DISUSUN OLEH :
Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan kerja praktek dengan judul "IMPLEMENTASI
PACKET FILTERING DAN MANAJEMEN BANDWITH BERBASIS MIKROTIK
ROUTERBOARD DI LINGKUNGAN PONPES DARUL LUGHAH WADDIRASATIL
ISLAMIYAH" sebagai salah satu mata kuliah wajib di Fakultas Teknik Universitas Madura.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Orang tua saya, yang selalu mendorong saya dan mendoakan saya
untuk menyelesaikan kerja praktek ini.
2. Bapak UBAIDI, M.Kom, sebagai dosen pembimbing kerja praktek,
atas segala bimbingan, arahan, dan saran yang diberikan kepada
penulis untuk menyelesaikan kerja praktek ini dengan baik..
3. Bapak Sholeh Rachmatullah, M.Kom, sebagai ketua program studi
Informatika dan seluruh karyawan Prodi Informatika di Fakultas
Teknik Universitas Madura.
4. Ketua Pondok Pesantren Darul Lughah Waddirasatil Islamiyah,
Bapak Ustad Miftahul Ariifn, S.Pd.I, yang telah memberikan izin
untuk pelaksanaan kerja praktek ini.
5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan secara spesifik yang telah
dengan tulus memberikan doa dan dorongan untuk menyelesaikan
kerja praktek ini.
Dalam Segala kritik dan saran yang bermanfaat akan bermanfaat bagi penulis
dan pembaca karena penulisan praktek ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan.
iii
DAFTAR ISI
Halaman
iv
3.1.1 Tempat ......................................................................................... 12
3.1.2 Waktu........................................................................................... 12
3.2 Alat dan Bahan ..................................................................................... 12
3.2.1 Alat .............................................................................................. 12
3.2.2 Bahan ........................................................................................... 16
3.3 Diagram Alir ......................................................................................... 16
3.3.1 Analisa Masalah .......................................................................... 17
3.3.2 Pengumpulan Data ....................................................................... 17
3.3.3 Topologi Jaringan Wi-FI ............................................................. 17
3.3.4 Desain Dan Implementasi Topologi Mikrotik Routerboard ........ 18
3.3.5 Implementasi Packet Filtering Dan Manajemen Bandwith ......... 19
3.3.6 Analisis Hasil Akhir Implementasi Packet Filtering Dan
Manajemen Bandwith ........................................................................... 20
3.4 Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data .............................................. 20
3.5 Teknik Analisis Data ............................................................................ 21
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN ............................................. 22
4.1 Analisa Masalah ................................................................................... 22
4.2 Pengumpulan Data ................................................................................ 25
4.3 Desain dan Implementasi Topologi Mikrotik Routerboard ................. 26
4.4 Implementasi Packet Filtering Dan Manajemen Bandwith .................. 28
4.4.1 Implementasi Packet Filtering ..................................................... 30
4.4.2 Implementasi Manajemen Bandwith ........................................... 33
4.5 Uji Coba Implementasi Packet Filtering Dan Manajemen Bandwith .. 35
4.5.1 Uji Coba Implementasi Packet Filtering ...................................... 35
4.5.2 Uji Coba Implementasi Manajemen Bandwith............................ 36
4.6 Analisis Hasil Implementasi Packet Filtering Dan Manajemen
Bandwith ............................................................................................... 37
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 38
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 38
5.2 Saran ..................................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 39
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3. 1 Perangkat Keras .................................................................................. 13
Tabel 3. 2 Perangkat Lunak ................................................................................. 16
Tabel 4. 1 Jumlah Pengguna ................................................................................ 22
Tabel 4. 2 Data Situs Yang Akan Diblokir .......................................................... 23
Tabel 4. 3 Paket Internet Ponpes .......................................................................... 23
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Selain itu, akses internet bebas juga menjadi permasalahan. Akses bebas
dapat memberikan kesempatan bagi pengguna untuk menyalahgunakan informasi
atau mengakses konten yang tidak bermanfaat. Ini dapat mempengaruhi
pemahaman dan pandangan Ustad dan Santri di Pondok Pesantren Darul Lughah
Waddirasatil Islamiyah terhadap ajaran agama atau nilai-nilai moral.
Dalam hal ini, masalah yang mungkin muncul di Pondok Pesantren Darul
Lughah Waddirasatil Islamiyah terkait dengan jaringan dapat mencakup:
1. Akses internet bebas: Dengan internet bebas, para Ustad dan Santri
berisiko sering mengakses konten yang tidak bermanfaat dan konten
negatif seperti pornografi, kekerasan, atau konten yang bertentangan
dengan prinsip agama dan moral.
Dalam era digital ini, peran ISP menjadi sangat penting karena mereka menjadi
jembatan utama antara pengguna dan dunia maya. Layanan yang disediakan oleh
6
7
ISP tidak hanya mencakup koneksi internet yang stabil tetapi juga memainkan
peran krusial dalam menyediakan infrastruktur untuk berbagai layanan online,
komunikasi, dan kolaborasi yang menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari
. Dengan demikian, pemahaman tentang peran dan jenis-jenis ISP serta pilihan
provider yang ada menjadi penting untuk memastikan pengalaman pengguna yang
optimal dalam mengakses dan menggunakan internet. (Fadlan & Subhiyanto, 2021)
2.3 Winbox
Winbox adalah sebuah utilitas yang sangat berguna untuk mengelola
konektivitas dan konfigurasi perangkat MikroTik melalui MAC address atau
protokol IP. Fungsinya sangat penting dalam mempermudah pengguna untuk
melakukan konfigurasi MikroTik RouterOS menggunakan antarmuka grafis
pengguna (GUI) dengan cara yang efisien dan sederhana.
meningkatkan kinerja dan kehandalan sistem secara keseluruhan. (Aris, Budi, &
Dedi, 2022)
2.5 Local Area Network (LAN)
Menurut pandangan Bonnie Suherman, Local Area Network (LAN) dapat
didefinisikan sebagai suatu jaringan yang memiliki cakupan terbatas dan terdapat
di dalam suatu tempat atau ruangan tunggal di dalam sebuah gedung. Definisi ini
juga melibatkan kemungkinan penggunaan LAN untuk menghubungkan beberapa
gedung yang berada dalam area geografis tertutup, menciptakan koneksi
komunikasi terbatas namun efisien di dalam konteks geografis tertentu. Suherman
menyoroti sifat terbatasnya dan cakupan yang fokus pada lingkungan yang
terlokalisasi, seperti dalam gedung atau area tertentu.
Di sisi lain, Arief Ramadhan memberikan perspektif yang sejalan dengan
pandangan Suherman. Menurut Ramadhan, LAN adalah suatu jaringan perangkat
komputer yang memiliki cakupan yang terbatas dalam area atau lokasi tertentu
saja. Pemahaman Ramadhan menekankan pada sifat terlokalisasi dan area
cakupan yang terbatas dari LAN. Hal ini menunjukkan bahwa LAN biasanya
dirancang untuk memberikan konektivitas yang efisien di antara perangkat
komputer dalam suatu area geografis yang relatif kecil, memungkinkan
pertukaran data dan informasi secara cepat dan efektif di dalam suatu lingkup
tertentu. (Aris, Budi, & Dedi, 2022)
2.6 Jaringan Wireless
Jaringan ini tidak bergantung pada kabel untuk pertukaran informasi antar
komputer; sebaliknya, menggunakan gelombang elektromagnetik sebagai media
transmisi data. Wireless Adapter, sebagai media transmisi dalam teknologi
Wireless Network, menjadi elemen kunci tanpa kabel. Wireless Access Point (W-
AP) secara khusus mengatur simpul-simpul dalam Wireless Local Area Network
(WLAN), berfungsi sebagai penerima dan pemancar pusat sinyal radio WLAN.
Access Point (AP) menjadi hub sentral dalam infrastruktur WLAN, dilengkapi
dengan antena untuk menyediakan koneksi nirkabel di area tertentu yang disebut
cell. Dengan ini, jaringan mencapai konektivitas tanpa kabel dan fleksibilitas
dalam pertukaran data. (Yupi, Muhamad, & Mahpuz, 2020)
9
2.7 Router
Router adalah perangkat jaringan yang menghubungkan satu jaringan dengan
jaringan lainnya. Meskipun tampak mirip dengan bridge, router lebih cerdas.
Kinerja router ditingkatkan dengan menggunakan tabel routing yang tersimpan di
memori, memungkinkannya membuat keputusan cerdas tentang arah dan cara
pengiriman paket data. Kemampuan router dalam menentukan rute terbaik untuk
paket data membuatnya menjadi perangkat yang sangat efisien dalam mengelola
lalu lintas jaringan. Dengan cara ini, router berperan penting dalam
mengoptimalkan komunikasi antar jaringan, memastikan paket data diarahkan
melalui rute terbaik sesuai dengan kebutuhan jaringan yang terhubung. (Yupi,
Muhamad, & Mahpuz, 2020)
2.8 Mikrotik Routerboard
Mikrotik, sebuah produk yang dikembangkan oleh perusahaan MikroTikls
yang berbasis di kota Riga, Latvia, memiliki sejarah dan peran penting dalam
industri teknologi informasi. Latvia sendiri adalah sebuah negara yang pernah
menjadi bagian dari Uni Soviet dan kini merdeka. Mikrotik mulai berdiri pada
tahun 1995, awalnya dibuat untuk melayani perusahaan jasa layanan Internet (PJI)
atau Internet Service Provider (ISP) dengan fokus pada layanan nirkabel.
MikroTikls telah menjadi penyedia layanan untuk banyak ISP nirkabel di
berbagai negara, termasuk Indonesia. Mikrotik, yang didesain sebagai router
berbasis PC, dikenal karena kestabilan, kontrol kualitas, dan fleksibilitasnya
dalam menangani berbagai jenis paket data serta proses rute atau routing. Ini
membuatnya menjadi pilihan yang sangat berguna bagi ISP yang ingin
menjalankan berbagai aplikasi, mulai dari yang paling sederhana hingga tingkat
lanjut.
Mikrotik tidak hanya berfungsi sebagai router berbasis PC, tetapi juga dapat
diterapkan dalam berbagai aplikasi tambahan, seperti manajemen kapasitas akses
(bandwidth), firewall, wireless access point (WiFi), backhaul link, sistem hotspot,
server Virtual Private Network (VPN), dan berbagai aplikasi lainnya. Ini
menunjukkan fleksibilitas Mikrotik dalam memenuhi kebutuhan beragam dari
penyedia layanan Internet dan berkontribusi pada popularitasnya yang meluas di
10
baik atas alokasi bandwidth, mengoptimalkan kinerja jaringan. (Rizca & Timur,
2022)
2.12 Packet Filtering
Packet filtering merupakan sebuah program yang dapat menyaring halaman
website yang masuk untuk menentukan apakah sebagian atau keseluruhan
kontennya tidak boleh ditampilkan kepada pengguna. Fungsi Packet Filtering
memungkinkan pengguna untuk memblokir halaman dari situs web yang
cenderung menyajikan iklan yang tidak diinginkan, konten pornografi, spyware,
virus, dan jenis konten lainnya yang tidak diinginkan.
Dalam konteks filter website, firewall pada router MikroTik memiliki
parameter layer 7 protocol yang dapat digunakan untuk membatasi akses internet
terhadap situs-situs tertentu. Parameter ini juga dapat membatasi ekstensi file
yang dapat diunduh oleh komputer pengguna (Towidjojo, 2019). Layer 7 protocol
merupakan fitur pada router MikroTik yang bertugas mengumpulkan 10 paket
pertama dari koneksi atau 2 KB pertama koneksi dengan mencari pola atau
pattern dalam data yang sudah dikumpulkan. Jika pola tidak ditemukan, maka
matcher akan berhenti memeriksa lebih lanjut paket tersebut. (Indah &
Muhammad.Ali.Mustofa, 2019)
2.13 Layer 7 Protocol
Layer 7 Protocol adalah metode pencarian pola terhadap paket data yang
melewati jalur ICMP, TCP, dan UDP. Sebagai bagian dari model OSI yang
dikenal sebagai Application Layer, Layer 7 bertugas mengidentifikasi dan
menganalisis protokol aplikasi yang terkandung dalam data. Dengan fokus pada
karakteristik lapisan aplikasi, seperti tipe konten dan layanan, Layer 7 Protocol
memungkinkan pengenalan pola data yang lebih mendalam. Dengan cara ini,
sistem dapat mengelola dan mengatur lalu lintas dengan lebih akurat,
memungkinkan filter yang lebih canggih dan pengambilan keputusan yang lebih
kontekstual, memberikan kontrol yang lebih efektif terhadap pengaturan dan
pemantauan jaringan. (Alfian & I, 2018)
BAB III
METODOLOGI
12
13
Panjang x Lebar x 14 cm x 11 cm x
Tinggi 3 cm
Router Indihome Brand Huawei 1 Unit
Model HG8145V5
Colour White
Number of ports 4
Number of LAN ports 3x 10/100BaseTX
(RJ45), 1x
10/100/1000BaseTX
(RJ45),
PON standard GPON
Wireless network IEEE 802.11b, IEEE
standards 802.11g, IEEE
802.11n,
USB port 1x USB
VoIP ports 1x POTS
14
Brand Huawei
Adaptor POE Model 2410 1 Unit
Input 100-240 VAC 50/60
HZ
Output 24V 1A
Switch Model HSAirpo SW105P 1 Unit
IEEE 802.3, IEEE
Standards 802.3u, IEEE
802.3x
5*10/100Mbps
auto-negotiation RJ-
Interface
45 Ports (Auto
MDI/MDIX)
5VDC/1A, or LAN1
PORT 5-24V
Power Supply
Passive PoE Power
supply
Led 1* Power, 5*LANs
Auto-learning, auto-
Mac Address Learning
aging
Mac Address Table 1K
Model HSAirpo SW105P
Akses Point Model Tenda F9 1 Unit
santri putri Standard Protokol IEEE 802.11 b/g/n
1x WAN dan 3 x
Interface LAN 10/100 Mbps
Port
1 x WPS / Reset dan
Tombol
1 x Wifi
Lampu Indikator SYS , WiFi 1 , 2 , 3
15
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan untuk menerapkan packet filtering dan
manajemen bandwith adalah informasi yang diperoleh dari Pondok Pesantren
Darul Lughah Waddirasatil Islamiyah, seperti data kecepatan unduh, unggah,
serta situs yang akan dihentikan aksesnya sesuai dengan kebijakan pondok.
Hal ini juga mencakup jumlah maksimum bandwith yang diberikan oleh
penyedia layanan, dan jumlah pengguna yang akan menggunakan jaringan.
3.3 Diagram Alir
Dalam lingkungan Pondok Pesantren Darul Lughah Waddirasatil Islamiyah,
penerapan packet filtering dan manajemen bandwidth melibatkan lima langkah,
sesuai dengan Gambar 3.1 yang menggambarkan prosedur pelaksanaan langkah-
langkah tersebut dalam konteks implementasi teknologi jaringan di pondok
pesantren tersebut.
dapat dievaluasi hasil pengujian, dan jika diperlukan, dilakukan perbaikan atau
penyesuaian. Proses ini bertujuan untuk mengoptimalkan penerapan packet
filtering dan manajemen bandwidth, sehingga dapat dipastikan bahwa konfigurasi
jaringan beroperasi secara efektif.
3.3.6 Analisis Hasil Akhir Implementasi Packet Filtering Dan Manajemen
Bandwith
Hasil akhir dari penerapan packet filtering dan manajemen bandwidth
melibatkan analisis data yang diperoleh melalui pemantauan menggunakan
Browser dan Tes Speed. Proses ini dimaksudkan untuk memonitor dan
mengevaluasi performa jaringan setelah penerapan packet filtering dan
manajemen bandwidth. Dalam pemantauan dengan menggunakan Browser, dapat
dilakukan pengecekan terhadap ketersediaan akses ke situs yang telah diblokir.
Informasi yang diperoleh dari Browser memberikan kontribusi signifikan dalam
menilai efektivitas penerapan packet filtering. Sementara itu, Tes Speed berfungsi
sebagai alat untuk mengukur kecepatan internet dengan akurasi, sehingga dapat
menentukan kecepatan maksimal setelah menerapkan manajemen bandwidth.
Dengan memperoleh data dari pemantauan Browser dan Tes Speed, dapat
menganalisis hasil pengujian dan melakukan peningkatan atau penyesuaian jika
diperlukan. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengoptimalkan konfigurasi
packet filtering dan manajemen bandwidth serta memastikan bahwa konfigurasi
jaringan beroperasi dengan optimal.
3.4 Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data
Ada beberapa metode dan langkah-langkah pengumpulan data yang sesuai
untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam melakukan uji coba dengan
menerapkan packet filtering dan manajemen bandwidth. Berikut adalah beberapa
teknik yang dapat diterapkan:
1. Pengambilan Informasi Melalui Pemantauan Browser:
Dalam tahapan ini, dapat memanfaatkan Browser untuk memeriksa
apakah situs yang telah diblokir masih dapat diakses atau tidak. Caranya
adalah dengan memasukkan alamat atau URL pada browser.
2. Penggunaan Tes Speed Untuk Pengumpulan Data:
21
Langkah kedua adalah mencari data situs yang akan diblokir sesuai dengan
kebijakan pondok. Hasil pencarian ini terdokumentasikan dalam tabel berikut:
22
23
5.1 Kesimpulan
Pertama, melalui packet filtering menggunakan layer 7 protocol, sistem
berhasil efektif dalam mencegah akses ke situs-situs yang tidak diinginkan,
memberikan kontrol yang diperlukan terhadap konten internet yang dapat diakses
oleh para santri. Hal ini melibatkan pembuatan dan pengaturan aturan yang dapat
disesuaikan dengan kebijakan lingkungan pesantren.
38
DAFTAR PUSTAKA
39