SUSILA
SUSILA
DI SUSUN OLEH :
NIM : (23031110010)
Artinnya :
Kata-kata yang tidak menyebabkan perasaan orang lain terganggu, jujur,
menyenangkan dan mengandung kebaikan serta kata-kata yang dipergunakan untuk
belajar serta mempraktekkan pembacaan kitab suci veda, semua itu dikatakan
pertapaan kata.
Analisa :
Artinnya :
Membuang jauh-jauh egoismu, kekerasan, keangkuhan nafsu, amarah, dan harta
kekayaan, suka bersosialisasi dan memiliki ketenangan pikiran ialah yang patut
menjadi satu dengan brahman.
Analisa :
Dalam pencarian kedamaian batin, menghapuskan egoisme, kekerasan, keangkuhan,
nafsu, amarah, dan obsesi terhadap kekayaan materi sangat penting. Sebaliknya,
memiliki kecenderungan untuk bersosialisasi dan mencari kedamaian pikiran adalah
jalan yang tepat untuk menyatukan diri dengan Brahman, pencapaian tertinggi dalam
keberadaan menurut ajaran Weda.
Manawa Dharmasastra
Sloka 161
Artinnya :
Meski marah atau sedih janganlah memakai kata kasar, janganlah menyakiti orang
lain dalam pikiran, jangan berkata yang memyebabkan orang lain takut hal itu dapat
menghalanginnya mencapai sorga.
Analisa :
Dalam menghadapi emosi, seperti kemarahan atau kesedihan, penting untuk
mengontrol diri dan tidak menggunakan kata-kata kasar atau menyakiti orang lain
dengan pikiran kita. Berkata-kata yang menakutkan dapat menghalangi seseorang dari
mencapai kedamaian batin atau surga. Oleh karena itu, penting untuk selalu berbicara
dengan penuh kebaikan dan empati.
Sarasamuccaya
sloka 120 disebutkan sebagai berikut
Terjemahan :
Perkataan yang mengandung maksud jahat tiada beda dengan anak panah, yang
dilepaskan setiap orang ditempuhnya merasa sakit perkataan itu meresap kedalam
hati, sehingga menyebabkan tidak bisa makan dan tidur pada siang dan malam hari,
oleh sebab itu tidak diucapkan perkataan itu oleh orang yang
budiman dan wira-perkasa, pun oleh orang tetap suci hatinya.
Analisa :
Perkataan yang mengandung maksud jahat bisa dibandingkan dengan anak panah
yang dilepaskan. Setiap orang yang terkena perkataan jahat tersebut akan merasakan
sakit, karena perkataan itu meresap ke dalam hati dan dapat menyebabkan gangguan
tidur dan makan. Oleh karena itu, orang yang beriman dan kuat hatinya tidak akan
mengucapkan perkataan semacam itu, karena mereka memahami kekuatan dan
dampak negatifnya.