I. PENDAHULUAN
Jumlah perokok aktif di Indonesia saat ini hampir mencapai 90 juta jiwa, baik
itu perokok pria maupun wanita yang berusia diatas 15 tahun. Kurang sadarnya
akan bahaya rokok bagi diri sendiri dan orang lain, para perokok aktif sering kali
merokok ditempat-tempat umum tanpa memperhatikan orang lain dan lingkungan
sekitar. Banyaknya jumlah perokok aktif di Indonesia menyebabkan tingginya
resiko terserang penyakit seperti kanker paru-paru, asma, stroke dan jantung
coroner yang merupakan penyebab kematian terbesar di Indonesia terhadap
perokok aktif maupun perokok pasif yang terpapar oleh asap rokok di tempat
umum. Selain berdampak terhadap kesehatan, asap rokok dapat menyebabkan
pencemaran udara karena asapnya, membuang puntung rokok sembarangan juga
menyebabkan pencemaran lingkungan dan tak jarang membuang puntung rokok
sembarangan menyebabkan terjadinya kebakaran karena rokok tersebut masih
menyala. Maka dari itu, diperlukan peran swasta dan pemerintah agar
eksternalitas negatif yang timbul akibat rokok bisa berkurang.
II. PEMBAHASAN
Harga rokok di pasar dapat di pengaruhi oleh beberapa hal, seperti 1. cukai
tembakau, yaitu pungutan pemerintah untuk mengendalikan barang barang
tertentu yang dapat memberikan dampak buruk bagi masyarakat luas maupun
lingkungan hidup, 2. Pajak rokok, yaitu benda konsumsi yang dikenai pajak seperti
rokok dan minuman beralkhohol, 3. Ketetapan harga produsen, yaitu biaya
produksi rokok itu sendiri. Semakin mahal cukai, pajak, dan biaya rokok, maka
semakin mahal juga harga rokok yang ada dipasaran.
Mankiw, N Gregory, Euston Quah, dan Peter Wilson. 2012. Priciples of economics:
an Asian edition (volume 1). Jakarta: Penerbit Salemba Empat.