Anda di halaman 1dari 81

Penulis: Firli Agusetiawan Shavab., M.

M
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan HidayahNya saya dapat

menyelessaikan Modul Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Adapun tujuan dari pembuatan

modul ini adalah sebagai bahan ajar dan referensi bagi para pembaca khususnya

mahasiswa jurusan S1 Manajemen. Mudah-mudahan buku ini dapat membantu para

pembaca yang berminat untuk mengembangkan diri, memperkaya wawasan dan

menambah khassanah ilmu pengetahuan.

Kami menyadari bahwa penyelesain buku ini tidak terlepas dari bantuan

berbagai pihak dan masih terdapat kekurangan dalam penulisan buku ini. Oleh karena

itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca bisa

mengirimkan ke alamat email firliagusetiawan@untirta.ac.id.

Serang, Januari 2022

Mikroekonomi i
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………….. .......................................................................i

DAFTAR ISI……………….. .....................................................................................ii

BAB I KONSEP DASAR ILMU EKONOMI……………….. ................................1

BAB II KONSEP PERMINTAAN DAN PENAWARAN……………………….. ..10

BAB III KONSEP KESEIMBANGAN PASAR

PAJAK PENJUALAN DAN SUBSIDI…………….. .................................26

BAB IV ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN…………….. .......50

BAB V PERILAKU KONSUMEN………………....................................................62

DAFTAR PUSTAKA

Mikroekonomi ii
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
BAB I
KONSEP DASAR ILMU EKONOMI

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi pada pertemuan ini, diharapkan mahasiswa mampu
mendefinisikan, menyebutkan tujuan ilmu ekonomi; menganalisis ruang lingkup ilmu
ekonomi; menjelaskan sifat-sifat ilmu ekonomi; membedakan alat analisis ilmu
ekonomi; dan membedakan barang dan jasa.
B. URAIAN EKONOMI
a) RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI

Mengapa Harus Belajar Ilmu Ekonomi ?


a) Memperbaiki cara berfikir yang membantu pengambilan keputusan.
b) Membantu memahami masyarakat.
c) Membantu memahami masalah-masalah internasional.
d) Bermanfaat dalam membangun masyarakat.
e) Meningkatkan kepekaan manusia pada masalah ekonomi dan global

Telah menjadi pemahaman umum bahwa berbagai jenis sumber daya, baik sumber
daya alam ataupun sumber daya manusia yang tersedia di bumi ini jumlahnya sangat
terbatas, bahkan bisa dikatakan langka (scarce). Padahal, berbagai sumber daya tersebut
dibutuhkan manusia untuk memproduksi berbagai kebutuhan (needs) manusia
sehari-hari. Kebutuhan ataupun keinginan manusia sendiri dapat dikatakan tidak
terbatas. Akibat adanya ketidakseimbangan antara jumlah ketersediaan sumber daya
dibandingkan dengan keinginan manusia yang tidak terbatas itulah, manusia dihadapkan
pada pilihan-pilihan. Ilmu yang mempelajari bagaimana pilihan pilihan tersebut diambil
disebut dengan ilmu ekonomi.
Kata "ekonomi" sendiri berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti
"keluarga, rumah tangga" dan νόμος (nomos), atau "peraturan, aturan, hukum," dan
secara garis besar diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah
tangga." Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang
menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja.
Ekonomi dibagi dalam dua cabang utama, yaitu mikroekonomi dan makroekonomi.
Secara sederhana kita dapat membayangkan terlebih dahulu bahwa mikroekonomi akan
mencakup pembahasan mengenai perilaku ekonomi dalam konteks individu. Yang
dimaksud dengan individu, yaitu konsumen, pekerja, buruh, pemilik modal, entitas
bisnis ataupun sebuah perusahaan. Sebaliknya, makroekonomi mencakup pembahasan
mengenai ekonomi secara agregat yang banyak sekali terkait dengan negara.

Mikroekonomi 1
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
Pembahasannya biasanya mengenai tingkat suku bunga, pengangguran, inflasi, ataupun
pertumbuhan ekonomi.
Ilmu ekonomi sudah ada sejak Aristoteles (350 SM), akan tetapi baru menjadi suatu
disiplin ilmu tersendiri sejak tahun 1776 melalui tokoh pelopor seorang ekonom Inggris
yakni Adam Smith seorang ekonomi yang dianggap sebagai seorang bapak ilmu
ekonomi. Dimana perkembangan tersebut bermula setelah Adam Smith menuangkan
pemikirannya dan menerbitkannya dalam salah satu bukunya yang mempunyai
judul ”An Into the Nature and Causes of the Wealth of Nation”. Bahkan sampai saat
ini beberapa pandangan beliau masih tetap mendapatkan perhatian dari ahli ekonom.
Sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan perkembangan ilmu ekonomi,
aturan-aturan dalam rumah tangga mengalami penyesuaian serta pengembangan sebagai
berikut (Ilmu Ekonomi menurut beberapa ahli):
1) Adam Smith
Ilmu ekonomi secara sistematis mempelajari tingkah laku manusia dalam usahanya
untuk mengalokasikan sumber – sumber daya yang terbatas guna mencapai tujuan
tertentu.
2) Alfred Marshal
Ilmu ekonomi adalah ilmu atau studi yang mempelajari kehidupan manusia sehari –
hari.
3) Paul A Samuelson
Ilmu ekonomi adalah ilmu pilihan, ilmu ini mempelajari bagaimana orang memilih
menggunakan sumber produksi yang langka atau terbatas untuk memproduksi
berbagai komoditi dan menyalurkannya keberbagai anggota masyarakat untuk
segera dikonsumsi.

Ekonomi Mikro Menurut Para Ahli


Beberapa ahli di bidang ilmu ekonomi pernah menjelaskan tentang pengertian ekonomi
mikro, diantaranya:
1) Adam Smith : Menurut Adam Smith, ekonomi mikro adalah subjek ekonomi yang
selalu bersifat ekonomis rasional. Hal ini mengakibatkan para pelaku ekonomi
harus mempertimbangkan hal-hal rasional sebelum membuat keputusan.
2) David Ricardo : Menurut David Ricardo pengertian ekonomi mikro adalah suatu
kondisi dimana para pelaku ekonomi telah mempunyai informasi tentang seluk
beluk sebuah pasar. Dengan begitu ekonomi makro merupakan faktor penentu dari
pasa ekonomi global.
3) Marshal dan Piqou: Menurut Marshal dan Piqou, pengertian ekonomi mikro adalah
tingkat mobilitas yang tinggi dalam pasar sehingga membuat para pelaku ekonomi
dapat langsung beradaptasi atau menyesuaikan perubahan-perubahan yang ada di
pasar.
4) N. G. Mankiw : Menurut N. G. Mankiw pengertian ekonomi mikro adalah ilmu
yang membahas tentang peran individu-individu pelaku ekonomi, bagaimana

Mikroekonomi 2
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
rumah tanggan dan perusahaan membuat keputusan, dan bagaimana mereka
berinteraksi di dalam pasar tertentu.
5) Sadono Sukirno : Menurut Sadono Sukirno pengertian ekonomi mikro adalah
cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan
serta penentuan harga-harga pasar dan kuantitas faktor input, barang, dan jasa yang
diperjual-belikan.
6) Mary A Marchant dan William M Snell : Ekonomi mikro merupakan kajian terkait
individu, rumah tangga dan perusahaan pengambil keputusan dalam proses
ekonomi.
7) David A Moss : Ekonomi mikro sebagai langkah penganalisisan sebuah keputusan
yang dibuat oleh individu atau kelompok mulai dari factor-faktornya hingga ke
pertimbangan akan biaya dan manfaatnya.

2. KONSEP DASAR EKONOMI


Dalam ekonomi mikro, kita mempelajari beberapa konsep dasar yang penting. Berikut ini,
kami sajikan empat diantaranya:
1. Teori utilitas.
Teori ini memberikan penjelasan terkait konsumsi barang dan jasa. Dalam melakukan
kegiatan ekonomi, konsumen diasumsikan rasional dan akan berusaha memaksimalkan
kepuasan yang mungkin mereka nikmati. Konsumsi individu tunduk pada batasan berapa
banyak pendapatan yang mereka miliki dan tersedia untuk dibelanjakan. Karena itu,
batasan tersebut mendorong konsumen untuk memilih dalam membeli dan
mengkonsumsi kombinasi barang yang akan memaksimalkan nilai (utilitas).
2. Teori produksi.
Teori ini adalah studi tentang proses mengubah input menjadi output. Ada berbagai
kombinasi input dan metode produksi. Produsen akan memilih kombinasi keduanya yang
paling meminimalkan biaya, sehingga mereka dapat memaksimalkan keuntungan.
3. Teori harga.
Interaksi teori produksi dan utilitas menghasilkan teori penawaran dan permintaan,
yang mana keseimbangan keduanya akan menentukan harga di pasar. Ketika pasar
beroperasi pada persaingan sempurna, harga yang diminta oleh konsumen sama dengan
yang disediakan oleh produsen.
4. Organisasi industri dan struktur pasar.
Ini mempelajari bagaimana interaksi antara penawaran dan permintaan terjadi di
pasar. Ekonomi membagi pasar menjadi dua, yakni [[pasar faktor]] dan [[pasar barang]].
Di pasar barang, konsumen adalah pembeli dan produsen adalah penjual, sebaliknya di
pasar faktor, produsen adalah pembeli dan konsumen adalah penjual. Interaksi tersebut
melibatkan uang dan bunga sebagai mekanisme penentuan harga. Lalu, para ekonom
berusaha mempelajari mengapa di pasar tertentu, harga tidak mencerminkan penawaran
dan permintaan. Mereka mempelajari penyebab-penyebabnya. Dari sini, muncullah

Mikroekonomi 3
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
beragam penjelasan mengenai jenis struktur pasar yang ada dalam perekonoian, mulai
dari monopoli hingga persaingan sempurna.

3. MASALAH POKOK DALAM PEREKONOMIAN


Adapun masalah pokok dalam ekonomi modern meliputi pertanyaan what, how, dan for
whom.
1. Barang apa yang akan diproduksi dan berapa banyak (what)
Masalah ini menyangkut persoalan jenis dan jumlah barang/jasa yang perlu
diproduksi agar sesuai dengan yang dibutuhkan masyarakat. Ada dan berapa
banyak barang yang akan diproduksi sangat dipengaruhi oleh permintaan
masyarakat. Jika permintaan masyarakat meningkat, maka harga akan cenderung
naik dan produsen memperoleh keuntungan, sehingga akan memperbesar
produksinya. Sebaliknya jika permintaan masyarakat menurun, maka harga akan
cenderung turun, sehingga keuntungannnya sedikit dan produsen akan mengurangi
produksinya
2. Bagaimana cara memproduksi barang tersebut (how)
Masalah ini menyangkut cara berproduksi, yaitu penggunaan teknologi dan
pemilihan sumber daya yang dipakai, serta memilih untuk menggunakan tenaga
manusia atau tenaga mesin. Bagaimana sumber-sumber ekonomi (faktor-faktor
produksi) yang tersedia harus dipergunakan untuk memproduksi barang-barang,
tergantung pada gerak harga faktor produksi tersebut. Bila harga faktor produksi
naik, maka produsen akan menghemat penggunaan factor produksi tersebut dan
menggunakan faktor produksi yang lain. Jadi gerak harga faktor produksi
menentukan kombinasi yang digunakan produsen dalam produksinya
3. Untuk siapa barang-barang tersebut diproduksi (for whom)
Masalah ini menyangkut persoalan siapa yang memerlukan barang/jasa, dan siapa
saja yang akan ikut menikmati hasilnya. Untuk siapa barang-barang tersebut
diproduksi, sangat dipengaruhi oleh distribusi barang tersebut. Barang hasil
produksi dijual kepada konsumen. Konsumen membayar harga barang tersebut dari
penghasilannya atas penggunaan faktor-faktor produksi. Jadi gerak harga barang
dan harga faktor produksi akan menentukan distribusi barang yang dihasilkan.
Di pasar tradisional, mekanisme harga terbentuk karena penjual dan pembeli secara
bersama menentukan harga.

4. FAKTOR PENGGERAK KEGIATAN EKONOMI


Faktor penggerak kegiatan ekonomi dapat dibagi menjadi yaitu:
1. Kebutuhan Manusia (Sifatnya tidak terbatas)
Kebutuhan manusia mencakup kebutuhan barang dan jasa. Jumlah kebutuhan ini
tidak terbatas, sebab manusia tidak pernah merasa puas. Kebutuhan untuk
memperoleh barang dan jasa dibagi menjadi dua, yaitu kebutuhan yang disertai
kemampuan membeli dan kebutuhan yang tidak disertai kemampuan membeli.

Mikroekonomi 4
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
2. Kelangkaan (Scarscity)
keterbatasan menyebabkan banyak hal terasa langka (scare). Kelangkaan mencakup
kuantitas, kualitas, tempat dan waktu. Beberapa penyebab kelangkaan (sifatnya tidak
terbatas) dalam kegiatan ekonomi, antara lain:
a) Keterbasan sumber daya alam, sumber daya alam terbagai atas dua macam, yaitu
sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan sumber daya alam tidak dapat
diperbaharui. Contoh tanah, barang tambang, hasil hutan dsb. Sumber daya alam
harus dikelola dengan baik agar tidak habis. Sumber daya alam di suatu wilayah
juga berbeda-beda antara wilayah satu dengan wilayah lainnya, sehingga dapat
memberikan kesempatan untuk memanfaatkannya dengan baik agar dapat
berguna untuk masyarakat sekitar atau masyarakat di luar wilayahnya.
b) Bencana alam, sebagian besar dari ulah manusia seperti kebakaran hutan, banjir,
erosi.
c) Pertumbuhan penduduk, pertumbuhan penduduk yang meningkat menyebabkan
semakin tingginya tingkat kebutuhan manusia.
d) Keterbatasan kemampun produksi, mencakup keterbatasan pengetahuan
manusia dalam mengelola faktor-faktor produksi. Faktor-faktor produksi
adalah benda yang disediakan oleh alam atau diciptakan manusia untuk
memproduksi barang dan jasa. Faktor-faktor produksi mencakup sumber daya
alam (misalnya tanah), tenaga kerja, modal dan keahlian.
e) Keterlambatan penerimaan technology, akan menyebabkan keterlambatan
dalam upaya pemenuhan dan peningkatan kebutuhan.
f) Ketidaksabaran manusia, disebabkan karena sifat manusia yang merasa cepat
bosan, lelah atau mudah putus asa.
3. Pilihan (Alternatif) / Opportunity Cost
Pilihan diperlukan karena tidak semua kebutuhan manusia dapat dipenuhi
seluruhnya. Pilihan ini mencakup:
a) Pilihan mengkonsumsi barang, misalnya jenis dan jumlah yang akan dibeli akan
memberikan tingkat kepuasan yang diinginkan. Pilihan ini tergantung pada
pendapatan.
b) Pilihan memproduksi barang, terutama bagi perusahaan, untuk memperoleh hasil
yang menguntungkan, tingkat biaya yang dikeluarkan harus sesuai dengan
kemampuan perusahaan.
c) Pilihan dalam kegiatan pemerintah. Pilihan ini bergantung pada tujuan
pemerintah dalam menjalankan kegiatan ekonomi, misalnya meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, menaikkan taraf hidup penduduk dsb.
4. Konsep Ekonomi, dibedakan antara kebutuhan (need) dan Keinginan (want)
Kebutuhan (needs) adalah suatu kondisi yg sifatnya mendasar, mendesak dan
harus terpenuhi, karena jika tidak terpenuhi maka akan menimbulkan dampak
tertentu yg kurang baik terhadap hidupnya, oleh karena itu kebutuhan menjadi
motivasi dasar seseorang untuk berusaha memenuhinya. Jika kita meminjam istilah

Mikroekonomi 5
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
hukum, maka hukumnya adalah wajib. Sebagai contoh adalah kebutuhan akan
makan dan minum, pakaian dan tempat tinggal.
Sedangkan keinginan (wants) adalah hasrat terhadap sesuatu, pemenuhannya
tidak urgen (mendesak), tidak mendasar dan bisa ditunda, karena sifatnya lebih
kepada tambahan atas kebutuhan, lebih puas, lebih mantab. Hukumnya tidak wajib,
karena jika tidak terpenuhipun, tidak pula membahayakan kelangsungan hidup atau
mengurangi kesejahteraan kita. Contohnya adalah minum es krim, pakaian model
terbaru, tinggal di apartemen mewah, dsb.

4. PELAKU KEGIATAN EKONOMI


Dalam perekonomian manapun baik primitif maupun modern, baik kapitalis, sosial
maupun komunis dapat dibedakan tiga kelompok pengambil keputusan ekonomi yang untuk
selanjutnya kita sebut pelaku-pelaku ekonomi atau subyek ekonomi yang meliputi keluarga,
perusahaan, dan pemerintah (S.Reksoprayitno, 2000).
1) Keluarga
Pelaku ekonomi keluarga disebut juga sebagai household dan dapat berupa organisasi
keluarga atau berupa orang perorangan. Orang perorangan kita anggap sebagai keluarga
beranggota tunggal. Kegiatan ekonomi yang dilakukan meliputi :
a) Menjual atau menyewakan sumber-sumber daya yang mereka miliki dengan
mendapatkan pendapatan yang dapat berupa upah, gaji, sewa, bunga atau laba
sebagai hasil penjualan atau hasil persewaan sumber-sumber daya mereka.
b) Membayar pajak.
c) Membeli dan mengkonsumsi barang-barang dan jasa-jasa pribadi yang dihasilkan
oleh rumah tangga perusahaan
d) Memanfaatkan jasa pemakaian barang-barang dan jasa-jasa publik yang disediakan
oleh pemerintah.
2) Perusahaan
Pelaku ekonomi perusahaan disebut juga produsen atau badan usaha melaksanakan
kegiatan-kegiatan ekonomi sebagai berikut :
a) Membeli sumber-sumber daya dari rumah-rumah tangga keluarga dan rumah tangga
pemerintah.
b) Membayar pajak.
c) Memanfaatkan barang-barang dan jasa-jasa publik yang disediakan oleh
pemerintah.
d) Menggunakan sumber-sumber daya seperti dimaksudkan diatas untuk menghasilkan
barang-barang dan jasa-jasa.
e) Menjual barang-barang dan jasa-jasa yang mereka hasilkan kepada rumah tangga
keluarga, rumah tangga pemerintah dan sesama rumah tangga perusahaan.
3) Pemerintah
Pelaku ekonomi ini menjalankan macam kegiatan ekonomi sebagai berikut :
a) Membeli sumber-sumber daya (untuk sistem perekonomian kita terutama sumber
daya manusia dan sumber daya kapital), barang-barang dan jasa-jasa dari rumah
tangga keluarga dan rumah tangga perusahaan.

Mikroekonomi 6
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
b) Dengan sumber-sumber daya, barang-barang dan jasa-jasa yang dibelinya, rumah
tangga pemerintah menghasilkan serta menyajikan jasa barang-barang publik untuk
dapat dimanfaatkan oleh rumah tangga keluarga dan rumah tangga pemerintah
c) Memungut pajak dari rumah tangga keluarga dan rumah tangga perusahaan dengan
maksud antara lain untuk membiayai pembelian barang-barang, jasa-jasa serta
sumber-sumber daya yang diperlukan seperti yang dimaksudkan pada butir ke-1
diatas.
d) Bertindak sebagai pengatur perekonomian, pemerintah berkewajiban:
(1) Mengusahakan pembagian pendapatan nasional yang adil.
(2) Mengusahakan tingkat pendapatan nasional dan tingkat kesempatan kerja yang
tinggi.
(3) Mengusahakan tingkat harga yang relatif stabil.
(4) Mengusahakan pertumbuhan ekonomi yang memadai.

5. PERNYATAAN DALAM TEORI EKONOMI (PERNYATAAN POSITIF DAN


NORMATIF)
Pernyataan Positif (Deskriftif)
Pernyataan positif adalah pernyataan yang mengandung arti: apakah yang wujud,
atau telah wujud, atau akan wujud. Kebenaran dari pernyataan positif dapat dengan
mudah dilihat dengan membandingkannya dengan kenyataan yang wujud. Pada
hakekatnya pernyataan positif adalah pernyataan mengenai fakta-fakta yang wujud
dalam masyarakat, oleh sebab itu kebenarannya dapat dibuktikan dengan
memperhatikan kenyataan yang berlaku.
“Tahun 2011 hingga bulan Agustus ini nilai tukar rupiah terhadap USD makin
menguat dikisaran Rp.8.400 - 8.500 per USD . Menguatnya nilai tukar rupiah
terhadap USD dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai Rp. 9.400 – Rp.
10.000 per USD bukan dikarenakan membaiknya perekonomian Indonesia,
akan tetapi karena menurunnya perekonomian Amerika Serikat yang
ditunjukan oleh naiknya tingkat suku bunga dan pengangguran, semakin banyaknya
perusahaan besar yang pailit (menyusul bangkrutnya Lehman Brothers: baca wancana
tentang Lehman Brothers), perusahaan keuangan terbesar kedua di dunia),
ditambah lagi dengan semakin banyaknya negara-negara Eropa yang mengalami
kegagalan dalam perekonomian seperti Albania, Yunani, Denmark dan Norwegia.
Belum selesai masalah ekonomi Erora disusul pula dengan kejadian huru hara di Inggris
menyebabkan aliran modal asing (Capital inflow) ke Indonesia cenderung meningkat
atau berkurangnya capital outflow menyebabkan banyaknya penawaran USD
sementara rupiah relative tetap.
Meskipun indikator makro perekonomian (Tingkat inflasi neraca
pembayaran, pertumbuhan ekonomi dan lainnya) Indonesia relative baik secara
statistic akan tetapi dengan semakin menurunnya kepercayaan public terhadap
pemerintahan yang berkuasa karena skandal bank Century, kasus Gayus, kasus

Mikroekonomi 7
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
Nazarudin dan kasus-kasu lainnya yang cenderung menghalalkan dan melindungi
korupsi dan koruptor menyebabkan harga-harga komoditi primer dan sekunder
meningkat bahkan ada yang melonjak seperti beras, gula dan seterusnya.
Pernyataan ini adalah pernyataan positif yang didasarkan pada analisis
ilmu ekonomi dengan basis ekonomi politik dan ekonomi moneter. Pernyataan
seperti ini haruslah disampaikan oleh para ahli ekonomi sebagai ilmuan ekonomi. Basis
saja pernyataan positif ini salah akan tetapi apabila dinyatakan oleh pakarnya dan
dilengkapi dengan fakta data maka setidaknya pernyataan ini ada benarnya.

Pernyataan Normatif (Presciptive)


Pernyataan normatif adalah pernyataan petunjuk (Prescriptive) yang mengandung
arti apa sebaiknya yang harus bila ingin sesuatu yang diharapkan menjadi kenyataan.
Misalkan saja agar perekonomian dapat berjalan dengan baik maka distribusi
pendapatan masyarakat harus merata, pendapatan nasional haruslah tinggi dan tingkat
harga haruslah ada kondisi yang wajar. Perhatikan bahwa pernyataan dari keinginan
distribusi pendapatan yang merata bersifat relatif, demikian juga dengan pendapatan
nasional yang tinggi serta tingkat harga yang rendah. Disebut normatif karena
pernyataan itu bukanlah berdasarkan fakta yang berlaku dimana-mana sehingga belum
dapat dijadikan dasar teori yang berlaku umum dan dapat menjelaskan suatu fenomena
ekonomi yang bersangkutan.
Pendapatan ahli ekonomi yang memasuki lingkup pernyataan normatif adalah
pendapat sebagai pengambil keputusan. Contoh:
✓ “Peningkatan kesejahteraan masyarakat harus dilakukan dengan mempercepat
pertambahan pendapatan nasional”
✓ “Peningkatan kesejahteraan masyarakat harus dilakukan dengan berusaha agar
pertambahan pendapatan dinikmati secara merata oleh seluruh lapisan masyarakat”

6. PRINSIP-PRINSIP EKONOMI
Ilmu ekonomi memiliki banyak aspek, setiap aspek dapat dikenali
sebagai elemen ilmu ekonomi karena berbagai aspek disatukan beberapa
ide atau prinsip dasar. 10 ide atau prisip dasar (Gregory Mankiw, 1998)
tersebut adalah :
Bagaimana Kita Membuat Keputusan
Prinsip 1 : Kita Harus Selalu Melakukan “Trade Off”
“Tidak ada makan siang gratis” artinya untuk memperoleh sesuatu kita harus
mengorbankan hal lain yang sesungguhnya berharga bagi kita. Jika kita memiliki
banyak tujuan, sebagian tujuan kita harus rela kita korbankan untuk memperoleh tujuan
tertentu yang kita inginkan. Pembuat keputusan mengharuskan merelakan suatu tujuan
untuk memperoleh tujuan yang kita inginkan.
Prinsip 2 : Biaya adalah Apa yang anda korbankan untuk memperoleh sesuatu

Mikroekonomi 8
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
Pembuatan keputusan mengharuskan kita untuk selalu membadingkan manfaat dan
biaya dari setiap melakukan pilihan.
Prinsip 3 : Orang Rasional Berpikir Secara Bertahap
Banyak keputusan dalam hidup memerlukan penyesuaian-penyesuaian kecil secara
bertahap dalam proses pelaksanaannya. Dalam banyak situasi, kita akan dapat membuat
keputusan terbaik jika kita mau berpikir secara bertahap.
Prinsip 4 : Kita Bereaksi Terhadap Insentif
Karena kita selalu membuat keputusan berdasarkan perbandingan atas segenap biaya
dan manfaatnya maka perilaku kita pun akan berubah setiap perhitungan biaya dan
manfaat tersebut berubah.
Bagaimana Orang-Orang Berinteraksi
Prinsip 5 : Perdagangan Dapat Menguntungkan Semua Pihak
Dengan perdagangan setiap orang akan memperoleh berbagai barang dan jasa yang
dibutuhkan dengan harga yang jauh lebih murah.
Prinsip 6 : Pasar secara umum adalah wahana yang baik untuk mengorganisasikan
kegiatan ekonomi
Pasar mampu menjadi ajang pergolakan aneka keputusan dan kepentingan, sehingga
dapat mengorganisasi segenap kegiatan ekonomi demi menciptakan kesejahteraan
ekonomi bagi berbagi pihak yang terlibat
Prinsip 7 : Pemerintah adakalanya dapat memperbaiki hasil-hasil mekanisme pasar.
Pemerintah sesekali dapat mengintervensi pasar guna memperbesar ukuran kue
ekonomi atau mengubah pembagian kue ekonomi tersebut.
Bagaimana Suatu Perekonomian Secara Keseluruhan Bekerja
Prinsip 8 : Standar hidup di suatu Negara tergantung pada kemampuan memproduksi
barang dan jasa.
Untuk meningkatkan standar hidup, para pembuat kebijakan harus memusatkan
perhatian pada upaya-upaya peningkatan produktivitas, antara lain dengan membina
pendidikan keterampilan para pekerja, mengadakan berbagai sarana dan prasarana
peralatan guna menghasilkan barang dan jasa secara lebih baik, serta mencari akses
tehnolog
Prinsip 9 : Harga-hara meningkat jika pemerintah mencetak uang terlalu banyak
Dalam kebanyak kasus penyebab inflasi yang tinggi dan berlangsung lama biasanya
sama yaitu pertumbuhan kuantitas uang yang beredar di masyarakat
Prinsip 10 : Masyarakat menghadapi “trade off’ jangka pendek antara inflasi dan
pengangguran
Upaya meredam lonjakan inflasi seringkali mengakibatkan kenaikan sementara tingkat
pengangguran. Dilema atau trade off antara inflasi dan pengangguran ini disebut sebagai
Kurva Phillip

Mikroekonomi 9
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
BAB II
KONSEP PERMINTAAN DAN PENAWARAN

2.1. Permintaan
1. Konsep Permintaan
Teori permintaan terhadap suatu barang atau outout menerangkan bagaimana
seseorang atau bahkan banyak konsumen sebagai pembeli untuk meminta sesuatu
barang yang tersedia di pasar. Jumlah barang yang diminta oleh konsumen pada
dasarnya tergantung kepada tingkat harga barang itu sendiri.Adapun price effect
terhadap jumlah barangyang diminta oelh konsumen menunjukkan hubungan negatif
yang sekaligus mencerminkan the law of demand. Permintaan adalah sejumlah barang
yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu. Permintaan berkaitan
dengan keinginan konsumen akan suatu barang dan jasa yang ingin dipenuhi. Dan
kecenderungan permintaan konsumen akan barang dan jasa tak terbatas.
Pada dasarnya permintaan (demand) dalam ilmu ekonomi mikro dapat didefinisikan
sebagai kuantitas atau jumlah barang-barang dan jasa-jasa yang mampu dibeli oleh
konsumen pada suatu periode tertentu dan berdasarkan kondisi tertentu. Peride waktu
dalam hal ini dapat berupa satuan: Jam, hari, minggu, bulan, tahun atau periode waktu
lainnya. Sedangkan kondisi tertentu adalah berkaitan dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan terhadap barang-barang dan jasa-jasa tersebut.
Permintaan dapat dibagi menjadi 2 (dua) macam:
1) Permintaan Menurut Daya Beli
a) Permintaan absolut (absolut demand) : adalah seluruh permintaan terhadap
barang dan jasa baik yang bertenaga beli/berkemampuan membeli, maupun yang
tidak bertenaga beli.
b) Permintaan efektif (effective demand): adalah permintaan terhadap barang dan
jasa yang disertai kemampuan membeli.
c) Permintaan Potensial (Potensial Demand) : adalah permintaan masyarakat
terhadap suatu barang dan jasa yang sebenarnya memiliki kemampuan untuk
membeli, tetapi belum melaksanakan pembelian barang atau jasa tersebut.
2) Permintaan Menurut Jumlah Subjek Pendukungnya
a) Permintaan Individu : permintaan yang dilakukan oleh seseorang untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya
b) Permintaan Kolektif : Permintaan kolektif atau permintaan pasar adalah
kumpulan dari permintaan-permintaan perorangan/individu atau permintaan
secara keseluruhan para konsumen di pasar.

Mikroekonomi 10
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Permintaan
Permintaan suatu barang-barang dan jasa-jasa pada hakekatnya dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain :
a) Harga barang itu sendiri
Harga barang akan memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika harga naik
jumlah permintaan barang tersebut akan menurun, sedangkan jika harga turun maka
jumlah permintaan barang akan meningkat.
b) Harga barang substitusi (pengganti)
Harga barang dan jasa pengganti (substitusi) ikut memengaruhi jumlah barang dan
jasa yang diminta. Apabila harga dari barang substitusi lebih murah maka orang akan
beralih pada barang substitusi tersebut. Akan tetapi jika harga barang substitusi naik
maka orang akan tetap menggunakan barang yang semula. Contohnya kaus adalah
pengganti kemeja. Jika di pasar harga kaus lebih murah dibandingkan kemeja, maka
permintaan akan kaus lebih banyak bila dibandingkan permintaan terhadap kemeja.
c) Harga barang komplementer (pelengkap)
Barang pelengkap juga dapat memengaruhi permintaan barang/jasa. Misalnya
sepeda motor, barang komplementernya bensin. Apabila harga bensin naik, maka
kecenderungan orang untuk membeli sepeda motor akan turun, begitu juga sebaliknya.
d) Jumlah Pendapatan
Besar kecilnya pendapatan yang diperoleh seseorang turut menentukan besarnya
permintaan akan barang dan jasa. Apabila pendapatan yang diperoleh tinggi maka
permintaan akan barang dan jasa juga semakin tinggi. Sebaliknya jika pendapatannya
turun, maka kemampuan untuk membeli barang juga akan turun. Akibatnya jumlah
barang akan semakin turun. Misalnya pendapatan Pak Hasan dari hasil dagang minggu
pertama Rp 300.000,00 hanya dapat untuk membeli kopi 20 kg. Tetapi ketika hasil
dagang minggu kedua Rp 450.000,00, Pak Hasan dapat membeli kopi sebanyak 30 kg.
e) Selera konsumen
Selera konsumen terhadap barang dan jasa dapat memengaruhi jumlah barang yang
diminta. Jika selera konsumen terhadap barang tertentu meningkat maka permintaan
terhadap barang tersebut akan meningkat pula. Misalnya, sekarang ini banyak orang
yang mencari hand phone yang dilengkapi fasilitas musik dan game, karena selera
konsumen akan barang tersebut tinggi maka permintaan akan hand phone yang
dilengkapi musik dan game akan meningkat.
f) Intensitas kebutuhan konsumen
Intensitas kebutuhan konsumen berpengaruh terhadap jumlah barang yang diminta.
Kebutuhan terhadap suatu barang atau jasa yang tidak mendesak, akan menyebabkan
permintaan masyarakat terhadap barang atau jasa tersebut rendah. Sebaliknya jika
kebutuhan terhadap barang atau jasa sangat mendesak maka permintaan masyarakat
terhadap barang atau jasa tersebut menjadi meningkat, misalnya dengan meningkatnya
curah hujan maka intensitas kebutuhan akan jas hujan semakin meningkat. Konsumen

Mikroekonomi 11
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
akan bersedia membeli jas hujan hingga Rp25.000,00 walaupun kenyataannya harga jas
hujan Rp15.000,00.
g) Perkiraan harga di masa depan
Apabila konsumen memperkirakan bahwa harga akan naik maka konsumen
cenderung menambah jumlah barang yang dibeli karena ada kekhawatiran harga akan
semakin mahal. Sebaliknya apabila konsumen memperkirakan bahwa harga akan turun,
maka konsumen cenderung mengurangi jumlah barang yang dibeli. Misalnya ada
dugaan kenaikan harga bahan bakar minyak mengakibatkan banyak konsumen antri di
SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) untuk mendapatkan bensin atau solar
yang lebih banyak.
3. Hukum Permintaan ( The Law Demand )
Terdapat dua macam perubahan kedudukan kurva permintaan, pertama adalah
perubahan titik kurva permintaan, dan kedua perubahan posisi kurva pemintaan.
Menurut hukum permintaan sebagaimana diatas, bila harga dari barang-barang dan
jasa-jasa (produk X ) yang akan dibeli oleh konsumen itu naik, maka permintaan
terhadap barang-barang dan jasa-jasa atau produk tersebut akan menurun. Sebaliknya,
bila harga dari barang-barang dan jasa-jasa yang akan dibeli oleh konsumen tersebut
turun, maka permintaan terhadap barang-barang dan jasa-jasa akan meningkat.
“Jika harga naik, maka jumlah barang yang diminta akan berkurang dan jika
harga turun jumlah barang yang diminta akan bertambah”

Yang dimaksud harga produk naik adalah harga produk itu menjadi mahal dari harga
sebelumnya, dan sebaliknya harga produk dikatakan turun adalah bahwa harga produk
tersebut menjadi lebih murah dari harga sebelumnya. Citeris paribus adalah semacam
asumsi yang digunakan dalam teori harga, khususnya dalam hal ini yang jadi pertimbangan
adalah “naik turunya harga”, maka faktor-faktor lain “selain daripada harga” yang
sebenarnya juga mempengaruhi naik turunnya permintaan terhadap barang-barang dan
jasa-jasa atau produk tersebut diabaikan atau tidak dimasukkan. Perubahan titik kurva
permintaan sebagaimana diatas didapat karena hanya mempertimbangkan faktor harga saja,
dan model yang dianalis ini merupakan model yang paling sederhana.
4. Kurva Permintaan
Kurva ini menggambarkan hubungan fungsional antara harga dan jumlah barang
yang diminta. Kurva ini menurun dari kiri atas ke kanan bawah yang berarti bahwa
makin rendah harga (P), makin banyak jumlah yang diminta (Q). Mengapa demikian,
karena:
1) Orang yang mula-mula tak mampu membeli, dengan harga turun maka menjadi
mampu membeli atau dari pembeli potensiil menjadi pembeli riil.
2) Orang yang tadinya membeli barang lain karena tingkat kemampuannya, sekarang
menjadi membeli karena mampu.
Berdasarkan keterangan tersebut di atas dapat dibuat kurva yang menunjukkan
jumlah barang yang akan dibeli pada berbagai tingkat harga sebagai berikut :

Mikroekonomi 12
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
Harga Permintaan
(Rupiah) (Unit)
60 1000
50 2000
40 3000
30 4000
20 5000

5. Pergeseran Kurva Permintaan


Kurva permintaan digambarkan dengan anggapan cateris paribus, masih ingatkan,
apa artinya? Jika faktor-faktor lain berubah, maka kurva permintaan juga akan
mengalami perubahan/pergeseran.
Kurva permintaan dapat berubah karena:
1) Perubahan Harga
Perubahan harga mengakibatkan perubahan permintaan, yaitu:
a) Jika harga naik, maka jumlah permintaan akan berkurang. Kurva akan bergeser ke
kiri.
b) Jika harga turun, maka jumlah permintaan akan naik. Kurva akan bergeser ke
kanan.

Contoh 1:
Pergeseran kurva permintaan akibat dari perubahan harga.

Pada saat harga Rp.30,00


jumlah permintaan 50 unit.
Harga naik menjadi Rp.40,00
jumlah permintaan turun
menjadi 30 unit. Pada saat
harga turun menjadi Rp.20,00,
maka permintaan meningkat
menjadi 70 unit.

2) Perubahan Pendapatan Masyarakat


Pendapatan masyarakat akan mengakibatkan perubahan permintaan.
a) Jika pendapatan masyarakat naik, maka jumlah permintaan akan bertambah dan
kurva permintaan akan bergeser ke kanan.
b) Jika pendapatan masyarakat turun, maka jumlah permintaan akan berkurang, dan
kurva permintaan akan bergeser ke kiri.

Mikroekonomi 13
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
Contoh 2:
Pergeseran kurva permintaan akibat dari perubahan pendapatan masyarakat.

Pendapatan masyarakat
mula-mula Rp.30,00 jumlah
yang diminta 40 unit.
Pendapatan meningkat
Rp.40,00 jumlah permintaan
naik menjadi 50 unit.
Pendapatan turun menjadi
Rp.20,00 jumlah permintaan
menjadi 30 unit.

6. Pengaruh Faktor Lain Selain Harga Terhadap Permintaan


1) Harga barang lain
Hubungan antara sesuatu barang dengan berbagai jenis-jenis barang lainnya
dapat dibedakan kepada tiga (3) golongan, yaitu:
a) barang lain itu merupakan pengganti
Sesuatu barang dinamakan barang pengganti kepada barang lain
apabila ia dapat menggantikan fungsi barang lain tersebut.
Kopi dan teh adalah barang yang dapat saling menggantikan fungsinya.
Seorang yang suka meminum teh selalu dapat menerima minuman kopi
apabila teh tidak ada.
Harga barang pengganti dapat mempengaruhi permintaan barang yang
dapat digantikannya. Sekiranya harga barang pengganti bertambah murah
maka barang yang digantikannya akan mengalami pengurangan dalam
permintaan
b) barang lain itu merupakan pelengkap
Apabila suatu barang selalu digunakan bersama-sama dengan barang
lainnya maka barang tersebut dinamakan barang pelengkap kepada barang
lain tersebut. Gula adalah barang pelengkap pada kopi atau teh. Karena pada
umumnya kopi dan teh yang kita minum harus dibubuhi gula.
Kenaikan atau penurunan permintaan barang pelengkap selalu sejalan
dengan perubahan permintaan barang yang digenapinya. Kalau permintaan
terhadap kopi atau bertambah begitu juga sebaliknya
c) kedua barang tidak mempunyai kaitan sama sekali (barang netral).
Permintaan terhadap beras dan terhadap buku tulis tidak mempunyai
hubungan sama sekali, maksudnya perubahan permintaan dan harga beras
tidak akan mempengaruhi permintaan buku tulis begitu juga sebaliknya.

Mikroekonomi 14
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
2) Pendapatan Para Pembeli
Pendapatan para pembeli merupakan faktor yang sangat penting dalam
menentukan corak permintaan terhadap berbagai barang. Perubahan pendapatan
selalu menimbulkan perubahan terhadap permintaan berbagai jenis barang.
Berdasarkan sifat perubahan permintaan yang berlaku apabila pendapatan berubah
maka barang dibagi menjadi 4 bagian:
a) Barang Inferior : Barang inferior adalah barang yang banyak diminta oleh
orang-orang yang berpendapatan rendah. Jadi kalau pendapatan bertambah
tinggi maka permintaan terhadap barang inferior akan berkurang. Contoh: ubi
kayu akan diganti oleh beras jika pendapatan naik.
b) Barang Esensial :Barang esensial perubahan pendapatan tidak akan
mengurangi atau menambah permintaan terhadap barang esensial. Barang
esensial yaitu barang kebutuhan pokok (Sembako).
c) Barang Normal :Suatu barang dinamakan barang normal apabila dia
mengalami kenaikan dalam permintaan sebagai akibat dari kenaikan
pendapatan.Contoh: televisi, atau peralatan rumah tangga.

7. FUNGSI PERMINTAAN
Fungsi Permintaan adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah
suatu barang yang diminta dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Bentuk
umum fungsi permintaan dengan dua variabel adalah sebagai berikut:
Qd = a - bPd atau Pd = -1/b ( -a + Qd)
dimana :
a dan b = konstanta, dimana b harus bernilai negatif
b = ΔQd / ΔPd
Pd = harga barang per unit yang diminta
Qd = banyaknya unit barang yang diminta
Syarat, P ≥ 0, Q ≥ 0, serta dPd / dQ < 0
Bentuk umum dari fungsi permintaan yaitu sebagai berikut. P = a –bQ
Q = a –b P
Keterangan :
Q : Kuantitas atau jumlah barang yang diminta
P : Harga dari barang per unit
a : Nilai Konstanta (Berupa angka)
b : Slope (Angka/Nilai yang selalu bersama

Untuk menentukan fungsi permintaan, dapat dirumuskan:

Mikroekonomi 15
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
Q : Kuantitas atau Jumlah barang yang diminta
P : Harga per unit barang
P1 : Harga barang awal atau harga sebelumnya
P2 : Harga barang setelah mengalami perubahan (kenaikan
atau penurunan)
Q1 : Jumlah barang yang diminta sebelum mengalami
perubahan (permintaan awal)
Q2 : Jumlah barang yang diminta setelah mengalami
perubahan
Contoh soal:
Apabila diketahui suatu barang harganya $5, kuantitas barang yang diminta sebanyak 20
unit. Namun jika harga tersebut mengalami kenaikan menjadi $ 10 maka jumlah yang
diminta pun akan mengalami penurunan menjadi 15 unit. Dengan demikian tentukanlah:
a. Fungsi permintaan
b. Harga tertinggi
c. Apabila jumlah yang dibeli sebanyak 10 unit, berapa tingkat harganya?
d. Apabila tingkat harga $20, berapa jumlah permintaannya?
e. Kurva permintaan
Langkah 1:
Diketahui:
P1 = $ 5 Q1 = 20 unit
P2 = $ 10 Q2 = 15 unit

- 5 (P-5)= 5 (Q-20)
- 5P + 25= 5Q – 100
- 5P = -100 -25 +5Q
- 5P = -125 +5Q
P
= 125 +5Q
-5
P = 25-Q
Dengan demikian fungsi permintaan dinyatakan dalam
P = 25-Q

Mikroekonomi 16
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
Langkah 2:
Harga tertinggi syaratnya Q = 0
P = 25 - Q
P = 25 – 0 = 25
Jadi harga tertinggi terjadi pada saat $25 dengan kuantitas yang diminta 0.
Langkah 3 :
Apabila Q = 10 unit, maka berapa harga (P) ?
P = 25 – Q
P = 25 – 10 = 15
Jadi tingkat harga $15 ketika jumlah yang diminta sebanyak 10 unit

Langkah 4
Apabila harga sepatu (P) $20, maka berapa jumlah permintaanya?
P = 15 – Q
20 = 25 – Q
Q = 25 – 20 Jadi jumlah permintaan sebanyak 5 unit ketika harga $20
Q =5

Langkah 5
Kurva Permintaan

Contoh Soal 2 :
Pada saat harga Apel Rp. 5.000 perKg permintaan Apel sebanyak 1000 Kg, tetapi pada
saat harga Apel meningkat menjadi Rp. 7.000 Per Kg permintaan akan Apel menurun
menjadi 600 Kg, bentuklah fungsi permintaannya!

Mikroekonomi 17
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
Penyelesaian : Dari nilai yang diketahui di soal, untuk mencari fungsi permintaannya
maka digunakan rumus persamaan garis melalui dua titik yaitu :

=
Dalam penerapan pada fungsi permintaan maka rumusnya:

(-400)P - 5.000 = 2.000 (Q - 1000)


-400P + 2.000.000 = 2000Q - 2.000.000
-2000Q = -2000.000 - 2.000.000 + 400P
-2000Q = -4.000.000 + 400P
Q = -4.000.000 + 400P
2.000
Q = 2000 - 0,2P

Jika dari bentuk fungsi permintaan di atas akan diubah menjadi bentuk P = f(Q), maka:
-0,2P = 2000 – Q

P = = -10.000 + 5Q

Jadi diperoleh fungsi permintaan Qd = 2000 - 0,2P atau P = -10.000 + 5Q

2.2. Penawaran
1. Konsep Penawaran
Teori Penawaran dalam ilmu ekonomi,adalah gambaran atas hubunganhubungan
antara aspek-aspek yang ada dalam pasar. hubungan-hubungan tersebut terdiri dari para
calon pembeli dan penjual akan suatu barang. modal penawaran digunakan untuk
menentukan harga dan kualitas barang yangakan di jual di pasara. Nah Model ini sangat
penting untuk melakukan kegiatan analisis dalam tingkat ekenomi mikro akan perilaku
dan interaksi para pembeli dan penjual.Penawaran adalah sejumlah barang dan jasa yang
disediakan untuk dijual pada berbagai tingkat harga pada waktu dan tempat tertentu. Jumlahnya
penawaran sebagai akibat adanya permintaan dan sebaliknya, sehingga antara penawaran dan permintaan
tidak dapat dipisahkan.
2. Hukum Penawaran
Apabila harga naik, maka jumlah barang/jasa yang ditawarkan
meningkat/bertambah. Jika harga barang/jasa turun, maka jumlah barang/jasa yang
ditawarkan berkurang/ turun.

Mikroekonomi 18
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
Hukum penawaran berbanding lurus dengan harga barang. Hukum ini juga tidak
berlaku mutlak (cateris paribus).Dengan demikian terjadi perbedaan antara hukum
penawaran dengan hokum permintaan. Coba bedakan di antara keduanya.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran
Penawaran dan produksi mempunyai hubungan yang sangat erat. Hal-hal yang
mendorong dan menghambat kegiatan produksi berpengaruh terhadap jumlah
penawaran. Berikut ini faktor-faktor yang memengaruhi penawaran:
a) Harga barang itu sendiri
Apabila harga barang yang ditawarkan mengalami kenaikan, maka jumlah barang
yang ditawarkan juga akan meningkat. Sebaliknya jika harga barang yang ditawarkan
turun jumlah barang yang ditawarkan penjual juga akan turun. Misalnya jika harga
sabun mandi meningkat dari Rp1.500,00 menjadi Rp2.000,00, maka jumlah sabun
mandi yang penjual tawarkan akan meningkat pula.
b) Harga barang pengganti
Apabila harga barang pengganti meningkat maka penjual akan meningkatkan
jumlah barang yang ditawarkan. Penjual berharap, konsumen akan beralih dari barang
pengganti ke barang lain yang ditawarkan, karena harganya lebih rendah. Contohnya
harga kopi meningkat menyebabkan harga barang penggantinya yaitu teh lebih rendah,
sehingga penjual lebih banyak menjual teh.
c) Biaya produksi
Biaya produksi berkaitan dengan biaya yang digunakan dalam proses produksi,
seperti biaya untuk membeli bahan baku, biaya untuk gaji pegawai, biaya untuk
bahan-bahan penolong, dan sebagainya. Apabila biaya-biaya produksi meningkat, maka
harga barang-barang diproduksi akan tinggi. Akibatnya produsen akan menawarkan
barang produksinya dalam jumlah yang sedikit. Hal ini disebabkan karena produsen
tidak mau rugi. Sebaliknya jika biaya produksi turun, maka produsen akan
meningkatkan produksinya. Dengan demikian penawaran juga akan meningkat.
d) Kemajuan teknologi
Kemajuan teknologi sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya barang yang
ditawarkan. Adanya teknologi yang lebih modern akan memudahkan produsen dalam
menghasilkan barang dan jasa. Selain itu dengan menggunakan mesin-mesin modern
akan menurunkan biaya produksi dan akan memudahkan produsen untuk menjual
barang dengan jumlah yang banyak. Misalnya untuk menghasilkan 1 kg gula pasir biaya
yang harus dikeluarkan oleh perusahaan Manis sebesar Rp 4.000,00. Harga jualnya
sebesar Rp 7.500,00/kg. Namun dengan menggunakan mesin yang lebih modern,
perusahaan Manis mampu menekan biaya produksi menjadi Rp 3.000,00. Harga jual
untuk setiap 1 kilogramnya tetap yaitu Rp 7.500,00/kg. Dengan demikian perusahaan
Manis dapat memproduksi gula pasir lebih banyak.
Kemajuan teknologi dapat mengurangi biaya produksi mempertinggi produktifitas,
mutu dan menciptakan barang-barang baru. Ini akan mendorong kenaikan penawaran.
e) Pajak

Mikroekonomi 19
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
Pajak yang merupakan pungutan resmi yang ditetapkan pemerintah terhadap suatu
produk sehingga memiliki pengaruh terhadap harga. Jika barang tersebut dikenakan
pajak maka harga barang tersebut menjadi tinggi, akibatnya permintaan akan barang
tersebut menjadi berkurang, sehingga penawaran juga akan berkurang.
f) Perkiraan harga di masa depan
Perkiraan harga di masa datang sangat memengaruhi besar kecilnya jumlah
penawaran. Jika perusahaan memperkirakan harga barang dan jasa naik, sedangkan
penghasilan masyarakat tetap, maka perusahaan akan menurunkan jumlah barang dan
jasa yang ditawarkan. Misalnya pada saat krisis ekonomi, harga-harga barang dan jasa
naik, sementara penghasilan relatif tetap. Akibatnya perusahaan akan mengurangi
jumlah produksi barang dan jasa, karena takut tidak laku.

4. Kurva Penawaran
Kurva penawaran adalah garis yang menghubungkan titik-titik pada tingkat harga
dengan jumlah barang/jasa yang ditawarkan. Kurva penawaran bergerak dari kiri bawah
ke kanan atas yang menunjukkan bahwa jika harga barang tinggi, para penjual/produsen
akan menjual dalam jumlah yang lebih banyak. Agar lebih jelas, ikuti contoh berikut
dengan seksama.
Harga Jumlah yang
ditawarkan

Rp. 100,00 200 Unit

Rp. 200,00 300 Unit

Rp. 300,00 400 Unit

Rp. 400,00 500 Unit

Rp. 500,00 600 Unit

5. Pergeseran Kurva Penawaran


Kurva penawaran akan mengalami pergeseran, tergantung pada faktor yang
mempengaruhinya.
Jika harga barang naik, maka jumlah penawaran akan bertambah, sehingga kurva
bergeser ke kanan.
Jika harga barang turun, maka jumlah penawaran akan berkurang, kurva bergeser ke
kiri.
Contoh:
Pergeseran kurva penawaran akibat perubahan harga barang.

Mikroekonomi 20
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
➢ Pada saat harga Rp.30,00
jumlah unit yang ditawarkan
sejumlah 40 unit.
➢ Pada saat harga naik menjadi
Rp.40,00 jumlah barang yang
ditawarkan meningkat menjadi
60 unit, kurve bergeser ke
kanan.
➢ Pada saat harga turun menjadi
Rp.20,00 maka jumlah yang
ditawarkan berkurang menjadi
25 unit, kurva penawaran
bergeser ke kiri.

6. FUNGSI PENAWARAN
Fungsi penawaran adalah persamaan yang menunjukkan hubungan harga barang di
pasar dengan jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen. Bentuk umum dari fungsi
penawaran linear adalah sebagai berikut:
Q =a + bp
Keterangan :
Q : Jumlah barang yang ditawarkan
P : Harga barang per unit
a : Konstanta (Berupa angka)
b : Slope (Angka/Nilai yang selalu bersama dengan variabel P)
Contoh Soal 1
Diketahui harga suatu barang tertentu $10 maka jumlah yang ditawarkan oleh penjual
sebanyak 5 unit. Apabila harga naik menjadi $ 15 maka jumlah yang tawarkan naik
menjadi 10 unit. Dengan demikian tentukan:
a. Fungsi penawaran
b. Harga terendah
c. Apabila jumlah yang dijual sebanyak 15 unit, berapa tingkat harganya?
d. Apabila harga $25, berapa jumlah penawarannya?
e. Kurva penawaran

Langkah 1
P1 = $ 10 Q1 = 5 unit
P2 = $ 15 Q2 = 10 unit

Mikroekonomi 21
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
=

5 (P-10) = 5 (Q-5)
5P - 50 = 5Q – 25
5P = 50 -25 + 5 Q
5P = 25 +5Q
P = 25 +5Q
5
P =5+Q
Dengan demikian fungsi permintaan dinyatakan dalam
P =5+Q

Langkah 2:
Harga terendah syaratnya Q= 0
P=5+Q
P=5+Q=5
Jadi harga terendah terjadi pada saat $5 dengan kuantitas yang ditawarkan 0.
Langkah 3:
Apabila Q = 15 unit, maka berapa harga (P)?
P=5+Q
P = 5 + 15 = 20
Jadi tingkat harga $20 ketika jumlah yang ditawarkan sebanyak 15 unit.
Langkah 4:
Apabila harga sepatu (P) $25, maka berapa jumlah penawarannya?
P = 5+Q
25 = 5+Q
-Q = -25+ 5
-Q = -20
Q = 20
Jadi jumlah penawaran sebanyak 20 unit ketika harga $25

Langkah 5:
Gambar Kurva Penawaran

Mikroekonomi 22
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
Contoh Soal 2
Saat harga melon Rp.3.000 per buah Toko A hanya mampu menjual melon sebanyak
100 buah, dan saat harga melon Rp. 4.000 per buah, Toko A mampu menjual melon
lebih banyak yaitu menjadi 200 buah. Bentuklah fungsi penawarannya! Penyelesaian:
Masukkan data yang diketahui ke dalam rumus persamaan linear:

(P - 3.000)(100) = (Q - 100) (1.000)


100P - 300.000 = 1.000Q - 100.000
-1.000Q = 300.000 - 100.000 - 100P
-1.000Q = 200.000 - 100P (: -1000)
Q = -200 + 0.1P
-0,1P = -200 – Q
P = 2.000 + 10Q
Jadi diperoleh fungsi penawarannya : Qs = -200 + 0,1P atau P = 2.000 + 10Q

Mikroekonomi 23
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
Contoh Soal 3
Diketahui koordinat titik A (0,8) dan titik B (12,0). Jika kedua titik tersebut
dihubungkan akan terbentuk sebuah kurva Permintaan. Bentuklah fungsi permintaan
dari koordinat titik tersebut!
Penyelesaian

Q1 = 0,
P1 = 8,
Q2 = 12,
P2 =0

𝑃−8 = 𝑄 −0
0−8 12 −0
𝑃 −8 = 𝑄
−8 12
-8Q = 12(P – 8)
-8Q = 12P – 96
Q = -1,5P + 12
Atau

-12P = 8Q – 96
P = - 0,67Q + 8

Mikroekonomi 24
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
Contoh Soal 4

Penyelesaian:
Q1 = 0,
P1 = 200,
Q2 = -40,
P2 =0
𝑃 − 200 = 𝑄− 0
0− 200 −40−0
𝑃−200 = 𝑄
−200 −40
-200Q = -40(P - 200 )
-200Q = -40P + 8.000
Q = 0,2P – 40
Atau
-0,2P = -40 – Q
P = 200 + 5Q

Mikroekonomi 25
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
BAB III
KONSEP KESEIMBANGAN PASAR
PAJAK PENJUALAN DAN SUBSIDI

3.1. Keseimbangan Pasar


Keseimbangan ekonomi adalah keadaan dunia di mana kekuatan ekonomi yang
seimbang dan tidak adanya pengaruh eksternal, (keseimbangan) nilai dari variabel
ekonomi tidak akan berubah. Ini adalah titik di mana kuantitas yang diminta dan
kuantitas yang ditawarkan sama. Kesetimbangan pasar, misalnya, mengacu pada suatu
kondisi dimana harga pasar yang dibentuk melalui kompetisi seperti bahwa jumlah
barang atau jasa yang dicari oleh pembeli adalah sama dengan jumlah barang atau jasa
yang dihasilkan oleh penjual. Pasar suatu macam barang dikatakan berada dalam
keseimbangan (equilibrium) apabila jumlah barang yang diminta di pasar tersebut sama
dengan jumlah barang yang ditawarkan. Secara matematik dan grafik hal ini
ditunjukkan dengan kesamaan Qd = Qs, yakni pada perpotongan kurva permintaan
dengan kurva penawaran. Pada posisi keseimbangan pasar ini tercipta harga
keseimbangan (equilibrium price) dan jumlah keseimbangan (equilibrium quantity).
Keseimbangan pasar terjadi jika Qd = Qs atau Pd = Ps. Keseimbangan harga terjadi
jika harga yang ditawarkan produsen sama dengan harga yang diminta konsumen di
pasar. Keseimbangan kuantitas terjadi jika jumlah produk yang ditawarkan produsen
sama dengan jumlah produk yang diminta oleh konsumen.

Keseimbangan Pasar :
Qd = Qs
Keterangan:
Qd : jumlah permintaan
Qs : jumlah penawaran
E : Titik keseimbangan
Pe : harga keseimbangan
Qe : jumlah keseimbangan

Harga Keseimbangan (equilibrium price) dan jumlah keseimbangan suatu


komoditi ditentukan oleh permintaan dan penawaran pasar dari komoditi yang
bersangkutan dalam suatu sistem bebas usaha. Harga keseimbangan adalah
tingkat harga dimana jumlah suatu komoditi yang ingin dibeli oleh konsumen
dalam suatu saat tertentu tepat sebanding atau sama dengan jumlah penawaran

Mikroekonomi 26
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
yang ingin ditawarkan oleh para produsen. Pada tingkat harga yang lebih tinggi
jumlah barang yang diminta akan lebih sedikit daripada jumlah yang ditawarkan.
Akibatnya terjadi kelebihan (surplus) yang akan menekan harga ke arah tingkat
keseimbangan. Ditingkat harga yang berada dibawah tingkat keseimbangan,
jumlah barang yang diminta melebihi jumlah yang ditawarkan. Maka akibat yang
ditimbulkan yakni kekurangan (shortage) akan mendorong harga naik menuju
tingkat keseimbangan. Jadi harga keseimbangan, sekali dicapai akan cenderung
bertahan.

Contoh Soal 1
Fungsi permintaan akan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan P = 25 – Q,
sedangkan penawarannya P = -5 + 0,5 Q. Berapa harga keseimbangan dan jumlah
keseimbangan yang tercipta di pasar ?
Penyelesaian :
Permintaan : P = 25 – Q -----------→ Q = 25 – P
Penawaran : P = -5+0,5Q
0,5 Q = -5 – P
Q = -5 – P
0,5 ------------→ Q = 10 + 2P

25 – P = 10 + 2P Q = 25 – P
25 – 10 = 2P+P = 25 – 5 = 20
15 = 3P Jadi, Pe = 5
3P = 15 --→ P =5 Qe = 20
P Qd Qs
1 24 12
2 23 14
3 22 16
4 21 18
5 20 20
6 19 22
7 18 24
8 17 26
9 16 28
10 15 30

Mikroekonomi 27
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
Contoh Soal 2 :
Permintaan ditunjukkan oleh fungsi Qd = 100 - 0,6Pddan fungsi penawaran Qs = -20 +
0,4Ps. Hitung keseimbangan pasar!
Penyelesaian:
Qd = Qs
100 - 0,6Pd = -20 + 0,4Ps
-0,6P - 0,4P = -20 - 100
P = 120
Selanjutnya substitusikan P yang sudah diketahui ke salah satu fungsi
Q = 100 - 0,6(120)
Q = 100 - 72
Q = 28.
Maka terbukti keseimbangan terjadi (P) =120 dan kuantitas (Q) = 28. E (28, 120)
Titik Koordinatnya: Qd = 100 - 0,6Pd
Q P
0 166,7
100 0

Qs = -20 + 0,4Ps

Q P
0 50
-20 0

Mikroekonomi 28
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
3.2. Perubahan Permintaan Pasar dan Harga Keseimbangan
Kurva permintaan dapat bergeser ke kanan (kenaikan) karena beberapa alasan:
1) Kenaikan harga pengganti atau jatuh pada harga pelengkap
2) Peningkatan pendapatan konsumen
3) Mengubah selera konsumen dan preferensi dalam mendukung produk
4) Penurunan suku bunga
5) Kenaikan umum dalam keyakinan konsumen atau optimisme

3.3. Perubahan Penawaran Pasar dan Harga Keseimbangan


Kurva penawaran bergeser/berubah ke arah luar jika ada :
1) Penurunan biaya produksi (misalnya penurunan tenaga kerja atau biaya bahan
baku)
2) Sebuah subsidi pemerintah untuk produsen yang mengurangi biaya mereka untuk
setiap unit yang disediakan
3) Kondisi iklim yang menyebabkan hasil yang diharapkan lebih tinggi dari komoditas
pertanian
4) Penurunan harga pengganti dalam produksi
5) Perbaikan dalam teknologi produksi menuju produktivitas yang lebih tinggi dan
efisiensi dalam proses produksi dan biaya yang lebih rendah untuk bisnis
6) Masuknya pemasok baru (perusahaan) ke dalam pasar yang mengarah ke
peningkatan pasokan pasar tersedia bagi konsumen

Mikroekonomi 29
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
3.4. Grafik Keseimbangan Pasar
Fungsi kuadrat disebut juga fungsi parabolik atau fungsi dengan derajat dua.
Bentuk umum fungsi kudrat adalah y = ax2 + bx + c. Pada grafik cartesius, sumbu X
menunjukkan jumlah/kuantitas produk dengan simbol Q, sedangkan sumbu Y
menunukkan harga produk dengan simbol P. Sesuai dengan bentuk fungsi dan kesamaan
posisi pada simbolnya, maka bentuk fungsi permintaan atau penawaran dalam fungsi
kuadrat seharusnya P = f(Q), tetapi jika ditinjau dari hubungan harga dengan kuantitas,
maka bentuk fungsi permintaan dan penawaran kuadrat juga dapat berbentuk Q = f(P).
Bentuk grafik fungsi permintaan kuadrat yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1. Grafik Parabola Gambar 3.2. Grafik Parabola


terbuka ke bawah terbuka ke atas

Mikroekonomi 30
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
Gambar 3.3. Grafik Parabola Gambar 3.4. Grafik Parabola
terbuka ke kiri terbuka ke kanan

Contoh Soal 1 : Gambarkan grafik fungsi permintaan Q = P2 – 7P + 12. Penyelesaian:


Titik potong terhadap sumbu Q, jika P = 0

Q = P2 – 7P + 12
Q = 02 – 7(0) + 12 = 12
Jadi titik koordinatnya adalah (12,0)
Titik potong pada sumbu P, jika Q = 0
0 = P2 – 7P + 12
(P – 3) (P – 4) = 0
P1 = 3
P2 = 4
Jadi titik koordinatnya adalah (0, 3)
dan (0, 4)

Titik Balik

Gambar 3.5 Grafik Q = P2 – 7P + 12

Mikroekonomi 31
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
Keterangan :
Fungsi kuadrat adalah fungsi berpangkat dua dengan bentuk umum fungsi kuadrat
adalah y = ax2 + bx + c, maka jika diubah dalam bentuk umum fungsi permintaan
kuadrat dengan P = f(Q) menjadi P = c + bQ – aQ2 . Dimana:
P = harga produk
Q = jumlah produk yang diminta
a,b,c = konstanta dimana a < 0
Bentuk umum yang ditranform ke bentuk fungsi penawaran kuadrat, ternyata dari
contoh soal 1 di atas, bentuk asal fungsinya adalah Q = f(P), sehingga pada saat mencari
titik ektrim dari parabola tersebut adalah menggunakan rumus titik ektrim dari fungsi
kuadrat tetapi ditukar pengaplikasiannya. Rumus titik ektrim fungsi kuadrat yaitu :

x = -b/2a ;
y = -(b2 -4ac)/4a
Jika bentuk fungsi permintaan P = f(Q) maka rumus untuk titik ektrim sama dengan
rumus titik ektrim fungsi kuadrat. Tetapi jika bentuk fungsi permintaan kuadrat adalah
Q = f(P) maka rumus titik ektrim menjadi :
Q = -(b2 -4ac)/4a,
P = -b/2a

ContohSoal 2 :
Gambarkan grafik fungsi permintaan:
P= Q2 – 11Q + 30
Penyelesaian:
Memotong sumbu P, jika Q = 0
P = 0 – 11(0) + 30 = 30
Koordinatnya (0,30)
Memotong sumbu Q, jika P = 0
0 = Q2 – 11Q + 30
(Q – 6) Q – 5) = 0
Q1 = 6 dan Q2 = 5
Koordinat (6,0) dan (5,0)

Titik ektrim parabola:


Q = - (-11)/2 = 5,5
P = - (-112 – 4.1.30) 4.1 = -1/4 = -0,25
Koordinatnya (5,5 ; -0,25)

Mikroekonomi 32
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
Bentuk grafik fungsi penawaran kuadrat yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut
ini:

Gambar 3.7. Grafik Parabola Gambar 3.8. Grafik Parabola


terbuka ke kanan terbuka keatas

Contoh Soal 3 :
Gambarkan grafik fungsi penawaran Q = P2 + P – 2
Penyelesaian:
Titik potong pada sumbu Q, jika P = 0
Q = P2 + P – 2
Q = 02 + 0 – 2 = -2

Mikroekonomi 33
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
Jadi titik koordinat (-2, 0)
Titik potong pada sumbu P, jika Q = 0
Q = P2 + P – 2 = 0
(P + 2) (P – 1) = 0
P1 = -2
(tidak memenuhi syarat jika harga negatif)
P2 = 1
(0, -2) dan (0, 1)

Gambar 3.9 Grafik Q = P2 + P – 2

Contoh Soal 4 :
Gambarkan grafik fungsi penawaran P = Q2 + 3Q + 2
Penyelesaian:
Memotong sumbu P, jika Q = 0
P = 0 + 3.0 + 2 = 2
Koordinatnya (0,2) Memotong sumbu Q, jika
P=0
0 = Q2 + 3Q + 2

Mikroekonomi 34
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
Koordinatnya (-1; 0) dan (-2,0)
Titik ektrim parabola
Q = -3/2.1 = -1,5
P = -(32 – 4.1.2)/4.1 = -1/4 = -0,25
Koordinat titik ektrim parabola
Gambar 3.10
adalah (-1,5 ; -0,25)
Grafik P = Q2 + 3Q + 2
Grafiknya sebagai berikut:

Contoh Soal 5 :
Diketahui fungsi permintaan: Q = -2P + 8 dan fungsi penawaran: Q = P2 + P – 2.
Tentukan harga dan jumlah keseimbangan pasar dan gambar grafiknya!
Penyelesaian:
Keseimbangan pasar terjadi apabila D = S
-2P + 8 = P2 + P – 2
0 = P2 + P + 2P -2 – 8
0 = P2 + 3P – 10
0 = (P + 5) (P – 2)
P1 = -5
(tidak memenuhi syarat karena negative)
P2 = 2
Q = -2P + 8
Q = -2(2) + 8 = 4
Jadi keseimbangan pasar pada titik E (4, 2)

Mikroekonomi 35
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
Q = P2 + P – 2
Titik yang memotong sumbu Q, jika P = 0,
maka : Q = 02 + 0 – 2 = -2
Jadi koordinatnya di titik (-2,0)
Titik yang memotong sumbu P, Jika Q = 0
P2+P–2=0
(P + 2) (P - 1) = 0
P1 = -2 dan P2 = 1
Sehingga koordinatnya di titik (0, -2) dan (0, 1)
Titik balik:

Grafik pada titik : Q = -2P + 8


Q P
0 4
8 0

Gambar 3.11. Grafik Keseimbangan PasaR

3.5. Bentuk-Bentuk Campur Tangan Pemerintah


Campur tangan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi jalannya
perekonomian adalah dengan cara :
1) Membuat Peraturan-peraturan : Tujuan pokok dari peraturan pemerintah adalah
agar kegiatan-kegiatan ekonomi dijalankan secara wajar dan tidak merugikan
khalayak ramai. Contohnya peraturan mengenai penentuan upah mimum provinsi,
sehingga tidak terjadi eksploitasi majikan terhadap buruh. Contoh lain peraturan

Mikroekonomi 36
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
mengenai lokasi pendirian pasar modern (super market maupun hiper market) yang
bertujuan agar tidak mematikan pasar tradisional dan UMKM.
2) Menjalankan Kebijakan Fiskal dan Moneter
Kebijakan Fiskal adalah Strategi dan langkah-langkah pemerintah dalam
pengeluarannya dan dalam sistem dan cara-cara pengumpulan pajak. Kebijakan
Moneter adalah langkah-langkah pemerintah untuk mempengaruhi situasi keuangan
dalam perekonomian, yaitu mempengaruhi suku bunga, operasi bank-bank dan
mengatur jumlah uang yang beredar. Kedua kebijakan ini sangat penting dalam
mengatur kegiatan ekonomi. Perekonomian selalu menghadapi masalah inflasi dan
pengangguran, kebijakan ini merupakan tindakan untuk mengatasi kenaikan harga
dan kekurangan pekerjaan.
3) Melakukan Kegiatan Ekonomi Secara Langsung : Dalam kegiatan ekonomi terdapat
perbedaan nyata antara keuntungan yang dinikmati oleh orang yang melakukannya
(keuntungan pribadi) dan keuntungan yang diperoleh masyarakat secara
menyeluruh (keuntungan sosial). Adakalanya seseorang memperoleh keuntungan
yang besar dalam kegiatan ekonomi yang dijalankan tetapi masyarakat mengalami
kerugian. Contohnya adalah kegiatan pendirian pabrik. Pabrik akan membantu
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan menyediakan barang. Pabrik memberi
kemungkinan untung yang besar kepada pemiliknya (investor), sedang pada
masyarakat merupakan kerugian karena biaya yang ditimbulkan akibat terjadinya
eksternalitas negatif (kebisingan, udara dan air limbah). Tindakan pabrik untuk
menyediakan biaya social dalam hal memberi kompensasi masyarakat yang
langsung terkena dampak eksternalitas negative seperti memberikan kesempatan
kerja 20 persen bagi masyarakat sekitar yang terkena dampak eksternalitas negative
akibat pendirian pabrik tersebut.

3.6. Pengaruh pajak-spesifik terhadap keseimbangan pasar


Pajak yang dikenakan atas penjualan suatu barang menyebabkan harga jual barang
tersebut naik. Sebab setelah dikenakan pajak, produsen akan berusaha mengalihkan
(sebagian) beban pajak tersebut kepada konsumen, yaitu dengan jalan menawarkan
harga jual yang lebih tinggi. Akibatnya harga keseimbangan yang tercipta di pasar
menjadi lebih tinggi daripada harga keseimbangan sebelum pajak, di lain pihak jumlah
keseimbangannya menjadi lebih sedikit.
Pengenaan pajak sebesar t atas setiap unit barang yang dijual menyebabkan kurva
penawaran bergeser ke atas, dengan penggal yang lebih besar (lebih tinggi) pada sumbu
harga. Jika sebelum pajak persamaan penawarannya P = a + bQ, maka sesudah pajak ia
akan menjadi P = a + bQ + t = (a + t) + bQ. Dengan kurva penawaran yang lebih tinggi,
ceteris paribus, titik keseimbangan pun akan bergeser menjadi lebih tinggi.

Mikroekonomi 37
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
3.6.1. Keseimbangan pasar akibat pajak per unit
Pajak merupakan bagian penerimaan pemerintah yang dibebankan kepada produsen
dan konsumen. Akibat adanya pajak, maka harga jual produk akan meningkat. Sesuai
dengan hukum permintaan, apabila harga naik maka jumlah produk yang diminta akan
menurun. Dasar pengenaan pajak yang dibebankan dapat ditetapkan per unit barang (t)
atau berdasarkan persentase/proporsi yang dikenakan terhadap harga jual (r).
Efek diberlakukannya pajak per unit produk adalah adanya perubahan pada
beberapa hal berikut :
a) Menggeser kurva penawaran sejajar ke kiri atas
b) Membentuk harga dan kuantitas keseimbangan pasar yang baru (dimana harga
setelah pajak akan meningkat dan kuantitas/jumlah produk menurun)
c) Terdapat sejumlah penerimaan pemerintah dari pajak
d) Terdapat sejumlah pengeluaran produsen dan konsumen.
Pengenaan pajak per unit barang akan merubah fungsi penawaran sementara fungsi
permintaan tetap. Perubahan fungsi penawaran setelah pajak adalah sebagai berikut:

Supply sebelum P = f(Q) Q = f(P)


pajak(S0) Contoh: P = 8 + 2Q Contoh: Q = ½P – 4
Supply setelah pajak P = f(Q) + t Q = f(P - t)
(St) Contoh: jika t = 2 per unit Contoh: jika t = 2 per unit
Pt = 8 + 2Q + 2 Qt = ½(P – 2) – 4
Pt = 10 + 2Q Qt = ½P – 1 – 4
Qt = ½P – 5
Grafik keseimbangan pasar setelah adanya pajak per unit, penjabarannya seperti di
bawah ini :

Gambar 3.12.Grafik Keseimbangan Pasar Akibat Pajak per unit

Mikroekonomi 38
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
Keterangan:
D = Kurva permintaan
S = Kurva penawaran
P0 = Harga keseimbangan sebelum pajak
Qo = Kuantitas keseimbangan sebelum pajak
E = Titik keseimbangan pasar
Pt = Harga keseimbangan setelah pajak
Qt = Kuantitas keseimbangan setelah pajak
Et = Ekulibrium setelah pajak
St = Penawaran setelah pajak

Tabel Perhitungan Pajak


Pajak Per Unit Pajak Total
Pajak yang ditanggung tk = Pt – Po Tk = tk.Qt
konsumen
Pajak yang ditanggung tp = t – (Pt – P0) Tp = tp.Qt
produsen
Pajak yang diterima t = tk + tp T = Tk + Tp
pemerintah T = t x Qt

Contoh Soal 1 :
Fungsi permintaan akan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan Q = 13 – P,
sedangkan fungsi penawarannya: P = 3 + Q. Terhadap barang tersebut dikenakan pajak
sebesar 2 per unit.
Pertanyaan:
a) Tentukan harga dan jumlah keseimbangan sebelum pajak
b) Tentukan harga dan jumlah keseimbangan sesudah pajak
c) Berapa pajak total yang diterima pemerintah
d) Berapa pajak per unit dan total yang ditanggung oleh konsumen
e) Berapa pajak per unit dan total yang ditanggung oleh produsen
f) Gambarkan grafiknya!
Penyelesaian :
a) Keseimbangan pasar sebelum pajak adalah :
Fungsi permintaan: Q = 13 – P
P = 13 – Q
D =S
13 – Q = 3 + Q
13 – 3 = Q + Q
0 = 2Q
Q =5

Mikroekonomi 39
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
P = 13 – Q = 13 – 5 = 8
Jadi keseimbangan pasar sebelum pajak E (5, 8)
b) Keseimbangan pasar setelah pajak: jika t = 2
Maka fungsi penawaran setelah pajak Pt = 3 + Q + 2 » Pt = 5 + Q
D = St
13 – Q = 5 + Q
13 – 5 = Q + Q
8 = 2Q
Q =4
P =5+Q
=5+4 =9
c) Pajak total yang diterima pemerintah: T = t x Qt
T=2x4=8
d) Pajak per unit (tk) dan total (Tk) yang ditanggung oleh konsumen :
tk = Pt – P0
=9–8=1
Tk = (Pt – Po) x Qt
= (9 – 8) x 4 = 4
e) Pajak per unit (tp) dan total (Tp) yang ditanggung oleh produsen :
tp = t – (Pt – Po)
= 2 – (9 – 8)
=1
Tp = t – (Pt – Po) x Qt
= 2 – (9 – 8) x 4
=4
f) Titik-titik potong grafik:
D : P = 13 – Q
Q P
0 13
13 0

S :P=3+Q
Q P
0 3
-3 0

St: Pt = 5 + Q Gambar 3.13. Grafik Keseimbangan Pasar


Q P Sebelum dan Setelah Pajak per unit
0 5
-5 0

Mikroekonomi 40
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
Contoh Soal 2
Diketahui fungsi permintaan : P = -Q2 – 3Q + 108 dan fungsi penawaran : P = 5Q + 24.
Pertanyaannya adalah :
a. Tentukan keseimbangan pasar sebelum pajak
b. Tentukan kseeimbangan pasar jika dikenai pajak 19 per unit barang
c. Gambarkan grafiknya!
Penyelesaian :
a. Keseimbangan pasar:
D = S
-Q2 – 3Q + 108 = 5Q + 24
0 = Q2 + 3Q + 5Q + 24 – 108
0 = Q2 + 8Q – 84
(Q + 14) (Q – 6) = 0
Q1 = -14 (tidak memenuhi syarat karena negatif)
Q2 = 6
Jika Q = 6, maka persamaannya menjadi :
P = 5Q + 24
= 5(6) + 24 = 54
Jadi keseimbangan pasar E (6, 54)
b. Keseimbangan pasar setelah pajak jika t = 19 St:
Pt = 5Q + 24 + 19 = 5Q + 43
D = St
-Q2 – 3Q + 108 = 5Q + 43
0 = Q2 + 3Q + 5Q + 43 – 108
0 = Q2 + 8Q – 65
(Q - 5) (Q + 13)= 0
Q1 = 5
Q2 = -13 (tidak memenuhi syarat karena negatif)
Jika Q = 5, maka persamaannya menjadi :
P = 5Q + 43
= 5(5) + 43 = 68
Jadi keseimbangan pasar setelah pajak Et (5,68)

c. Titik-titik koordinat untuk fungsi:


D: P = -Q2 – 3Q + 108
Titik memotong sumbu P, jika Q = 0
P = -0 2 – 3(0) + 108
= 108
Jadi titik koordinatnya adalah (0, 108)
Titik memotong sumbu Q, jika P = 0

Mikroekonomi 41
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
-Q2 – 3Q + 108 =0
(-Q - 12 ) (Q - 9 ) =0
Q1 = -12 dan Q2 = 9
Sehingga titik koordinatnya adalah
(-12,0) dan (9,0)
Titik balik/puncak parabola:
Q = -(-3)/2(-1) = -1,5
P = -(-3 2 – 4.-1.108)/4.-1
= 110,25
Sehingga titik puncaknya adalah
(-1,5 ; 110,25)
vTitik koordinat S: P = 5Q + 24
Q P
0 24
-4,8 0

Titik koordinat St: Pt = 5Q + 43


Q P
0 43
-8,6 0

3.14. Grafik Fungsi Kuadrat Keseimbangan Sebelum & Setelah Pajak per unit

Mikroekonomi 42
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
3.6.2. Keseimbangan pasar akibat pajak presentase
Pajak persentase merupakan pajak yang dikenakan terhadap suatu barang tertentu di
mana dasar pengenaannya adalah persentase (%). Meskipun pengaruh pajak ini serupa
dengan pengaruh pajak per unit, yaitu menaikkan harga keseimbangan dan mengurangi
kuantitas keseimbangan, namun proses analisisnya terhadap kurva penawarannya
berbeda. Efek dari pajak persentase ini mengakibatkan kurva penawaran setelah pajak
persentase memiliki koefisien yang lebih besar daripada kurva penawaran sebelum
pajak persentase. Pengenaan pajak perentase akan merubah fungsi penawaran setelah
pajak dan fungsi permintaannya diasumsikan tetap.
Perubahan Fungsi Penawaran Setelah Pajak Persentase

Grafik keseimbangan pasar setelah pajak persentase bisa dilihat dari grafik berikut ini :

Grafik Keseimbangan Pasar Setelah Pajak Persentase

Untuk mencari besarnya pajak yang diterima oleh pemerintah, pajak yang dianggung
konsumen dan produsen, harus dicari terlebih dulu nilai pajak per unit (t) yang diterima
oleh pemerintah. Pajak per unit didapat dengan menggunakan rumus:
t = Pr – Px atau t = r.Px.
Keterangan:
Pr : harga jual setelah pajak persentase
Px : nilai P yang diperoleh dengan mensubstitusikan Qr pada fungsi So.

Mikroekonomi 43
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
Contoh Soal 1 :
Diketahui fungsi permintaan suatu barang Q = 15 – P dan fungsi penawaran adalah Q =
2P – 6 dan terhadap barang tersebut dikenakan pajak sebesar 25%.
Pertanyaan:
a. Tentukan keseimbangan pasar sebelum dan setelah pajak
b. Tentukan nilai pajak per unit
c. Besarnya pajak per unit dan pajak total yang ditanggung oleh konsumen
d. Besarnya pajak per unit dan pajak total yang ditanggung oleh produsen
e. Besarnya total pajak yang diterima pemerintah
f. Gambarkan grafiknya!
Penyelesaian :
a) Keseimbangan pasar sebelum pajak:
D = S
15 – P = 2P – 6
15 + 6 = 2P + P
21 = 3P
P = 7
Q = 15 – P
= 15 – 7 = 8
Jadi keseimbangan pasar adalah (8, 7)
Fungsi penawaran sesudah pajak:
Qr = 2 -6

= 2P/1,25 - 6
Qr = 1,6P – 6
Keseimbangan pasar setelah pajak: D = Sr
15 – P = 1,6P – 6
15 + 6 = 1,6P + P
21 = 2,6P
Pr = 8,08
Qr = 15 – P
= 15 – 8,08 = 6,92
Jadi Er (6,92 ; 8,08)

b) Pajak per unit, Mencari nilai Px :


Q = 2P – 6
-2P = -Q – 6
P = 0,5Q + 3
Px = 0,5(6,92) + 3
Px = 6,46

Mikroekonomi 44
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
Pajak per unit:
t = Pr – Px
= 8,08 – 6,46
= 1,62
c) Pajak yang ditanggung konsumen:
tk = (Pr – Po)
= 8,08 – 7
= 1,08
Tk = (Pr – Po) x Qr
= (8,08 – 7) 6,92
= 1,08 x 6,92 = 7,47
d) Pajak yang ditanggung produsen:
tp = t – (Pr – Po)
= 1,62 – (8,08 – 7) = 0,54
Tp = (t – (Pr – Po)) Qr
= (1,62 – (8,08 - 7)) 6,92
= 0,54 x 6,92 = 3,74
e) Pajak total yang diterima pemerintah:
T = t x Qr
= 1,62 x 6,92 = 11,21 atau
T = Tk + Tp
= 7,47 + 3,74 = 11,21

f) Titik koordinat fungsi:


D: Q = 15 – P
Q P
0 15
15 0

S: Q = 2P – 6
Q P
0 3
-6 0

Sr: Qr = 1,6P – 6
Q P
0 3,75
-6 0
Grafik Fungsi Linear Keseimbangan Pasar
Sebelum dan Sesudah Pajak Persentase

Mikroekonomi 45
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
3.7. Keseimbangan Pasar Akibat Subsidi
Subsidi merupakan bagian dari pengeluaran pemerintah yang diberikan kepada
produsen dan konsumen. Dengan adanya subsidi maka harga jual barang akan menurun.
Keseimbangan pasar setelah subsidi akan bergerak ke kiri bawah. Pengaruh subsidi
terhadap keseimbangan pasar berbanding terbalik dengan pengaruh pajak terhadap
keseimbangan. Efek adanya subsidi adalah sebagai berikut :
a) Menggeser kurva penawaran ke kanan bawah.
b) Membentuk harga dan kuantitas keseimbangan yang baru dimana harga setelah
subsidi menurun dan kuantitas setelah subsid meningkat.
c) Terdapat pengeluaran pemerintah
d) Terdapat penerimaan produsen dan konsumen dari subsidi.
Berkenaan dengan subsidi akan merubah fungsi penawaran, sementara fungsi
permintaan tetap. Perubahan fungsi penawaran setelah subsidi adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Perubahan Fungsi Penawaran Setelah Subsid

Untuk keseimbangan pasar setelah subsidi dapat dilihat dari perbedaan grafik
berikut ini :

Gambar Grafik Keseimbangan Pasar Setelah Subsidi

Keterangan:
D = Kurva permintaan
S = Kurva penawaran
Po = Harga keseimbangan sebelum subsidi

Mikroekonomi 46
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
Qo = Kuantitas keseimbangan sebelum subsidi
E = Titik keseimbangan pasar
Ps = Harga keseimbangan setelah subsidi
Qs = Kuantitas keseimbangan setelah subsidi Es = Titik keseimbanga setelah subsidi
Ss = Penawaran setelah subsidi

Perhitungan Besarnya Subsidi


Perhitungan subsidi per unit dan subsidi total yang diterima konsumen dan produsen
serta subsidi yang diberikan pemerintah adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Perhitungan Besarnya Subsidi

Contoh Soal 1 :
Diketahui fungsi permintaan: P = 10 – 0,5Q, fungsi penawaran: P = 0,5Q + 4. Besarnya
subsidi per unit yang diberikan pemerintah adalah 2 satuan uang.
Pertanyaan:
a. Tentukan harga dan kuantitas keseimbangan pasar sebelum dan sesudah subsidi.
b. Besarnya subsidi per unit dan total yang diterima konsumen
c. Besarnya subsidi per unit dan total yang diterima produsen
d. Besarnya subsidi total yang diberikan pemerintah
e. Gambarkan grafiknya

Penyelesaian

a. Keseimbangan pasar sebelum subsidi dengan persamaan :


D = S
10 – 0,5Q = 0,5Q + 4
10 – 4 = 0,5Q + 0,5Q
6 = QD
Q = 6
P0 = 0,5Q + 4
= 0,5(6) + 4 = 7
Jadi keseimbangan pasar menjadi E (6, 7)

Keseimbangan pasar setelah subsidi jika s = 2


Ps = 0,5Q + 4 – 2
= 0,5Q + 2

Mikroekonomi 47
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
D = Ss
10 – 0,5Q = 0,5Q + 2
10 – 2 = 0,5Q + 0,5Q
8 = Qs
Ps = 0,5Q + 2
= 0,5(8) + 2 = 6
Jadi keseimbangan pasar menjadi Es (8,6)
b. Subsidi yang diterima konsumen:
Subsidi per unit adalah :
sk = P0 – Ps
= 7–6=1
Subsidi total adalah :
Sk = (P0 – Ps)
Qs = (7 – 6) 8 = 8
c. Subsidi yang diterima produsen:
Subsidi per unit:
sp = s – (P0 – Ps)
= 2 – (7 – 6) = 1
Subsidi total:
Sp = (s – (P0 – Ps)
Qs = (2 – (7 – 6))8 =8
d. Subsidi total yang diberikan pemerintah:
S = s x Qs
= 2 x 8 = 16
atau
S = Sk + Sp
= 8 + 8 = 16.
e. Titik koordinat fungsi:
D : P = 10 – 0,5Q
Q P
0 10
20 0

S0 : P = 0,5Q + 4
Q P
0 4
8 0

Ss : P = 0,5Q + 2

Mikroekonomi 48
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
Q P
0 2
-4 0

Gambar Grafik Keseimbangan Pasar Sebelum dan Sesudah Subsidi

Mikroekonomi 49
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
BAB IV
ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN

konsep elastisitas jarang dimanfaatkan untuk penentuan strategi bisnis (misalnya


strategi penentuan harga, strategi penggeseran beban pajak dan lainnya. Alasan utama
dari jarangnya dipergunakan konsep elastisitas adalah sukarnya mengumpulkan data
yang terukur dan runtut dari waktu ke waktu, padahal baik tidaknya pemanfaatan
konsep elastisitas bergantung pada tersediaya atau tidaknya data yang akurat
Pada dasarnya elastisitas dapat diartikan sebagai ukuran seberapa jauh para pembeli
maupun penjual bereaksi terhadap kondisi yang terjadi di pasar. Konsep elastisitas ini
akan memungkinkan kita menganalisis penawaran dan permintaan secara lebih
mendalam.

4.1. Elastisitas Permintaan


Elastisitas permintaan adalah tingkat perubahan permintaan terhadap barang/jasa,
yang diakibatkan adanya perubahan harga barang/jasa tersebut.
Untuk mengukur besar/kecilnya tingkat perubahan tersebut, diukur dengan angka-angka
yang disebut Koefisien Elastisitas permintaan yang dilambangkan dengan huruf ED
(Elasticity Demand).
4.1.1. Macam-macam Elastisitas Permintaan
Untuk membedakan elastisitas permintaan digunakan ukuran berdasarkan besar/
kecilnya tingkat koefisien elastisitasnya.
Macam-macam elastisitas permintaan.
1) In Elastis Sempurna (E = 0)
Permintaan in elastis sempurna terjadi bilamana perubahan harga yang terjadi
tidak ada pengaruhnya terhadap jumlah permintaan.
E = 0, artinya bahwa perubahan sama sekali tidak ada pengaruhnya terhadap jumlah
permintaan.

P
D
E=0

Q
0
Pada kurva in elastisitas sempurna, kurvanya akan sejajar dengan sumbu Y atau P.

Mikroekonomi 50
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
2) In Elastis (E < 1)
Permintan in elastis terjadi jika perubahan harga kurang berpengaruh pada
perubahan permintaan.
E < 1, artinya perubahan harga hanya diikuti perubahan jumlah yang diminta
dalam jumlah yang relatif lebih kecil.
Contoh: permintaan terhadap beras

P
D S
40
30 E<1
20

10 D

Q
10 20 30 40

3) Elastis Uniter (E = 1)
Permintaan elastis uniter terjadi jika perubahan permintaan sebanding dengan
perubahan harga.
E = 1, artinya perubahan harga diikuti oleh perubahan jumlah permintaan yang
sama.
Contoh: barang-barang elektronik

P
D
40 E =1
30
D
20

10
Q
10 20 30 40

4) Elastis (E > 1)
Permintaan elastis terjadi jika perubahan permintaan lebih besar dari perubahan
harga.
E > 1, artinya perubahan harga diikuti jumlah
permintaan dalam jumlah yang lebih besar.
Contoh: barang mewah

Mikroekonomi 51
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
P
40 D
E >1
30
D
20

10
Q
10 20 30 40

5) Elastis Sempurna ( E = ~ )
Permintaan elastis sempurna terjadi jika perubahan permintaan tidak berpengaruh
sama sekali terhadap perubahan harga.
Kurvanya akan sejajar dengan sumbu Q atau X.
E = ~ , artinya bahwa perubahan harga tidak diakibatkan oleh naik-turunnya
jumlah permintaan.
Contoh: bumbu dapur
P
30
E= ⁓
20 D

10
Q
10 20 30 40 50 60
4.1.2. Faktor yang Mempengaruhi Nilai Elastisitas Permintaan (Ed)
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi Ed yang menyebabkan terjadinya
perbedaan nilai elastisitasnya yaitu:
1. Adanya barang substitusi. Barang substitusi adalah barang yang memiliki manfaat
dan kegunaan yang hamper sama dengan barang utamanya. Misalkan jagung adalah
substitusi beras. Barang substitusi ada yang biasa ada juga yang kadang disebut
substitusi dekat. Barang substitusi dekat adalah barang yang fungsi dan kegunaannya
sama hanya mungkin berbeda merek, kemasan dan pelayanan. Misalnya beras cianjur
dengan beras rajalele. Makin banyak substitusi suatu barang maka makin besar
kemungkinan pembeli untuk berpindah dari barang utama seandainya terjadi
kenaikan atau penurunan harga. Secara teoritis bila suatu barang memiliki substitusi
maka permintaannya cenderung elastis (Ed>1), yaitu manakala harga naik sebesar

Mikroekonomi 52
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
1%, maka permintaan barang tersebut akan turun di atas 1%. Demikian juga
sebaliknya-coba anda terangkan?!
2. Persentase pendapatan yang digunakan/jenis barang. Seorang konsumen akan
memberikan porsi yang besar dari pendapatannya untuk membeli barang yang biasa
digunakan sehari-hari (sudah menjadi kebutuhan), sementara untuk barang yang
masih bisa ditunda porsi dari pendapatan untuknya kecil. Jadi bila barang yang
dimaksud tersebut adalah barang yang dibutuhkan atau dengan kata lain sebagian
besar pendapatan dipergunakan untuk mendapatkan barang yang dimaksud maka
semakin elastislah permintaannya.
3. Jangka waktu analisa/perkiraan atau pengetahuan konsumen. Dalam jangka
pendek terjadinya perubahan harga tidak secara otomatis menyebabkan terjadinya
perubahan permintaan, hal ini disebabkan perubahan yang terjadi di pasar belum
diketahui oleh konsumen, sehingga dalam jangka waktu pendek permintaan
cenderung tidak elastis.
4. Tersedianya fasilitas/sarana kredit. Meskipun harga barang telah diketahui naik,
sementara pendapatan tidak mencukupi, permintaan barang tersebut relatif akan tetap
bila ada fasilitas kredit dari penjual/produsen, sebaliknya bila harga barang yang
dimaksud turun, maka permintaan atas
barang tersebut tidak akan naik bila fasilitas kredit untuk barang substitusi ada.
Dengan demikian bila terdapat fasilitas kredit maka elastisitas cenderung inelastis
atau elastis sempurna.
4.1.3. Konsep Elastisitas Permintaan
Terdapat tiga macam konsep elastisitas permintaan, yaitu : (1) Elastisitas Harga, (2)
Elastisitas Silang, dan (3) Elastisitas Pendapatan.
1) Elastisitas Harga: yaitu persentase perubahan jumlah barang yang diminta yang
disebabkan oleh perubahan harga barang itu sebesar satu persen, atau secara
umum ditulis :
Eh = % perubahan jumlah barang yang diminta
% perubahan harga barang itu sendiri

Atau

ΔQX PX
eXX = •
ΔPX QX

2) Elastisitas Silang ( Elastisitas Harga Silang): yaitu persentase perubahan


jumlah barang yang diminta yang disebabkan oleh perubahan harga barang lain
(barang yang mempunyai hubungan) sebesar satu persen, atau secara umum
ditulis:

Mikroekonomi 53
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
Es = % perubahan jumlah barang yang diminta
% perubahan harga barang X

Atau

ΔQX PY
eXY = •
ΔPY QX

3) Elastisitas Pendapatan: yaitu persentase perubahan jumlah barang yang diminta


yang disebabkan oleh perubahan pendapatan riel konsumen sebesar satu persen,
atau secara umum ditulis:

Ep = % perubahan jumlah barang yang diminta


% perubahan pendapatan real

Atau

ΔQy I
eI = .
ΔI Q y

4.2. Elastisitas Penawaran


Elastisitas penawaran adalah tingkat perubahan penawaran atas barang dan jasa
yang diakibatkan karena adanya perubahan harga barang dan jasa tersebut. Untuk
mengukur besar/kecilnya tingkat perubahan tersebut diukur dengan angkaangka yang
disebut koefisien elastisitas penawaran dengan lambang ES (Elasticity Supply).

4.2.1. Macam-macam Elastisitas Penawaran


Seperti dalam permintaan, elastisitas penawaran dapat dibedakan menjadi 5 macam,
yaitu:
1) In Elastis Sempurna (E = 0)
Penawaran in elastis sempurna terjadi bilamana perubahan harga yang terjadi tidak
ada pengaruhnya terhadap jumlah penawaran. Kurvanya sejajar dengan sumbu Y
atau P.
Kasus penawaran inelastik sempurna relative jarang ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari, kalaupun ada biasanya pada produk atau barang-barang hasil pertanuan
misalnya jumlah produksinya sudah tidak mungkin ditambah atau sulit ditambah
walaupun harga terus-menerus menaik.
contoh: Buah Durian ( Jumlah penaran buah durian di suatu daerah ketika bukan
musimnya akan sangat sedikit atau langka dan dipengaruhi oleh factor alam,
sehingga walaupun harga tinggi namun jumlah durian yang ditawarkan tetap

Mikroekonomi 54
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
relative terbatas atau tetap.)Tanah (Luas tanah hampir tidak pernah berubah sejak
bumi diciptakan. Sehingga berapapun harga yang ditawarkan jumlah tanah akan
tetap.

P S

E=0

Q
0

2) In Elastis (E < 1)
Penawaran in elastis terjadi jika perubahan harga kurang berpengaruh pada
perubahan penawaran..Penawaran inelastic adalah penawaran ketika persentase
perubahan jumlah barang yang ditawarkan lebih kecil daripada persentase
perubahan harganya. Elastisitas penawaran kurang dari satu biasanya terjadi pada
barang-barang kebutuhan primer atau pokok seperti hasil pertanian, peternakan dan
perikanan. Hal ini dikarenakan barang-barang produk pertanian tidak mudah untuk
segera ditambah atau dikurangi produksinya dalam jangka waktu yang singkat.
Contoh : buah-buahan, ikan, ayam dan sebagainya.

P S

30
E<1
20

10
S
Q
10 20 30 40

Mikroekonomi 55
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
3) Elastis Uniter (E = 1)
Penawaran elastis uniter terjadi jika perubahan harga sebanding dengan perubahan
jumlah penawaran.
Contoh: Tas Kulit, Barang-barang elektronik (VCD dan DVD Player)

P S

30
E = 1
20

10 S

Q
10 20 30 40
4) Elastis (E > 1)
Penawaran elastis terjadi jika perubahan harga diikuti dengan jumlah penawaran
yang lebih besar. Penawaran elastis biasanya terdapat pada barang-barang yang
peka terhadap perubahan harga, dalam kehidupan sehiar-hari biasanya terjadi pada
barang hasil industry yang mudah ditambah dan dikurangi produksinya.
Contoh : Barang-barang peralatan mandi seperti sabun, shampoo, pasta gigi, sikat
gigi, peralatan dapur seperti piring, sendok, gelas dan sebagainya.

P
S
E >1
30

20

10 S

Q
10 20 30 40
5) Elastis Sempurna ( E = ~ )
Penawaran elastis sempurna terjadi jika perubahan penawaran tidak dipengaruhi
sama sekali oleh perubahan harga, sehingga kurva penawaran akan sejajar dengan
sumbu Q atau X. Harga bahan bakar minyak bensin selalu tetap meskipun jumlah
yang ditawarkan atau diproduksi bertambah. Contoh : Bahan bakar.

Mikroekonomi 56
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
P

30
D= ⁓
20 D

10

10 20 30 40 50 60

4.2.2. Hal-Hal Yang Mempengaruhi Elastisitas Penawaran


Dalam menentukan elastisitas penawaran ada dua faktor penting yang
mempengaruhinya.
a) Sifat Perubahan Biaya Produksi
Suatu penawaran tidak bersifat elastis apabila dalam meningkatkan kuantitas
penawaran dilakukan dengan biaya yang tinggi. Namun apabila biaya yang
dikeluarkan tidak terlalu tinggi, maka penawaran akan bersifat elastis.
b) Waktu
Yang dimaksud waktu di sini adalah kesempatan produsen/penjual untuk
menambah jumlah produksi. Waktu dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai
berikut.
1) Jangka waktu sangat pendek
Produsen tidak dapat menambah barang dalam waktu yang sangat pendek karena
penawaran tergantung persediaannya (harus menunggu masa panen), seperti
produksi di bidang pertanian, misalnya sayur-mayur dan buah-buahan. Waktu
dalam beberapa hari saja ± 40 hari menyebabkan penawaran bersifat inelastis.
2) Jangka pendek
Produsen masih tetap dapat menambah produksi barang yang ditawarkan
walaupun tidak dapat memperbesar kapasitas produksi yang ada, seperti
bangunan, mesin-mesin, tetapi dengan cara bekerja lebih lama dari waktu
sebelumnya atau menambah bahan baku sehingga produksi dapat ditambah.
Penawaran dalam waktu ini dapat elastis atau inelastis.
3) Jangka panjang
Penawaran bersifat elastis karena produsen mempunyai banyak kesempatan
untuk memperluas kapasitas produksi (areal pertanian, mesin-mesin, pabrik
baru, dan tenaga ahli). Makin lama waktu makin elastis

Mikroekonomi 57
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
c) Daya tahan produk
Produk-produk hasil pertanian, seperti sayuran dan buah-buahan yang mudah
busuk, pecah, dan layu sehingga penawarannya cenderung inelastis. Akan tetapi,
produk-produk dengan daya tahan lebih lama, seperti kulkas, mesin jahit, dan
kompor gas, cenderung lebih elastis.

4.2.3. MANFAAT ELASTISITAS PENAWARAN


Manfaat penghitungan elastisitas penawaran lebih banyak untuk kepentingan
produsen. Dengan mengetahui seberapa elastis penawaran terhadap harga, maka
produsen bsa mengetahui beberapa hal berikut:
a) Perusahaan sehat atau tidak
Semakin elastis, itu artinya respon penawaran terhadap perubahan harga semakin
cepat. Dan semakin baik atau cepatnya respon penawaran terhadap perubahan harga
bisa menjadi salah satu indikator bahwa perusahaan tersebut sehat.
b) Kebijakan apa yang akan dibuat untuk periode mendatang
Karena elastisitas penawaran lah perusahaan bisa mengetahui kebijakan apa yang
kira-kira akan dilakukan pada periode mendatang. Misalnya, saat ini perusahaan
berada pada posisi inelastis. Maka, untuk membuat perusahaan menjadi elastis
penawarannya, perusahaan mengambil beberapa kebijakan di antaranya
memperbaharui teknologi, mengganti manusia dengan mesin untuk efektivitas,
melakukan sistem kontrak untuk pegawai demi penghematan dan lain-lain.
c) Apa yang perlu diperbaiki
Perusahaan juga bisa mengetahui apa saja yang perlu diperbaiki dari hasil analisa
elastisitas penawaran. Sama ketika dokter mendiagnosa penyakit. Pun dengan
perusahaan. Mengapa penawaran di perusahaan tersebut sama sekali tidak sensitif.
Ternyata karena perusahaan tersebut masih baru saja berdiri sehingga belum bisa
mengikuti arus eksternal karena internal sendiri masih banyak yang harus dibenahi

Contoh Soal :
1. Berapakah Elasitisita Permintaan dari data berikut dibawah ini :

Jawab :
a) Membandingkan antara % perubahan jumlah permintaan dengan %
perubahan harga
ED = % perubahan jumlah permintaan
% perubahan harga

Mikroekonomi 58
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
Perubahan permintaan = 900 unit - 1.000 unit = - 100 unit.
Perubahan harga Rp.960,00 - Rp.800,00 = Rp.160,00
% Perubahan permintaan = - 100 x 100% = - 10%
1.000

% Perubahan harga = Rp.160,00 x 100% = 20%


Rp.800,00
ED = - 10% = -1 = - 0,50
20% 2

b) Dengan rumus:
ED = ΔQ : Δ P
Q P
ΔQ = perubahan permintaan
ΔP = perubahan harga
P = harga awal
Q = jumlah permintaan awal

Pada contoh di atas dapat dihitung:


ED = ΔQ : ΔP = -100 : 160
Q P 1.000 800
= - 100 x 800 = - 8
1000 160 16
= -8 = -1 = - 0,50
16 2

c) Dengan rumus:
ED = Q1 - Q : P1 - P
Q P
Q1 = jumlah permintaan setelah berubah
Q = jumlah permintaan sebelum berubah
P1 = harga setelah berubah
P = harga sebelum berubah

Pada contoh di atas dapat dihitung:


ED = Q1 - Q : P1 - P
Q P
ED = 900 - 1.000 : 960 - 800
1.000 800

Mikroekonomi 59
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
ED = -100 : 160
1.000 800
= - 100 x 800 = -8
1.000 160 16
= -8
16
= -1
2
= -0,50

2. Tabel di bawah ini menunjukkan hubungan antara harga (P), jumlah barang
yang diminta konsumen (Q)dan penghasilan konsumen (I) pada bulan Juli,
Agustus dan September untuk barang X dan barang Y di Kodya Yogyakarta.

Barang X Barang Y
Bulan I
P Q P Q
Juli 200 600 150 200 60.000
Agustus 220 480 150 220 60.000
September 220 500 150 210 66.000

Pertanyaan:
a. Hitung elastisitas harga barang X untuk bulan Agustus! Artikan apa makna dari
bilangan tersebut!
b. Hitung elastisitas silang antara barang X dan Y untuk bulan Agustus! Artikan
apa makna dari bilangan tersebut!
c. Hitung elastisitas pendapatan untuk barang Y pada bulan September! Artikan
apa makna dari bilangan tersebut!
Jawaban
a. Elastisitas harga barang X (eXX) pada bulan Agustus.
P Q
XJuli = 200 XJuli = 600
P Q
XAgust = 220 XAgust = 480

ΔQX PX
eXX = • QX = QXAgust - QXJuli
ΔPX QX
PX = PXAgust - PXJuli
480 − 600 220
= •
220 − 200 480
120 220
=− •
20 480

Mikroekonomi 60
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
= −2,75 → eXX = 2,75

Elastisitas harga barang X (eXX) > 1, maka permintaan barang X tersebut


elastis.

b. Elastisitas silang antara barang X dan barang Y (eXY) pada bulan Agustus.
P Q
YJuli = 150 XJuli = 600
P Q
YAgust = 150 XAsust = 480
ΔQX PY
eXY = • QX = QXAsust - QXJuli
ΔPY QX
PY = PYAgust - PYJuli
480 − 600 150
= .
150 − 150 480
− 120 150
= .
0 480
=  (tak terhingga)

Elastisitas silang antara barang X dan barang Y besarnya tak terhinga, maka
tidak ada hubungan antara barang X dan barang Y.

c. Elastisitas pendapatan barang Y (eI) bulan september :

IAgust. = 60.000 QyAgust. = 220


ISept. = 66.000 QySept. = 210

ΔQy I
eI = .
ΔI Q y
210 − 220 66.000
= .
66.000 − 60.000 210
− 10 60.000
= .
6.000 210
= −0,52 → eI = 0,52

Qy = QySept. - QyAgust.


I = ISept. - IAgust.

Mikroekonomi 61
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
BAB V
PERILAKU KONSUMEN

Perilaku Konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan


dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan
jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Namun ada pula yang mengartikan
Perilaku Konsumen sebagai hal-hal yang mendasari untuk membuat keputusan
pembelian misal untuk barang berharga jual rendah maka proses pengambilan
keputusan dilakukan dengan mudah sedangkan untuk barang berharga jual tinggi maka
proses pengambilan keputusan akan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
Ada tiga pelaku ekonomi yang utama, yaitu: produsen, konsumen dan juga
distributor. Akan tetapi pada pembahasan ini kita hanya akan membahas mengenai
konsumen sebagai pelaku ekonomi. Di mana konsumen mempunyai peranan yang
sangat penting dalam ekonomi suatu negara. Perlu diketahui bahwa seorang konsumen
merupakan pelaku atau pihak tertentu yang kegiatannya mengurangi nilai guna suatu
barang. Atau bisa juga diartikan sebagai seseorang yang melakukan kegiatan
menghabiskan barang (konsumsi). Dalam kegiatan konsumsi tersebut mereka membeli
atau memakai produk tertentu baik barang ataupun jasa. Dalam kegiatannya, aktivitas
dari konsumen yang bersangkutan pasti akan nampak. Mereka akan membeli barang
atau jasa.
Ketika kita masuk ke sebuah supermarket, kita akan menemukan ribuan jenis
barang yang dapat kita dibeli. Tentu saja karena pendapatan terbatas, tentu kita tidak
akan bisa membeli semua barang maupun jasa yang kita inginkan. Oleh karena itu,
maka seharusnya mempertimbangkan harga berbagai barang yang ada. Dan membeli
sesuai dengan jumlah pendapatan yang dimiliki dalam upaya untuk memaksimumkan
kepuasannya
Teori perilaku konsumen pada dasarnya mempelajari mengapa para konsumen
berperilaku seperti yang tercantum dalam hukum permintaan. Oleh karena itu teori
perilaku konsumen akan menerangkan : (1) mengapa para konsumen akan membeli
lebih banyak barang pada harga yang rendah dan mengurangi pembeliannya pada harga
yang tinggi, dan (2) bagaimanakah seorang konsumen menentukan jumlah dan
kombinasi barang yang akan dibeli dari pendapatannya.

Terdapat empat pendekatan dalam teori perilaku konsumen , yaitu :


g) Pendekatan utiliti (nilaiguna) kardinal atau Marginal Utility : bertitik tolak pada
anggapan bahwa kepuasan (utiliti) setiap konsumen dapat diukur dengan uang atau
dengan satuan lain ( utiliti yang bersifat kardinal) seperti kita mengukur volume air,
panjang jalan, atau berat sekarung beras.

Mikroekonomi 62
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
h) Pendekatan utiliti ordinal atau kurve kepuasan sama (Indifference Curve) : bertitik
tolak pada anggapan bahwa tingkat kepuasan konsumen dapat dikatakan lebih
tinggi atau lebih rendah tanpa mengatakan berapa lebih tinggi atau lebih rendah (
utiliti yang bersifat ordinal).

Proses Pengambilan Keputusan Pembelian


Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan
sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan :
1) Pengenalan Masalah (problem recognition).
Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang
dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak
dapat menentukan produk yang akan dibeli.
2) Pencarian Informasi (information source).
Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari
informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi.
Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan
berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).

3) Mengevaluasi Alternatif (alternative evaluation).


Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan
mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
4) Keputusan Pembelian (purchase decision).
Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen
akan membuat keputusan pembelian. Terkadang waktu yang dibutuhkan antara
membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak
sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
5) Evaluasi Pasca Pembelian (post-purchase evaluation).
merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya
berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah
membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk
tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi
kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk
tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan
meningkatkan perminitaan akan merek produk tersebut di masa depan.
Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai
dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen di masa
depan.

Mikroekonomi 63
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
perilaku konumen dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, antara lain sebagai
berikut.
1) Perilaku seorang konsumen rasional
Kegiatan konsumsi rasional apabila ditandai dengan beberapa hal, yaitu sebagai
berikut.
a) Produk yang dimaksud dapat memberikan sebuah kepuasan tertentu dan juga
mempunyai nilai guna yang optimal.
b) Produk memang sangat dibutuhkan oleh konsumen yang bersangkutan, tanpa
bisa ditunda pemenuhannya.
c) Mutu atau kualitas produk sangat terjamin (baik).
d) Harga produk sudah setara dan sesuai dengan kemampuan finansial dari
konsumen yang bersangkutan.

2) Perilaku konsumen irasional


Perilaku irasional adalah kebalikan dari perilaku rasional. Suatu perilaku yang
dilakukan oleh konsumen bisa dikatakan irasional apabila konsumen melakukan
pembelian produk tanpa memperkirakan kegunaan dari produk tersebut. Contoh
perilaku irasional antara lain:
a) Merasa tertarik dan terpukau hanya dengan melihat promosi dan juga iklan
produk tertentu baik iklan dari media cetak, elektronik maupun sosial.
b) Hanya mau membeli produk yang mempunyai merk terkenal.
c) Menjunjung tinggi gensi ataupun prestise.
Pertanyaan yang muncul bagaimana mengukur kepuasan individu/konsumen.
Para ekonom merumuskan model preferensi individu dengan menggunakan
konsep kepuasan (utility), yang menunjukkan kepuasan yang diterima oleh
seorang akibat kepuasan dalam aktivitas ekonomi yang dibuatnya.

FAktor-Faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan


Terdapat 4 faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan
pembelian:
1. Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia
untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus
atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya
terhadap rangsangan tersebut.
3. Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri
seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
4. Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan.[ Integrasi
merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong
seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad
seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.

Mikroekonomi 64
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
5.1. Perilaku Konsumen Pendekatan Kardinal
Pendekatan kardinal atau nilai guna merupakan daya guna yang bisa dapat diukur
melalui satuan uang (utilitas). Di samping itu tinggi rendahnya daya guna atau nilai dari
barang tersebut sangat tergantung pada subyek yang melakukan penilaian. Adapun
pendekatan ini beranggapan bahwa apabila suatu barang tertentu semakin berguna bagi
seseorang, tentu akan semakin banyak peminatnya. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa apabila semakin banyak kuantitas barang yang diproduksi, maka akan semakin
tinggi pula tingkat kepuasan mereka. Seorang konsumen rasional tentu akan akan selalu
berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya sampai pada tingkat pendapatan yang
dimilikinya. Besarnya nilai kepuasan dari setiap individu tentu sangat bergantung pada
masing-masing individu (konsumen).
Perlu diketahui bahwa pendekatan cardinal ini dapat memberikan suatu penilaian
yang sifatnya subyektif terhadap pemuasan kebutuhan dari barang tertentu. Dapat
diartikan bahwa tinggi rendahnya barang sangat bergantung dari sudut pandang subyek
yang menilai. Biasanya penilaian tersebut akan berbedabeda antara penilai yang satu
dengan lainnya.
Pendekatan ini adalah gabungan beberapa pendapat ahli ekonomi aliran subyektif
dari Austria seperti: Hendrik Gossen, Karl Menger, Leon Walras, dan juga Yeavon.
Berdasarkan pendekatan ini nilai atau daya guna suatu barang bisa diukur melalui
satuan uang (util). Disamping itu tinggi rendahnya nilai ataupun daya guna suatu barang
sangat tergantung pada subyek yang melakukan penilaian.
Pendekatan kardinal terdapat satu landasan hukum yang berlaku, yakni hukum
Gossen.
a. Hukum Gossen I. Hukum ini menyatakan bahwa kepuasan seorang konsumen akan
menurun apabila secara terus menerus kebutuhan mereka dipenuhi.
b. Hukum Gossen II. Hukum yang menjelaskan bahwa seorang konsumen akan secara
terus menerus akan memenuhi kebutuhannya sampai mereka

Dalam suatu pendekatan kardinal ada beberapa asumsi utama, yaitu sebagai
berikut :
a) Nilai guna atau daya dapat diukur melalui parameter satuan harga atau biasa disebut
dengan utilitas.
b) Konsumen disini bersifat rasional. Di mana mereka hanya akan mencukupi
kebutuhan hidup sesuai dengan batas kemampuan pendapatan yang dimiliki.
c) Konsumen tentu nantinya akan mengalami penurunan utilitas apabila secara terus
menerus melakukan kegiatan konsumsi produk yang dimaksud (diminishing
marginal utility) yaitu semakin banyak sesuatu barang yang dikonsumsikan maka
tambahan kepuasan (marginal utility) yang diperoleh dari setiap satuan tambahan
yang dikonsumsikan akan menurun.
d) Konsumen hanya mempunyai jumlah pendapatan yang tetap (tidak ada pendapatan
lain).

Mikroekonomi 65
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
e) Nilai guna (daya) dari uang tersebut tetap (konstan).
f) Total utility dapat bersifat melengkapi (additive) atau dapat juga dikatakan bisa
berdiri sendiri (independent).
g) Produk yang konsumen konsumsi normal dan periode konsumsinya biasanya
berdekatan.

Melalui asumsi di atas, maka suatu pendekatan kardinal dapat menyusun suatu
formulasi fungsi permintaan dengan baik. Akan tetapi meskipun demikian pendekatan
ini mempunyai beberapa kelemahan yang muncul, antara lain:
a. Daya guna yang hanya dilihat dari sudut subjektif menyebabkan tidak ada satu alat
ukur yang pas, tepat dan juga sesuai.
b. Mempunyai suatu konsep constan marginal utility of money. Di mana konsep
tersebut membuat suatu anggapan bahwa nilai uang akan semakin menurun apabila
jumlah uang yang dimiliki seseorang semakin banyak.
c. Memiliki konsep diminishing marginal utility. Di mana konsep ini merupakan suatu
permasalah yang sangat susah dilihat dari segi psikologis dan juga susah untuk
diterima sebagai suatu aksioma.
Dalam pendekatan kardinal yang digunakan adalah pendekatan Guna Batas
(Marginal Utility, MU). Marginal Utility adalah tambahan kepuasan sebagai akibat
bertambahnya satu satuan barang yang dikonsumsi. Marginal Utility ini diturunkan dari
Total Utility, di mana Total Utility menunjukkan jumlah kepuasan yang diperoleh dari
mengkonsumsi berbagai jumlah barang.

Total Utility, TU
TU = f (X1, X2, …., Xn)
Apabila hanya ada satu barang yang dikonsumsi maka:
TU = f (X)
Berdasarkan fungsi Total Utility di atas dapat diturunkan marginal utility sebagai
berikut:
MU = dTU / dX

Total Utility : Seluruh Kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi suatu barang.
Marginal Utility : Tambahan atau pengurangan kepuasan sbagai akibat dari pertambahan
atau pengurangan satu unit dari barang tertentu.

Mikroekonomi 66
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
➢ Fungsi utilitas pada gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa semakin banyak
barang X yang dibeli maka semakin tinggi tingkat kepuasan, namun sampai
mencapai titik maksimum, tambahan barang X yang dikonsumsi oleh konsumen
justru akan menurunkan kepuasan konsumen.
➢ Hal ini sesuai dengan Hukum Gossen I, bahwa jika kebutuhan seseorang itu
dipenuhi secara terus-menerus maka kepuasannya akan semakin menurun

Semakin banyaknya barang yang dikonsumsi maka daya guna marginal (tambahan
kepuasan) semakin berkurang, bahkan setelah mencapai titik tertentu menjadi negatif.

Mikroekonomi 67
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
Keseimbangan 1 Jenis Barang

Apabila harga barang X adalah Px, maka pengeluaran konsumen pada barang X adalah:
Px . X.
nggap fungsi utilitasnya adalah U (X) maka dapat dicari nilai guna maksimumnya, yaitu
selisih terbesar antara U (X) dan Px . X , sebagai berikut:
Max. M = U (X) – Px. X

Syaratnya adalah: dM
dX = 0 ,
sehingga:
dTU (X) – d (Px.X) = 0
dX dX
karena dTU (X) = Mux
dX,
dan
d (Px .X) = Px,
dX,
maka:
MUx – Px = 0 atau

MUx = Px

➢ Jadi, keseimbangan terjadi jika daya guna marjinal sama dengan harga barang.
➢ Dengan kata lain, tambahan kepuasan yang diperoleh konsumen harus sama dengan
sejumlah pengorbanannya yaitu uang yang dapat dibelikan barang lain yaitu sebesar
Px.
➢ Berdasarkan aksioma bahwa nilai guna marjinal akan turun karena bertambahnya
jumlah barang yang dikonsumsi, maka fungsi permintaan barang X dapat
diturunkan sebagai berikut:

Gambar Penurunan Fungsi Permintaan

Mikroekonomi 68
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
Keseimbangan 2 Jenis Barang
Apabila konsumen mengkonsumsi dua macam barang, misalnya X1 dan X2 , maka
fungsi utilitasnya menjadi:
U = f (X1 , X2 ) , atau U = UX1 + UX2
Pengeluaran konsumen menjadi
I = PX1 . X1 + PX1 . X2 ,
sehingga maksimum kepuasannya menjadi:
M = UX1 + UX2 , λ ( I – PX1 . X1 - PX2 . X2 )

Syarat maksimum adalah turunan pertamanya sama dengan nol, maka:


dM / dX1 = dU (X1 ) / dX1 – λ . PX1 = 0 ; atau λ = MUX1 / PX1
dM / dX2 = dU (X2 ) / dX2 – λ . PX2 = 0 ; atau λ = MUX2 / PX2

Jadi, kepuasan konsumen akan dicapai (konsumen akan membelanjakan uangya) jika:
1) MUX1 / PX1 = MUX2 / PX2 , dalam hal ini MUX1 adalah marginal utility dari
barang X1 terakhir, sedangkan MUX2 adalah marginal utility dari barang X2
terakhir.
2) Karena konsumen mempunyai pendapatan yang terbatas maka harus dipenuhi juga
syarat: I = PX1 . X1 + PX2 . X2 , di mana I = pendapatan konsumen.

Mikroekonomi 69
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
Pendekatan Matematis

Diketahui fungsi guna total suatu produk yang dikonsumsi seseorang adalah TU =
1000 X – 5 X2
a) Berapa unit X harus dikonsumsi agar tercapai kepuasan maksimum ?
b) Jika harga X per unit Rp 100, berapa unit X harus dikonsumsi agar tercapai
kepuasan maksimum ?

Jawaban

a) Diket. : TU = 1000 X – 5 X2
syarat kepuasan maks. adalah MUX = 0
1000 – 10 X = 0
X = 1000 / 10 = 100
Jadi harus konsumsi sebanyak 100 unit X. Dengan total utility sebesar:
TU = 1000 (100) – 5 (100)2
TU = 50.000

b) Jika ada harga, maka syarat kepuasan maks.


MUX = PX
1000 – 10 X = 100
900 = 10 X
X = 90
Jadi, kepuasan maks. pada X = 90 dg P = 100
TU = 1000 (90) – 5 (90)2
= 49.500

Latihan
Contoh Soal 2
Diketahui: TUx = 400 – 2 X2 -------------→ Mux = 400 – 4X
TUy = 600 – 3 Y2 -------------→ MUy = 600 – 6Y
Px = 10
Py = 20
I = 800
Ditanyakan: Kapan kepuasan maksimum tercapai?
Jawab :

MUx = MUy -----------→ 400 – 4X = 600 – 6Y


Px Py 10 20

Mikroekonomi 70
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
8000 – 80 X = 6000 – 60 Y
80 X – 60 Y = 2000 ---------------------------------------------------------- (1)

Px . Qx + Py . Qy = I
10 X + 20 Y = 800 …………………………………………………… (2)

Kemudian pers. (1) dan (2) kita eliminasi & substitusi


80 X – 60 Y = 2000 ( x1) 80 X – 60 Y = 2000
10 X + 20 Y = 800 ( x3) 30 X + 60 Y = 2400 (+)
10 X = 4400
X = 40
Masukan ke salah satu pers. di atas, misal pers. 1.

80 X –60 Y = 2000
80 (40) –60 Y = 2000
3200 – 60 y = 2000
-60y = 2000-3200
-60 Y = -1200
Y = -1200
- 60
diperoleh Y = 20
Jadi, kepuasan maksimum tercapai ketika konsumsi X sebanyak 40 dan Y sebanyak 20

Contoh Soal 2
Seorang konsumen dalam mengkonsumsi menikmati utilitas yg dinyatakan oleh
fungsi U = f(X,Y) = 20 + 2X + 3 XY + 4Y dan konsumen tsb menghadapi: pendapatan
(M) = 80; harga brg X(PX) = 10 dan harga brg Y(PY) = 8
a. Berapa jumlah brg X dan Y yg harus dibeli agar utilitasnya maksimum?
b. Berapakah besarnya utilitas maksimum?
c. Apabila PX menjadi 8, ceteris paribus, berapa juml brg X dan Y yg hrs dibeli agar
kepuasan maksimum?
d. Berapa besarnya utilitas maksimum pada PX = 8?

Jawaban

DIKET: U = f (X,Y) = 20 + 2X + 3XY + 4Y


M = 80; PX = 10; PY = 8

A. MUx = MUy -----------→ 2 + 3Y = 3X + 4


Px Py 10 8

Mikroekonomi 71
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
16 + 24Y = 30X + 40
24Y – 30X = 24……………………………………………………………………(1)

M = X.PX + Y.PY
80 =10X + 8Y…………………………………………………………………….(2)
Persamaan 1 dan 2 disubstitusikan
10X + 8Y = 80 X3 → 30X + 24Y = 240
-30X + 24Y = 24 X1 →- 30X + 24Y = 24
60X = 216
X = 3,6

10 (3,6) + 8Y = 80
8Y = 80 – 36
= 44
8
Y = 5,5

B. U max = 20 + 2X + 3XY + 4Y
= 20 + 2 (3,6) + 3 (3,6)(5,5) + 4 (5,5)
= 20 + 7,2 + 59,4 + 22
= 108,6

C. PX TURUN MENJADI 8
DIKET: U = f (X,Y) = 20 + 2X + 3XY + 4Y
M = 80; PX = 10; PY = 8 ; Px = 8

MUx = MUy -----------→ 2 + 3Y = 3X + 4


Px Py 8 8

16 + 24Y = 24X + 32
24Y – 24X = 16………………………………………….……(1)

M = X.PX + Y.PY
80 =8X + 8Y…………………………………………………..(2)

Persamaan 1 dan 2 di substitusikan


8X + 8Y = 80 X3 → 24X + 24Y = 240
-24X + 24Y = 16 X1 → -24X + 24Y = 24

Mikroekonomi 72
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
48X = 224
X = 4,7
8 (4,7) + 8Y = 80
8Y = 80 – 37,6
= 42,4
8
Y = 5,3

D. U max = 20 + 2X + 3XY + 4Y
= 20 + 2 (4,7) + 3 (4,7)(5,3) + 4 (5,3)
= 20 + 9,4 + 74,73 + 21,2
= 125,33

E. Grafik

Latihan Soal
1. Seorang konsumen mengkonsumsi dua macam barang, yaitu X dan Y. total kepuasan
(TU) yang diperoleh dalam mengkonsumsi kedua macam barang tersebut ditunjukkan
dalam persamaan;
TU = 10X +24Y – 0,5X2 – 0,5Y2
TU adalah total kepuasan dalam mengkonsumsi barang X dan Y
X adalah jumlah barang X yang dikonsumsi
Y adalah jumlah barang Y yang dikonsumsi
Harga barang X diketahui Rp. 2 harga barang Y adalah Rp. 6 dan anggaran yang
tersedia untuk membeli
barang X dan barang Y adalah Rp. 44.
Pertanyaan:

Mikroekonomi 73
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
1) Tentukan berapa jumlah barang X dan jumlah barang Y yang harus dikonsumsi agar
konsumen tersebut memperoleh kepuasan total (total utility) maksimum. Tentukan
kepuasan total yang dapat diperoleh dari mengkonsumsi barang X dan barang Y.
2) Jika harga barang X turun dari Rp. 2 menjadi Rp.1, tentukan jumlah barang X dan
jumlah barang Y harus dikonsumsi agar diperoleh kepuasan total maksimum.
Tentukan kepuasan total yang dapat diperoleh dari konsumsi barang X dan barang
Y.
3) Dengan berasumsi bahwa hubungan antara harga barang X dan jumlah barang X
yang diminta adalah linear, tentukan persamaan kurva permintaan konsumen
terhadap barang X. gambarkan kurva permintaan terhadap barang X.

Jawab:
1. Konsumen akan memperoleh kepuasan maksimum jika kombinasi jumlah barang X
dan barang Y yang dikonsumsi memenuhi syarat keseimbangan sebagai berikut:
Syarat keseimbangan I:
Mux = MUy
Px Py

Syarat keseimbangan II: Px(Qx) + Py(Qy) = 1


TU = 10X + 24Y – 0,5X2 – 0,5Y2

Mux = ∆ TU = 10 - X
∆X
Muy = ∆ TU = 24 - Y
∆Y

Mux = MUy -----------------→ 10 – X = 24 - Y


Px Py 2 6

6(10 – X) = 2(24 – Y)
60 – 6X = 48 – 2Y
2Y = 6X + 48 – 60
2Y = 6X – 12
Y = 3X – 6

Syarat keseimbangan II:


Px(X) + Py(Y) = 1
2X + 6Y = 44
2X + 6(3X – 6) = 44
2X + 18X – 36 = 44
20X = 44 + 36
20X = 80
X = 4 unit --------------------------------------------→ Y = 3(4) – 6
= 12 – 6 = 6 unit
Konsumen akan memperoleh kepuasan maksimum jika mengkonsumsi barang X sebanyak
4 unit dan barang Y sebanyak 6 unit.

Mikroekonomi 74
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
Kepuasan total yang dapat diperoleh dari mengkonsumsi barang X sebanyak 4 unit dan
mengkonsumsi
barang Y sebanyak 6 unit adalah
TU = 10X + 24Y – 0,5X2 – 0,5Y2
= 10(4) + 24(6) – 0,5(4)2 – 0,5(6)2
= 40 + 144 – 8 – 18
= 158 satuan kepuasan

2. Harga barang X turun dari Rp. 2 menjadi Rp. 1. Konsumen akan memperoleh kepuasan
maksimum jika kombinasi jumlah barang X dan barang Y yang dikonsumsi memenuhi
syarat keseimbangan sebagai berikut:
Syarat keseimbangan I:
Mux = MUy
Px Py

Syarat keseimbangan II: Px(Qx) + Py(Qy) = 1


TU = 10X + 24Y – 0,5X2 – 0,5Y2
MUx = ∆ TU = 10 - X
∆X
MUy = ∆ TU = 24 - Y
∆Y

Mux = MUy -----------------→ 10 – X = 24 - Y


Px Py 2 6

6(10 – X) = 1(24 – Y)
60 – 6X = 24 – Y
Y = 6X + 24 – 60
Y = 6X – 16
Syarat keseimbangan II:
Px(X) + Py(Y) = 1
X + 6Y = 44
X + 6(6X – 36) = 44
X + 36X – 216 = 44
37X = 44 + 216
37X = 260
X = 7,027 dibulatkan 7 unit

Y = 6X -36
= 6(7) – 36
= 42 – 36 = 6 unit
Konsumen akan memperoleh kepuasan maksimum jika mengkonsumsi barang X sebanyak
7 unit dan
mengkonsumsi barang X sebanyak 4 unit dan mengkonsumsi barang Y sebanyak 6 unit.
Kepuasan total yang dapat diperoleh dari mengkonsumsi barang X sebanyak 4 unit dan
mengkonsumsi barang Y sebanyak 6 unit adalah:
TU = 10X + 24Y – 0,5X2 – 0,5Y2
= 10(7) + 24(6) – 0,5(7)2 – 0,5(6)2

Mikroekonomi 75
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
= 70 + 144 – 24,5 – 18
= 171,5 satuan kepuasan

3. Persamaan kurva permintaan terhadap barang X adalah formulasi menentukan


persamaan kurva linear antara harga barang X(Px) dan jumlah barang X yang diminta
(Qx) adalah:

Px – Px1 = Qx – Qx1
Px2 – Px1 Qx2 – Qx1

Px1 = 2 Qx1 = 4
Px2 = 1 Qx2 = 7

Px – 2 = Qx – 4
1–2 7– 4
Px – 2 = Qx – 4
–1 3
3(Px – 2) = -1(Qx – 4)
3Px – 6 = -Qx – 4
Qx = -4-6 – Px
Qx = 10 – 3Px
Persamaan kurva permintaan terhadap barang X adalah: Qx = 10 – 3Px
Gambar kurva permintaan terhadap barang X:
Pada tingkat harga Rp. 2 jumlah barang X yang diminta adalah sebanyak 4 unit. Sedangkan
pada tingkat harga Rp. 1 jumlah barang X yang diminta adalah sebanyak 7 unit. Jika kurva
permintaan terhadap barang X diasumsikan linear, maka jumlah permintaan konsumen
terhadap barang X adalah:

2. Seorang konsumen mengkonsumsi dua macam barang, yaitu barang X dan barang Y.
Harga barang X per unit (Px) adalah Rp. 2 dan harga barang Y per unit (Py) adalah
Rp. 1. Anggaran yang tersedia untuk membeli kedua barang tersebut adalah Rp. 12
Tingkat kepuasan marjinal (MU) dalam mengkonsumsi sejumlah barang X dan Y
dapat dilihat pada table berikut :

Mikroekonomi 76
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
Jumlah barang X 1 2 3 4 5 6 7 8
Mux 16 14 12 10 8 6 4 2
Jumlah barang y 1 2 3 4 5 6 7 8
MUy 11 10 9 8 7 6 5 4
Pertanyaan :
1. Tentukan berapa banyak barang X dan jumlah barang Y yang harus dikonsumsi
oleh konsumen tersebut agar dicapai kepuasan yang maksimum (kondisi
keseimbangan konsumen)
2. Jika harga barang X turun dari Rp. 2 menjadi Rp. 1 tentukan kondisi keseimbangan
yang baru dan gambarkan kurva permintaan terhadap barang X
Jawaban: ……….?

3. Budi dalam mengkonsumsi barang X dan Y memiliki fungsi kepuasan total


TU = 17 X + 20 Y – 2 X2 – Y2
Apabila diketahui penghasilan anas Rp. 22.000 per bulan, harga barang X = Rp.3.000
per unit dan harga Y = Rp.4.000 per unit, maka tentukan :
a. Jumlah brg X dan Y yg harus anas beli agar kepuasan maksimal
b. Pada tingkat pembelian diatas (soal a), berapa besarnya U total (TU), kepuasan
marginal dari brg X (MUx) dan Muy yg anas peroleh
c. Dari fs U total anas tsb diatas, prinsip ekonomi apa yg nampak saudara lihat?
Jelaskan
Jawab.

Kelemahan dan Kritik Terhadap Pendekatan Kardinal


1) Sifat subjektif dari daya guna dan tidak adanya alat ukur yang tepat dan sesuai,
maksudnya asumsi dasar bahwa kepuasan konsumen dapat diukur dengan satuan
rupiah atau util penerapannya akan sulit dilakukan. Di samping itu, nilai dari daya
guna suatu barang sangat bergantung pada penilainya, sehingga akan sulit untuk
membuat generalisasi dari analisis seseorang atau sekelompok orang.
2) Constant marginal utility of money. Biasanya makin banyak seseorang memiliki
uang maka penilaian terhadap satuan uang itu makin rendah. Oleh sebab itu, nilai
uang yang tetap masih diragukan.
3) Diminishing marginal utility sangat sulit diterima sebagai aksioma, sebab
penilaiannya dari segi psikologis yang sangat sukar

Mikroekonomi 77
Firli Agusetiawan Shavab., S.E., M.M
DAFTAR PUSTAKA

Amrizal. 2006. Buku Ajar Teori Ekonomi Mikro. Sekolah Tinggi Manajemen
Transportasi Trisakti .Jakarta.

Hidayati, Syafaatul. 2019. Teori Ekonomi Mikro. Tangerang : Unpampress

Kennedy, Posma Sariguna Johnson. 2015. Modul Ekonomi Mikro: Teori perilaku
konsumen Dengan pendekatan kardinal. Universitas Kristen Indonesia

N. Gregory Mankiw.2003. Pengantar Ekonomi (terjemah edisi 2nd). Erlangga,

Purwanta, Wiji. 2003. Modul Harga Keseimbangan Pasar.

Putong, Iskandar. 2013. Economics: Pengantar Mikro dan Makro: Edisi 5. Jakarta:
Mitra Wacana Media.

Rahayu, Sri & Dinarossi Utami.2014.Buku Ajar Teori Ekonomi Mikro. Universitas
Muhamadiyah Palembang.

Sukirno, Sadono. 2013. Mikroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

Buku referensi lainya.

Anda mungkin juga menyukai