Naskah Robby
Naskah Robby
Pendahuluan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) merupakan mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan
hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan
berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Mata pelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) sebagai mata pelajaran yang berbasis karakter
menjadi solusi cerdas untuk menanamkan nilai-nilai karakter pada peserta didik.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) dianggap sebagai mata pelajaran
“urgen” bagi peserta didik yang berfungsi membimbing generasi muda untuk secara sukarela
mengikatkan diri pada nilai-nilai dan norma moral yang berkarakter. Peserta didik diharapkan
memiliki moral feeling dengan adanya mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn). Hal itu diperlukan seorang peserta didik untuk menjadi manusia
berkarakter yaitu: kesadaran (conscience), kepercayaan diri (self-estem), merasakan
penderitaan orang lain (empaty), cinta pada kebaikan (loving the good), kontrol diri (self
control), dan kerendaan hati (humility).
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) merupakan salah satu mata
pelajaran wajib dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan diharapkan mampu memberikan perhatiannya kepada pengembang nilai,
moral, dan silkap perilaku peserta didik. Dasar PPkn diajarkan hingga tingkat perguruan
tinggi adalah Pasal 37 Ayat (1) dan (2) UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional yang menyebut bahwa PPKn wajib dimuat dalam kurikulum pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi yang dimaksud untuk membntuk peserta didik
menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaaan dan cinta tanah air sesuai dengan pancasila
dan UUD 1945.
Menurut (Dewi, Riska., 2017) dalam jurnal (Amalia Dwi Pertiwi, Aisyah, Anggraeni ,
& Furi, 2021) Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah hal yang penting yang
harus dimulai ketika anak memasuki usia SD. Karena pada usia sekolah dasar anak-anak
sangat membutuhkan akan pengetahuan yang baru, hal ini sangat dibutuhkan atau penting dan
juga tepat dalam upaya menanamkan konsep dasar mengenai wawasan kebangsaan serta
perilaku yang demokratis secara baik dan juga terarah. ) Pendidikan Kewarganegaraan
memiliki dan sejalan dengan dalam jurnal (Sayektiningsih, Sumardjoko, & Muhibin, 2017)
Pendidikan Kewarganegaraan memiliki dan sejalan dengan tiga fungsi pokok pendidikan
kewarganegaraan yang demokratis, yakni mengembangkan kecerdasan warga negara (civic
intellegence), membina tanggung jawab (civic responsibility) dan mendorong partisipasi
warga negara (civic participation).
Bahasan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan meliputi hubungan antara warga
negara dan negara, serta pendidikan pendahuluan bela negara yang semua ini berpijak pada
nilai-nilai budaya serta dasar filosofi. Tujuan utama Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, serta
membentuk sikap dan perilaku cinta tanah air yang bersendikan kebudayaan dan filsafat
peneliti adalah sebagai instrument kunci. (Sugiyono, 2013, p. 15). Sedangkan deskriptif
dilakukan untuk mengetahui nilai masing-masing variabel, baik atau lebih. Sifat penelitian ini
independen, yaitu tanpa pembuatan hubungan maupun perbandingan dengan variabel lain.
(Jaya, 2022)
Menurut pendapat lain metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan
untuk mendapatkan pemahan yang mendalam tentang masalah-masalah manusia dan sosial,
bukan mendeskripsikan bagian permukaan dari suatu realitas sebagaimana dilakukan peneliti
kualitatif dangan positivismenya. (Mawardi, 2019, p. 25). Menurut pendapat lain Penelitian
kualitatif merupakan penelitian yang dilakukan secara menyeluruh terhadap objek. Peneliti
menjadi instumen utama dalam suatu penelitian kualitatif. Kemudian, hasil penelitian
dijelaskan dalam bentuk kata-kata yang diperoleh melalui data valid. (Jaya, 2022).
Penelitian deskriptif ini dipergunakan untuk mengetahui berbagai permasalahan yang
berhubungan dengan implementasi nilai-nilai karakter melalui mata pelajaran PPKn pada
siswa kelas IV SDN Larangan 5 Kota Tangerang. Selain itu untuk mengetahui lebih
mendalam tentang pemahaman nilai-nilai karakter melalui pembelajaran PPKn. Penelitian ini
akan dilakukan dengan kerjasama antar peneliti, guru, siswa di SDN Larangan 5 Kota
Tangerang. Subjek penelitian ini adalah guru kelas dan siswa di SDN Larangan Kota
Tangerang.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan mengenai analisis implementasi
nilai-nilai karakter melalui mata pelajaran Pancasila dan kewarganegaraan (PPKn) kelas IV di
SDN Larangan 5 Kota Tangerang dapat disimpulkan sebagai berikut : berdasarkan 24 siswa
dari hasil nilai-nilai karakter dari mata pelajaran PPKn siswa pada kategori sangat baik
berjumlah 13 siswa, kategori baik berjumlah 4 siswa, kategori cukup berjumlah 3 siswa,
kategori kurang berjumlah 4 siswa dapat dikatan dari hasil penelitian mengenai analisis
implementasi nilai-nilai karakter melalui mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
kewarganegaraan (PPkn) sudah banyak siswa yang memahami nilai-nilai karakter melalui
mata pelajaran PPKn dan hanya sebagian kecil siswa yang belum memahai nilai-nilai
karakter adapun keberhasilan nilai-nilai karakter yang diterapkan siswa di sekolah yaitu nilai
jujur, disiplin, dan religius siswa sudah menerapkan ketiga nilai-nilai karakter itu dengan baik
dan mengimplementasikannya dengan cara guru mengacu pada RPP yang telah dibuat dan
menanamkan nilai-nilai moral contohnya yaitu sikap jujur kepada siswa dimanapun siswa
berada, mengajarkan meraka sikap disiplin dengan datang tepat waktu ke sekolah, lalu
menanamkan sikap religius contohnya ketika masuk kedalam kelas sebelum memulai
pelajaran hendaknya berdoa terlebih dahulu. Adapun hambatan-hambatan yang dialami siswa
dalam penerapan nilai-nilai karakter di sekolah yaitu faktor keluarga dan faktor lingkungan
sekolah untuk mengatasi hambatan-hambatan terebut dengan cara guru memberikan
pengertian serta motovasi ke siswa, agar siswa tersebut tidak terpengaruh dalam situasi yang
dialami oleh orang tuanya dan juga memberikan arahan terhadap orangtua agar memberikan
perhatian lebih kepada anak agar berada di lingkungan yang baik sehingga anak mempunyai
karakter yang baik.
Proses menanaman nilai-nilai karakter di SDN Larangan 5 berjalan dengan baik guru
mengacu pada RPP yang telah di buat dan juga selalu mengajarkan nilai-nilai karakter seperti
jujur, disiplin, dan relegius, seperti di dalam peraturan kementrian pendidikan nasional
(2017:54-56) contoh nilai yang diterapkan di dalam kelas yaitu dalam proses pembelakaran
guru menerapkan atau menanamkan nilai-nilai karakter kepada siswa, dan kami guru
mengintegrasikan nilai-nilai karakter kedalam setiap mata pelajaran PPKn. Pendidikan
karakter dalam proses pembelajaran PPKn ini biasanya kita terapkan selama prose
pembelajaran PPKn, untuk menerapkan pendidikan karakter di dalam kelas ini dengan cara
kita menanamkan nilai-nilai moral contohnya mengajarkan mereka sikap disiplin seperti
datang tepat waktu kesekolah, nilai-nilai relegius, contohnya ketika masuk kedalam kelas
sebelum memulai pelajaran hendaknya berdoa terlebih dahulu, kita juga menerapkan nilai
jujur terhada siswa dimanapun berada.Teori yang ada dilapangan dan teori yang digunakan
peneliti itu menggunakan teori yang sama, sedangkan perbedaannya yaitu peneliti hanya
memfokuskan tiga nilai-nilai karakter yaitu jujur,disiplin dan religius, sedangkan dilapagan
peneliti menemukan lebih banyak nilai-nilai karakter yang diterapkan guru di dalam kelas.
Lingkungan pergaulan itu juga yang mempengaruhi karakter anak maksudnya ketika
anak itu kesehariannya bergaul dengan teman yang jahat, anak itupun demikian mengikuti
temannya tersebut, jadi untuk mengatasi hal tersebut pendidikan perlu menerapkan
pendidikan karakter yang diintegrasikan kedalam setiap mata pelajaran agar terbinanya insan
yang berkarakter.Cara mengatasi maslah dari faktor internal adalah dengan cara guru
memberi arahan terhadap orang tua agar lebih memberi perhatian lebih untuk si anak agar
berada dilingkungan yang baik agar si anak, mempunyai karakter yang baik.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam penanaman nilai-
nilai karakter melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, salah satunya ialah
Ketika guru berhalangan hadir dalam pembelajaran PPKn maka akan memberikan tugas yang
merangsang penanaman nilai-nilai karakter seperti membuat kliping tentang kebebasan
mengemukakan pendapat, meresum buku PPKn yang berisi nilai-nilai karakter sehingga
pengetahuan tentang nilai karakter bertambah, kemudian tugas-tugas tersebut dikumpulkan
untuk diberi penilaian dan sesekali dibahas atau didiskusikan di dalam kelas. Hasil belajar
siswa dalam nilai-nilai karakter yang diterapkan dalam pemebelajaran PPKn. Peserta didik
sudah mengamalkan nilai-nilai pancasila disekolah, tetapi masih ada sebagian siswa yang
belum menerapkan nilai-nilai pancasila dengan baik sehingga rata-rata dari mereka mendapat
nilai dibawah KKM dalam setiap mata pelajaran PPKn dan tidak memenuhi kriteria
ketentuan minimal nilai 75. namun, meskipun telah melaksanakan penanaman nilai-nilai
karakter, saat ini dalam pelaksanaanya guru dan pihak sekolah terus melalukan berbagai
upaya untuk mengatasi berbagai hambatan yang terjadi. Upaya tersebut bertujuan untuk
memaksimalkan kegiatan pembelajaran yang berorientasi terhadap karakter peserta didik.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan mengenai analisis implementasi
nilai-nilai karakter melalui mata pelajaran Pancasila dan kewarganegaraan (PPKn) kelas IV di
SDN Larangan 5 Kota Tangerang dapat disimpulkan sebagai berikut : berdasarkan 24 siswa
dari hasil nilai-nilai karakter dari mata pelajaran PPKn siswa pada kategori sangat baik
berjumlah 13 siswa, kategori baik berjumlah 4 siswa, kategori cukup berjumlah 3 siswa,
kategori kurang berjumlah 4 siswa dapat dikatan dari hasil penelitian mengenai analisis
implementasi nilai-nilai karakter melalui mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
kewarganegaraan (PPkn) sudah banyak siswa yang memahami nilai-nilai karakter melalui
mata pelajaran PPKn dan hanya sebagian kecil siswa yang belum memahai nilai-nilai
karakter adapun keberhasilan nilai-nilai karakter yang diterapkan siswa di sekolah yaitu nilai
jujur, disiplin, dan religius siswa sudah menerapkan ketiga nilai-nilai karakter itu dengan baik
dan mengimplementasikannya dengan cara guru mengacu pada RPP yang telah dibuat dan
menanamkan nilai-nilai moral contohnya yaitu sikap jujur kepada siswa dimanapun siswa
berada, mengajarkan meraka sikap disiplin dengan datang tepat waktu ke sekolah, lalu
menanamkan sikap religius contohnya ketika masuk kedalam kelas sebelum memulai
pelajaran hendaknya berdoa terlebih dahulu. Adapun hambatan-hambatan yang dialami siswa
dalam penerapan nilai-nilai karakter di sekolah yaitu faktor keluarga dan faktor lingkungan
sekolah untuk mengatasi hambatan-hambatan terebut dengan cara guru memberikan
pengertian serta motovasi ke siswa, agar siswa tersebut tidak terpengaruh dalam situasi yang
dialami oleh orang tuanya dan juga memberikan arahan terhadap orangtua agar memberikan
perhatian lebih kepada anak agar berada di lingkungan yang baik sehingga anak mempunyai
karakter yang baik.
Daftar Pustaka
Amalia Dwi Pertiwi, S. A., Aisyah, S. N., Anggraeni , D. d., & Furi, Y. F. (2021).
Implementasi Nilai Pendidikan Karakter Dalam Mata Pelajaran PKn di Sekolah Dasar.
JURNAL BASICEDU, 6.
Gandamana, A. (2017). Perbandingan kopetensi kewarganegaraan dalam kurikulum 2006
(KTSP) dan kurikulum 2013 mata pelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
disekolah dasar. Seminar Nasional Pendidikan Dasar Universitas Negeri Medan , 7.
Gunawan, H. (2017). Pendidkan Karakter. Bandung: ALFABETA, cv.
HIDAYAH, N. (2015). PENANAMAN NILAI-NILAI KARAKTER. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Dasar, 15.
Iswandi, D. (2019). DIMENSI KULIKULER PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
SEBAGAI PROGRAM PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR KELAS . Jurnal
Civicus, 8.
Iswatiningsih, D. (2019). Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Nilai-Nilai Kearifan Lokal
di Sekolah. Satwika (Kajian ilmu budaya dan perubahan sosial), 10.
Jaya, I. M. (2022). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif (Teori penerapan riset nyata).
Yogyakarta: QUADRANT.
Lestari, S. (2016). Psikologi Keluarga. yogyakarta: Prenadamedia group.
Mahmud. (2017). Pendidikan Karakter. Bandung: Alfabeta, Cv.
Mawardi. (2019). DASAR-DASAR METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN. Jakarta:
Samudra Biru.
Sarbaini. (2014). Good Practices Pedidikan Nilai, Moral dan Karakter Kepatuhan di Sekolah.
Yogyakarta: Aswaja Presindo Yogyakarta.
Sayektiningsih, Sumardjoko, B., & Muhibin, A. (2017). PENANAMAN NILAI-NILAI
KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN . Jurnal managent pendidikan, 11.
Sugiyono. (2013). METODE PENELITIAN KUANTITATIF, KUALITATIF DAN R&D.
Bandung: Alfabeta Bandung.
Sumiati, Y. (2007). belajar adalah proses perubahan perilaku akibat interaksi individu dengan
lingkungan. bumi askara, 7.
Susilawati, S. (2020). Pembelajaran Moral dan Desain Pembelajaran Moral. Yogyakarta:
Pustaka Egaliter.
Tirtoni, F. (2016). Pembelajaran pkn di sekolah dasar. Yogyakarta: Cv. Buku Baik
Yogyakarta.
Winarno. (2014). Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Bumi Askara, 7.
Zakiyah, Q. Y., & Rusdiana. (2014). Pendidikan Nilai Kajian Teori dan Praktik di Sekolah.
Bandung: Pustaka Setia Bandung.