KATA PENGANTAR
Alahamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita
ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya
ilmiah dengan judul “Pajak Rokok”.
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua dan seluruh teman-teman
seperjuangan yang telah memberi dorongan sehingga karya ilmiah ini bisa terselesaikan tepat pada
waktunya. Tak lupa juga untuk berbagai sumber yang saya peroleh untuk menunjang isi dari karya
ilmiah ini.
Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit
kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun penulis berharap isi dari
karya ilmiah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada kurang. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar karya ilmiah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 TUJUAN MASALAH
1.3 RUMUSAN MASALAH
1.4 METODE PENULISAN
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 TUJUAN PENGENAAN PAJAK ROKOK
2.2 OBJEK DAN BUKAN OBJEK PAJAK ROKOK
2.2.1 OBJEK PAJAK ROKOK
2.2.2 BUKAN OBJEK PAJAK ROKOK
2.3 SUBJEK PAJAK DAN WAJIB PAJAK ROKOK
2.4 DASAR PENGENAAN, TARIF, DAN CARA PERHITUNGAN PAJAK ROKOK
2.4.1 DASAR PENGENAAN PAJAK ROKOK
2.4.2 TARIF PAJAK ROKOK
2.4.3 PERHITUNGAN PAJAK ROKOK
BAB III
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
LANDASAN TEORI
2.1 TUJUAN PENGENAAN PAJAK ROKOK
Ada beberapa hal yang melatarbelakangi adanya kebijakan Pajak Rokok, yaitu :
1. Perlunya penerapan pajak yang lebih adil kepada seluruh daerah, agar seluruh
daerah mempunyai sumber dana yang memadai untuk mengendalikan dan mengatasi
dampak negatif rokok, karena sebelumnya daerah yang mendapatkan Dana Bagi
Hasil Cukai Hasil Tembakau (yang sebagian dananya dapat digunakan untuk
mengendalikan/mengatasi dampak negatif rokok) hanya daerah penghasil rokok dan
penghasil tembakau;
2. Perlunya peningkatan local taxing power guna meningkatkan kemampuan daerah
dalam menyediakan pelayanan publik, khususnya pelayanan kesehatan;
3. Perlunya penerapan piggyback taxes, atau tambahan atas objek pajak yang
dipungut oleh Pemerintah Pusat terhadap konsumsi barang yg perlu dikendalikan,
sesuai dengan best practice yg berlaku di negara lain; dan
4. Perlunya pengendalian dampak negatif rokok, karena terkait dengan meningkatnya
tingkat prevalensi perokok di Indonesia (jumlah penduduk perokok terhadap jumlah
penduduk nasional), meningkatnya dampak negatif konsumsi rokok bagi masyarakat,
dan masih rendahnya komponen pajak dalam harga rokok di Indonesia dibandingkan
dengan negara-negara lain khususnya negara ASEAN.Pajak merupakan sumber
utama untuk pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan suatu negara. Secara umum
tujuan adanya pajak adalah sebagai alat untuk memasukkan dana secara optimal ke
Kas Negara berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku. Selain untuk
tujuan umum, pajak dapat pula digunakan oleh pemerintah sebagai alat mencapai
untuk tujuan-tujuan tertentu (regulerend), seperti membatasi dan mengurangi
konsumsi barang yang berdampak negatif secara sosial salah satunya bahaya rokok.
Tujuan utama penerapan Pajak Rokok adalah untuk melindungi masyarakat terhadap bahaya rokok.
Penerapan Pajak Rokok sebesar 10 persen dari nilai cukai juga dimaksudkan untuk memberikan
optimalisasi pelayanan pemerintah daerah dalam menjaga kesehatan masyarakat. Seperti diketahui
bahwa rokok, membawa dampak kesehatan yang tidak baik bagi perokok itu sendiri maupun orang
lain. Pemerintah daerah berkewajiban untuk menjaga kesehatan masyarakat. Selain itu pemda juga
harus melakukan pengawasan terhadap rokok di daerah masing-masing termasuk rokok ilegal.
Dengan Pajak Rokok maka kewajiban pemerintah untuk mengoptimalkan kesehatan masyarakat
bisa menjadi lebih baik.
3.1 KESIMPULAN
Secara umum tujuan adanya pajak adalah sebagai alat untuk memasukkan dana secara optimal
ke Kas Negara berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku. Objek Pajak Rokok
adalah adalah konsumsi rokok, yang terdiri dari sigaret, cerutu, dan rokok daun. Subjeknya
konsumen rokok, dengan wajib pajak pengusaha pabrik rokok/produsen dan importir rokok
yang memiliki izin Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC). Pajak Rokok
dipungut pemerintah bersamaan dengan pemungutan cukai rokok, dan disetor ke rekening kas
umum daerah provinsi secara proporsional berdasarkan jumlah penduduk.
Dasar pengenaan Pajak Rokok adalah cukai yang ditetapkan terhadap rokok, dengan besaran
tarif 10 persen dari cukai rokok. Pemanfaatan Pajak Rokok minimal 50 persen untuk
mendanai pelayanan kesehatan dan penegakan hukum oleh aparat berwenang.
Sebagai negara surganya perokok, rencana ini tentu ditanggapi beragam oleh berbagai pihak.
Ada yang pro, tidak sedikit yang kontra. Ada pula yang menilai Pajak Rokok sejatinya
hanyalah kompromi pemerintah dengan industri rokok dalam menghadapi tekanan isu
kesehatan. Tingginya kesadaran bahaya rokok di negara maju memacu perusahaan rokok
mengalihkan pasar ke Indonesia.
3.2 SARAN
Demi terciptanya generasi muda Indonesia berkualitas, seharusnya harapan ini didukung
seluruh elemen bangsa dengan penuh kesadaran diri. Cukai dan Pajak Rokok diadakan bukan
untuk mematikan industri rokok, melainkan memberikan dis-insentif meningkatnya jumlah
perokok pasif khususnya di kalangan anak-anak dan generasi muda. Tidak boleh dilupakan
esensi bahwa ini adalah pajak daerah jadi daerah diharuskan sudah dapat memungut pajak
daerahnya sendiri, tidak tergantung pada pemerintah pusat.
DAFTAR PUSTAKA
Siahaan, SE., M.T, Marihot Pahala. 2010. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Edisi Revisi Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Observation and Research of Taxation. 2013. Peraturan-Peraturan Perpajakan Baru yang terbit
http://www.djpk.depkeu.go.id/berita-headline/368-sosialisasi-kebijakan-pajak-rokok diunduh
pada 8 November 2014