Anda di halaman 1dari 4

POLICY BRIEF Uciatul Adawiyah

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan


Kesehatan Masyarkat 2016 Fakultas Ilmu
Keolahragaan ¬ Universitas Negeri Malang

Dosen Pembimbing
Nurnaningsih Herya Ulfa, S.KM,. M.kes
nurnaherya.fik@um.ac.id

CARA JITU MENURUNKAN


ANGKA PREVALENSI
PEROKOK DI INDONESIA

Ditujukan Bagi Pengambil Kebijakan di


Kementrian Kesehatan, DPR RI, MPR RI,
Presiden.
rokok masyarakat Indonesia usia 15 tahun ke atas
Kebijakan yang Diamati pada 2014 mencapai 1.322,3 batang perkapita per
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia tahun, peringkat kedua ditempati Filipina dengan
Nomor 146/PMK.010/2017 Tentang Tarif Cukai konsumsi rokok sebesar 1.291,08 batang per
Hasil Tembakau tahun, dan di posisi ketiga adalah Vietnam
dengan konsumsi rokok mencapai 1.215,3 batang
Pendahuluan perkapita per tahun.
Menurut The Tobacco Atlas 3rd edition 2009
(Kemenkes RI, 2015) menyatakan bahwa Pengeluaran
presentase perokok pada penduduk di negara penduduk Indonesia
ASEAN terbesar di Indonesia (46,16%), untuk makanan
Filipina (16,62%), Vietnam (14,11%), sebagian besar
Myanmar (8,73%), Thailand (7,74%), Malaysia dihabiskan untuk
(2,90%), Kamboja (2,07%), Laos (1,23%), konsumsi makanan
Singapura (0,39%), dan Brunei (0,04%). dan minuman jadi
Kemudian data tersebut juga didukung oleh data (29,05%), padi-padian
dari Databoxs (2016) yang menyatakan (14,02%), dan rokok
Indonesia merupakan negara dengan tingkat (13,80%)(BPS, 2016).
konsumsi rokok per kapita tertinggi di ASEAN.
Menurut data dari tobaccoatlas.org, konsumsi
Pengeluaran untuk rokok dari rumah tangga Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
(RT) termiskin berada pada urutan kedua setelah Republik Indonesia Nomor 146/PMK.010/2017
padi-padian dengan kisaran 12%, sedangkan Tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau, besaran
rumah tangga (RT) terkaya hanya 7% Hal ini cukai rokok ditetapkan adalah 57% dari harga jual
mengindikasikan bahwa RT termiskin lebih eceran sudah sesuai dengan tarif maksimal yang
terjerat konsumsi rokok dari pada RT terkaya. diijinkan UU No. 39 tahun 2007 tentang Cukai.
Dibandingkan dengan pengeluaran lainnya yang Namun, Tarif ini masih rendah dari rekomendasi
lebih penting, Persentase pengeluaran untuk WHO tentang tarif cukai yaitu 2/3 dari harga jual
rokok di RT termiskin sebesar 12,6 %, sementara eceran atau sekitar 70% (Ahsan, Aninditya and
pengeluaran untuk daging hanya 1%; Wiyono 2012). Jika dibandingkan dengan praktek
pengeluaran untuk susu dan telur hanya 2%; penerapan cukai di negara-negara ASEAN
pengeluaran untuk pendidikan hanya 2%; dan lainnya, cukai rokok di Indonesia memang lebih
pengeluaran untuk kesehatan hanya 1% (Tobacco rendah terutama jika dibandingkan dengan,
Control Support Center - IAKMI, 2014). Brunei 62%, Singapura 66,2%,dan Thailand 70%
Berdasarkan data tersebut, salah satu upaya (SEATCA, 2017). Konsekuensinya, harga rokok
pemerintah dalam mengendalikan konsumsi di Indonesia sekitar $1,4 per bungkus.
rokok masyarakat Indonesia yaitu dengan Bandingkan dengan harga rokok di Singapura dan
penerapan cukai rokok. Menurut Kementerian Brunei yang bisa mencapai $9,6 dan $5,1 per
Kesehatan Republik Indonesia cukai rokok bungkus. Berikut gambar grafik harga rokok
sebagai instrument kebijakan dalam memperkuat dibeberapa Negara ASEAN (SEATCA, 2017).
pengendalian tembakau di Indonesia, dengan
menaikkan cukai rokok diharapkan tingkat
konsumsi rokok akan menurun sehingga
berdampak pada penurunan prevalensi perokok
dan menurunnya kejadian penyakit tidak menular
seperti penyakit jantung dan kanker.
Di tingkat global, peningkatan harga dan cukai
produk tembakau merupakan strategi yang paling
efektif untuk mengurangi beban biaya karena
konsumsi tembakau. Bank Dunia melaporkan
bahwa peningkatan harga rokok 10% akan
menurunkan konsumsi 4-8% dan mencegah 10
juta kematian akibat penyakit yang berhubungan
dengan konsumsi tembakau dan meningkatkan
penerimaan pemerintah rata-rata 7%. Barber
(2008) menyimpulkan bahwa jika tingkat cukai
tembakau ditingkatkan sampai menjadi 57%
terhadap dari harga jual eceran maka Metode Analisis Kebijakan
diperkirakan jumlah perokok akan berkurang Terdapat beberapa macam metode analisis
sebanyak 6,9 juta orang, jumlah kematian yang kebijakan, antara lain: 1) metode definisi, 2)
berkaitan dengan konsumsi rokok akan metode peramalan (prediksi), 3) metode
berkurang sebanyak 2,4 juta kematian, dan rekomendasi (preskripsi), 4) metode
penerimaan negara dari cukai tembakau akan pemantauan (deskripsi), dan 5) Metode
bertambah sebanyak Rp 50,1 triliun Evaluasi (Dunn, 2003). Dalam melakukan
(penghitungan ini didasarkan pada asumsi analisis kebijkan ini, penulis menggunakan
elastisitas harga terhadap permintaan rokok metode analisis kebijakan rekomendasi.
sebesar -0,4). Hal ini menunjukkan bahwa Metode rekomendasi memungkinkan analisis
peningkatan cukai tembakau memiliki peran kebijakan menghasilkan informasi mengenai
yang signifikan dalam peningkatan kesehatan kemungkinan arah tindakan dimasa datang
masyarakat dan peningkatan penerimaan negara. akan menimbulkan akibat yang bernilai
(Mushlih et al., 2018).
HASIL ANALISIS KEBIJAKAN
Berdasarkan pembahasan mengenai latar belakang Nilai kerugian ini lebih besar bila dibandingkan
diatas, dapat dilihat bahwa terdapat kejomplangan dengan jumlah uang yang diperoleh negara dari cukai
antara prevalensi perokok dengan penerapan pajak rokok, yakni 87 trilyun rupiah di tahun 2010 dan 113
cukai rokok yang ada di Indonesia. Kenyataan trilyun rupiah di tahun 2013 (Kemenkes RI, 2014).
bahwa harga rokok yang relative murah dan
prevalensi perokok yang tinggi inilah maka, Berikut adalah
Indonesia harus menanggung konsekuensi dari gambar Grafik
biaya kesehatan akibat rokok yang tidaksebanding penerimaan Cukai
dengan penerimaan pajak dari rokok. Indonesia tembakau Terhadap
mengalami peningkatan total kumulatif kerugian keseluruan
ekonomi secara makro akibat penggunaan Penerimaan cukai Di
tembakau. Jika dinilai dengan uang, kerugian Indonesia pada Tahun
ekonomi naik dari 245,41 trilyun rupiah (2010) 2010-2015
menjadi 378,75 trilyun rupiah (2013).
.

APA YANG PERLU


PEMERINTAH UPAYAKAN
UNTUK MENGURANGI PREVALENSI
PEROKOK DI INDONESIA?

Peningkatan Cukai dan Harga Rokok


(win-win solution.)
penggunaan mekanisme pengendalian harga dan Penambahan dan Pemerataan
pajak. Pajak yang tinggi akan berdampak positif Kawasan Tanpa Asap Rokok.
terhadap kesehatan masyarakat, karena terutama Beserta sanksi tegas bagi yang
anak-anak akan berpikir panjang untuk mencoba melanggar
merokok, dan masyarakat yang berpenghasilan Dengan menerapkan pengaturan
rendah diharapkan akan mengurangi kebiasaan udara bersih (proteksi terhadap
merokok. Saat ini persentase pajak di Indonesia paparan asap rokok) diseluruh
untuk rokok (kira-kira 30 % dari harga jual) jauh wilayah Indonesia tidak hanya di
lebih rendah daripada negara lain (Thailand dan kota-kota besar tetapi harus
Filipina 62%, Australia 75%). menjangkau desa-desa terpencil.
Dengan pembatasan merokok di
ruang publik mencegah orang yang
tidak merokok terpapar oleh asap
rokok. PP 19/ 2003,2 melarang orang
merokok di tempat ibadah, sarana
Pelarangan Total Iklan, Promosi dan Sponsor kesehatan dan pendidikan, tempat
Rokok anak-anak beraktifitas dan kendaraan
Pengendalian/penghentian iklan, sponsorship, dan umum.
promosi. Semua kegiatan ini secara jelas bertujuan
membangun persepsi bahwa merokok adalah suatu
yang biasa, dan mendorong anak-anak dan remaja
untuk mencoba merokok. Sehingga perlu adanya
ketegasan dari pemerintah untuk membuat
kebijakan yang melarang total Iklan, Promosi dan
sponsor rokok.
Penguatan Regulasi Rokok Edukasi, Komunikasi, Pelatihan Dan
Pemerintah sebetulnya sudah mengeluarkan Penyadaran Publik.
banyak peraturan. Yang masih hangat tentu upaya untuk mengurangi permintaan
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 109 Tahun produk tembakau (demand reduction)
2012 tentang Pengamanan Bahan Yang sangat penting dilakukan dalam rangka
Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk menanggulangi masalah produk
Tembakau Bagi Kesehatan, serta aturan tembakau/merokok.
turunannya berupa Peraturan Menteri Kesehatan
(Permenkes) Nomor 28 Tahun 2013 tentang Penambahan dan Pemerataan Layanan
Pencantuman Peringatan Kesehatan dan Berhenti Merokok
Informasi Kesehatan Pada Kemasan Produk Dilaksanakan disetiap pos kesehatan desa
Tembakau yang berlaku mulai tanggal 24 Juni maupun kelurahan setempat tidak sebatas
2014. Regulasi tersebut mewajibkan seluruh yang ada di puskesmas
produsen rokok di Indonesia melengkapi
peringatan bahaya merokok bagi kesehatan Pembentukan Konselor Sebaya “
melalui pemasangan berbagai gambar yang Komunitas Pemuda Sadar Bahaya
menyeramkan untuk memberikan efek jera Rokok” di setiap sekolah-sekolah
kepada para perokok. Namun regulasi tersebut Sebagai upaya menurunkan prevalensi
dipandang masih lemah karena Indonesia belum perokok usia remaja di Indonesia
mampu membendung penetrasi rokok terhadap pemberian edukasi tentang bahaya dan
anak-anak dan generasi muda, mengingat dampak buruk merokok kepada remaja.
tingginya prevalensi perokok usia muda.

Referensi
Ahsan, A., Aninditya, F., & Wiyono, N. H. (2012). Beban Konsumsi
Rokok, Kebijakan Cukai dan Pengentasan Kemiskinan. Jakarta:
ResearchGate.
Barber, A., Ahsan, a. S., Sarah, Moertiningsih, S., & Abdilah, a. D.
(2008). Ekonomi Tembakau di Indonesia. Depok: Lembaga
Demografi – Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
BPS . (2016). Ringkasan Eksekutif Pengeluaran dan Konsumsi
Penduduk Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik Indonesia.
Databoks. (2016, 31 Agustus). Konsumsi Rokok Per Kapita Indonesia
Tertinggi di ASEAN. (Online)
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2016/08/31/konsums
i-rokok-per-kapita-indonesia-tertinggi-di-asean. Diakses pada
tanggal 21 November 2018
Dunn, W. N. (2003). Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Kemenkes RI. (2014, Mei 30). MENKES Ungkap Dampak Rokok
Terhadap Kesehatan dan Ekonomi. Peringatan Hari Tanpa
Tembakau Sedunia, pp. 1-2.
Kemenkes RI. (2014, Juni 2). Naikan Cukai Rokok, Lindungi Generasi
Bangsa.
Kemenkes RI. (2015). Infodatin ( Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI) Perilaku Merokok Masyarakat
Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN SEATCA. (2017). SEATCA Tobacco Tax Index (Implementation of WHO
Framework Convention on Tobacco Control Article 6 in ASEAN
KESEHATAN - KESEHATAN MASYARKAT
Countries. Bangkok: Southeast Asia Tobacco Control Alliance.
2016 FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN - Tobacco Control Support Center - IAKMI. (2014). Bunga Rampai Fakta
Tembakau dan Permasalahannya di Indonesia. Jakarta:
UNIVERSITAS NEGERI MALANG Tobacco Control Support Center - IAKMI.

Anda mungkin juga menyukai