Anda di halaman 1dari 4

Pelarangan Merokok oleh MUI

Merokok menjadi pro dan kontra dikalangan masyarakat. Sebagian orang memandang
merokok lebih banyak merugikan daripada menguntungkan. Sehingga baru-baru ini MUI
(Majelis Ulama Indonesia) mengeluarkan fatwa bahwa merokok adalah haram dan harus
dihindari. Pelarangan merokok oleh MUI ini juga menimbulkan berbagai macam reaksi di
masyarakat. Masyarakat terbagi menjadi dua kelompok dalam menanggapi fatwa yang
dikeluarkan oleh MUI. Sebagian masyarakat setuju dengan MUI. Namun, sebagian lain tidak
menyetujui MUI.

Masyarakat yang tidak setuju dengan fatwa MUI beranggapan bahwa merokok adalah
salah satu bentuk Hak mereka yang tidak bisa diganggu. Kebanyakan orang-orang yang tidak
setuju dengan MUI adalah para perokok itu sendiri. Mereka telah menjadikan rokok sebagai
salah satu bagian dari hidup mereka. Mereka beralasan bahwa merokok bisa membantu berpikir,
meningkatkan kreativitas, menenangkan saraf, menghilangkan kelelahan dan kesedihan.
Melarang mereka untuk merokok berarti melanggar privasi, dan hak asasi mereka. Dilain pihak
masyarakat yang setuju dengan MUI beranggapan bahwa rokok sangat berbahaya bagi manusia
karena rokok dapat menimbulkan berbagai macam penyakit bahkan menimbulkan kematian.
Bahaya merokok tidak hanya berakibat buruk bagi para perokok tapi berakibat buruk juga bagi
orang yang berada di sekitarnya. Merokok dapat menyebabkan kematian, impotensi, kerusakan-
kerusakan pada organ-organ dalam, jantung dan masih banyak lagi. Atas dasar inilah MUI
mengeluarkan fakta bahwa merokok adalah haram. Karena pada dasarnya segala sesuatu yang
menimbulkan kerugian adalah haram dan harus dihindari apalagi menggunakannya.

Selain itu bila ditinjau dari aspek ekonomi menurut pihak yang kontra, pelarangan
merokok oleh MUI yang akan mengakibatkan penghapusan rokok justru akan merugikan
Indonesia. karena perusahaan rokok merupakan sumber pemasukan keuangan bagi pemerintah.
Perusahaan-perusahaan rokok juga bisa mengurangi pengangguran di Indonesia karena
perusahaan rokok menyerap tenaga kerja yang cukup banyak. Selain itu juga sektor produksi,
pertanian, maupun perdagangan Indonesia menjadi berkembang karena rokok. Tetapi pihak yang
Pro beranggapan bahwa Perusahaan rokok tidak memberikan keuntungan karena asap rokok
yang bertebrangan menyebabkan pencemaran udara yang sangat berbahaya bagi kesehatan,
akibatnya banyak masyarakat yang terkena penyakit. Dengan begitu pendapatan yang diterima
oleh negara tidak sesuai dengan anggaran pengeluaran di bidang kesehatan untuk membantu
menyembuhkan penyakit akibat rokok tersebut. Sehingga pemerintah harus menyediakan
anggaran kesehatan dua kali lebih besar dari pendapatan yang didapatkan dari sektor rokok.

Dan bila dilihat dari aspek social pihak kontra beranggapan bahwa dengan berhentinya
merokok mereka akan dijauhi, tidak diterima dan tidak dihargai oleh teman sekumpulan yang
juga merupakan seorang perokok, sehingga rasa kebersamaan dan kekeluargaannya akan hilang.
Tetapi pihak pro menanggapi bahwa dengan berhentinya merokok justru akan lebih banyak
orang yang menerima dan menghargai karena dengan berhentinya merokok akan memberikan
rasa nyaman bagi orang yang tidak merokok selain itu juga membantu menghindarkan dari
penyakit berbahaya akibat asap rokok.

Kesimpulannya merokok mempunyai banyak dampak baik positif maupun negative


dalam bidang kesehatan, perekonomian maupun social dan karena itu perdebatan mengenai
larangan rokok ini sulit untuk diselesaikan. Banyak pihak tetap berada pada pendapat mereka
masing-masing yang dianggap benar. Oleh karena itu, untuk menemukan jalan keluar dari
masalah ini. Pemerintah harus lebih tegas dalam menyikapi permasalahan ini. Daripada harus
mengeluarkan anggaran kesehatan yang lebih banyak, lebih baik pemerintah mengurangi
produksi rokok dan mengeluarkan anggaran yang lebih banyak untuk membuka lapangan
pekerjaan agar jumlah pengangguran di Indonesia menjadi berkurang .
Smoking Prohibition by MUI

Smoking becomes a pros and cons among the people. Some people view smoking more
harm then good. So recently MUI (Indonesian Ulema Council) issued a fatwa that smoking is
forbidden and should be avoided. The prohibition of smoking causes a variety of reactions in the
community. The society is divided into two groups in considering fatwa issued by MUI. Most of
the people agree with the MUI. However, the others do not agree with MUI.

people who do not agree with the MUI assumes that smoking is one of their rights which
could not be bothered. Most people who do not agree with the MUI are the smokers. They have
made cigarettes as a part of their lives. They reasoned that smoking could help them thinking,
increase creativity, soothe the nerves, and relieve fatigue and sadness. Forbid them to smoke
means breaking their privacy, and human rights. On the other hand , people who agrees with
MUI assumes that smoking is very dangerous for humans because smoking can cause various
diseases and even cause death. The danger of smoking is not only bad for the smoker but also
bad for people around them. It can cause death, impotence, internal organs damage, heart and
many more. Based on this fact, MUI issued that smoking is haram because basically anything
that causes damage is unlawful and should be avoided.

In addition, when viewed from economic aspects according to the counter, smoking ban
by MUI which will result in the elimination of cigarettes that would harm Indonesia. because
tobacco companies are a source of financial income for the government. Cigarette companies can
also reduce unemployment in Indonesia because tobacco companies absorb a lot of labor. In
addition, the sector of production, agriculture, and trade of Indonesia to grow because of
cigarettes. But the Pro party assumes that tobacco companies do not give a profit because the
smoke crosses the opposite cause air pollution is very dangerous for health, consequently many
people affected by the disease. Thus the income received by the state does not fit with the
spending budget in the health sector to help cure the disease caused by the cigarette. So the
government should provide health budget 2 times greater than the income earned from the
cigarette sector.
And when if viewed from the social aspect the counter considers that with the cessation
of smoking they will be shunned, not accepted and not appreciated by friends who are also a
group of smokers, so the sense of togetherness and kinship will be lost. But the pros responded
that with the cessation of smoking it will be more people who accept and appreciate because with
the cessation of smoking will provide comfort for people who do not smoke but it also helps to
avoid harmful diseases caused by cigarette smoke.

In conclusion smoking has many positive and negative impacts in the field of health,
economics and social so that the debate about the ban on cigarettes is difficult to resolve. Many
parties remain in their respective opinions that are considered true. Therefore, to find a way out
of this problem. The government must be more assertive in addressing this issue. Instead of
spending more health budgets, it would be better for the government to cut back on cigarette
production and spend more on budget to open jobs to reduce the number of unemployed in
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai