Anda di halaman 1dari 3

KENAIKAN CUKAI ROKOK, PETANI TEMBAKAU TERPURUK

AKIBAT PENGURANGAN PRODUKSI ROKOK

Oleh

Amanda Ardita Amelia

NIM 31602200026

Merokok adalah kebiasaan sehari-hari dan kebutuhan yang tidak dapat


dihindari bagi orang-orang dengan kecanduan tembakau. Tembakau adalah zat
adiktif. Kecanduan tembakau berasal dari nikotin yang dikandungnya. Dan
putusan kebijakan pemerintah sekarang bahwa ada kenaikan cukai rokok, hal ini
bertujuan untuk meningkatkan pendapatan pemerintah, kenaikan tarif produk
tembakau akan membatasi konsumsi tembakau di kalangan anak muda Indonesia
berusia 10 hingga 18 tahun.

Dampak harga tembakau terhadap perekonomian Indonesia menyimpulkan


bahwa bahan baku tembakau memiliki dampak yang signifikan terhadap
perekonomian tembakau Indonesia. Pendapatan pajak rokok merupakan salah satu
penyumbang pendapatan tertinggi negara karena itu pengusaha diharuskan
membayar cukai.

Dengan adanya kewajiban membayar cukai, banyak beredar rokok illegal


dimasyarakat. Rokok dikenakan cukai karena tembakau termasuk dalam
kelompok komoditi dengan sifat dan karakteristik yang memerlukan pengawasan
dari yang mengkonsumsinya. Pengendalian dan penegakan hukum yang dilakukan
oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, dengan disertai kerjasama yang baik
dengan Dinas instansi terkait lainya dapat mencegah terjadinya peredaran rokok
ilegal. Selain itu kesadaran masyarakat mengenai pengkonsumsian terhadap rokok

75
yang legal juga dapat mencegah terhadap peredaran rokok yang ilegal dan pita
cukai palsu.

Akibat tarif cukai yang tinggi selain berdampak pada konsumen yang lebih
memilih rokok illegal, hal ini juga membuat perusahaan mengurangi produksi.
Sehingga secara tidak langsung, mengurangi pembelian bahan baku. Padahal, 95
persen tembakau yang dihasilkan petani, untuk bahan baku rokok. Hal ini sangat
berdampak bagi para petani tembakau yang kehilangan pembeli nya.

Apalagi kondisi saat ini sedang dalam situasi rentan, bahkan penuh
ketidakpastian akibat isu resesi global yang akan melanda dibeberapa negara.
Kondisi ini, tentu berakibat pada tidak stabilnya daya beli tembakau dari para
petani.

Dengan ini, solusi yang diperlukan adalah dengan adanya komunikasi


antara pengusaha dan petani tentang jenis tembakau apa yang dibutuhkan
sehingga petani tidak rugi atau berapa banyak kapasitas pembelian. Peran
pemerintah pun diperlukan untuk petani agar tersedia nya pasar yang jelas untuk
hasil panen petani, sehingga semua hasil panen dapat terserap dengan baik dengan
harga sesuai kesepakatan.

Kesimpulan yang dapat saya ambil adalah dengan adanya kebijakan


kenaikan cukai rokok guna mengurangi perokok belum efektif bagi para petani.
Pemerintah harus lebih memperhatikan para petani yang merasa dirugikan dengan
adanya kebijakan ini. Maka dari itu, jika memang kebijakan ini ditujukan ke para
konsumen perokok pemerintah juga perlu memberi pengecualian bagi yang bukan
perokok.

76
DAFTAR PUSTAKA

Mulyani, Sri and Ismail, -lunawar and Rofiq, Aunur (2022) Percepatan
pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid 19 melalui pengembangan sektor
industri halal di Indonesia. Malia: Jurnal Ekonomi Islam, 13 (2). pp. 167-180.
ISSN 25492578

Rizki hidayat, ardiansah ardiansah bagio kadaryanto Implementasi


pembayaran cukai rokok di kabupaten indragiri hilir berdasarkan undang-undang
no 39 tahun 2007 tentang perubahan atas ndang-undang nomor 11 tahun 1995
tentang cukai.
http://journal.upgris.ac.id/index.php/meta-yuridis/article/view/12173

Pengaruh Harga Rokok Terhadap Perekonomian Di Indonesia Serta


Bahaya Yang Ada Di Dalam Rokok. Achmad Aziz Arofani, Devon Satria
Firdana, Dwi Wahyu Setiawan, Gurotun Ainul Mardiah, Qomarul Batha.
https://snhrp.unipasby.ac.id/prosiding/index.php/snhrp/article/view/369

77

Anda mungkin juga menyukai