PROPOSAL
ROSI RIANTAMI
NIM: 12020727139
PROGRAM SI
ILMU HUKUM
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang saat ini berada dalam tahap usia
tumbuh kembang yang pada dasarnya diibaratkan sebagai sebuah rumah tangga
pungutan Bea dan Cukai dan pungutan pajak lainnya yang sah serta
dipertanggung jawabkan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Pungutan dan
pajak yang dimaksud, disebut Cukai yang dikenakan terhadap suatu produk atau
barang yang mempunyai karakteristik atau sifat yang ditetapkan sesuai dengan
dijelaskan bahwa cukai adalah pungutan negara yang dikenakan terhadap barang-
dapat menimbulkan efek negatif bagi masyarakat atau lingkungan hidup, dan
1
Surono, kebijakan Tarif Cukai Hasil Tembakau, Jakarta, 2013. Hlm. 63
2
keseimbangan.2
Menurut Prof. Dr. Rochmat Sumitro, S.H., Pajak merupakan gejolak sosial
dan hanya terdapat dalam masyarakat hukum, yaitu masyarakat yang mempunyai
hubungan timbal-balik antara individu dan masyarakat dengan melekat baik dari
kewajibannya (2004:1). Oleh sebab itu, pemungutan pajak yang dilakukan negara
tembakau yakni rokok sesuai dengan yang dijelaskan dalam pasal 4 ayat 1
yang beredar luas dan perlu dipantau karena pemakainya dapat menyebabkan
pengaruh buruk bagi populasi penduduk dan ekologi di Indonesia.4 Rokok yang
beredar luas di masyarakat Indonesia harus merupakan rokok yang legal edar
dengan ciri utama yakni terdapat pita cukai yang terbalut pada bungkus rokok
disandingkan dengan rokok yang beredar luas tanpa terbalut pita cukai pada
tanpa lekatan pita cukai dapat disebut melanggar Undang-undang Cukai, dengan
2
Muhammad Hilman, “Sudah Efektifkah Operasi Pasar Peredaran Rokok Ilegal?” Jurnal
info Arta, Vol. 5, No. 2, 2021. Hlm. 119
3
Sugianto, Pengantar Kepabeanan dan Cukai, Jakarta, Grasindo, 2008, Hlm. 1
4
Setiawan Indradiyasa, “Peran Penyidik Pegawai Negeri Sipil Bea Cukai Dalam
Menyelematkan kerugian negara terkait cukai rokok ilegal” jurnal pasca ubharasby, Vol. 10, No.
2, 2020, Hlm. 187
3
dibakar, dihisap dan/atau dihirup termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu atau
rustica, dan spesies lainnya atau sintetisnya yang asapnya mengandung nikotin
seperti: rokok tanpa dilekati pita cukai, rokok dilekati pita cukai palsu, rokok yang
dilekati pita cukai bukan peruntukannya dan bukan haknya, produksi tanpa izin,
kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam saku. Sejak beberapa
(walaupun pada kenyataannya pesan tersebut sering diabaikan). Saat ini rokok
merupakan pendapatan tertinggi di bidang tembakau karena cukai atau pajak yang
diperoleh dari rokok sangat tinggi oleh negara, hal ini menyebabkan banyaknya
produsen yang tidak taat atas peraturan pemerintah dan memilih cara ilegal
dengan memproduksi rokok tanpa cukai, hal ini dapat merugikan negara dan
5
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2013
6
Juli Anglaina, Skripsi: Pengawasan Terhadap Peredaran Rokok Ilegal dan Pita Cukai
Palsu di Kota Bandar Lampung, Universitas lampung, 2019, hal. 1
4
Pita cukai adalah tanda pelunasan dalam bentuk kertas yang memiliki sifat
dengan spesifikasi dan desain tertentu yang digunakan sebagai bukti pelunasan
cukai dan sekaligus sebagai alat pengawas dalam rangka pengamanan penerimaan
Negara, dimana dari produksi hasil tembakau yang banyak beredar di tengah
masyarakat adalah rokok yang dikemas untuk penjualan eceran akan tetapi tidak
dilekati dengan pita cukai atau yang sering disebut dengan rokok polos. Cukai
rokok berperan penting dalam menjaga tingginya harga rokok untuk mencegah
anak-anak dan orang dewasa yang belum merokok agar tidak mulai merokok,
pada tahun 2018. Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2021 mencatat tingkat
konsumsi rokok masyarakat usia di atas 15 tahun sebesar 28,96 persen, sedikit
Permintaan rokok yang tinggi di Indonesia telah menuntut DJBC untuk terus
masyarakat menengah ke bawah karena harganya yang murah. Para pelaku usaha
rokok ilegal ini memproduksi rokoknya melalui rumah industri miliknya sendiri
7
Sarah L. Baber, dkk. Ekonomi Tembakau di Indonesia, (Paris: The Union, 2008). H. 5
8
Nisa Nisrina salsabilla, “Gambaran kebiasaan merokok di Indonesia berdasarkan
Indonesia Family Life survey 5” Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia, Vol. 7, No. 1, Hlm. 14
5
Cukai juga melakukan penegakan hukum di bidang kepabeanan dan cukai dengan
dikarenakan maraknya terjadinya rokok ilegal yang beredar yang disebabkan oleh
rokok ilegal harus dilakukan secara tegas oleh dinas instansi terkait. Petugas yang
Nomor 39 Tahun 2007 tentang cukai menyebutkan bahwa pejabat bea dan cukai
usaha importir barang kena cukai, tempat usaha penyalur, tempat usaha eceran,
tempat lain, atau sarana pengangkut yang didalamnya terdapat barang kena cukai
diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-53/BC/2010
tentang tata laksana Pengawasan. Upaya pengawasan yang dilakukan petugas Bea
merugikan negara secara langsung atau tidak dan atau mempermudah terjadinya
kerugian negara.9
telah dilaksanakan, yakni mengevaluasi prestasi kerja dan bila dianggap perlu,
rencana yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Dale (dalam Winardi, 2000),
menyatakan bahwa pengawasan tidak hanya melihat sesuatu dengan seksama dan
dan meluruskannya sehingga mencapai tujuan yang sesuai dengan apa yang
tujuan yang sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Dilansir dari laman
rugikan negara menyentuh nilai Rp4,3 triliun dan berdasarkan survei yang
dilakukan oleh Universitas Gajah Mada diketahui bahwa peredaran rokok ilegal di
Indonesia mencapai 4.9% pada tahun 2020. Presentase tersebut merupakan rokok
ilegal yang berhasil ditindak oleh DJBC. Survei tersebut bertujuan untuk
industri rokok secara nasional dan menghitung proporsi pelanggaran cukai rokok
9
Karyana Adang, Diklat Jarak Jauh Teknis Substantif Spesialisasi Cukai : Modul 9 :
Penegakan Hukum di bidang Cukai. (Jakarta: Badan Pendidikan dan Latihan Keuangan Pusdiklat
Bea dan Cukai, 2004), h. 4
7
2. Pengawasan tidak langsung, pengawasan yang dilakukan dari jarak jauh dengan
melalui laporan yang dapat dilihat dari laporan tertulis dan laporan lisan.
yang baik atau good manufacturing practice agar agar setiap bentuk
langkah awal dalam melakukan pengawasan dan penindakan rokok ilegal, yang
ditegaskan oleh petugas Bea Cukai, guna menagamankan rokok ilegal yang dijual
tanpa dilekati pita cukai atau rokok polos di wilayah kabupaten Indragiri Hilir.
Maraknya peredaran rokok ilegal di indonesia dalam hal ini penulis jumpai
didominasi oleh rokok dengan merek H mild dan Luffman. Rokok ilegal tersebut
Kepulauan Riau yang mana awalnya rokok-rokok tersebut hanya beredar di area
namun diseludupkan keluar dari area perdagangan bebas oleh oknum atau pihak
cukai pemerintah dari rokok. Sehingga pemerintah juga perlu turut melakukan
kearah
Bea dan Cukai Tembilahan yaitu pada 15 Januari 2021 terjadi penggagalan
penyeludupan 7,2 Juta batang rokok ilegal mengakibatkan seorang pengusaha asal
batam tewas tertembak yang berada di atas laut Tembilahan beserta 3 (tiga) orang
yang menerapkan ancaman sanksi pidana penjara dan pidana denda.11 Penerapan
sanksi pidana tersebut di atas merupakan sanksi pidana kumulatif. Lebih lanjut
dalam pasal 102C dinyatakan bahwa sanksi pidana pemberatan khusus bagi
pejabat, aparat, penegak hukum yang melanggar ketentuan pasal 102, Pasal 102A,
Pasal 102B yang ancaman pidananya dalam Undang-Undang ditambah 1/3 dan
10
RiauNews, Pemerintah terkesan tutup mata meski rokok Luffman rugikan negara
Triliunan Rupiah, Https://bit.ly/3p3SbcH (diakses pada tanggal 19 November 2022, pukul 21.43)
11
Pasal 102A Undang-Undang perubahan Atas Undang-Undang Kepabeanan
9
pidana semacam ini juga sudah diatur dalam pasal 52 Kitab Undang-Undang
sepertiga. Sedangkan untuk Pasal 102D, Pasal 103, Pasal 103A, Pasal 104, Pasal
105, dan Pasal 107 menentukan sanksi pidana berupa pidana penjara dan pidana
diberlakukan.12
B. Batasan Masalah
dilaksanakan sehingga tujuan penelitian dapat tercapai dalam waktu yang singkat
dan terkontrol dengan baik. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimana pengawasan peredaran rokok ilegal tanpa cukai oleh kantor Bea dan
12
Yudi Wibowo Sukanto, Tindak Pidana Penyeludupan di Indonesia, (Jakarta, Sinar
Grafika, 2013) hlm. 9
10
C. Rumusan Masalah
tentang Cukai?
Adapun tujuan dan manfaat yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini
adalah :
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
b. Manfaat Akadamis
c. Manfaat Praktis
E. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
b. Batasan Masalah
c. Rumusan Masalah
e. Sistematika Penulisan
12
a. Pengertian cukai
h. Pengertian Pengawasan
i. Konsep Rokok
j. Konsep Ilegal
BAB V : PENUTUP
a. Kesimpulan
b. Saran
DAFTAR PUSTAKA
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Cukai
pemakai dan bersifat selektif serta perluasan pengggenaan nya berdasarkan sifat
atau karakteristik objek cukai, sehingga dapat dikatakan bahwa cukai termasuk
pajak tidak langsung yaitu pajak yang dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada
cukai. Dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a-d Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007,
dinyatakan:
akan dikenakan pada barang yang perlu dikendalikan tingkat konsumsinya. Selain
itu, cukai juga perlu dikenakan pada barang dengan peredaran yang perlu
15
pengawasan. Barang tersebut juga perlu dikenai cukai jika pemakaian barang
Istilah bea cukai terdiri dari dua kata, yaitu bea dan cukai. Pengertian bea
dalam prosedur bea cukai adalah bea masuk dan bea keluar daerah pabean. Bea
yang dikenakan terhadap barang yang di impor. Bea keluar adalah pungutan
tertrntu yang mempunyai sifat atau karakteristik yang ditetapkan dalam undang-
undang.13
Pita cukai adalah suatu alat yang digunakan untuk pelunasan cukai yang
tertuang atas barang yang terkena cukai. Pita cukai berupa kepingan kertas dengan
13
Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang cukai
16
ukuran dan desain tertentu yang ditetapkan. Pita cukai digunakan oleh wajib cukai
cukai yang terutang. Pita cukai diperoleh oleh wajib cukai di Kantor dan Cukai,
pada dasarnya pelunasan cukai atas barang kena cukai merupakan pemenuhan
barang kena cukai, dalam hal ini berupa hasil tembakau (rokok), sehingga hasil
tembakau tersebut dapat dikeluarkan dari pabrik. Hasil tembakau dianggap telah
dilunasi cukainya, setelah hasil tembakau tersebut telah dilekati pita cukai sesuai
ketentuan yang berlaku, untuk hasil tembakau yang dibuat diindonesia, pelekatan
pita cukai harus dilakukan sebelum hasil tembakau dikeluarkan dari pabrik.
namunn saat ini marak sekali terjadi penyelewangan terhadap cukai rokok
hasil tembakau berupa rokok yang beredar di pasaran yang dilekati pita cukai
palsu atau yang sama sekali tidak dilekati pta cukai, tidak membayar atau
melunasi cukai kepada negara, untuk kasus di bidang cukai, biasanya operasi
modus yang digunakan pelaku ada dua aspek yaitu aspek persyaratan izin, dengan
mendirikan mendirikan pabrik rokok tanpa izin (Tanpa NPPBKC). Kedua, aspek
tembakau tanpa dilekati pita cukai yang diwajibkan (rokok polos, dileketi pita
cukai palsu, atau dilekati pita cukai yang tidak sesuai peruntukkannya).14
pengenaan cukai adalah setiap jenis barang berbeda-beda sedangkan bagi pajak
satu obyek dengan obyek yang lainnya, sedangkan pajak umumnya memiliki satu
Direktorat Jendral Bea dan Cukai adalah unsur yang terdiri dari
pelaksanaan tugas poko dan juga memiliki fungsi dapertemen keuangan yang
berada dibidang kepabeanan dan juga cukai. Tugas dan fungsi Dirjen Bea dan
Bea dan Cukai dapat bertindak melaksanakan pengawasan pabean antara lain
penelitian dokumen, pemeriksaan fisik dan audit pasca impor, serta perlunya
informasi yang mencukupi dari asal barang yang dikirim termasuk alamat, baik
Dalam pelaksanaan tugasnya, DJBC harus memungut bea masuk dan suatu
jenis barang impor dengan suatu tarif tertentu yang sesuai dalam perundang-
14
Sanur, Rokok dan Kesehatan, Rineka: Jakarta, 2009, Hal. 60
18
Keputusan Menteri atau Surat Keputusan Direktur Jenderal pada hakikatnya pada
penerimaan negara yang berada di bidang kepabeanan dan cukai yang sesuai
15
Yadi, Patroli laut Bea dan Cukai, Jakarta: Guepedia, 2022, hlm 108
16
burhanuddin, Prosedur Hukum Pengurusan Bea dan Cukai, Yogyakarta: Medpress,
2013, Hlm. 16
19
Cukai.
keuangan.
1945.
keberadaran produk barang kena cukai, keberadaan barang kena cukai tersebut
produk kena cukai dianggap mempunyai dampak yang luas bagi yang
Daerah
17
Juli Anglaina, Skripsi: Pengawasan Terhadap Peredaran Rokok Ilegal dan Pita Cukai
Palsu di Kota Bandar Lampung, Universitas lampung, 2019, hal. 24
21
H. Pengertian Pengawasan
manajemen, karena memang pengawasan ini merupakan salah satu unsur dalam
umum diartikan sama yaitu pengawasan. Dalam ilmu manajemen yang bersumber
dari literatur barat tidak dikenal adanya fungsi pengendalian, controlling diartikan
sebenarnya ada dan menempati tempat yang penting, tetapi pada umumnya
kata “awas” yang berarti pengawasan yaitu aktifitas mengawasi atau mengamati
kebijakan yang telah ditetapkan dapat dicapai sesuai dengan tujuan yang telah
oleh pihak manajer dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual sesuai dengan
18
Muchsan, S.H., Sistem Pengawasan terhadap perbuatan Aparat Pemerintah dan
Peradilan Tata Usaha Negara di Indonesia, Liberty, Yogyakarta 1992, hlm. 36
19
Dr. Rahmawati Sururama dan Rizki Amalia,. Pengawasan Pemerintahan, Cendekia
press, Bandung,2020 hlm. 1
22
hubungan dengan perbandingan antara pelaksana aktual rencana dan awal untuk
menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilaksanakan berjalan sesuai dengan
rencana yang telah ditentukan. Rumusan lain diberikan oleh Suyatno sebagai
berikut “ Pengawasan adalah segala usaha atau kegiatan untuk mengetahui dan
Apakah sesuai dengan semestinya atau tidak”. Pengawasan dari segi hukum
20
Amran Suadi, Sistem Pengawasan Badan Peradilan Di Indonesia (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2014), hlm. 16
21
Ibid. Hlm. 18
23
merupakan penilian tentang sah atau tidaknya suau perbuatan pemerintah yang
dicapai.
seseorang.
pribadinya.
22
Diana Halim Koencoro, Hukum Administrasi Negara, (Bogor, Ghalia Indonesia, 2004),
hlm 74
23
Yayu Kusdiana, “Pengaruh budaya organisasi dan pengawasan terhadap disiplin kerja
pegawai kantor Kecamatan Tanjung Medan Kabupaten Rokan Hilir” Procuratio, Volume. 6, No.
2., (2018), hlm. 177
24
I. Konsep Rokok
tembakau dibungkus termasuk cerutu ataupun bentuk lainnya yang dihasilkan dari
sintesinya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.
tembakau yang telah dicacah. Untuk menikmatinya salah satu ujung rokok
dibakar dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada
ujung lain.25
seperti nikotin yang bersifat adiktif dan tar yang bersifat karsinogenik. Ada 25
kanker paru, bronchitis kronis, dan penyakit paru lainnya. Dampak lainnya adalah
lahir rendah pada ibu bayi perokok, keguguran, dan bayi lahir mati.26
24
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, (Yogyakarta: UII Press Indonesia, 2002),
hlm. 187
25
Rahmat Fajar, Bahaya Merokok, Jakarta, PT Sarana Bangun Pustaka, 2011, hlm. 2
26
Masniati, Perilaku Petugas Dalam Pelaksanaan Kaawasan Tanpa Rokok, Makasar,
Penerbit NEM, 2021, hlm. 10
25
ada atau tidaknya filter bahan pembungkus rokok, dan bahan baku atau isi rokok.
Rokok Filter
Rokok Filter ialah rokok yang memiliki penyaring. Fungsinya untuk menyaring
nikotin, salah satu zat yang berbahaya yang terkandung dalam rokok. Filter itu
Rokok tidak berfilter pada kedua ujung nya tidak terdapat busa serabut sintetis.
penikmatnya.27
J. Konsep Ilegal
atau juga melawan hukum. Secara umum barang ilegal adalah barang yang tidak
hukum, serta yang memang berasal dari negara yang sedang terkena masalah
27
Ibid. Hlm. 3
26
seperti: rokok tanpa dilekati pita cukai, rokok dilekati pita cukai palsu, rokok yang
dilekati pita cukai bukan peruntukannya dan bukan haknya, produksi tanpa izin,
Rokok Ilegal memiliki perbedaan dengan rokok legal, antara lain yaitu:
c. Rokok dilekati pita cukai yang bukan peruntukannya dan bukan haknya
g. Pelanggaran administrasi
Peredaran rokok ilegal dapat merugikan banyak pihak baik itu negara,
industri rokok ilegal dan masyarakat banyak, berikut beberapa dampak dari
adalah pajak. Apabila peredaraan rokok ilegal yang tidak taat pajak maka
tidak memiliki informasi yang jelas kandungan apa saj yang ada pada
rokok tersebut.
penjualannya oleh rokok ilegal karena harga jual rokok yang signifikan
jauh berbeda.
Menurut Simon, Sanksi atau straf adalah suatu penderitaan yang oleh
dengan suatu putusan hakim telah dijatuhkan bagi seseorang yang bersalah. Van
hamel, mengartikan pidana sebagai suatu penderitaan yang bersifat khusus, yang
telah dijatuhkan oleh kekuasaan yang berwenang untuk menjatuhkan pidana atas
nama negara sebagai penanggung jawab dari keterlibatan hukum umum bagi
seorang pelanggar, yakni semata-mata karena orang tersebut telah melangar suatu
peraturan hukum yang harus ditegakkan oleh negara. Hukum Pidana adalah
pelanggarnya.28
mempunyai beberapa makna, antara lain makna negatif dan makna positif. Makna
28
Djoko Sumaryanto, Buku Ajar Hukum Pidana, Surabaya, Ubahara Press, 2019. Hlm. 7
28
makna positif yaitu imbalan yang berupa hadiah atau anugerah yang ditentukan
Sanksi pidana adalah suatu hukuman sebab akibat, sebab adalah kasusnya
dan akibat adalah hukumnya, orang yang terkena akibat akan memperoleh sanksi
baik masuk penjara ataupun terkena hukuman lain dari pihak berwajib. Sanksi
pidana merupakan suatu jenis sanksi yang bersifat nestapa yang diancamkan atau
dikenakan terhadap perbuatan atau pelaku perbuatan pidana atau tindak pidana
pelaku kejahatan tersebut, namun tidak jarang bahwa sanksi pidana diciptakan
dalam arti orang yang dengan suatu kesengajaan atau suatu tidak sengajaan seperti
melakukan tindak pidana tersebut timbul dari dirinya sendiri atau tidak karena
29
Fitri Wahyuni dan Mohd Rizki Nur Asri, “Tinjauan Yuridis Penerapan Sanksi
Terhadap Pelaku Tindak Pidana Penyeludupan Rokok Ilegal” Jurnal komisiyudisial, Vol. 14. No.
3, Hlm. 10
29
Pengedar atau penjual rokok ilegal termasuk melakukan pelanggaran yang dapat
menjual, atau menyediakan untuk dijual barang kena cukai yang tidak
dikemas untuk penjualan eceran atau tidak dilekati pita cukai atau tidak
Pasal 29 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu)
tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling sedikit
2 (dua) kali nilai cukai dan paling banyak 10 (sepuluh) kali nilai cukai
singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda
paling sedikit 2 (dua) kali nilai cukai dan paling banyak 10 (sepuluh) kali
N. Penelitian Terdahulu
serupa yang sudah ada. Adapun beberapa penelitian tersebut antara lain:
30
Ilmu Hukum Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Uin Sultan Syarif
Kasim) pada tahun 2021. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
dalam masyarakat, penelitian ini menggunakan data primer yaitu data yang
dijumpai di kabupaten rokan hilir dengan merek rokok Excellent dan Lufftman
Kepulauan Riau dan rokok tersebut diseludupkan keluar dari area perdagangan
ilegal di Kabupaten Indragiri Hiliir dengan merek H mild dan Lufftman yang
Riau yang diseludupkan melalui jalur perairan yang masih beredar di wilayah
2. Skripsi yang berjudul “ Pengawasan Bea dan Cukai terhadap peredaran Rokok
Ilegal di Kota Pekanbaru” penelitian tersebut disusun oleh Edo Puja Pradana
(Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Riau).
Hal tersbut dapat dilihat dari fenomena masalah dan fakta pengawasan yang
Bedanya dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu, Kantor Bea dan
karena masih banyak nya rokok ilegal yang beredar di kabupaten Indragiri
Hilir, dan masih banyak nya rokok ilegal yang di temukan di kedai-kedai dan
masih banyak nya rokok ilegal yang ditemukan di pasar-pasar, sehingga kantor
bea dan cukai belum optimal melakukan pengawasan, bukan nya hanya
pengedar saja tetapi perlu juga adanya turun ke lapangan untuk mengawasi
Indragiri Hilir Studi Kasus Kantor Bea dan Cukai Tembilahan Tipe Madya
Pabean C” penelitian tersebut disusun oleh Joel Andreas Purba (Jurusan Ilmu
Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Riau).
Penelitian ini menggunakan obsevasi data dan wawancara. Hasil dari penelitian
ini adalah pengawasan yang dilakukan oleh Kantor Bea dan Cukai Tembilahan
Tipe Madya Pabean C terhadap rokok ilegal yang beredar Kabupaten Indragiri
penyitaan.
Bedanya dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu, Kantor Bea dan
Cukai belum optimal dalam menjalankan tugasnya terhadap rokok ilegal yang
beredar, karena masih banyak nya rokok yang masih di jual di pasaran, cara
yang dilakukan belum maksimal karena masih maraknya rokok ilegal tersebut.
Harusnya ada efek jera untuk orang yang menjual agar tidak menjual rokok
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
1. Pendekatan Normatif
2. Pendekatan Empiris
pendekatan yang dilakukan dengan cara mengetahui melalui fakta-fakta yang ada
tentang kejadian yang ada hubungan nya dengan masalah terhadap pengawasan
peredaran rokok ilegal dan pita cukai palsu di kabupaten Indragiri Hilir.
34
B. Sumber Data
Data yang akan dipergunakan dalam menunjang hasil penelitian ini adalah
data primer dan data sekunder, yang diperoleh dari penelitian kepustakaan yang
pandangan atau doktrin hukum serta isi kaedah hukum yang berkaitan dengan
Hilir.
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti
kuisioner dan wawancara dengan para pihak yang ada hubungan nya dengan
2.Data Sekunder
dari berbagai sumber yang telah ada seperti studi dokumentasi dan literatur
dibahas. Data sekunder terdiri dari bahan baku primer, sekunder dan tersier.
35
daerah
pengembalian cukai
Bahan penelitian yang berasal dari literatur dan hasil karya ilmiah dari
1. Studi Kepustakaan
Indragiri Hilir.
2. Studi Lapangan
b.Pengolahan Data
Rokok Ilegal
c. Analisis Data
dan pengurutan dalam keadaan pola, kategori dan satu urutan dasar
kualitatif, yaitu tata cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif yaitu
apa yang dinyatakan oleh narasumber secara tertulis dan/atau lisan dan
prilaku nyata.
39
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
Djoko, Sumaryanto, Buku Ajar Hukum Pidana, Surabaya, Ubahara Press, 2019.
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, Yogyakarta: UII Press Indonesia, 2002
Sarah L. Baber, dkk. Ekonomi Tembakau di Indonesia, Paris: The Union, 2008
B. JURNAL
Fitri Wahyuni dan Mohd Rizki Nur Asri, “Tinjauan Yuridis Penerapan Sanksi
Terhadap Pelaku Tindak Pidana Penyeludupan Rokok Ilegal” Jurnal
komisiyudisial, Vol. 14. No. 3, 2019
Setiawan Indradiyasa, “Peran Penyidik Pegawai Negeri Sipil Bea Cukai Dalam
Menyelematkan kerugian negara terkait cukai rokok ilegal” jurnal pasca
ubharasby, Vol. 10, No. 2, 2020
C. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Daerah
D. WEBSITE