SKRIPSI
Disusun Oleh:
NPM : 1674201407
FAKULTAS HUKUM
PEKANBARU
2020
ABSTRAK
12
BAB I
PENDAHULUAN
usaha wajib memberikan informasi yang jelas terhadap barang yang dipeoduksi
disebut UUPK.
konsumen. Jadi jika suatu saat ditemukan adanya permasalahan terhadap suatu
produk yang dipakai oleh konsumen, para pelaku usaha wajib bertanggungjawab
atas produk yang dikeluarkannya, karena jika dilihat kedudukan konsumen berada
pada posisi yang lemah, konsumen pastinya dijadikan objek aktivitas bisnis untuk
1
Zulham, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP,
2016), hlm, 11.
13
Semakin tingginya gaya hidup masyarakat saat ini, sangat memengaruhi
suatu produk (rokok) secara tepat, benar dan aman belumlah memadai sedangkan
rokok secara berlebihan dan terkadang tidak rasional. Hal tersebutlah yang
Oleh karena itu pemerintah terus berupaya untuk melindungi konsumen rokok.
Rokok ilegal adalah rokok yang beredar di wilayah Indonesia, baik yang
berasal dari produk dalam negeri maupun impor, antara lain rokok yang tidak
dilekati pita cukai, rokok yang dilekati pita cukai palsu, rokok yang dilekati pita
cukai bekas dan rokok yang dilekati pita cukai yang tidak sesuai dengan
oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, dengan disertai kerjasama yang baik
dengan dinas instansi terkait lainnya dapat mencegah terjadinya peredaran rokok
yang legal, juga dapat mencegah terhadap peredaran rokok yang illegal dan
zat kimia, 250 diantaranya adalah karsinogenik (pencetus kanker). Rokok adalah
2
Adrian Sutedi, Aspek Hukum Kepabeanan, (Jakarta: Sinar Grafik, 2012), hlm. 74
3
Pratiwi, Pengaruh Penegakan Hukum Pada peredaranrokok Memungkinkan Pemerintah
Memperoleh Penerimaan Negara Yang Optimal, Jurnal Hukum, Volume 13, Nomor 2, Februari
2016, hlm. 14
14
penyebab kematian terbesar yang dapat dicegah di dunia. Satu dari 10 kematian
orang dewasa disebabkan oleh konsumsi rokok. Tiap Tahun rokok menyebab
kematian 5,4 juta orang atau rata-rata 1 kematian setiap 5,8 detik (WHO 2004).
Kerugian ekonomi negara akibat rokok jauh melebihi pendapatan cukai. Tahun
2010, jumlah komulatif kerugian ekonomi akibat rokok sebesar 245,41 triliun
rupiah, yang berasal dari pengeluaran masyarakat untuk membeli tembakau 9138
triliun rupiah), kehilangan tahun produktif karena kematian prematur, sakit dan
disability (105,3 triliun rupiah) dan total biaya rawat jalan karena penyakit terkait
tembakau(90,26 triliun rupiah). Jumlah kerugian ini lima kali lipat dibandingkan
pemasukan pemerintah dari cukai rokok untuk tahun yang sama, yakni 5,5 triliun
rupiah.
tertentu yang mempunyai sifat dan karakteristik tertentu, yaitu: konsumsinya perlu
dampak negatif bagi masyarakat atau lingkungan hidup, atau pemakaiannya perlu
alkohol dalam kadar berapa pun, dengan tidak mengindahkan bahan yang
15
2. hasil tembakau, yang meliputi sigaret, cerutu, rokok daun, tembakau iris,
bahan yang digunakan atau bahan pengganti atau bahan pembantu dalam
pembuatannya.
Pita Cukai yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
kretek dan cigarette.Produk yang oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
pemberian hologram pada cetakan pita cukai.Pita Cukai dicetak sesuai pesanan
dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, berdasarkan nilai pajak yang dikenakan
sigaret, cerutu, serta rokok daun, yang dipungut dan berlaku pada saat
Cukai, dengan perubahan yang mengacu pada UU No. 39 Tahun 2007.Aturan ini
kemudian diteruskan UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
berdampak positif terhadap negara sebagai penerima pajak dari bidang cukai
16
Adapun dampak secara langsung dengan ditekanya peredaran rokok
peningkatan peredaran rokok ilegal dan penindakan terhadap rokok illegal akan
B. Rumusan Masalah
4
Mangku Sitepoe, kekhususan Rokok Indonesia (Jakarta: Grasindo, 2009) hlm. 12
17
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pokok permasalahan yang di angkat maka tujuan penelitian ini
adalah:
2. Kegunaan Penelitian
Di Kota Pekanbaru.
18
D. Kerangka Teori
dan mengembangkan dunia yang memproduksi barang dan jasa yang layak
memperoleh perlindungan atas kerugian yang diderita atas transaksi suatu barang
Dikarenakan posisi konsumen yang lemah maka ia harus dilindungi oleh hukum.
Salah satu sifat, sekaligus tujuan hukum itu adalah memberikan perlindungan
konsumen adalah dua bidang hukum yang sulit dipisahkan dan ditarik batasnya.
5
Marzuki Ahmad, “Perlindungan Konsumen di Indonesia”, Media Indonesia, (Jakarta:
Edisi 6 April, 2007), hml 8.
19
Asas dan Tujuan Perlindungan Konsumen Berdasarkan Pasal 2 UUPK,
yaitu:
1. Asas Manfaat
Maksud asas ini adalah untuk mengamanatkan bahwa segala upaya dalam
keseluruhan;
2. Asas Keadilan
secara adil;
3. Asas Keseimbangan
atau spiritual;
Asas ini dimaksudkan agar baik pelaku usaha maupun konsumen menaati
20
konsumen serta Negara menjamin kepastian hukum.6
Istilah konsumen berasal dari alih bahasa dari kata consumer (Inggris,
consument itu tergantung posisi mana ia berada. Secara harafiah arti kata
consumer adalah (lawan dari produsen) setiap orang yang menggunakan barang.
pelaku usaha berdasarkan doktrin atau teori yang dikenal dalam perkembangan
a. Let the buyer beware (caveat emptor) Doktrin let the buyer beware
6
Ahmadi Miru & Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, Cet.7, (Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2011), hlm 9.
7
N.H.T.Siahaan,Hukum Konsumen: Perlindungan Konsumen dan Tanggungjawab
Produk, (Jakarta: Pantai Rei, 2005) , hml 26.
21
apabila konsumen mengalami kerugian, maka pelaku usaha dapat
sendiri.8
b. The due care theory Doktrin ini menyatakan bahwa pelaku usaha
peristiwa tersebut.
8
Celina Tri Siwi Kristiyanti, 2011, Hukum Perlindungan Konsumen, Sinar Grafika,
Jakarta, hml. 10.
22
dalam Pasal 1340 KUHPer yang menyatakan tentang ruang lingkup
perjanjian saja.9
Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat
kira sebesar kelingking) yang dibungkus (daun nipah, kertas).10 Rokok adalah
salah satu Produk Tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar dan dihisap
dan/atau dihirup asapnya, termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu atau bentuk
lainnya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana tabacum, nicotiana rustica, dan
spesies lainnya atau sintetisnya yang asapnya mengandung nikotin dan tar, dengan
9
Ahmad Yani, Hukum Tentang Perlindungan Konsumen, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2000) ,hlm. 34.
10
Departemen Pendidikan Nasional, “Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi Ketiga”,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hlm 960
11
Irwandi, Penegakan Hukum Peredaran Rokok Ilegal Tanpa Pita Cukai Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 39 tahun 2007, Jurnal Hukum , Volume 3, Nomor 1, Februari 2016, hlm.
23
23
Rokok pada umum nya di Indonesia dibedakan menjadi beberapa jenis
Perbedaan ini didasarkan atas bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi
tembakau
aroma tertentu
24
pembuatannya dengan cara digiling atau dilinting dengan
yang baik ini dapat terciptanya suatu hukum yang memenuhi kebutuhan
25
masyarakat. Penegakan hukum berhubungan dengan ide-ide serta konsep yang
bersifat abstrak. Dengan kata lain, penegakan hukum merupakan suatu usaha
b. peredaran
62/2004”);
26
3. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 41
Mendagri”).
kesadaran bahwa rokok akan berisiko bagi kesehatan pribadi konsumen rokok ada
pemerintah serta penyebaran rokok tanpa pita cukai juga tidak dapat dihentikan. 12
Pita Cukai yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
kretek dan cigarette.Produk yang oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
pemberian hologram pada cetakan pita cukai.Pita Cukai dicetak sesuai pesanan
dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, berdasarkan nilai pajak yang dikenakan
Cukai menurut KBBI adalah pajak atau bea yang dikenakan pada barang
12
Marzuki Ahmad. Perlindungan Konsumen di Indonesia.( Jakarta: Media Indonesia.
2007). Hlm. 30.
27
impor dan barang konsumsi. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007
peruntukan, penggunaan pita cukai palsu, penggunaan pita cukai bekas, tanpa pita
manusia (HAM) yang dirugikan orang lain dan perlindungan itu di berikan kepada
masyarakat agar dapat menikmati semua hak-hak yang diberikan oleh hukum.14
Ada dua macam bentuk perlindungan hukum, yaitu perlindungan hukum yang
13
Mangku Sitepoe, kekhususan Rokok Indonesia (Jakarta: Grasindo, 2009) hlm. 12
14
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2000, hml. 53.
28
undangan.15 Secara umum penindakan dan penegakan peraturan terhadap rokok
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
2. Lokasi Penelitian
banyaknya rokok illegal yang di sita oleh Direktorat Jendral Bea dan Cukai di
pekanbaru serta banyak nya pedagang rokok yang menjual rokok tanpa pita cukai
di Pekanbaru.
a. Populasi
penelitiannya.
15
Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta: Grasindo, 2000, hml. 10.
29
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah:
b. Sampel
sampel inilah data primer nantinya akan diperoleh. Metode yang peneliti
30
Tabel 1
4. Sumber Data
dari:
a. Data primer, yaitu data yang penulis peroleh langsung dari hasil penelitian
b. Data sekunder, yaitu data yang bersumber dari bahan-bahan hukum seperti
31
5. Teknik Pengumpulan Data
6. Analisis Data
Dari pengolahan data yang ada maka di lakukan teknik analisi data dengan
32
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Badan Pusat Statistik Kota Pekanbaru, pekanbaru dalam angka tahun 2018,
Cetakan I, Pekanbaru, BPS Kota Pekanbaru, 2018
Liza Elizabet Aula. Stop Merokok Sekarang atau Tidak Sama Sekali. Yogyakarta:
Garailmu. 2010.
79
Sugianto, Pengertian Kepabeanan dan Cukai , Jakarta: grasindo, 2016.
Antara Suara, Profil Singkat KPP BC Tipe Madya Pabean B Pekanbaru( online),
https://riau.antaranews.com/berita/23192/profil-singkat-kpp-bc-tipe-
madya-pabean-b-pekanbaru, diakses pada tanggal 20 Februari 2020.
Axella, Nindy, Penegakan Hukum Pelaku Tindak Pidana Peredaran Rokok Tanpa
Pita Cukai Berdasarkan Undang- Undang Nomor 39 Tahun 2007
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 Tentang Cukai
Di Wilayah Hukum Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai Kota Pekanbaru,
Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Riau, Pekanbaru. 2015.
Edo Puja, Pengawasan Bea Dan Cukai Terhadap Peredaran Rokok Ilegal Di Kota
Pekanbaru, Jurnal FISIP, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2018.
C. Perundang-undangan
Kitab Undang-undang Hukum Perdata
Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang
Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan
80
Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 62/MPP/KEP/2/2004
Tahun 2004.
81