Anda di halaman 1dari 5

CINTA TERNODA

OLEH VIVI YANTI MASRA

Hari itu hujan turun teramat deras, menyatu dengan derasnya air mata yang jatuh membasahi
pipi. Imah begitu sedih saat Ia mengetahui orang yang Ia cintai justru memilih wanita lain untuk
menjadi pasangan hidupnya. Robert menghianati cinta Imah yang suci. Robert ternyata lelaki hidung
belang layaknya laki-laki yang playboy lainnya.

Imah dan Robert sudah berpacaran selama 8 tahun sejak mereka masih sama-sama SMA. Ia
berpikir hubungan mereka akan baik-baik saja. Ternyata meleset, hubungan mereka putus ditengah
jalan. Robert adalah tetangga Imah sekaligus pacarnya. Rumah rumah Robert sangat dekat dengan
rumah Imah. Letak rumah Robert kurang lebih 30 meter dari rumah Imah. Sangat dekat kan? Ibarat
pepatah “ tetanggaku idolaku”.

Robert adalah sosok pria yang sangat baik di mata Imah. Robert pria yang baik, bijaksana
dan romantis dimata Imah. Semua yang tampak pada Robert semuanya baik dan sangat sempurna di
mata Imah. Imah ingat bagaimana cara ia memberikan kejutan-kejutan kecil yang selalu membuat
Imah terkesan. Setiap hari yang Imah jalani bersamanya selalu terasa indah. Kemana-mana selalu
berdua. Dimana ada Imah pasti di situ ada Robert. Bak pepatah, “ dimana ada gula disitu ada semut”.
Semakin hari cinta mereka semakin lengket kayak permen karet.

Hubungan romantis antara Imah dan Robert diketahui oleh Ayah dan Ibu Imah. Ternyata
Ayah dan ibu Imah tidak menyetujui hubungan Imah dan Robert. Ayah Imah sangat beralasan karena
Robert adalah tetangga mereka. Sangat tidak enak kalau menikah dengan lelaki yang rumahnya sangat
dekat ungkap Ayah Imah. Alasan lain yang membuat ayah Imah tidak menyetujui hubungan mereka
karena Robert hanya tamatan SMA. Sebenarnya Robert ingin melanjutkan kuliah namun, jadwal
kuliah sangat mepet sekali dengan jadwal kerjanya. Ternyata Robert sudah bekerja di salah satu
perusahaan swasta di kota besar.

Walau orang tua Imah tidak menyetujui hubungan mereka, Robert tetap berusaha berjuang
untuk memperjuangkan cinta mereka. Setiap orang tua Imah menjenguk Imah dan saudaranya, Robert
selalu datang ke rumah untuk melunakkan hati ayah Imah. Namun, perjuangan itu masih saja tidak
menyurutkan hati ayah Imah untuk menyetujui hubungan mereka.

Ayah Imah terkenal orang tua yang galak, disiplin kepada anak-anaknya. Semua anaknya
tidak diizinkan keluar malam baik itu anak laki-laki maupun anak perempuan. Peraturan di rumah pun
sangat ketat. Semua anaknya yang sudah menyelesaikan tingkat sekolah ketika mau melanjutkan ke
jenjang sekolah berikutnya selalu ditanya dengan pertanyaan yang sama. Pertanyaannya adalah
“Apakah kamu bener-bener mau sekolah?” Semua anaknya menjawab “ iya Ayah”. termasuk juga
Imah. Kalau bener-bener mau sekolah, kalian harus sekolah yang benar. Jangan main-main dan
bahkan pacaran terlebih dahulu. Karena Ayah ingin melihat kalian sukses dulu baru menikah. Karena
kesuksesan kalian adalah kebahagiaan bagi kami orang tua yang sudah membanting tulang untuk
menyekolahkan kalian supaya tidak seperti ayah dan ibu yang melarat, ungkap Ayah.

Mendengar nasehat Ayah Imah dan saudaranya bertekad untuk benar-benar sekolah. Namun,
Imah tidak mematuhi nasehat Ayah yang satunya. Imah masih saja berpacaran dengan Robert. Imah
beralasan pacaran hanya untuk menambah semangatnya untuk belajar.

Setelah selesai kuliah Imah melamar pekerjaan di banyak perusahaan. Namun, tak satupun
perusahaan menerimanya. Imah sebenarnya kuliah di salah satu Perguruan Tinggi Islam di kota Imah
tinggal. Akhirnya Imah memutuskan untuk bekerja sebagai guru ngaji untuk mencari aktifitas
sebelum mendapatkan pekerjaan tetap. Imah ingat pesan ayahnya jangan menikah dulu sebelum
sukses. Setiap ada lowongan Imah selalu melamar. Akhirnya, muncullah lowongan sebagai penyuluh
di sebuah kementerian. Imah mendaftar lowongan di kementerian tersebut dan alhmadulillah Imah
lulus. Kelulusan Imah membuat Imah bahagia dan terbersit di pikirannya untuk segera menikah
dengan Robert karena hubungannya yang sudah lama terjalin.

Hari demi hari dilewati hubungan Imah dan Robert semakin dekat walau tanpa persetujuan
Ayahnya. Akhirnya Imah dan Robert memutuskan untuk menikah. Robert menemui Ayah Imah untuk
melamar Imah walau ayahnya tidak menyetujui hubungan mereka. Imah menyakinkan ayahnya
bahwa Robert adalah lelaki yang sangat baik dan bisa membahagiakan Imah di kemudian hari.
Namun, si ayah tetap pada pendiriannya. Imah akhirnya membujuk ibu untuk menasehati ayah supaya
menyetujui pernikahan Imah dengan Robert. Akhirnya ibu membujuk ayah untuk menyetujui
pernikahan Imah. Bujukan ibu ternyata meluluhkan hati ayah. Akhirnya dengan terpaksa mengiyakan
permintaan ibu untuk menyetujui pernikahan imah dan Robert.

Persetujuan ayah akhirnya membuat Robert dan keluarganya datang ke kampung untuk
melamar Imah. Mengapa di kampung? Karena ayah dan ibu tinggal di kampung. Hari lamaran pun
tiba. Ternyata persetujuan ayah hanyalah di mulut saja. Ayah ternyata mempunyai rencana lain. Ayah
hanya mengiyakan ke ibu bahwa ia setuju Robert melamar Imah. Tapi kenyataan ayah masih saja
tetap pada pendiriannya tidak setuju. Pada hari lamaran itu pergi ke kota. Ibu terkejut, ayah mau
kemana pagi-pagi kok sudah rapi? Ayah menjawab saja ada pekerjaan ke kota hari ini. Ibu tertegun
sejenak. Bukannya hari ini akan ada lamaran anak kita Imah yah? Iya kamu urus saja lamarannya saya
akan pergi ujar ayah. Ibu pun bingung.

Datanglah keluarga Robert ke kampung, walau tanpa ayah Imah. Ibu imah mengajak para
tetangga dan keluarga dekat untuk menerima tamu dari keluarga Robert. Keluarga Robert pun
bertanya, mana ayah Imah? Ibu pun menjawab bahwa ayah Imah pergi ke kota karena ada pekerjaan
yang tidak bisa di tinggalkan. Kelaurga Robertpun heran sudah tahu hari itu aka nada lamaran
anaknya kok masih saja pergi. Suasanapun terasa hening karena ketiadaan ayah Imah. Akhirnya acara
lamaran di pandu oleh tokoh agama yang ada di kampung Imah.

Mengetahui Ayahnya pergi, Imah bagai di sambar petir di siang bolong. Hatinya hancur
bercampuraduk sedih. Menangis sejadi-jadinya. Mengapa Ayah seperti itu? “Mengapa Ayah tidak
mau membuat aku bahagia?” ujar Imah. Ayah begitu membenci Robert sehingga hanya berpura-pura
sibuk ketika di hari lamaran Imah. Sebenarnya orang tua itu selalu ingin yang terbaik untuk anak-
anaknya. Ayah sudah mempunyai feeling tidak baik terhadap Robert. Namun, Imah tidak menyadari
hal itu. Imah tetap saja pada pendirian dan cinta butanya kepada Robert.

Setelah usai lamaran, pernikahan Imah akan tetap dilaksanakan ujar Imah memaksakan diri.
Namun, Ayah tetap ingin membatalkan pernikahan antara Imah dan Robert. Imah membujuk Robert
untuk tidak sakit hati dengan perlakuan Ayahnya Imah terhadap dirinya dan keluarganya. Ternyata
bujukan imah tidak di gubris sama Robert. Robert ternyata sakit hati terhadap perlakuan ayah imah.
Robert bahkan bilang dengan kata-kata kasar, tidak hanya ada 1 wanita di dunia ini. Ada banyak
wanita. Mendengar ucapan Robert hati imah semakin hancur. Sedih dan menangis terus menerus.
Sampai tidak makan sama sekali.

Imah mengurung diri di kamar sembari menangis yang ga bersudahan. Saudara-saudaranya


menasehati Imah supaya tidak bersedih berkepanjangan. Karena mungkin dia bukan yang terbaik. Di
tengah kesedihan Imah, datanglah saudara Robert menemui Imah. Saudara-saudara Imah tidak tinggal
diam. Saudara Robert memberitahu bahwa sebenarnya mereka lebih suka untuk menikahkan Robert
kepada Imah.

Semua keindahan hubungan itu benar-benar sirna hanya dalam sekejap. Dunia rasanya gelap
gulita. Imah seperti tidak pernah menemukan siang dalam hari-hariku. Imah terlalu sakit ditinggalkan
begitu saja oleh pria yang Ia anggap baik, ternyata bisa menyakitinya lebih dari sakitnya kematian.

Robert memberikan Imah secarik kertas undangan. Imah pikir, dia akan pergi ke pernikahan
teman seperti biasanya dan sudah memaafkan Imah dan ayah Imah terhadap kejadian lamaran
kemarin. Imah tidak menyangka kalau itu adalah hari pernikahannya dia. Kamu tahu, bagaimana
rasanya ketika pacarmu sendiri memberikan undangan pernikahannya dengan wanita lain? Sakit.
Sangat sakit.

"Maafin aku ...!" Robert hanya menatapku kosong sementara Imah menangis histeris karena secarik
kertas undangan yang ia berikan.

"Kenapa kamu tega sama aku?" Tanya Imah bersama derai air mata yang tak henti-henti mengalir bak
air keran. Entah kenapa dia tega melakukannya pada Imah. Bahkan seluruh keluarganya juga berhasil
membohongi Imah. Bagaimana tidak, seminggu yang lalu saudaranya masih bersilaturahmi ke rumah.
Status kami masih mengawang. Belum ada keputusan untuk lanjut atau tidak. Hubungan kami masih
baik-baik saja. Ibunya juga bersikap baik pada Imah. Imah sama sekali tidak tahu kalau mereka sudah
menyiapkan pernikahan untuk Robert dan wanita yang tidak Imah kenal.

"Aku sayang sama kamu. Kamu bilang, kamu sayang sama aku ungkap Imah. Kenapa kamu malah
nikah sama cewek lain? Kamu bilang akan meluluhkan hati ayahku demi cinta kita. Kamu jahat
banget! Kamu nggak punya hati!" maki Imah tanpa sadar memberontak dan memukuli tubuhnya
sesukanya.

Robert sama sekali tidak membalas atau pun mencegah. Ia membiarkan Imah menampar, memukuli
dadanya dan menangis sejadi-jadinya. Ia tahu, Imah jauh lebih sakit daripada melukainya dengan
kuku atau benda tajam.

"Aku sayang sama kamu. Dan nggak akan pernah berubah."

"BOHONG!!!"

"Kita sama-sama cinta tapi kita nggak berjodoh. Aku minta maaf ungkap Robert ... ini semua
salahku." Tapi aku tetap akan menikahimu ungkap Robert dengan menahan air matanya untuk bisa
keluar, namun bisa Imah lihat kalau sudut-sudut matanya juga basah.

"DASAR BAJINGAN!!!"

"Maki Imah sesukanya. Kalau perlu, bunuh aku sekarang juga!" teriak Robert.

"Kalo kamu cinta sama aku, kenapa kamu nikah sama orang lain? Kamu selingkuh di belakang aku,
hah!? Aku kira kamu cowok baik. Nyatanya kamu jauh lebih jahat dari yang aku kira." Ungkap Imah

"Aku nggak bisa menolak pernikahan ini." Ungkap Robert.

"Kenapa? Orang tua jodohin kamu? Lanjut Imah. Aku pikir ortu kamu suka sama aku. Mereka selama
ini baik sama aku. Udah anggep aku kayak anaknya sendiri. Aku nggak nyangka kalau mereka juga
sejahat ini sama aku," Tambah Imah.

"Bukan salah mereka. Mereka nggak jahat! Aku yang jahat! Mereka sayang sama kamu seperti yang
kamu lihat,"jawab Robert

"Terus kenapa kamu tega ngelakuin ini sama aku?" ujar Imah

"Aku nggak bisa nolak. Mama sama Papa juga nggak setuju aku nikahin dia. Tapi ...." Robert terdiam
beberapa saat. Suaranya tercekat dan air matanya mengalir deras saat menatapku. Pundaknya naik
turun menahan emosinya. "Dia hamil dan aku harus bertanggung jawab." Robert menjatuhkan
lututnya ke lantai. Merangkul kaki dan mengecup ujung jemari kakiku. "Maafin aku. Aku udah
berdosa karena menghianati cinta sucimu. Aku menyesal karena tergoda dengan nikmatnya nafsu
yang ia tawarkan kepadaku."

Serasa tersambar petir di siang bolong saat mendengar kalimat-kalimat menyakitkan itu
keluar dari mulut Robert. Imah tidak percaya kalau ia telah melakukan hal sekotor itu di belakangnya.
Untuk apa mereka berpacaran kalau dia tidur dengan wanita lain. Dia main gila di belakangku ujar
Imah dan dia masih bersikap baik dan manis. Ini lebih menyakitkan dari apa pun. Dia bermain di
belakang dengan sempurna. Sungguh dia memang laki-laki hidung belang.

Kesedihan Imah semakin parah. Ia jadi perempuan tak berguna yang mengurung diri di dalam kamar
selama 3 bulan sambil menagis tak henti-henti. Air mata sudah kering sampai matanya bengkak.

Imah malu ... malu bertemu dengan siapa pun termasuk ibuku.

Semua orang pasti akan bertanya kenapa Robert menikah dengan wanita lain?

Kalau wanita yang bukan menjadi pacarnya sudah dihamili ... semua orang akan berpikir kalau Imah
adalah wanita murahan yang sudah menyerahkan tubuhnya pada Robert. Padahal, Imah sama sekali
tidak pernah melakukannya. Mungkin hal itu juga yang membuat Robert akhirnya berpaling, karena
Imah tidak mau melakukan hal bodoh dan menghancurkan masa depannya. Maka dia pilih wanita lain
untuk bisa memuaskan nafsu birahinya.

Tapi, persepsi orang tidak akan berubah. Zaman sekarang, mana ada perempuan yang masih
mempertahankan keperawanannya untuk laki-laki yang menjadi suaminya. Sex after married menjadi
hal yang tabu di zaman sekarang ini. Dan kamu hanya akan jadi bahan tertawaan teman-temanmu saat
kamu bilang belum pernah melakukan hubungan seks di luar nikah. Ini Imah alami selama ia
berpacaran dengan Robert. Mungkin saja Robert lebih tertarik dengan gaya hidup teman-temannya
ketimbang mempertahankan prinsip kesucian dalam sebuah hubungan. Dan hal itu yang membuatnya
memilih tidur dengan perempuan lain.

Imah tidak menyangka kalau laki-laki lebih memilih wanita yang bisa memberinya kenikmatan
sebelum menikah ketimbang wanita yang mempertahankan kesuciannya sampai dia benar-benar
dinikahi oleh pria yang mencintainya.

Mungkin benar kalau wanita yang baik hanya untuk laki-laki yang baik. Tuhan telah menunjukkan
padaku kalau Robert bukanlah laki-laki yang baik untuk Imah. Sebagaimana ketidak setujuan ayah
Imah terhadap Robert. Imah harap ... Tuhan akan mempertemukan Imah dengan laki-laki baik. Laki-
laki yang bisa menjaga dan mencintainya dengan ketulusan hati karena Allah SWT, aamiin.

Anda mungkin juga menyukai