Disusun Oleh :
Kelompok 6
Maya Restia Ningsih (101211010021)
Nuraini (101211010101)
Saudah (101211010001)
Tina Ariska (101211010027)
Triana Aulia (101211010011)
Zera Hernisa (101211010042)
Ahamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT.Yang telah memberikan rahmat dan
inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah manajemen koperasi dan ukm yang
berjudul “teori koperasi dalam ekonomi mikro dan sistem pasar”.
Terima kasih kami ucapkan kepada bapak zainal arifin yang telah membantu kami
baik secara moral maupun materi.Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Makalah ini memberikan panduan
dalam pembelajaranManajemen Koperasi Dan Ukm bagi mahasiswa/i serta kami selaku
penyusun itu sendiri untuk memahami pembelajaran semester 3 ini.
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna
baik segi penyusunan, Bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan
agar kami bias menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bias bermanfaat
untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR...............................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................
PENDAHULUAN.....................................................................................................................
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
2.1 koperasi Dalam Ekonomi Mikro..........................................................................................
Teori prilaku produsen dan pasar .....................................................................................
Sasaran perusahaan Koperasi .......................................................................................
2.2 Koperasi dalam sisistem pasar ..........................................................................
Koperasi dalam rantai tata niaga ................................................................................
Sasaran integrasi vertikal melalui koperasi .............................................................................
Sikap terhadap kebijakan harga koperasai........................................................................
BAB III.....................................................................................................................................
PENUTUP................................................................................................................................
A. Kesimpulan......................................................................................................................
B. Saran................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Teori perilaku produsen dan pasar di dalam koperasi ?
2. Bagaimana sasaran perusahaan koperasi ?
3. Bagaimana dalam rantai tata niaga ?
4. Bagaimana integrasi vertical melalui koperasi ?
5. Bagaimana sikap terhadap kebijakan harga koperasi ?
iv
BAB II
PEMBAHASAN
v
Dari uraian di atas dapat diketahui, koperasi dalam teori ekonomi mikroterdapat perbedaan
sasaran perusahaan.Dalam pandangan ekonomi mikro,setiap perusahaan (termasuk koperasi)
dipandang sebagai badan usaha yangberusaha mencari laba yang maksimal. Jadi orientasinya
bukan laba (non-profit) tetapi cenderung ke sevice oriented (maksimalisasi pelayanan).
Namunperbedaan pandangan ini bukan berarti tidak ada relevansi teori ekonomi
mikro dalam koperasi, dalam hal konsep-konsep yang diajukan dapatdigunakan sebagai dasar
untuk menganalisis keberadaan koperasi, denganpenyesuaian-penyesuaian tertentu.
Berbeda dengan perusahaan individual yang berorientasi padamaksimalisasi laba,perusahaan
koperasi mempunyai dua misi utama, yaknipelayanan terhadap anggotanya dan
meningkatkan pertumbuhan badan usahaitu sendiri. Dari sudut ekonomi koperasi menghadapi
dua pasar yangpotensial, yaitu pasar internal dan eksternal.Pasar internal adalah pasar
antaraperusahaan koperasi dengan anggotanya.Pasar eksternal adalah pasar antara
perusahaan koperasi dengan non anggota atau anggota potensial.Dalam pasar internal
anggotanya berpartisipasi dalam pembelian barangatau jasa kepada badan usaha
koperasi.Sebagai imbal baliknya, badan usahakoperasi memperoleh pendapatan dari hasil
penjualan tersebut.Jadi ada aliranbarang atau jasa dari badan usaha koperasi ke anggota dan
ada aliran
pendapatan dari anggota kepada koperasi.Sedangkan pasar eksternal (pasarantara perusahaan
koperasi dengan non anggotanya). Pasar eksternal samaseperti perusahaan individual yaitu
memaksimalkan keuntungan dari produkyang dijualnya.
Adanya pasar internal dan eksternal pada organisasi koperasi membawakonsekuensi tertentu
terhadap Dsitribusi Surplus (Sisa Hasil Usaha). Jikakoperasi melayani kebutuhan anggotanya,
maka setiap transaksi anggotadengan koperasinya akan memberikan kontribusi tertentu
terhadappembentukkan Sisa Hasil Usaha (SHU). Kontribusi ini dinilai sebagai jasa
anggota. Dengan berpedoman pada prinsip pembagian SHU sesuai denganjasa anggota, maka
besarnya jasa anggota yang dimiliki setiap anggotakoperasi menjadi dasar dalam perolehan
Sisa Hasil Usaha (SHU) di akhirtahun buku
Dalam koperasi nilai-nilai luhur terkandung di dalamnya bersifatuniversal dan merakyat,
maka tidak heran jika koperasi menjadi salah satubadan usaha yang merakyat karena memang
ada unsur kekeluargaan yangmelekat. Ekonomi kerakyatan yang dimaifestasikan melalui
koperasimemiliki pijakan konstitusional yang kuat dan bergayut langsung dengan
nadikehidupan rakyat.
vi
Balas jasa berupa SHU diberikan kepada anggotanya secara adil. Bagi anggota yang
menyertakan modal besar,maka SHU diterima akan besar juga. Begitu juga
sebaliknya.
e. Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom dan independen
Artinya dalam menjalankan usahanya koperasi tidak dipengaruhi oleh kepentingan
individu anggotanya maupun kepentingan pihak luar
f. Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
Pendidikan dan pelatihan diberikan baik untuk anggota atau masyarakat
umum .pendidikan dan pelatihan untuk anggota bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat akan peran koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan
g. Koperasi memperkuat gerakan dengan bekerjasama
Kerjasama dengan koperasi lain maupun dengan organisasi lain dapat dilakukan lewat
jaringan kegiatan pada tingkat local,regional,nasional dan internasional. Tujuan dari
kerjasama adalah untuk memperkuat gerakan koperasi sehingga dapat memberikan
manfaat yang lebih besar lagi bagi perekonomian nasional
vii
Undang-Undang Nomor 17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menegaskan bahwa
pemberian status danpengesahan perubahan Anggaran Dasar dan mengenai hal
tertentu merupakan wewenang dan tanggungjawab Menteri. Pun Pemerintah
memiliki peran dalam menetapkan kebijakan serta menempuh langkahyang
mendorong Koperasi sehingga dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Untuk
mendoronglangkah tersebut, Pemerintah wajib menghormati jati diri,
keswadayaan, otonomi, dan independensiKoperasi tanpa melakukan campur
tangan terhadap urusan internal Koperasi.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2012 tentang Perkoperasian
disahkan pada tangal 29Oktober 2012 di Jakarta oleh Presiden Dr. H. Susilo
Bambang Yudhoyono. Undang-Undang RepublikIndonesia Nomor 17 tahun 2012
tentang Perkoperasian diundangkan oleh Menkumham.Amir Syamsudindan mulai
berlaku pada tanggal 30 Oktober 2012. UndangUndang Nomor 17 tahun 2012
tentangPerkoperasian diumumkan pada Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 212, danPenjelasan Atas Undang-Undang Nomor 17 tahun
2012 tentang Perkoperasian diumumkan dalamTambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5355, agar seluruh orang Indonesiamengetahuinya.
viii
6. Ketentuan lebih lanjut mengenai Koperasi yang menjalankan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariahdiatur dalam Peraturan Pemerintah.
Jenis-jenis koperasi :
1. Non KSP, meliputi:
Koperasi Produsen yaitu koperasi yang berfungsi membantu kegiatan
proses produksi yang dilakukanAnggotanya. Proses produksi ini mencakup
menyediakan bahan baku untuk proses produksi, membantu
menyediakan berbagai macam alat yang digunakan dalam proses produksi
dan juga membantu produksiberbagai macam jenis barang tertentu.
Contoh, koperasi membantu mempersiapkan bibit dan pupuk untuk
menanam padi, koperasi perajin batik,koperasi peternak sapi perah,
koperasi produsen tahu tempe, dan lainnya. Dalam Gabungan Koperasi
Susu sgt9 .Indonesia (GKSI) misalnya, Anggotanya adalah peternak yang
menghasilkan susu. Lewat koperasi, kerjasama berlangsung vertikal. Susu
didistribusikan dari peternak ke koperasi. Susu kemudian
disalurkankepada Industri Pengolah Susu (IPS). Sebagian besar produksi
susu segar berasal dari peternakan rakyat.
Koperasi berfungsi sebagai pengumpul dan penyalur. Koperasi juga
memberi layanan input produksi agarsusu yang diproduksi sesuai dengan
kebutuhan di pasaran. Sistem ini disebut sistem klaster (cluster).
Koperasi Konsumen yaitu koperasi yang menjual barang-barang
kebutuhan sehari-hari Anggotanya.Kelebihannya adalah jika Anggota
yang berbelanja kebutuhan maka harga yang ditawarkan lebih murah
dibandingkan dengan harga di toko lain. Karena tujuan utama dari
koperasi ini adalah mensejahterakan paraAnggotanya.
Contoh koperasi konsumen adalah koperasi sekolah, koperasi serbausaha
(KSU), koperasi unit desa(KUD), dan koperasi pegawai negeri (KPN)
Koperasi Pemasaran yaitu koperasi yang dibentuk untuk membantu
Anggota mendistribusikan barangatau jasa yang dihasilkan hingga sampai
di tangan konsumen.
2. KSP (Koperasi Simpan Pinjam).
Yaitu koperasi dapat menyediakan pinjaman uang sekaligus tempat menyimpan
uang. Uang pinjamandiperoleh dari dana yang dikumpulkan secara bersama-sama
oleh para Anggotanya.
Konvensional.
Koperasi merupakan organisasi swasta, yang dibentuk secara sukarela oleh
orang-orang yang mempunyaipersamaan kepentingan, dengan maksud
mengurusi kepentingan para Anggotanya serta menciptakankeuntungan
timbal balik bagi Anggota koperasi maupun perusahaan koperasi.
Syariah.
Koperasi syari’ah juga memiliki pengertian yang sama yang kegiatan
usahanya bergerak di bidangpembiayaan, investasi, dan simpanan sesuai
pola bagi hasil (syariah), atau lebih dikenal dengan KoperasiSimpan
Pinjam Pola Syariah (KSPPS).
Tujuan koperasi :
Berdasarkan UU yang mengatur koperasi pada pasal 3, koperasi memiliki tujuan
untuk mensejahterakanAnggota pada khususnya dan Masyarakat pada umumnya,
ix
serta ikut membangun tatanan perekonomiannasional dalam rangka mewujudkan
Masyarakat yang maju, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila danUUD 1945.
Berdasarkan pasal tersebut, bisa disimpulkan bahwa yang menjadi prioritas untuk
disejahterakan adalahAnggota koperasi terlebih dahulu, kemudian koperasi
diharapkan bisa memberikan kontribusi jikamemungkinkan untuk Masyarakat sekitar.
Karena pada dasarnya, Anggota koperasi adalah AnggotaMasyarakat, maka dengan
jalan ini diharapkan koperasi dapat berperan aktif dalam menaikkan taraf
hidupMasyarakat
Fungsi koperasi :
Berdasarkan UU No.25 tahun 1992 tentang perkoperasian, fungsi-fungsi koperasi
adalah sebagai berikut:
Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi Anggota
pada khususnya danMasyarakat pada umumnya untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
Berperan serta secara aktif dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan
manusia dan Masyarakat.
Memperkukuh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasionaldengan koperasi sebagai guru utamanya.
Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional
yang merupakan usahabersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi.
x
mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan pancasila dan
undang-undang dasar 1945 dalam tata perekonomian nasional yang disusun
sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi, oleh karenanya koperasi dijadikan soko guru perekonomian Indonesia.
Paradigma seperti ini didukung oleh pemerintahan baik dari orde lama hingga
orde reformasi ini. Akan tetapi tidak sedikit tantangan dan hambatan yang dialami
pergerakan koperasi ini. Kondisi empiris mengungkapkan bahwa banyak sekali
koperasi yang ada di Indonesia tidak dlapat mensejahterakan anggotanya. bahkan
banyak yang mengalami kegagalan seiring dengan waktu sehingga bubar dengan
sendirinya akibat berbagai faktor. Bahkan pada tahun 1970 an, Bung Hatta
sebagai Bapak Koperasi, mengkritik pedas terhadap jalannya koperasi.
Koperasi yang ada selama itu dianggap sebagai koperasi pengurus bukannya koperasi
anggota. Keberadaan koperasi pada kenyataan dianggap hanya bisa mensejahterakan
pengurusnya bukan anggotanya. Koperasi pada waktu itu banyak didirikan dengan
fasilitas pemerintah dan berdiri hanya sebagai prasyarat untuk media penyaluran pupuk,
walaupun secara ril tidak ada anggotanya. Anggota baru masuk mendaftar ketika koperasi
itu berdiri, hal ini tentu bertentangan dengan konsep koperasi. dimana secara konsep
koperasi Aberdiri berdasarkan kepentingan anggota dan sebelum berdiri tentunya sudah
ada dulu anggota sebagai prasyarat pendiriannya. Banyak sekali kenyataan empiris
tentang keterpurukan koperasi. Dan hal terpenting yang kita ambil dar koperasi bahwa
koperasia adalah soko guru perekonomian yang mempunyai sifat unggul di dalamnya.
Dua hal sifat unggul dan dianggap sebagai alasan kenapa koperasi mesti dipertahankan
adalah:
Dua hal yang ideal ini sangat penting mengingat banyaknya komposisi rakyat kita
yang sangat bergantung pada pergerakan ekonomi rakyat dalam skala kecil dan menengah.
Agar aktifitas ekonomi dalam skala ini kuat dan punya daya tawar maka sebaiknya melebur
dalam wadah koperasi. Jika ekonomi rakyat ini tidak diperkuat maka dengan sendirinya akan
terguras dalam era globalisasi dan perdagangan bebas terlebih dalam era pemerintah otonomi
daerah dan adanya isu disintegrasi bangsa. Jaringan Usaha Koperasi (JUK) merupakan
kerjasama bisnis dari paling sedikit tiga Koperasl Usaha untuk meraih peluang bisnis
terutama secara lebih kompetitif tanpa melepaskan identitas dan idenpendensi dari
masingmasing usaha yang terkait. Jaringan Usaha Koperasi merupakan wujud keinginan dari
masing-masing anggota dalam upaya menjawab tantangan dan peluang usaha. Melalui
kerjasama ini masing-masingkoperasidapat berbagi fesiko. mengurangi biaya. Meningkatkan
laba.serta eningkatkan kemampuan terutama dalam mengatasi masalah klasik seperti
kekurangan modal. Kelangkaan teknologi. dan kelemahan pemasaran. Jaringan
usahaKoperasi bukan merupakan konsep baru, akan tetapi telah sejak lama dilaksanakan.
Pada usaha bangunan, join-venture antara arsitek. insinyur. dan pekerja bangunan merupakan
suatu bentuk kerjasama. Pada usaha pariwisata, kerjasama untuk pemasaran daerah tujuan
xi
wisata secara bersama adalah hal biasa Tidak seperti bentuk kerjasama pada umumya.
Jaringan Usaha Koperasi dibentuk lebih fleksibel dan tidak birokratis. Dalam hal ini masing-
masing peserta dapat saling terbukadalam pembuat keputusan. perencanaan. dan pelaksanaan
strategi.
Jaringan usaha Koperasi dapat mengembangkan tjuanra secara luas, sesuai dengan
kebutuhan masing-masing pesertanya. Struktur organisasi dapat berupa formal ataupun
informal. Sebelum mengetahui pengertian jaringan usaha koperasi terlebih dahulu kita
ketahui tentang.Kerjasama koperasi, adalah hubungan antara perkumpulan yang
beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum, baik antara koperasi dengan bukan
koperasi dan di bidang usahaantara koperasi dapat dilakukan dengan cara membentuk
organisasi baru yang berbadanhukum. Koperasi di Indonesia bekerjasama dengan baik,
dengan sesama koperasi maupundengan badan usaha selain yang bukan koperasi. Kerjasama
dibidang usaha antara koperasidapat dilakukan dengan cara membentuk organisasi baru
berbadan hukum. Maka kesimpulankerjasama koperasi dibidang usaha yaitu pada dasarnya
segala bentuk kerjasama yangbertujuan untuk mempertahankan diri terhadap tindakan pihak
luar, dengan menarik manfaatyang sebesar-besarnya dari suatu suasana hidup berkumpul.
Setelah kita mengetahuipenjelasan tentang kerjasama koperasi selanjutnya akan dijelaskan
mengenai pengertianjaringan kerjasama usaha koperasi. Jaringan Kerjasama Usaha Koperasi
adalah suatu polakerjasama usaha koperasi dengan tujuan untuk mencapai kesatuan dan
kekuatan bersama.Macam-macam jaringan kerjasama koperasi.
Teori ekonomi mikro adalah ilmu yang Kegiatan produksi dilakukan guna
menghasilkanproduk (barang atau jasa) yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
Kegiatan konsumsidilakukan guna memenuhi kebutuhan dan keingingan akan barang dan
jasa yang dihasilkanoleh sektor perusahaan. Sektor rumah tangga disamping melakukan
kegiatan konsumsi jugamenyediaakn tenaga dan faktor-faktor produksi lain sebagai input
bagi proses produksi sektorperusahaan. Sebagai umpan balik dari penyerahan input
konsumenakan memperoleh tersebutsektor pendaapatan berupa upah, bunga dan sewa.
Kegiatan pertukaran menimbulkan konsepbaru dalam teori mikro 4 ekonomi yaitu konsep
pasar. Dengan demikian pasar adalahpertemuan antara permintaan dan penawaran akan
sumber daya. Barang dan jasa. Pasar tidakhanya diartikan sebagai lokasi geografis tetapi
lebih luas lagi dimana batas-batas geografistersebut diabaikan karena komunikasi modern
memungkinkan pembeli dan penjual bertemutanpa pernah melihat wajah satu sama lain. Dari,
kegiatan pokok dalam masyarakat tersebut.menimbulkan konsep baru dalam teori ekonomi
ratu konsep pasar. Pasar adalah penghubungantara produsen dan konsumen.Konsep pasar
xii
akan melahirkan pembahasan dalam teori ekonomi mikro. yang dibagi kedalamtiga kelompok
besar teori yaitu :
Jenis-jenis produsen :
a. Total produk
Produk total ialah faktor variabel produksi yang mengidentifikasi suatu output yang
mungkin menggunakan berbagai tingkat input variabel
b. Produk fisik rata-rata
Produk fisik rata-rata ialah total produksi dibagi dengan jumlah unit input variabel
yang digunakan
c. Produk fisik marjinal
Produk fisik marjinal dari sebuah input variabel ialah perubahan total output yang
disebabkan oleh perubahan satu unit pada input variabel
xiii
Adalah suatu proses produksi tidak bisa diukur dengan waktu tertentu,misalnya 5
tahun,10 tahun,20 tahun dan seterusnya. Jangka input yang digunakan untuk proses
produksi bersifat variabel,dengan kata lain, dalam jangka panjang tidak ada input
yang tetap.
1. Memaksimumkan keuntungan
Agar konsep tujuan perusahaan ini lebih mudah dipahami, maka pendekatan yang
dilakukanadalah dari aspek ekonomi manajerial (managerial economics). Seperti
xiv
diketahui bahwakeuntungan (profit=P) diperoleh dari penerimaan total (Total
revenue=TR)dikurangidenganbiayatotal(totalcost=TC).
Perlu diketahui bahwa penerimaan total tergantung dari aktivitas Penjualan atau
permintaanatas output perusahaan dan Harga
3. Meminimumkan biaya
Tujuan dari kegiataan perusahaan ini secara umum adalah menyangkut efisiensi atau
lebihdikenal dengan meminimumkan biaya.Dilihat sari aspek teori organisasi,
tanggung jawabutama dalam meminimasi biaya terletak pada bagian produksi yang
didukung oleh bagianpersonalia.
4. Keseimbangan kompetitif
5. Memaksimumkan deviden (SHU) setiap anggota
Dalam perusahaan koperasi laba disebut Sisa Hasil Usaha (SHU). Laba yang tinggi
adalahpertanda bahwa konsumen menginginkan output yang lebih dari industri.
Sebaliknya labayang rendah atau rugi adalah pertanda bahwa konsumen
menginginkan kurang dari produkyang ditangani, laba memberikan pertanda krusial
untuk realokasi sumberdaya yang dimilikimasyarakat.
Laba bukanlah satu-satunya yang di kejar oleh manajemen, melainkan juga aspek
pelayanan.Fungsi laba bagi koperasi tergantung pada besar kecilnya pada besar
kecilnya partisipasiataupun transaksi anggota dengan koperasinya
xv
Tujuanmengejarkeuntungan Perusahaan koperasi harus di maksimalkan,namun
denganmemperhatikan pelayanan terhadap anggota secara Khusus dan Masyarakat
secaraUmumnya.Koperasisebagai perusahaan harus mengejar memaksimalkan
keuntungan,memaksimalkanproduksidan meminimalkan Biaya tanpa mengurangi
kualitaspelayanankoperasiterhadapanggotanya. Besar nya partisipasi anggota dalam
kegiatankoperasijugadapatmeningkatkan labayang di peroleh Koperasi, yang berarti
paraanggotamendapatkanSHUyanglebihbanyakjuga.
Definisi koperasi :
Menurut UU No.25/1992,Koperasi sebagai “suatu badan usaha yang beranggotakan
orang seorang,atau Badan Hukum
Secara harfiah,koperasi yang berasal dari bahasa inggris yaitu cooperation yang terdiri
dari dua suku kata yaitu : “co” yang berarti bersama dan “operation” yang berarti
bekerja. Jadi koperasi berarti bekerja sama,sehingga setiap bentuk kerja sama dapat
disebut koperasi.
Tujuan koperasi
Yaitu menjadikan kondisi social dan ekonomi anggotanya lebih baik dibandingkan
sebelum bergabung dalam koperasi.
xvi
b. Pemasaran
c. Pengadaan barang dan jasa
d. Fasilitas pinjaman
e. Pembagian sisa hasil usaha (SHU)
Keuntungan social :
Pelaksanaan hak dan kewajiban secara rinci diatur dalam AD/ART atau peraturan
khusus koperasi.
xvii
Sasaran pemberdayaan koperasi dan ukm :
Mengingat teori ekonomi mikro disebut juga teori harga,maka ada aturan harga
yang harus diikuti oleh koperasi.
Pada dasarnya dalam kegiatan arus barang atau jasa dapat dibedakan pelaku –
pelakunya, yaitu pihak produsen, konsumen, dan pedagang sebagai perantara dari
produsen dan konsumen. Produsen adalah orang atau badan usaha yang memerhatikan
produk tertentu, baik produk tersebut adalah hasil jual dari suatu rangkaian proses
produksi maupun produk setengah jadi yang memerlukan proses lanjutan untuk
menghasilkan produk jual. Sedang yang menerima input adalah konsumen atau
xviii
pedagang. Konsumen adalah orang atau badan yang dalam kegiatannya menerima
input dari pihak – pihak lain guna pemakaian sendiri atau diproses lebih lanjut untuk
kepentingan pihak lain. Pedagang adalah orang atau badan yang menjadi
mediator.Meskipun rangkaian kerja produsen bisa merangkap tugas – tugas pedagang,
perlu diperhitungkan apakah dengan organisasi yang begitu luas ia akan mampu dan
sanggup melakukannya dibandingkan apabila untuk menyerahkan tugas – tugas
pedagang itu kepada relasinya.
Konsumen bekerjasama dalam mendirikan koperasi konsumen dan dengan itu
langsung bersaing dengan pengencer lainnya.Para pengencer dapat mendirikan
koperasi yang kegiatannya berupa membeli dari pedagang besar atau bahkan kontrak
langsung dengan produsen. Maka dengan cara itu sangat mungkin bahwa koperasi
disetiap tingkat rantai tata niaga akan bersaing satu dengan yang lain
a. Koperasi konsumen bersaing satu dengan yang lain (kompetisi horizontal)
b. Koperasi konsumen dapat juga konflik dengan tingkat yang lebih rendah
baik wholesaler maupun produsen (kompetisi vertical/kompetisi saluran)
c. Pada tingkat wholesaler (pedagang besar),koperasi dengan keanggotaan
dan interest yang berbeda bisa bersaing dengan koperasi yang dimiliki oleh
para pengecer atau tingkat yang sama dari rantai tata niaga
xix
Kendati pun banyak peluang yang dapat dimanfaatkan koperasi, di sisi lain
masih terdapat hal – hal yang menunjukkan kelemahan – kelemahan, antara lain :
1. Struktur dasar koperasi yang kurang mendukung kewirausahaan koperasi
2. Bagi seorang anggota koperasi yang diharapkan mengembangkan kemampuannya
untuk memajukan koperasi tidak dapat memperoleh benefitmaterial sebanyak yang
bisa diterima apabila ia bekerja di perusahaan nonkoperasi, karena pembagian SHU
sesuai jasanya menurut peraturan koperasi
3. Anggota yang sebetulnya sangat produktif bisa menjadi pesaing bagi koperasi
dengan mendirikan usaha sendiri yang terpisah dari koperasi
4. Dalam permodalan di mana anggota yang sebetulnya mampu menyediakan dana
bagi koperasi akan berpikir dan memperhitungkan untung – ruginya jika ia
menanam di proyek atau usaha nonkoperasi. Penanaman modal dalam perusahaan
nonkoperasi akan mendapatkan wewenang dalam pengelolaan perusahaan sesuai
dengan nilai sahamnya dan bonus dapat ditetapkan menurut wewenang pemegang
saham tersebut
5. Bila kita tinjau pasal 42 UU No. 25 / 1992 tentang perkoperasian dengan jelas
disebutkan, bahwa mitra usaha pemilik modal tidak mempunyai kuasa dalam rapat
anggota bahkan tetap harus menanggung kerugian koperasi.
xx
a. Menyediakan input lehnya sendiri
b. Membeli input dari produsen input
c. Mengontrak dengan pedagang input
d. Berdagang dengan sebuah koperasi
Manfaat integrasi vertikal yang paing umum adalah penghematan atau penekanan
biaya dalam produksi,penjualan,pembelian,biaya transaksi dan bidang lain.
Disamping ituoperasi terpadu dapat mengurangi kebutuhan untuk mengumpulkan
jenis-jenis informasi tertentu mengenai pasar. Biaya tetap untuk memantau pasar dan
memperkirakan pasok,permintaan dan harga dapat disebarkan ke seluruh bagian dari
perusahaan yang terpadu,sedangkan dari perusahaan yang tidak terpadu ditanggung
oleh masing-masing unit.
xxi
Koperasi dapat mengadakan integrasi vertical kehulu atau kehilir dengan
membentuk koperasi primer,sekunder,atau tersier. Disamping jaur tata niaga suatu
produk. Strategi ini dapat diterapkan di Indonesia menurut Ima Suwandi
(1985),integrasi vertical yang ada di Indonesia hanya dikenal tiga bentuk :
Dalam integrasi vertical,semakin banyak unit usaha yang dilaksanakan sehingga dapat
melakukan subsidi s i l a n g . j i k a s a l a h s a t u u n i t m e n g a l a m i k e r u g i a n ,
m a k a d a p a t d i t u t u p d e n g a n k e u n t u n g a n u n i t l a i n n y a . Di samping itu
karena perusahaan pada industri hulu dimiliki oleh pengusaha pada
industri hilir,maka risikoketidakpastian dalam pengadaan bahan dan pemasaran
hasil produksi.
Ti n g k a t i n t e g r a s i v e r t i k a l k o p e r a s i y a n g a d a d i I n d o n e s i a a d a
u m u m n y a b e r b e n t u k f e d e r a s i , y a i t u menyatu dengan masing-masing
masih bebas berusaha. Karena koperasi primer yang tidak ada
membentuk koperai di tingkat atasnya guna melaksakan kegiatan-kegiatan
tertentu,jika dilaksanakan sendiri kurang efisien
Untuk meningkatkan efisiensi,beberapa koperasi primer dapat mendirikan
koperasi di tingkat atasnya (pusa t koperasi). Pada pusat koperasi didirikan
pabrik penopang yang memban tu keperluan di tingkat bawah,yaitu koperasi
primer dan usaha anggotanya.Untuk menopang kegiatan koperasi dan efisien di
tingkat bawah,beberapa pusat koperasi mendirikan induk koperasi yang mempunyai
beberapa pabrik penopang yang menopang kegiatan usaha di tingkat pusat koperasi,
koperasi primer dan anggota koperasi
Intergasi vertikal yang kegiatannya dipusatkan
( c e n t r a l i z e d ) , c a b a n g - c a b a n g k e g i a t a n u s a h a n y a dikembangkan di
berbagai tempat. Cabang-cabang dapat langsung memberikan pelayanan kepada
anggota dan masyarakat. Pemusatan usaha dapat terjadi pada koperasi
primer,koperasi tingkat pusat,gabungan dan induk koperasi.Anggota tidak
langsung dilayani oleh koperasi tetapi dilayani oleh cabang atau tempat
khusus untuk itu.
Bentuk campuran merupakan gabungan antara federasi dan
c e n t r a l i z e d . Koperasi di tingkat provinsimempunyai anggota koperasi primer
yang memiliki berbagai cabang usaha dan kegiatan pengeceran di daerah.tujuannya
untuk meningkatkan efisiensi usaha koperasi yang bersangkutan
xxii
dengan perusahaan nonkoperasi.Segmen pasar dalam koperasi terbagi
dua,yaitu anggota dan nonanggota.
Perusahaan nonkoperasiadalah masyarakat umum yang tidak punya kaitan
kepemilikan dengan perusahaan tersebut. Pada koperasi yangmampu menyatukan
unit-unit usaha melalui integrasi vertical,umumnya mempunyai anggota
yang cukupbanyak terutama di tingkat koperasi primer. Anggota-anggota koperasi
primer pada umumnya penghasil input untuk produk yang diproduksi dan dijual oleh
koperasi-koperasi di tingkat yang lebih tinggi.B i l a a n g g o t a d i p e r t i m b a n g k a n
dalam pengambilan keputusan harga,maka koperasi tidak dapat
menentukan harga pada saat keuntungan maksimum.Harga tidak lagi
didasarkan pada prinsip profit motive,tetapi sudah memperhatikan pelayanan
kepada anggota
Jika harga yang diberlakukan sama,anggota harus memperoleh SHU yang
lebih besar sebab anggota tidak memperol eh keuntungan langsung dari
harga pelayanan,namun kondisi ini kurang disukai anggo ta koperasi yang
jumlahnya banyak. Alasannya kontrol terhadap jumlah anggota yang
banyak akan lebih susah,sistem administrasi lebih rumit,dan taksiran jasa
anggota yang sulit.Berbeda dengan sistem harga pelayanan yang
memperoleh keuntungan langsung atas pembelian produk kesulitan itu akan mudah
ditangani.
Koperasi menetapkan harga jual kepada anggota yang lebih rendah
dibanding dengan harga kepada n o n a n g g o t a . D i s a m p i n g a n g g o t a d i
tingkat bawah atau pada koperasi primer (petani,pengrajin) dap at
memperlancar pemasaran bahan/produk, juga memperoleh keuntungan langsung dari
hasil pembelian produk koperasi di tingkat yang lebih tinggi
Sekarang bagaimana jika harga yang diberlakukan sama bagi anggota dan bukananggota?
Tentu saja jika harga yang diberlakukan sama anggota harus memperoleh SHU yang lebih
besar sebab anggota tidak memperoleh keuntungan langsung dari harga pelayanan, namun
kondisi ini kurang disukai oleh anggota koperasi-koperasi yang terintegrasi dengan anggota
yang jumlahnya banyak. Alasannya adalah kontrol terhadap jumlah anggota yang banyak
akan lebih susah, sistem administrasi yang lebih rumit dan taksiran jasa anggota yang relatif
sulit sehingga jumlah SHU yang diperoleh kadan-kadang tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Berbeda dengan sistem pelayanan yang memperoleh keuntungan langsung atas
pembelian produk, kesulitan-kesulitan itu akan mudah direduksi. Disamping itu anggota
dapat menjual kembali produk yang dibeli dari koperasi kepada masyarakat dengan tingkat
harga pasar yang berlaku.
Alasan tersebut kiranya kurang tepat bila kebijakan harga yang sama bagi anggota dan
nonanggota. Sudah seharusnya koperasi menetapkan harga jual kepada anggota yang lebih
rendah dibanding dengan harga kepada nonanggota. Dengan cara seperti ini disamping
anggota ditingkat bawah atau pada koperasi primer (petani, peternak, pengrajin, dan lain-lain)
disamping dapat memperlancar pemasaran bahan/produk yang dihasilkan, juga memperoleh
keuntungan langsung dari hasil pembelian produk koperasi ditingka yang lebih tinggi (misal
pusat atau gabungan koperasi).hal inilah yang sebenarnya diharapkan oleh anggota koperasi
karena dengan cara inilah tingkat kesejaheran anggota pada tingkat kopesi paling bawah
(koperasi primer) dapat ditingkatkan.
xxiii
Jadi menurut saya, ada perbedaan antara harga untuk anggota dengan harga untuk
nonanggota bila dilihat dari peranan anggotanya dalam koperasi yang begitu dominan. Hal ini
yang membedakan segmen pasar dengan non pasar. Bila anggota tersebut dipertimbangkan
dalam pengambilan keputusan tentang harga, maka koperasi tidak dapat menentukan harga
pada saat keuntungan maksimum. Jadi harga tidak lagi didasarkan pada prinsip profit motive
tetapi sudah memperhatikan pelayanan kepada anggota.
xxiv
Karena kelemahan tersebut,adanya saran koperasi melakukan hal-hal antara lain :
a. Koperasi dapat membatasi jumlah anggota asal pembatasan itu tidak
dibuat-buat
b. Koperasi tidak memberikan preferensi tertentu terhadap jumlah modal
yang dimasukkan oleh para anggota
c. Bunga modal yang terbatas adalah bunga yang wajar
d. Ada yang beranggapan bahwa pemasukan modal pada koperasi
merupakan jasa
Terdapat beberapa kekuatan koperasi yang masih dapat dimanfaatkan oleh koperasi untuk
menjalankan usahanya, tetapi sisi lain yang masih memprihatinkan adalah kurang
berkembangnya pertumbuhan koperasi sehingga masih sulit untuk memanfaatkan peluang
yang ada.
Jika dikaji secara teoritis, terdapat beberapa kelemahan koperasi dalam sistem pasar yang
timbul dari sifat dasar koperasi. Dalam prinsip-prinsip koperasi yang dikemukakan terdahulu
terlihat ada kelemahan dalam struktur permodalan pada koperasi. Pemupukan modal memang
bisa dilakukan melalui partisipasi kontribusi keuangan. Tetapi cara tersebut sulit dilakukan
mengingat kelemahan dari beberapa prinsip koperasi yang ada. .
Kelemahan-kelemahan tersebut perlu dikurangi agar keberadaan koperasi akan tetap ada
didalam persaingan. Untuk mendorong perkembangan koperasi, koperasi juga perlu
mendapatkan dorongan dari sektor-sektor yang terkait dengan koperasi. Secara keseluruhan,
kelemahan-kelemahan koperasi dalam struktural permodalan bahwa koperasi tidak cocok
untuk bidang usaha yang membutuhkan dana besar. Tetapi disisi lain koperasi bisa untuk
usaha-usaha kecil. Kelemahan dalam hal modal itu bukan masalahnya yang besar jika dari
para anggotanya dapat secara bersama-sama meningkatkan pertumbuhan koperasi bukan
mementingkan kebutuhan pribadi atau kelompok
xxv
serendah mungkin. Sedangkan bila terdapat risiko sebagai akibat koperasi bergerak di
external market, risiko itu akan ditanggung bersama-sama anggota.
Jadi pada akhirnya biaya risiko per anggota akan menjadi murah. Adanya
interlingkagemarket pada koperasi merupakan kekuatan lain yang dimiliki intitusi koperasi
karenadasarnya transaksi antarkoperasi bukan didasarkanpada profit motive melainkan non-
profit motive.keadaan tersebut dapat menurunkan biaya transaksi. Biaya transaksi disini
diartikan sebagai biaya yang dikeluarkan di luar biaya produksi. Rendahnya biaya transaksi
pada koperasi disamping karena adanya social control dan management control, juga karena
adanya kemampuan untuk menghadapi risiko ketidakpastian, pembelian dalam jumlah
banyak dan inter-linkage market.
Hal-hal yang dapat dilakukan oleh koperasi untuk memperkecil tingkat kelemahan yaitu :
Dalam konteks ekonomi pasar koperasi sebagai asosiasi perorangan harus dilihat
sebagai organisasi atau metode menjalankan usaha untuk melakukan kerjasama pasar
dan anggotanya sebagai pelaku ekonomi.Dalam suatu perekonomian, pelaku pasar
adalah para produsen dan konsumen selain pemerintah yang di semua negara berperan
melalui pelaku ekonomi, melalui aktivitas produksi dan konsumsinya.Sebelum
melangkah lebih jauh perlu kita lihat posisi gerakan koperasi di dunia dalam
memposisikan dirinya pada saat ini dengan melihat definisi koperasi sesuai Kongres
Koperasi Dunia di Manchester 1995 sebagai berikut. A cooperative is an autonomous
association of persons united voluntarily to meet their common economics, social, and
cultural controlled enterprise.
Dalam konteks di atas, pada dasarnya ada tiga tugas utama koperasi untuk membuat
ekonomi pasar lebih “fair” di mata para pendukung koperasi. Ketiganya dapat
dijelaskan sebagai berikut.
xxvi
ketimbang mereka harus berusaha sendiri.Hal ini terutama dimiliki oleh koperasi-
koperasi yang didirikan para produsen.
Dengan dasar ini yang menjadi produsen pengorganisasian koperasi selalu berkaitan
dengan kehematan skala (economics of scale) karena adanya sifat kekakuan satuan
investasi (indivisibility of investment), jaminan kualitas termasuk semangat baru akan
kesadaran lingkungan hidup dan lain-lainnya. Cirri utama dari koperasi produsen
selalu bergerak di dataran pembelian bersama (input), pengolahan bersama (produk
untuk nilai tambah) dan pemasaran bersama secara selektif sesuai struktur pasar
komoditas (untuk memperbaiki posisi tawar dan menekan resiko).
Pada saat ini koperasi konsumsi sudah sedemikian jauh hingga sampai pada tataran
manfaat yang maya atau “intangible”.Seperti kepemimpinan harga (Danish Brugsen
di Denmark), produk ramah lingkungan (Koperasi konsumen di Jepang) sampai pada
berbagai produk asuransi dan jasa-jasa untuk kenyamanan (pleasure) seperti wisata
dan lain-lainnya.
Di dunia pilar gerakan koperasi di masing-masing negara yang sangat maju selalu
dapat dikaitkan dengan tiga ciri utama koperasi tersebut.Sebagai bagian sejarah
panjang pengenalan koperasi di Indonesia melalui pola “titipan”, penjenisan koperasi
ini kurang dikenal.Terkait dengan itu yang membuat rancu hingga pada hari ini adalah
kebanyakan koperasi dibedakan menurut kelompok basis pengembangan, apakah
berdasar atas wilayah, atau dibedakan basis kelompok profesi dan
xxvii
kemasyarakatan.Pengembangan koperasi dan kombinasi kedua-duanya (wilayah dan
basis kemasyarkatan).
Dengan demikian untuk memahami koperasi di Indonesia untuk sementara kita, dapat
menggunakan pengelompokan yang ada.Namun dalam pemahaman peta kekuatan
koperasi harus selalu kita kembalikan kepada ketiga pilar jenis koperasi tersebut.
Sebagai konsekuensinya kegiatan universal koperasi Indonesia pada dasarnya adalah
“kredit” sementara koperasi produsen akan terbatas pada sektor-sektor yang
menghadapi kegagalan pasar yang serius sedangkan koperasi konsumen yang murni
(dari, oleh dan untuk anggota), belum mampu berkembang. Salah satu alasan
obyektifnya adalah cukup besarnya sumbangan sektor informal sebagai bentuk
lapangan kerja yang pada dasarnya mensubsidi sektor modern (pasar).
Bagi perekonomian Indonesia, kita perlu mengaitkan dengan konteks Sistem Ekonomi
Nasional Indonesia (SENI) dan kedudukan koperasi.Dari sisi produksi pelaku
ekonomi di Indonesia terdiri dari Usaha Negara, Usaha Swasta Besar Nasional, Usaha
Swasta Asing dan Usaha Ekonomi Rakyat. Dalam hal jumlah unit usaha, Sektor
Ekonomi Rakyat yang mendominasi unit usaha yang ada di Indonesia terdiri dari
usaha rumah tangga, usaha kecil dan menengah dalam bentuk badan usaha yang
berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum.
Kontribusi masing-masing sektor dalam produksi nasional, dapat dilihat dari sudut
sumbangan tiap sektor terhadap jumlah unit usaha, sumbangan terhadap Produk
Domestik Bruto (PDB) maupun penyerapan tenaga kerja.Dari sisi konsumsi sektor
ekonomi rakyat, secara mudah dapat dikenali dari sektor rumah tangga yang
memegang posisi penting dalam menentukan permintaan domestik.Dikatakan mudah
dikenali karena memegang porsi terbesar yaitu 65% (1998) dari pengeluaran
agregat.Pengeluaran rumah tangga yang mencerminkan kehidupan sektor ekonomi
rakyat dapat dilihat dari komposisi rumah tangga berdasarkan pengeluaran dimana
secara umum masih didominasi oleh kelompok rumah tangga miskin dan hampir
miskin.
xxviii
sebagai salah satu bentuk dan organisasi perusahaan, diantara para produsen kecil dan
menengah disamping usaha perseroan milik negara, usaha swasta besar nasional
maupun asing. Koperasi juga tidak mustahil sebagai salah satu diantara usaha besar
sesuai dengan inpres 10/1999 yang menentukan usaha besar adalah badan yang
memiliki aset di atas Rp 10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah) di luar tanah dan
bangunan.
Di sektor produksi jasa, koperasi adalah merupakan salah satu bentuk lembaga
keuangan yang mengorganisasikan pelayanan jasa keuangan, baik berbentuk bank
maupun bukan bank.Sementara di sisi konsumsi, koperasi adalah organisasi para
konsumen yang bergerak di dalam pelayanan jasa pemenuhan kebutuhan barang-
barang konsumsi bagi rumah tangga.Dengan demikian koperasi konsumen sebenarnya
lebih menyerupai perusahaan jasa bagi para konsumen untuk kelompok menengah ke
bawah, untuk menekan biaya transaksi dan mendapatkan nilai tambah, serta jaminan
pasar di sektor produksi. Dengan cara ini para konsumen dapat meningkatkan
kesejahteraan dan terjaga hak-haknya. Dalam konteks organisasi, koperasi
mempunyai aturan dan cara tersendiri dalam memperjuangkan kepentingan ekonomi
anggotanya. Oleh karena itu, koperasi juga disebut sebagai gerakan, bahkan
mempunyai organisasi dengan skala dunia yang mempunyai kedudukan sebagai
“observer” pada badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Struktur pasar tergantung pada pertimbangan-pertimbangan,seperti jumlah penjual
dan pembeli di pasar,kemasan produk mereka,dan kemudahan perusahaan untuk
memasuki dan meninggalkan pasar.
Pada analisa ekonomi dibedakan menjadi pasar persaingan sempurna dan pasar
persaingan tidak sempurna (yang meliputi monopoli, oligopoli, monopolistik dan
xxix
monopsoni).
Diklasifikasikan menjadi 2 macam :
1) Pasar dengan persaingan sempurna (perfect competitive market).
2) Pasar dengan persaingan tak sempurna (imperfect competitive market) , yaitu :
Monopoli, Persaingan Monopolistik (monopolistik competition), dan Oligopoli
Dalam jangka waktu yang sangat pendek, kurva penawaran pasar berbentuk garis
vertikal sehingga harga ditentukan oleh permintaan pasar.Dalam jangka panjang,
harga dapat naik, tetap atau turun tergantung pada perubahan permintaan komoditi
yang bersangkutan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Jenis pasar persaingan sempurna terjadi ketika jumlah produsen sangat banyak sekali
dengan memproduksi produk yang sejenis dan mirip dengan jumlah konsumen yang
banyak.Contoh produknya adalah seperti beras, gandum, batubara, kentang, dan lain-
lain.
a. Ciri-ciri Pasar Pesaingan Sempurna :
1) Adanya penjual dan pembeli yang sangat banyak.
Banyaknya penjual dan pembeli menyebabkan masing-masing pihak tidak
dapat mempengaruhi harga.Harga ditentukan oleh mekanisme permintaan
xxx
dan penawaran di pasar.Dengan demikian, pengusahalah yang
menyesuaikan usahanya dengan harga pasar yang telah ada.Demikian pula
konsumen secara perorangan tidak dapat mempengaruhi harga pasar
dengan jalan memperbesar atau memperkecil jumlah pembeliannya.
2) Produk yang dijual perusahaan adalah sejenis (homogen).
Produk yang ditawarkan adalah sama dalam segala hal. Dalam pikiran
pembeli, masing-masing hasil produksi suatu perusahaan dilihat sebagai
sebuah substitusi yang sempurna untuk hasil produksi dari perusahaan lain
di pasaran. Akibatnya penentuan pembelian oleh konsumen tidak
tergantung kepada siapa yang menjual produk tersebut.
3) Perusahaan bebas untuk masuk dan keluar.
Masing-masing penjual ataupun pembeli mempunyai kebebasan untuk
masuk dan keluar pasar. Tidak turut sertanya salah satu pengusaha atau
pembeli dalam pasar tersebut, tidak akan berpengaruh kepada harga pasar,
karena jumlah produk yang ditarik/dibeli sedemikian kecilnya sehingga
dapat diabaikan jika dibandingkan dengan total produk yang terdapat di
pasar.
4) Para pembeli dan penjual memiliki informasi yang sempurna.
Para penjual dan pembeli mempunyai informasi yang lengkap mengenai
kondisi pasar, struktur harga, dan kuantitas barang yang
sesungguhnya.Keterangan ini mudah didapat dan tidak memerlukan biaya
yang besar (costless).
Berdasarkan kondisi di atas, dapat diamati keseimbangan / ekuilibrium
dari suatu badan usaha koperasi untuk jangka waktu pendek, menengah,
dan jangka panjang.Dalam struktur pasar persaingan sempurna, harga
ditentukan oleh keseimbangan permintaan (demand) dengan penawaran
(supply).Oleh sebab itu, perusahaan yang bersaing dalam pasar persaingan
sempurna disebut penerima harga (price taker).Jadi apabila koperasi
masuk dan menjual produknya ke pasar yang mempunyai struktur bersaing
sempurna, maka koperasi hanya dapat mengikuti harga pasar sebagai harga
jual produknya. Koperasi tidak akan dapat mempengaruhi harga, walaupun
seluruh produk anggotanya dikumpul dan dijual melalui koperasi.
Oleh karena itu, persaingan “harga” tidak cocok diterapkan oleh para
pelaku bisnis termasuk koperasi di pasar bersaing sempurna.Untuk
mendapatkan keuntungan yang lebih besar, maka koperasi harus mampu
bersaing dalam hal “biaya”. Menurut konsepsi koperasi, biaya produksi
akan dapat diminimumkan berdasakan skala ekonomi, baik sebagai
koperasi produsen maupun konsumen
xxxi
terlalu mahal, maka orang akan menunda pembelian atau berusaha mencari
atau membuat barang subtitusi (pengganti) produk tersebut atau lebih buruk
lagi mencarinya di pasar gelap (black market).
Cara lainnya adalah dengan menetapkan hak paten atau hak cipta dan hak eksklusif
pada suatu barang, yang biasanya diperoleh melalui peraturan pemerintah. Tanpa
kepemilikan hak paten, perusahaan lain tidak berhak menciptakan produk sejenis
sehingga menjadikan perusahaan monopolis sebagai satu-satunya produsen di pasar.
2) Ciri-ciri Pasar Monopoli :
Perusahaan penjual atau yang menghasilkan produk hanya satu.
Sehingga konsumen tidak dapat memperoleh produk atau jasa
yang dijual oleh perusahaan monopoli ini di pengusaha atau
produsen lainnya.
Tidak ada produk substitusinya.
Artinya tidak dapat digantikan penggunaannya oleh produk
lain. Tidak ada produk lain yang serupa serta dapat
memberikan jasa yang diperlukan.
Konsumen produk yang monopoli adalah banyak.
Sehingga yang bersaing dalam pasar produk tersebut adalah
konsumen, sedangkan pengusahanya bebas dari persaingan.
xxxii
Dari sudut cakupan monopoli, ada yang bersifat lokal, regional,
dan nasional.Contohnya :
1. Lokal : KUD adalah sebagai penyalur tunggal Kredit Usaha
Tani (KUT) dan pupuk.
2. Regional : PDAM adalah penyediaan air minu bersih yang
dimonopoli oleh PDAM setempat.
3. Nasional : PLN adalah monopoli di bidang pelayanan listrik
Berdasarkan ciri-ciri tersebut, sepertinya agak sulit bagi koperasi untuk menjadi
pelaku monopoli di masa yang akan datang, baik dalam cakupan local, regional
maupun nasional. Dilihat dari prospek bisnis di masa yang akan datang, struktur pasar
monopoli tidak akan banyak memberi harapan bagi koperasi. Selain adanya tuntutan
lingkungan untuk menghapus yang bersifat monopoli, pasar yangdihadapi akan
semakin terbuka untuk persaingan.
xxxiii
c) Para penjual memiliki kekuatan Pasar Oligopoli.
2) Penjual atau pengusaha dari suatu produk adalah banyak, serta jenis
produk yang beragam.
Misalnya produk rokok, rokok diproduksi oleh banyak pengusaha, dan setiap
pengusaha satu sama lain bersaing secara tidak sempurna.
Produk yang ditawarkan tidak sama dalam segala hal. Akibatnya penentuan
pembelian oleh konsumen tergantung kepada siapa yang menjual produk tersebut.
Disini, perusahaan-perusahaan terpacu untuk terikat dalam persaingan non-harga,
misalnya melalui periklanan dan tipe lain dari promosi, karena produk yang
dihasilkan tidak sejenis dan para pembeli atau konsumen tidak mengetahuinya.
Untuk menentukan bentuk pasar dari suatu produk perusahaan, sangat tergantung kepada
pembedaan (diferensiasi) produk yang dihasilkan perusahaan tersebut dengan produk
pengganti yang dihasilkan oleh perusahaan lain. Semakin kecil/sedikit perbedaannya,
maka lebih cenderung ke pasar persaingan sempurna.Sebaliknya, semakin jauh jarak
perbedaannya maka semakin cenderung ke arah bentuk pasar monopoli.
xxxiv
mereka dapatkan tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka.Sehingga
semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga, dan
sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari
pesaing mereka.
xxxv
seluler (esia).
c) Produk yang dijual bisa bersifat sejenis, namun bisa berbeda mutunya.
Perusahaan mengeluarkan beberapa jenis sebagai pilihan yang berbeda atribut, mutu
atau fiturnya. Hal ini adalah alat persaingan antara beberapa perusahaan yang
mengeluarkan beberapa jenis produk yang sama, atau hampir sama di dalam pasar
oligopoly
Diantaranya adalah bersifat kolusif, dimana antar pesaing dalam pasar oligopoly
membuat beberapa kesepakatan masalah harga, dan lain-lain. Perusahaan baru akan
sulit masuk pasar karena produk yang mereka tawarkan meskipun mutu dan harganya
lebih unggul, tapi peranan Brand image melalui periklanan mengalahkan hal tersebut.
xxxvi
Berbagai teori yang dibangun dalam koperasi, seperti rumusan definisi dan prinsip
pengelolaan, seringkali tidak mampu menjawab berbagai persoalan yang tengah
dihadapi unit-unit usaha yang tidak memiliki kekuatan secara kapital.Latar belakang,
baik historis maupun empiris, lahirnya koperasi adalah sebagai sebuah bentuk
perlawanan dari kekuatan ekonomi yang bertumpu kepada kapital.Fakta yang harus
diakui adalah koperasi umumnya hanya bagian kecil dari keseluruhan transaksi
ekonomi yang terjadi di pasar.
Terhadap fenomena ini, dapat dijelaskan bahwasanya koperasi pada sebagian besar
negara hanya memiliki keunggulan komparatif dalam berkompetisi dengan badan
usaha lain yang memiliki kekuatan kapital. Jika keunggulan komparatif tersebut tidak
dapat dimanfaatkan secara optimal, koperasi dapat dipastikan tidak akan mampu
bersaing dengan badan usaha lainnya dalam sistem pasar. Misalnya, kekuatan anggota
sebagai pasar dan kekuatan komoditas lokal yang tidak dimiliki pasar global. Khusus
di Indonesia, beberapa keunggulan yang seharusnya dimiliki koperasi jugadapat
diciptakan melalui beberapa potensi. Potensi-potensi tersebut di antaranya adalah:
1. Sumberdayaalamyangdimilikimasihsangatmungkinuntukdimanfaatkan secara
positif, di antaranya adalah potensi laut yang masih belum banyak tergarap. Begitu
pula potensi tanah yang dapat dikelola bagi kegiatan unggulan di bidang pertanian dan
perkebunan.
2. Jumlah penduduk yang besar merupakan potensi tersendiri tanpa harus takut
kehilangan pangsa pasar.
4. Jumlah pengusaha berskala mikro dan kecil merupakan potensi yang dapat
diorganisasi menjadi kekuatan baru bagi peningkatan daya tawar terhadap badan
usaha lainnya.
Agar tidak terjebak dalam berbagai persoalan empiris yang tengah terjadi di
kelembagaan koperasi, berikut akan dibahas berbagai pendekatan koperasi,baik
ditinjau dari pendekatan koperasi sebagai gerakan ekonomi dan badan usaha,
pemaknaan definisi, prinsip, tujuan, dan sebagainya. Pembahasan berikut bertujuan
agar koperasi dapat dirumuskan secara hakiki, sekaligus membedakan koperasi
dengan badan usaha lainnya
xxxvii
Unsur-Unsur Kelembagaan Koperasi
Dengan ketiga unsur yang dimiliki koperasi, maka berbagai mekanisme pengambilan
keputusan dan pembagian tugas akan dapat dilaksanakan secara baik sehingga dapat
memenuhi kaidah bisnis dalam kelembagaan koperasi. Masing-masing akan memiliki
kejelasan terhadap hak maupun kewajiban di dalam koperasi.
1992 menjadi UU Nomor 17 Tahun 2012, terdapat perubahan yang sangat mendasar
dalam unsur-unsur kelembagaan koperasi.Perubahan yang mendasar ini mendapat
kritik tajam dari bayak penggiat koperasi, termasuk dari penulis.Perubahan tersebut
terutama menempatkan pengawas sebagai unsur yang dominan dalam pengambilan
keputusan dalam koperasi, di mana pengawas diberi peran yang sangat besar,
termasuk dalam mengusulkan dan memberhentikan pengurus.Hal ini jelas
mengingkari prinsip demokrasi yang selama ini diusung koperasi, yakni kekuasaan
tertinggi ada pada anggota.Namun akhirnya UU tersebut dibatalkan oleh Mahkamah
Konstitusi.
Aspek sosial dan ekonomi yang diusung koperasi sebagai jati dirinya menunjukkan
bahwa koperasi merupakan bangunan ekonomi tersendiri dalam sistem perekonomian,
meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa koperasi merupakan manifestasi dari
xxxviii
berkembangnya sistem ekonomi yang diusungkelompok sosialis, terutama oleh Owen,
King, Howarth, Raiffeisen, dan Schulze.
111
dapat diakumulasi dari para anggota. Dalam konteks lain, bergabungnya individu ke
dalam koperasi dikarenakan adanya kepentingan-kepentingan ekonomi yang tengah
dan/atau akan dilakoninya. Misalnya, bersatunya pedagang dalam koperasi untuk
membentuk kekuatan sendiri guna mendapatkan harga yang lebih murah, kualitas
yang lebih baik, dan distribusi yang lebih cepat.Begitu pula petani, nelayan, dan
sebagainya.
xxxix
individu yang tergabung dalam sebuah wadah yang secara bersama-sama digerakkan
dalam dua dimensi, yaitu sebagai pemilik usaha yang memerankan diri sebagai
produsen sekaligus sebagai pemanfaat hasil usaha yang memerankan diri sebagai
konsumen.
2. Membangun"serikatdagangrakyat"sebagaiwadahUMKM.UMKMtidak boleh
dibiarkan langsung menghadapi kekuatan kapitalis. Kekuatan kolektif UMKM akan
mengangkat harga produksi UMKM sehingga nilai tambah hasil UMKM lebih banyak
dinikmati oleh UMKM itu sendiri. Jaringan distribusi yang efisien juga akan menekan
selisih harga jual di tingkat konsumen dan harga di tingkat UMKM.
3. MendorongLembagaKeuanganMikro(LKM)danmembentukLKMinduk (semacam
holding company) agar perputaran dana semakin meluas (melintasi kecamatan dan
kabupaten/kota, bahkan suatu saat nanti, melintasi provinsi).
xl
mampu memberikan konstribusi besar kepada anggota yang berusaha di sektor
produksi atau pemasaran.Begitu pula bagi anggota yang membutuhkan penambahan
modal untuk usahanya. Dikarenakan koperasi yang didirikan adalah koperasi serba
usaha dan bukan koperasi kredit, maka kebutuhan akan besarnya kredit akan semakin
membatasi modal usaha.
Selain sebagai gerakan ekonomi, koperasi juga berperan sebagai badan usaha,
terutama dengan mengorganisasi berbagai sumber ekonomi guna menghasilkan
barang dan jasa.Dengan dua peran tersebut (gerakan ekonomi dan badan usaha),
koperasi diharapkan mampu menghadapi distorsi pasar serta menciptakan
keseimbangan sebagai akibat pemberlakuan prinsip bisnis yangsemata-mata bermotif
ekonomi.
menjadi wadah ekonomi yang mampu menciptakan efektivitas dan efisiensi yang
tinggi karena selain bertumpu pada kekuatan manusia (anggota) sebagai pemilik
sekaligus pelanggan bisnis, koperasi juga ditopang oleh kekuatan sumber-sumber
ekonomi lainnya, seperti pasar, mesin, metode, modal, dan lain sebagainya.
Eksistensi koperasi sebagai badan usaha tercantum dalam Pasal I Ayat 1 Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 1992 yang menjelaskan bahwa koperasi adalah lembaga
usaha yang berbadan hukum yang dalam operasionalnya dijalankan berdasarkan
manajemen koperasi, yang terdiri dari rapat anggota, pengurus, dan badan pemeriksa.
Dalam menjalankan usahanya, status hukum koperasi sama dengan badan usaha
lainnya, yaitu tunduk pada peraturan- peraturan yang mengatur tentang kewajiban
sebagai badan usaha, seperti kewajiban memiliki status hukum seperti akta pendirian,
NPWP, TDP, SIUP, dan sebagainya. Selain itu, koperasi sebagai badan usaha
haruslah dicirikan oleh beberapa karakteristik yang di antaranya adalah:
1. Badan usaha yang didirikan dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar
adanya suatu kepentingan ekonomi yang sama.
2. Kepentinganekonomiyangsamasetidaknyadiwakiliolehsatukepentingan ekonomi
yang berlandaskan kepada aspek sosial yang tercermin dari sikap saling tolong
menolong.
3. Koperasi didirikan atas kesepakatan untuk membangun usaha bersama atas dasar
kekuatannya sendiri dan atas asas kekeluargaan.
xli
6.Dalammenjalankanusahanya,tugaspokokkoperasiadalahmenunjangdanmemperjuang
kan kepentingan-kepentingan ekonomi anggota.
Status koperasi sebagai badan usaha memiliki posisi yang sama dengan badan usaha
lainnya, seperti firma, CV, PT, dan sebagainya. Oleh karena itu dalam menjalankan
usahanya, prinsip bisnis secara umum mutlak untuk diterapkan dalam menjalankan
usaha koperasi selain menggunakan prinsip- prinsip koperasi. Dengan demikian,
maka tiga kegiatan pokok dalam kegiatan mikro yang meliputi kegiatan produksi,
kegiatan konsumsi, dan kegiatan distribusi mutlak dijalankan koperasi sebagai sebuah
badan usaha yang bergerak untuk memperjuangkan kepentingan-kepentingan
ekonomi anggotanya.Kegiatan produksi yang diciptakan rumah tangga produsen
(RTP)
merupakan kegiatan yang menghasilkan berbagai produk, baik barang dan jasa.
Pentingnya koperasi melakukan kegiatan produksi terutama diperuntukkan bagi
pemenuhan kebutuhan atau konsumsi para anggota, disamping sebagai penyeimbang
kekuatan ekonomi yang semata-mata bertumpu pada kapital.Dengan kegiatan
produksi, seseorang sekaligus melakukan kegiatan kedua dalam bentuk
konsumsi.Kegiatan ini dapat menimbulkan kekuatan pada permintaan terhadap barang
dan jasa sebab rumah tangga konsumen (RTK) memiliki kemampuan untuk membeli
barang dan jasa karena adanya penciptaan lapangan pekerjaan yang dibuat
RTP.Kegiatan distribusi atau kegiatan pertukaran dapat menciptakan kegiatan baru
dalam bentuk pasar, yaitu sebuah kekuatan yang mempertemukan keseimbangan
antara penawaran dan permintaan terhadap barang dan jasa yang diproduksi.Dengan
ketiga kegiatan ini, diharapkan koperasi juga mampu menjadi sebuah gerakan
ekonomi dalam menjawab berbagai distorsi yang diciptakan pasar yang terlalu
bertumpu kepada kekuatan modal.
Dengan kemampuan memainkan ketiga peran di atas, maka koperasi sebagai sistem
sosial ekonomi akan mampu menggerakkan potensi sumber daya ekonomi dalam
rangka mencapai tujuan utama koperasi, yaitu memajukan ekonomi anggota,
khususnya, dan ekonomi masyarakat luas pada umumnya. Untuk dapat mencapai
semua tujuan itu, maka partisipasi anggota mutlak dibutuhkan guna menggerakkan
berbagai potensi yang dimiliki koperasi.
xlii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Koperasi memiliki peluang seiring dengan kritis yang terjadi di Indonesia dan
Asiapada umumnya. Kegagalan industri besar untuk menghasilkan pembangunan yang
berkelanjutan, memberikan peluang bagi operasi untuk menyatakan dirinya sebagai
fundamental perekonomian.
Untuk menggapai peluang itu dan menetapkan kembali operasi sebagai “soko
guru”diperlukan perubahan radikal ( mengubah dari akar masalah) dan komprehensif. Yang
harus dibenahi segera adalah pertama, reorientasi dan organiasi koperasi. Koperasi di
orientasi dan diorganisasikan sebagai bangun perusahaan yang prefesional. Koperasi harus
berdiri tegak sebagai bangun perusahaan yang mandiri dan efisien. Kedua, reaktualisasi
peranan pemerintah seperti disebutkan pada uraian sebelumnya.
B. Saran
1. Perlunya diadakan pelatihan-pelatihan dan sosialisasi untuk menambah
pengetahuantentang perkoperasian
2. Perlunya peran aktif semua anggota dalam pengembangan koperasi
xliii
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/amp/s/diahpramasti.wordpress.com/2018/01/01/peran-
koperasikelemahan-dan-kekuatan-koperasi-dalam-sistem-pasar/amp/. Search akses Internet
pada
https://infomanajerna.blogspot.com/2012/11/organisasikoperasi-dalam-sistem-pasar-a.html?
http://olgadealissaputri.blogspot.com/2014/01/kekuatan-dan-kelemahan-koperasi-dalam.html
https://issuu.com/nizarmuhammad/docs/e_book_ekonomi_koperasi
xliv