PENULISAN HUKUM
Oleh:
NIM : 211741018153506
FAKULTAS HUKUM
MALANG
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
lainnya. Awal mula perkembangan rokok sebenarnya dimulai sejak tahun 600 SM,
yaitu ketika orang Amerika sudah memulai menanam tanaman tembakau dan pada
tahun 1 Masehi orang Amerika telah mengkonsumsi rokok. Kebiasaan ini terus
mulai dikenal tidak hanya dalam Amerika tetapi juga hingga luar Amerika bahkan
sampai di Indonesia.
Di Indonesia, bisnis rokok dimulai oleh Nitisemito pada tahun 1906 dan pada
tahun 1908 usahanya resmi terdaftar dengan merek "Tjap Bal Tiga". Bisa
di Indonesia.
Rokok di Indonesia saat ini adalah hal umum. Terdapat sekitar 57 juta
perokok di Indonesia. Di antara masyarakat Indonesia, 63% dari pria dan 5% dari
wanita dikabarkan adalah perokok, total 34% dari populasi. Mudahnya akses
1
meningkat.
Asap rokok mengandung ribuan bahan kimia di antara banyak zat beracun
dan bersifat karsinogenik yang bisa tinggal di suatu permukaan. Bila terpapar
dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan meningkatkan resiko kanker,
serangan asma, masalah paru-paru, infeksi tenggorokan dan mata. Hal itu
menyababkan peredaran rokok perlu dibatasi. Salah satu caranya adalah dengan
pengenaan cukai untuk meningkatkan harga rokok. Tujuan utama dari pengenaan
cukai adalah untuk melindungi masyarakat terhadap bahaya rokok. Selain itu
berasal dari produk dalam negeri maupun impor yang tidak mengikuti peraturan
yang berlaku di wilayah hukum Indonesia. Rokok ilegal adalah rokok impor/
rokok dalam negeri yang berada di peredaran bebas dan di siapkan untuk
peredaran BKC ilegal dapat merugikan negara, sebagaimana dasar hukum yang
ada pada undang-undang Nomor 11 tahun 1995, yang telah diubah dengan
2
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan, penegakan hukum,
vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang berada di bawah dan bertanggung
berlaku".
Penindakan yang dilakukan oleh direktorat jenderal bea dan cukai dan dinas
instansi terkait terhadap peredaran rokok yang ilegal atau yang menggunakan pita
palsu dapat berpengaruh terhadap peningkatan produksi hasil rokok yang legal,
serta juga akan memberikan manfaat bagi pemerintah dari segi penerimaan cukai
tahun 2007 tentang Perubahan Undang- Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang
Cukai sepenuhnya berada di bawah kekuasaan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai,
3
Pengendalian terhadap peredaran rokok ilegal memerlukan kerjasama dari
semua pihak, baik dari instansi pengawasan dan penegakannya, serta dari
produsen rokok dan masyarakat secara umum. Pengendalian yang baik terhadap
peredaran rokok ilegal, secara langsung akan berdampak pada produsen terhadap
barang kena cukai ilegal menjadi legal dengan memiliki Nomor Pokok Pengusaha
1. Peningkatan sinergi internal Bea Cukai (Kantor Pusat, Kantor Wilayah, dan
Kerjasama yang baik antara instansi, baik direktorat jenderal bea dan cukai
maupun dinas perindustrian serta Satuan Polisi Pamong Praja terhadap peredaran
4
rokok ilegal, akan berdampak positif dalam rangka pengendalian dan penegakan
hukumnya. Kesadaran dari segi produksi oleh produsen rokok juga berperan
penting, untuk memastikan bahwa produk rokok yang dihasilkan telah memenuhi
keberadaan rokok ilegal dan pengkonsumsian terhadap rokok yang legal, juga
akan berperan penting dalam upaya mencegah terjadinya peredaran rokok ilegal
tersebut.
2. Rumusan Masalah
rokok ilegal dan pita cukai palsu oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan
2. Faktor apa saja yang dapat menghambat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan
Dinas Instansi Terkait Kota Malang dalam rangka efektifitas pengawasan dan
3. Langkah-langkah apa yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
dan Dinas Instansi Terkait Kota Malang dalam mengatasi faktor penghambat
5
di Kota Malang?
3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai penulis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Tujuan Objektif
peredaran rokok ilegal dan pita cukai palsu oleh Direktorat Jenderal Bea dan
b) Untuk mengetahui Faktor apa saja yang dapat menghambat Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai dan Dinas Instansi Terkait Kota Malang dalam rangka
di Kota Malang.
Jenderal Bea dan Cukai dan Dan Dinas Instansi Terkait Kota Malang dalam
2. Tujuan Subjektif
ilmiah dalam rangka memenuhi syarat mencapai gelar sarjana di bidang ilmu
b) Untuk memperluas dan mengembangkan daya penalaran dan daya fikir penulis
6
agar dapat berkembang sesuai dengan bidang penulis, yakni bidang ilmu
hukum.
c) Untuk mampu mendorong dan mengembangkan cara berfikir yang kritis dan
4. Kegunaan Penelitian
baru bagi para pemangku kepentingan disektor penegakan hukum di bidang cukai
rokok. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan informasi
rokok ilegal di masa mendatang. Secara umum, penelitian ini diharapkan juga
dan pengetahuan mengenai penegakan hukum dan ketentuan sanksi pada tindak
pidana cukai.
yang ingin dicapai dalam penelitian hukum ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
dan pita cukai palsu oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan Dinas Instansi
2. Manfaat Praktis
diperoleh.
hukum terhadap peredaran rokok ilegal dan pita cukai palsu oleh Direktorat
Jenderal Bea dan cukai dan Dinas Instansi Terkait Kota Malang.
6. Tinjauan Pustaka
menanggulangi terjadinya peredaran rokok ilegal dan pita cukai palsu. Terjadinya
peredaran rokok ilegal dapat mengurangi jumlah penerimaan cukai hasil tembakau
direktorat jenderal bea dan cukai, dengan disertai kerjasama yang baik dengan
dinas instansi terkait lainya dapat mencegah terjadinya peredaran rokok ilegal.
8
legal juga dapat mencegah terhadap peredaran rokok yang ilegal dan pita cukai
palsu.
memenuhi standar edar yang telah ditentukan oleh pemerintah. Peredaran secara
legal terhadap barang-barang yang kena cukai tersebut penting agar masyarakat
dalam mengkonsumsi suatu barang, seperti produk hasil tembakau (rokok) telah
memenuhi standar edar, selain itu juga untuk memberikan pembelajaran kepada
masyarakat agar ikut dalam upaya meningkatkan penerimaan pemerintah dari segi
tarif cukai.
penegakan hukum (law enforcement).2 Semua itu dapat dilihat pertama kali dalam
9
Undang Nomor 39 tahun 2007 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11
pemerintahan yang baik (good governance) dengan berbagai model atau cara-cara
baru.
Rokok merupakan salah satu barang yang dikenakan cukai karena konsumsi
yang berlebihan akan berdampak buruk bagi kesehatan, untuk itu pemerintah
UU No. 39/2007 telah mengatur sanksi pidana dan sanksi tindakan dalam
stelsel sanksinya. Pasal yang mengatur sanksi pidana untuk tindak pidana Cukai
diatur dalam Pasal 50 sampai dengan Pasal 58A yang berupa pidana penjara dan
Pasal 7A sampai dengan 39 yang berupa izin Nomor Pokok Pengusaha Barang
Bea dan Cukai telah melakukan berbagai upaya untuk menangani permasalahan
rokok ilegal, mulai dari sosialisasi, operasi “Gempur Rokok Ilegal” hingga tindak
10
lanjut penindakan. Upaya-upaya yang dilakukan tersebut diharapkan dapat
tentang rokok ilegal. Di sisi lain juga akan memberikan manfaat bagi pemerintah
pidana dalam UU No. 39/2007 dapat dijalankan untuk memberikan saksi kepada
7. Landasan Teori
dan benar, apalagi peredaran tersebut merupakan barang yang secara khusus
harus memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk semua pihak, baik dari
kewenangan untuk mengendalikan peredaran rokok ilegal dan pita cukai palsu,
tujuanya untuk memastikan bahwa masyarakat dan negara tidak dirugikan dari
11
Pengendalian terhadap peredaran rokok, melalui pengenaan cukai semata-
masyarakat pada dasarnya tidak baik bagi kesehatan, sehingga perlu dilakukan
barang kena cukai, juga telah ditentukan dalam undang- undang cukai, yakni
mengenai sifat dan karakteristiknya. Sifat atau karakteristik yang dimaksud adalah
dapat menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat atau lingkungan hidup, atau
keseimbangan.
Pengenaan cukai atas barang kena cukai seperti rokok juga diharapkan dapat
pengenaan cukai barang. Oleh karena itu sudah seharusnya peredaran rokok ilegal
dan pita cukai palsu harus dihapuskan, karena akan merugikan negara dari segi
pemasukan pendapatan negara melalui cukai rokok. Pemerintah dan dinas instansi
ilegal dan pita cukai palsu tersebut. Tercapainya penerimaan cukai justru
12
Penegakan hukum adalah keserasian hubungan antara nilai-nilai yang
sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap akhir untuk meciptakan, memelihara dan
sebelumnya melalui upaya preventif terhadap peredaran rokok ilegal dan pita
hukum terhadap pelaku pelanggaran dibidang cukai, maka paling tidak terdapat
1. Memberikan efek jera bagi pelaku dan pengusaha lain untuk tidak melakukan
pengendalian dan penegakan hukum terhadap peredaran rokok ilegal dan pita
cukai palsu sangat ditentukan oleh semua pihak. Tidak hanya terbatas pada
13
aparat yang berwenang saja, tetapi juga pengusaha yang melakukan produksi
rokok, dimana harus menaati segala ketentuan yang telah ditentukan, selain itu
juga kesadaran masyarakat untuk tidak mengkonsumsi rokok ilegal juga harus
8. Hipotesis
diantaranya tidak dilekati pita cukai dan dilekati pita cukai palsu yang tidak sesuai
yang tidak memiliki izin produksi dan pemasaran rokok sehingga rokok
dipasarkan dengan harga yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan rokok yang
14
terdaftar di Bea Cukai. Di dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 Pasal 54
dan 56 telah menjelaskan dengan detail berkaitan dengan tindakan bagi pihak
(orang) yang melakukan pelanggaran peredaran rokok ilegal yaitu dengan sanksi
pidana penjara maupun pidana denda. Maka dari itu Optimalisasi pengawasan
9. Metode Penelitian
penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder
yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukm
1. Metode Pendekatan
hukum serta membandingkan dengan masalah dalam putusan yang sedang diteliti.
Bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini merupakan bahan hukum
15
yang mempunyai hubungan dengan permasalahan dan tujuan penelitian. Berikut
putusan hakim. Berikut adalah bahan hukum primer yang berkaitan dengan
perubahannya
Kehakiman
b. BahanHukumSekunder
Bahan hukum sekunder yaitu bahan yang diperoleh dari buku/tekstual, artikel
ilmiah internet, jurnal-jurnal, doktrin, atau sumber-sumber lain baik cetak maupun
yang berasal dari berbagai sumber dan dipublikasikan secara luas serta dibutuhkan
hukum maupun pendapat ahli yang mempunyai relevansi dan dapat menunjang
jawaban atas permasalahn yang sedang diteliti. Data yang berhasil dikumpulkan,
baik bahan hukum primer, bahan hukum sekunder maupun bahan hukum tersier
gambaran yang sistematis dan komperehensif dari seluruh bahan hukum yang
17
diperoleh untuk menghasilkan preskripsi atau argumentasi hukum yang baru.
Analisa bahan hukum bersifat deskriptif kualitiatif, yaitu dengan cara melakukan
Dalam penyusunan penulisan hukum ini terbagi dalam dalam 4 bab dan
BAB I : PENDAHULUAN
Bab pendahuluan ini terbagi dalam beberapa sub bab yang diantaranya terdiri;
yang akan menjadi fokus pembahasan dalam penelitian ini; 3) Tujuan penulisan
penulisan hukum ini; 4) Manfaat penulisan terdiri dari aspek teoritis dan aspek
praktis yang menjadi suatu penjelasan mengenai siapa saja dan apa saja manfaat
18
hukum atau pemangku kepentingan (stekeholders); 6) Metode Penulisan yang
batasan yang dibuat oleh penulis dengan menggunakan beberapa variabel yang
akan dijabarkan dalam kajian pustaka, yakin berisi asas-asas hukum, konsep
Dalam Bab ini menunjukan inti dari penulisan hukum yang dibuat oleh
Penulis. Bab ini akan menguraikan tengtang gambaran mengenai pembahasan dari
rumusan masalah yang diangkat oleh penulis sesuai dengan sumber yang
didapatkan.
BAB IV : PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir dalam penulisan hukum ini yang berisi
kesimpulan dari pembahasan bab sebelumnya serta berisikan saran penulis dalam
menanggapi permasalahan yang menjadi fokus kajian serta berisikan saran atau
19
BAB II
HASIL PENELITIAN
luar negeri, karena Indonesia salah satu negara yang menjadi anggota WTO
Meskipun demikian, tidak ada satu negara pun di dunia ini memberikan akses
dunia WTO memberikan hak kepada suatu negara untuk melakukan hambatan
tarif terhadap barang impor yang mengandung dumping atau subsidi. Tugas untuk
mencegah hambatan masuknya barang impor dari negara lain selalu dibebankan
kegiatan ekonomi maka sektor Bea dan Cukai merupakan suatu instansi dari
20
pemerintah yang sangat menunjang dalam kelancaran arus lalu lintas ekspor dan
Kepabeanan adalah untuk menambah pendapatan atau devisa negara, sebagai alat
untuk melindungi produk-produk dalam negeri dan sebagai pengawas agar tidak
semua barang dapat keluar masuk dengan bebas di pasaran Indonesia atau daerah
pabean. Untuk menghindari hal tersebut, makan untuk keluar masuknya barang
melalui kerjasama antara Bea da Cukai dengan instansi lain pengelola pelabuhan
untuk mengelola, memelihara, menjaga keamanan dan kelancaran arus lalu lintas
barang yang masuk maupun keluar daerah pebean dengan maskud untuk
tertentu yang mempunyai sifat dan karekteristik yang di tetapkan dalam Undang-
Undang Nomor 11 tahun 1995 Tentang cukai sebagaimana yang telah dirubah
dan akan dikenakan sanksi cukai serta sanksi administrasi paling sedikit dua kali
nilai cukai, dimana pada setiap bungkus rokok nilai cukainya Rp.750. salah satu
barang yang dikenakan cukai adalah rokok, rokok dikenakan cukai karna rokok
21
termasuk dalam kelompok barang yang mempunyai sifat dan karekteristik dimana
lingkungan hidup.
perokok dan perokok pemula meningkat, rokok ilegal yang tidak memiliki pita
cukai atau memasang pita cukai palsu juga tidak memenuhi peraturan pemerintah
terhadap pergerakan BKC ilegal yang melintas diwilayahnya Bea dan Cukai
Tembilahan juga melakukan patroli laut, razia rutin bulanan dan juga turun ke
daerah pemasaran untuk melakukan operasi pasar cukai. Selain itu Bea dan Cukai
tentang cukai kepada pedagang dan masyarakat yang ditemui serta penempelan
yang merugikan negara, selain itu menciptakan iklim persaingan yang tidak sehat
22
karena tidak adil bagi produsen yang membayar cukai. Maraknya peredaran rokok
adanya sifat melindungi satu sama lain, kurangnya sumber daya manusia aparat
penegak hukum, berkembangnya modus baru penjualan rokok ilegal, dan luasnya
melainkan juga berpengaruh terhadap eksistensi industri rokok legal yang sudah
ada, baik berskala kecil, menengah maupun besar. Oleh karena itu diperlukan
penegakan hukum yang kuat yang mampu memback up dan melaksanakan aturan
yang ada, untuk itu perlu adanya penguatan pada lembaga yang sudah ada yang
terhadap tugas dan fungsinya. Selain itu upaya yang dapat dilakukan untuk
mencegah lebih banyaknya peredaran rokok ilegal tanpa cukai yaitu pemerintah
Pada hari Selasa, 3 Januari 2023, Tim Intelijen dan Penindakan Bea Cukai
pada jasa ekspedisi dan melakukan penyisiran jalur distribusi rokok ilegal di
23
wilayah Malang Raya.
Tembakau (BKC HT) jenis Sigaret Kretek Mesin (SKM) / rokok ilegal dengan
berbagai merek sebanyak 660 bungkus dengan total 13.200 batang tanpa dilekati
pita cukai. Dalam rangkaian kegiatan tersebut Tim juga melakukan sosialisasi dan
himbauan kepada jasa ekspedisi agar tidak menerima pengiriman atau melakukan
jual beli Barang Kena Cukai (BKC) Hasil Tembakau (HT) / rokok ilegal.
patroli darat pada jalur distribusi dan melakukan penghentian serta pemeriksaan
SKM / rokok ilegal batangan sebanyak 59 karton dengan total 1.711.000 batang.
“Di Tahun 2023 ini, Bea Cukai Malang akan terus aktif melakukan pengawasan
dan penindakan atas peredaran rokok ilegal demi mewujudkan fungsi Bea Cukai
24
sebagai Community Protector dan Revenue Collector” tegas Gunawan Tri
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Tipe Madya Cukai Malang,
Jawa Timur, menggagalkan pengiriman jutaan batang rokok ilegal sebagai hasil
Kepala Kantor Bea Cukai Malang Gunawan Tri Wibowo di Kota Malang, Rabu,
menyebutkan jutaan batang rokok ilegal tersebut diamankan oleh Tim Bea Cukai
Malang pada Selasa (3/1) saat melakukan pemeriksaan terhadap mobil minibus di
wilayah Kabupaten Malang. "Dari hasil pemeriksaan, ada 59 karton dengan total
saat Tim Intelijen dan Penindakan Bea Cukai Malang melakukan kegiatan rutin
Kena Cukai Hasil Tembakau (BKCHT) jenis Sigaret Kretek Mesin (SKM) tanpa
"Pada titik pertama, ada berbagai merek sebanyak 660 bungkus dengan total
13.200 batang tanpa dilekati pita cukai," tambahnya. Dalam kesempatan itu,
Tim Bea Cukai Malang juga melakukan sosialisasi dan imbauan kepada jasa
25
ekspedisi agar tidak menerima pengiriman atau melakukan jual beli BKCHT yang
tidak dilekati pita cukai atau rokok ilegal. Setelah melakukan pemeriksaan pada
melintas dan menemukan jutaan batang rokok ilegal tersebut. Jutaan batang rokok
ilegal tersebut lalu dibawa ke Kantor Bea Cukai Malang untuk pemeriksaan
lanjutan. "Dari hasil penindakan, diperkirakan nilai barang sebesar Rp2,16 miliar
dan dengan potensi kerugian negara mencapai Rp,1,15 miliar," ujar Gunawan.
Pada 2023, Bea Cukai Malang memperkuat langkah pengawasan dan penindakan
BAB III
PENUTUP
menegaskan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum, yang berarti bahwa
26
perundang-undangan, atau hukum kebiasaan, dimana suatu negara atau
terhadap warganya.
mengemukakan bahwa:
Asas Negara Hukum atau asas the rule of law, berarti dalam penyelenggaraan
sewenang-wenangnya.
27
Undang Nomor 11 Tahun 1995 Tentang Cukai (Selanjutnya disebut Undang-
Undang Cukai).
satu sumber penerimaan pendapatan negara yang setiap tahunnya terus meningkat.
Adanya tindak pidana produksi rokok ilegal, maka Direktorat Jendral Bea dan
Cukai (DBJC) memiliki hak dan kewajiban sesuai dengan ketentuan Undang-
rokok ilegal dibidang cukai dilakukan oleh pegawai atau pejabat yang diangkat
menjadi penyidik pegawai negeri sipil (PPNS). Berdasarkan Pasal Pasal 7 Ayat (2)
Jo Pasal 6 Ayat (1) ini telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981
28
29
DAFTAR PUSTAKA
D., S. (2009). Pengantar redaksi dalam warta bea cukai, "gempur rokok ilegal : terobosa
berantas peredaran rokok ilegal" vol 51 no 9. jawa timur .
I., M. (2019 ). Law enforcement policy on violationof illegal cigarette circulation in indonesia
(study on indonesian costom directorate geeral). Journal of Indonesian legal studies
vol 4 issue 01.
J., I. (2006). teori dan metodologi penelitian hukum normatif . Malang : Bayumedia.
Majalah Warta Bea dan Cukai volume 48. (2017). pengaruh penegakan hukum pada
peredaran rokok memungkinkan pemerintah memperoleh penerimaan negara yang
optimal. majalah warta.
Taufiqah T., Y. N. (2017). Efektifitas pasal 54 undang undang nomer 39 tahun 2007 tentang
cukai berkaitan dengan peredaran rokok ilegal di kabupaten pamekasan tinjauan
masalah mursalah . jawa timur : jurnal of islamic busness.
1
2