang
memback-up kepada anggota Satpol PP yang sedang melaksanakan
tugas;
c. PLN, memutus jaringan listrik yang ada pada bangunan liar;
d. PDAM, memutus jaringan air yang ada pada bangunan liar;
e. DPU, mendatangkan eskavator dalam melaksanakan penertiban
bangunan liar;
f. BPN/OTR Pemalang memvalidasi tanah milik Pemerintah Daerah yang
dibangun bangunan liar oleh warga;
g. Dinas Sosial KBPP medata warga yang hidup di tanah milik Pemda yang
masuk kategori keluarga sangat miskin, kemudian untuk mendapatkan
perlakuan yang layak;
h. DISPERKIM, berperan dalam pemulihan tanah milik Pemda setelah
ditertibkan dari bangunan liar;
i. BPKAD, menginventarisir tanah milik Pemda Kabupaten Pemalang;
j. BAPENDA, berperan aktif dalam memberikan data wajib pajak yang
menunggak pajak daerah ketika dilakukan operasi perpajakan;
k. DPMPTSP, mempunyai peranan dalam hal perizinan yang dimiliki oleh
pengusaha dan pemilik reklame;
l. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil memiliki peranan dalam hal
pencetakan KTP elektronik bagi warga yang belum memiliki KTP
elektronik ketika sedang dilakukan razia KTP;
m. Bagian Hukum Setda Kabupaten Pemalang, berperan dalam hal status
hukum dan perlindungan hukum terhadap pelaksanaan kegiatan.
n. Sekretariat PPNS mempunyai berperan menindak segala pelanggaran
Perda dan/atau Perbup;
o. Camat berperan sebagai fasilitator dalam segala kegiatan yang
dilaksanakan di wilayahnya.
p. Kepala Desa/Kelurahan berperan aktif dalam memberikan informasi
mengenai warga yang terduga melanggar Perda dan/atau Perbup.

VI. SUMBER DAYA YANG DIGUNAKAN


Dalam melaksanakan inovasi GARDA MARTABAT yang dilakukan
Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Pemalang, mengerahkan semua
sumber daya yang ada, antara lain:
a. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia yang mumpuni tentu sangat penting dalam
melaksanakan suatu kegiatan, agar memperoleh hasil yang maksimal.
Satpol PP berkoordinasi dengan instansi vertikal dan Dinas terkait agar
tercipta perencanaan kegiatan yang dapat menyelesaikan masalah yang
ada sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam melaksanakan semua
kegiatan GARDA MARTABAT beranggotakan sebagai berikut:

1) Penertiban bangunan liar yang sudah dilaksanakan melibatkan Sub


Denpom Sub Denpom IV/1-2 Pekalongan 10 personil, KODIM 0711
Pemalang 20 orang, Kepolisian Resor Pemalang 30 orang, Anggota
4
Satpol PP dan Linmas 90 orang. Kemudian dari instansi terkait
antara lain PLN, PDAM, Dinas Pekerjaan Umum, BPN/ATR
Pemalang, Dinas Sosial KBPP, DISPERKIM, BPKAD, BAPENDA,
DPMPTSP, dari Kecamatan dan Kelurahan masing-masing 5 orang.
Kemudian dibantu alat berat yang didatangkan oleh Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Pemalang yakni 1 (satu) unit eskavator;
2) Dalam operasi yustisi non litigasi KTP Satuan Polisi Pamong Praja
beranggotakan 20 orang bekerjasama dengan Pegawai Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil 1 orang, dari Kecamatan yang
ditempati 3 orang. Serta mendatangkan kendaraan pelayanan
administrasi Kependudukan dari Dinas Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Pemalang;
3) Dalam Pengawasan dan Pembinaan Pemilik Reklame serta Operasi
Perizinan dan Perpajakan Pengusaha Hiburan, Satuan Polisi Pamong
Praja 7 orang berkoordinasi dengan Dinas PMPTSP 1 orang, dan
BAPENDA 1 orang.
b. Sumber Dana
Dalam semua kegiatan yang dilaksanakan melalui kegiatan
GARDA MARTABAT pembiayaan adalah penting peranannya.
Pembiayaan ini didukung sepenuhnya oleh Bapak Bupati Pemalang dan
Bapak Sekretaris Daerah Kabupaten Pemalang dengan sumber dari
APBD Kabupaten Pemalang melalui Dokumen Pelaksanaan Anggaran
(DPA).
Melalui DPA tersebut telah direalisasikan dengan kegiatan-
kegiatan yang mendukung inovasi GARDA MARTABAT, antara lain rapat
koordinasi perencanaan kegiatan, penyelidikan dugaan pelanggaran
Peraturan Daerah dan/atau Peraturan Bupati, sosialisasi Peraturan
Daerah dan/atau Peraturan.
Biaya yang dikeluarkan untuk penertiban bangunan liar di tanah
milik Pemerintah Daerah mencapai Rp. 37.000.000,00. Kegiatan
sosialisasi hingga penertiban reklame di zona putih mencapai Rp.
3.000.000,00. Kemudian untuk biaya Operasi KTP mencapai Rp.
26.460.000,00. Biaya yang dikeluarkan kegiatan Operasi Perizinan dan
Perpajakan Pengusaha Hiburan mencapai Rp. 4.500.000,00.

VII. KEBERHASILAN DARI PELAKSANAAN INOVASI


Dari pelaksanaan GARDA MARTABAT banyak keberhasilan yang
dicapai Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Pemalang, dapat kami
jelaskan sebagai berikut:
a. Ketika penertiban 31 bangunan liar di tanah milik Pemerintah Daerah
Kabupaten Pemalang tidak seorangpun warga yang melakukan
perlawanan. Secara sadar mereka sudah membongkarnya. Dari jumlah
bangunan liar tersebut terdapat keluarga yang tidak mampu. Dengan
berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan KBPP, keluarga tersebut
ditempatkan di Rumah Susun yang milik Pemda Kabupaten Pemalang.
Dengan ditertibkannya bangunan liar tersebut, aktifitas yang mengarah
ke praktik prostitusi menjadi berkurang signifikan. Video penertiban
bangunan liar dapat ditonton di youtube dengan link:
https://www.youtube.com/watch?v=o3FMWelkPv0.
5
b. Polisi Pamong Praja bekerja sama dengan BAPENDA dan Dinas PMPTSP
melakukan Operasi Perizinan dan Perpajakan di tempat-tempat hiburan
dengan sasaran utama adalah para Pengusaha Karaoke. Terbukti
berdasarkan hasil operasi tersebut banyak para pengusaha karaoke
yang kurang memperhatikan kewajiban dalam membayar pajak. Adanya
operasi tersebut para Pengusaha Karaoke menjadi tergugah dan sanggup
untuk menunaikan kewajibannya. Berdasarkan laporan dari BAPENDA
Pendapatan Asli Daerah (PAD) meningkat. Operasi semacam ini sangat
efektif dalam ikut serta mengoptimalkan PAD Kabupaten Pemalang. Tim
datang dengan sopan dan disambut baik oleh para Pengusaha Karaoke,
sehingga operasi Perizinan dan Perpajakan ini akan terus dilakukan.
b. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2014 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2011 Tentang
Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan Pasal 40 ayat 5 (lima),
Kartu Tanda Penduduk harus dibawa ketika bepergian kemanapun. Hal
ini menjadi dasar Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Pemalang
dalam melakukan kegiatan Operasi Yustisi non litigasi, yaitu dengan
razia KTP. Dengan diberlakukannya operasi ini, warga yang bepergian
sudah banyak yang membawa KTP. Video Operasi Yustisi Non Litigasi
KTP dapat ditonton di youtube dengan link:
https://www.youtube.com/watch?v=AIksjROGSsk
c. Dengan dilakukan sosialisasi yang dilakukan oleh Tim Reklame yang
tergabung antara Satpol PP, BAPENDA dan Dinas PMPTSP, sudah
terlihat perkembangan. Namun apabila masih ada yang terpasang, itu
adalah reklame dalam waktu menghabiskan masa berlakunya pajak
reklame. Ditargetkan akhir Tahun 2018 sudah tertib reklame secara
keseluruhan.
d. Pelaksanaan operasi terpadu antara Satuan Polisi Pamong Praja
bersama dengan BAPENDA, terhadap penunggak Pajak Bumi dan
Bangunan telah menunjukkan hasil yang signifikan. Data dari
BAPENDA menunjukkan ada peningkatan PAD hingga Rp.
1.210.330.620.00 atau 16,92%.
e. Selain hasil seperti di atas, ada pula hasil lainnya antara lain:
1) Terbitnya Peraturan Bupati Nomor 95 Tahun 2017 tentang Standar
Operasional Prosedur Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten
Pemalang;
2) Peraturan Bupati Nomor 79 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Penindakan Pelanggaran Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati di
Kabupaten Pemalang;
3) Terbentuknya Sekretariat PPNS Kabupaten Pemalang di Satpol PP
Kabupaten Pemalang.

VIII. SISTEM PEMANTAUAN KEMAJUAN DAN MENGEVALUASI INOVASI


a. Agar menciptakan suasana yang aman serta kondusif, Satuan Polisi
Pamong Praja Kabupaten Pemalang melakukan patrol rutin diseluruh
wilayah Kabupaten Pemalang. Menjaga aset Pemerintah Daerah

6
Kabupaten Pemalang agar tetap berfungsi sebagaimana mestinya tanpa
adanya gangguan dari orang yang tidak bertanggung jawab;
b. Melaksanakan pengawasan dan pembinaan terhadap pemilik reklame
dan pengusaha karaoke, yang dilakukan oleh Tim Penegakkan Perda
sesuai dengan amanat Peraturan Daerah kabupaten Pemalang dan
Peraturan Bupati Pemalang;
c. Berkoordinasi dengan intansi terkait secara rutin berkenaan dengan
perkembangan yang ada. Koordinasi atau konsolidasi perlu dilakukan
untuk menyamakan suatu persepsi agar semua kegiatan yang dilakukan
berjalan dengan baik sesuai Standar Oprasional Perosedur yang berlaku;
d. Melakukan evaluasi dan perbaikan disetiap 3 bulanan agar inovasi tetap
berjalan dengan baik untuk kelanjutan kedepan. Satuan Polisi Pamong
Praja Kabupaten Pemalang ikut berperanserta dalam mewujudkan
Pemalang Hebat Yang Berdaulat, Berjati Diri, Mandiri dan Sejahtera.

IX. KENDALA UTAMA YANG DIHADAPI DALAM PELAKSANAAN INOVASI


DAN SOLUSINYA
a. Masalah internal yang dihadapi antara lain:
1) Satuan Polisi Pamong praja masing kurang sumber daya manusia
yang masih kurang;
2) Kendala lain yang dihadapi adalah kurangnya sarana dan prasarana
yang bisa menunjang kegiatan.
b. Masalah eksternal yang dihadapi antara lain:
1) Masih banyak warga masyarakat yang belum sadar hukum.
Sehingga sering terjadi pelanggaran Peraturan Perundang-Undangan
Daerah;
2) Kurang insentifnya koordinasi antar intansi, dalam hal perizinan dan
perpajakan sehingga masih banyak izin terbit namun dalam
pemasangan reklame tidak sesuai dengan peruntukannya. Disisi lain
para pemohon izin banyak yang tidak mematuhi aturan yang
berlaku. Dengan demikian banyak ditemukan reklame yang
pemasangannya tidak sesuai ketentuan yang berlaku;
3) Kurangnya sosialisi terhadap warga masyarakat, hal ini yang sering
dikatakan warga saat dilakukan razia sehingga masyarakat dalam
berpergian tidak membawa identitas diri.
c. Solusi dari kendala internal yang ada antara lain:
1) Melakukan pelatihan dan bimbingan terhadap anggota Satuan Polisi
Pamong Praja Kabupaten Pemalang;
2) Mengajukan anggaran kepada Bapak Bupati dan Bapak Sekretariat
Daerah. Agar dapat mengabulkan permohonan pemenuhan sarana
dan prasarana yang dibutuhkan guna kelancaran tugas.

d. Solusi dari kendala eksternal antara lain:


1) Melakukan sosialisasi dengan cara memberikan Surat Edaran dan
melakukan pembinaan, pengawasan, serta penyuluhan kepada
warga masyarakat. Sehingga masyarakat mengerti dan memahami
tentang Produk Hukum Daerah;
7
2) Melakukan rapat koordinasi antara intansi terkait. Hal ini perlu
dilakukan guna menyamakan persepsi dalam menegakkan Produk
Hukum Daerah dimasyarakat. Sehingga dalam mensosialisasikan
kepada warga masyarakat tidak saling menyalahkan.

X. MANFAAT UTAMA YANG DIHASILKAN INOVASI


Dengan dilaksanakannya inovasi GARDA MARTABAT Satuan Polisi
Pamong Praja membawa dampak positif. Manfaatnya adalah warga
masyarakat menjadi paham dan mematuhi Produk Hukum Daerah.
Sehingga ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat di Kabupaten
Pemalang meningkat.
Apabila ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat di
Kabupaten Pemalang meningkat, investor akan berdatangan. Dengan
demikian lapangan kerja akan semakin terbuka. Kemudian selain itu yang
tidak kalah pentingnya adalah meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Dengan para pengusaha yang sadar hukum dan melaksanakan
kewajibannnya yaitu membayar pajak.

XI. PERBEDAAN SEBELUM DAN SESUDAH DILAKSANAAN INOVASI


Sebelum inovasi ini dilaksanakan, banyak permasalahan yang terjadi
antara lain:
a. Sering terjadi gesekan antara warga masyarakat dengan petugas satpol
pp yang sedang melaksanakan tugas; dikrena kan waraga yang tidak
mengerti tentang peraturan produk hukum daerah dikabupaten
pemalang, lemahnya msyarakat yang mengerti tentang Peraturan
Peraturan yang berlaku baik Peraturan Daerah maupun Peraturan
Bupati;
b. Masalah reklame yang tidak sesuai dalam pemasangannya; Hal ini akan
ditindak tegas oleh tim yang menangani tentang reklame kerana
pemasangan yang tidak sesuai akan bedampak tata kota yang tidak
teratur, indah dan bersih;
c. Banyak berdiri bangunan liar di tanah Pemerintah Daerah, meskipun
pernah ditertibkan; hal ini terjadi kerana lemahnya masyarakat yang
mengerti tentang Peraturan itu sendiri, dan dimungkin kan lahan
pemerintah berada dilokasi setrategis sehingga membuat masyarakat
untuk berusaha dan mendirikan bangunan liar dikawasan tersebut;
d. Pendapatan Asli Daerah masih tetap seperti tahun-tahun sebelumnya;
Satpol PP terus untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari
berbagi sektor, giat melakukan oprasi perijinan, baik ijin Reklame, Ijin
usaha karaoke, Hotel, dan Peternakan hal ini untuk meningkatkan Pajak
Daerah;
e. Di lingkar bahkan di atas alun-alun kota Pemalang dan di Taman Patih
Sampun banyak pedagang yang melakukan aktivitasnya yang tidak
sesuai tempatnya. hal ini terjadi karena masih belum tertatanya ruang
yang cukup untuk para pedagang sehingga pedagang lebih memilih
tempat di alun – alun Pemalang, Taman Patih Sampun disitu banyak
berkumpulnya masyarakat sehingga jadi tempat berjualan;
f. Banyak warga masyarakat yang bepergian tidak membawa kartu tanda
penduduk;
8
g. Pengusaha hiburan menunggak pajak daerah. Itu karena minimnya
pengawasan tentang pajak, tetapi Satpol PP bertindak tegas bagi para
pengusaha yang menunggak pajak usaha nya dengan cara. Teguran
lisan, Teguran tertulis 1, Teguran tertulis 2, Teguran tertulis 3 sampai
penutupan sementara.
Setelah inovasi ini dilaksanakan banyak perubahan yang cukup
signifikan, yakni:
a. Dalam melaksanakan tugas, petugas Satpol PP sudah bisa diterima
dengan baik oleh warga. Karena Satpol PP penuh dengan pendekatan
humanis dan resposif. Mengertinya sedikit demi sedikit masyarakat
tentang Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati sehingga kami dapat
diterima dimasyarakat saat melaksanakan tugas;
b. Reklame sudah kelihatan teratur dan zona putih di Pemalang sudah
nampak tertib. Sehingga membuat lingkungan Kota Pemalang lebih
indah dan teratur;
c. Berkurangnya praktik prostitusi yang sebelumnya marak dilakukan di
bangunan liar;
d. Pendapatan Asli Daerah mengalami peningkatan, meskipun belum
signifikan;
e. Di Alun-alun Kota Pemalang dan Taman Patih Sampun sudah tertib dari
Pedagang Kaki Lima yang melakukan kegiatannya;
f. Warga masyarakat di Kabupaten Pemalang banyak melakukan proses
perekaman KTP elektronik dan telah membawa kartu identitas diri
dalam bepergian;
g. Para pengusaha karaoke / tempat hiburan telah membayar pajak secara
rutin dan teratur. Tindakan tegas Satpol PP pada pengusaha yang telat
mbayar pajak, sehingga mereka melakukan pembayaran secara teratur.

XII. INOVASI INI SEJALAN DENGAN SATU DARI 17 TUJUAN PEMBANGUNAN


BERKELANJUTAN
Kegiatan penegakkan produk hukum daerah dengan pendekatan
humanis dan responsif selaras dengan beberapa pencapaian dari 17 tujuan
pembangunan berkelanjutan, yaitu Membuat kota dan pemukiman
penduduk yang inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan.
Kegiatan Garda Martabat yang sedang berjalan di Satpol PP erat
kaitannya dengan perkembangan kota dan pemukiman penduduk yang
inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan. Karena tugas pokok dan fungsi
Satpol PP adalah menyelenggarakan ketertiban umum dan ketenteraman
masyarakat, sehingga memberikan rasa aman dan nyaman serta tenteran
kepada penduduk. Kemudian menegakan peraturan perundang-undangan
daerah sehingga dapat ikut serta dalam meningkatkan PAD Kabupaten
Pemalang dalam hal mengoptimalkan pajak daerah. Dengan meningkatnya
PAD, maka pembangunan yang telah direncanakan Pemerintah Kabupaten
Pemalang dapat terlaksana.

XIII. PEMBELAJARAN YANG DAPAT DIAMBIL


Pembelajaran yang dapat dipetik dari inovasi ini adalah dalam
menghadapi suatu masalah, yang kita kedepankan adalah pikiran yang
dingin, dalam arti tidak mengedepankan fisik. Sehingga pemecahan masalah
9
yang kita dapatkan adalah jalan yang terbaik. Penegakkan Produk Hukum
Daerah dengan pendekatan humanis dan responsif dapat diaplikasikan
dalam perkembangan zaman yang sangat dinamis, dan dapat berkembang
sesuai dengan kebutuhan masa depan yang lebih baik.

XIV. BERKELANJUTAN DAN DIREPLIKASI DI TEMPAT LAIN


Inovasi pelayanan publik dalam Penegakkan Produk Hukum Daerah
dengan pendekatan humanis dan responsif ini adalah layanan publik yang
bersifat berkelanjutan. Dengan dukungan anggaran dari APBD Kabupaten
Pemalang yang tertuang dalam Dokumen Penggunaan Anggaran masing-
masing instansi terkait dapat melakukan inovasi ini sehingga meningkatkan
prestasi kinerja instansi yang mengaplikasikan inovasi ini;
Berdasarkan pengamatan, inovasi penegakkan Produk Hukum Daerah
dengan pendekatan humanis dan responsif belum direplikasikan oleh
instansi lain di Kabupaten Pemalang. Hal-hal yang dapat direplikasi dari
inovasi ini antara lain:
a. Mengedepankan humanis dalam melakukan segala tindakan
penegakkan pelanggaran;
b. Harus selalu responsif dalam menanggapi segala laporan masyarakat,
dalam arti menyelesaikan masalah secara cepat, tepat, akurat, dan
terukur;
c. Apabila pelanggar mengakui kesalahan dan sanggup untuk
melaksanakan kewajibannya sesuai peraturan yang berlaku, maka
proses penyelidikan bisa dihentikan dan kita selaku aparatur
pemerintah menuntun dan memantau hingga proses selesai dengan
baik.

10

Anda mungkin juga menyukai