Anda di halaman 1dari 15

Etika dalam Sarasamuscaya

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


SUSILA

Dosen Pengampu: I Nyoman Ariyoga, M.Pd.

Oleh:
Kankoma Sutami
I Made Krishna Mahaputra
I Kadek Susila
Pengertian Etika Dalam
Sarasamuscaya

Etika dalam sarasamuscaya merujuk pada kaidah-kaidah moral yang berlaku


dalam berkomunikasi secara santun dan efektif. Hal ini meliputi penggunaan
bahasa yang sopan, pilihan kata yang bijaksana, serta sikap saling menghargai
antar pembicara.
Pentingnya etika dalam kitab
Sarasamuscaya
1 Penghormatan Terhadap Sesama
Menjaga etika membantu memelihara hubungan yang harmonis.

2 Pembelajaran Etika dari Sejarah


Mempelajari kitab Sarasamuscaya memperkuat pemahaman tentang pentingnya
etika.

3 Penerapan Nilai-nilai Etika dalam Kehidupan Sehari-hari

Mempraktikkan nilai-nilai etika dari kitab Sarasamuscaya dalam keseharian


menghasilkan kebaikan.
SUSUNAN DAN ISI
KITAB
SARASAMUCCAYA
Kitab Sarasamuccaya adalah salah satu dari pustaka suci
Hindu yang mengandung nilai-nilai pendidikan yang
berimplikasi terhadap karakter. Kitab ini adalah kitab etika
untuk pemeluk-pemeluk Agama Hindu di Indonesia “The
Sarasamuccaya is the Gita of the Balinese Hindus,
Sarasamuccaya adalah Bhagavadgita-nya orang-orang Bali
pemeluk Agama Hindu. Dalam kitab Sarasamuccaya
terdapat ajaran tentang cara bertingkah laku untuk diri
sendiri dan untuk hidup bersama dengan orang lain.
Ajaran etika dalam kitab
Sarasamuccaya
Kitab Sarasamuccaya mengajarkan nilai-nilai etika yang mendasar dalam
kehidupan sehari-hari.

Ajarannya memberi penekanan pada sikap hormat, kesopanan, dan empati


terhadap sesama.

Hal ini membangun dasar yang kuat untuk etika dalam interaksi sosial dan
kehidupan spiritual.
Beberapa ini diuraikan pokok ajaran kitab sarasamuscaya mengenai ajaran etika antara lain: catur purusa
artha, trikaya parisudha, hormat kepada orang lain serta orang tua dan ajaran tentang dasa yama dan dasa
niyama brata.

a. Catur Purusa Artha


Catur purusa artha artinya empat tujuan hidup manusia yang
terdiri dari dharma, artha, kama, dan moksa

Sarasamuscaya sloka 12
Terjemahan: Pada hakekatnya jika artha dan kama dituntut,
Kamarthau lipsamanastu
maka seharusnya dharma hendaknya dilakukan lebih dulu.
dharmamevaditasearet, na hi
Tak dapat disangsikan lagi, pasti akan diperoleh artha dan
dharmadapetyarthah kamo vapi kadacana.
kama ini nanti. Tidak akan ada artinya, jika arta dan kama
Yan paramathanya, yan artha kama
itu diperoleh menyimpang dari dharma
sadhyan, dharma juga lakasakena
rumuhu, niyata katemwaning artha kama
menetan paramartha wi katemwa ning
artha kama dening anasar sakeng dharma.
b. trikaya parisudha
Kaya
Kaya ialah anggota badan, seperti tangan, kaki,
1 punggung, mulut dan sebagainya.

wak
2 Wak ialah kata-kata

3 manah
Manah adalah pikiran
Dengan tiga alat inilah manusia bisa berbuat sesuatu, baik terhadap dirinya sendiri
maupun terhadap orang lain, dan lingkungannya. Karena itu ketiga anggota badan ini
mendapat perhatian besar dalam ajaran etika Hindu seperti dalam kitab Sarasamuccaya
yaitu Agastyaparwa. Sebutan trikaya itu dalam kitab sarasamuccaya kita dapati dalam
sloka 157

Adrohah sarvabhutesu, Kayena manasa


gira, Anugrahasca danam ca, Terjemahan: Yang membuat matinya
Silametadvidurbudhah. (S.S 157) segala makhluk hidup, sekali-kali jangan
Ikang kapatyaning sarwabhawa, haywa hendaknya dilakukan dengan menggunakan
jugenulaheken, makasadhanang trikaya, trikaya, yaitu perbuatan dan pikiran. Adapun
nang kaya, wak manah, kuneng prihen ya yang harus diiktiarkan dengan trikaya,
ring trikaya anugraha lawan dana juga, hanyalah pemberian dan sedekah saja, sebab
apan ya ika sila ngaranya, ling sang itulah disebut sila, kata orang arif.
pandita
Hidup Saling Membantu dan Hormat
Menghormati
Saling Membantu Hormat Menghormati

Prinsip saling bantu membantu ditekankan Etika juga menekankan pentingnya hormat
dalam etika Sarasamuccaya. Ini mendukung menghormati sesama. Ini mencakup sikap
konsep gotong royong, di mana semua hormat terhadap orang lain, terutama dalam
anggota masyarakat saling membantu dalam hubungan sosial, baik secara verbal maupun
kehidupan sehari-hari. non-verbal.
kitab Sarasamuccaya sloka 178 sebagai
berikut:
Dhanena kin janna dadati nasnute balena Terjemahan :
kin yena ripun na badhate, srutena kin Apa gerangan gunanya kekayaan bila tidak
yena, dharma macaret kimatnayo na untuk disedekahkan dan untuk dinikmati.
jitendriyo vasi. Ndya kari doning dhana, Demikian pula kesaktian, tidak ada gunanya
yang tan danakkena, tan tan bhutin, jika bukan alat untuk mengalahkan musuh.
mangkanang kasaktin, tan padan ika yan Demikian pula ajaran suci tidak ada
tan sadhana ning mangalahanang musuh, gunanya bila tidak untuk suluh dalam
mangkanang aji, tan padon ika yan tan pelaksanaan dharma. Demikian pula budi
suluha ri ng dharmasadhana, mangkanang yang arif bijaksana tidak ada gunanya bila
buddhi kaprajinana tan padon ika yan tan tidak untuk menaklukkan hawa nafsu, agar
pangalahakenendrya, tan tidak dikuasai rajah tamah.
pangawasakenang rajah tamah.
dasa yama dan dasa niyama brata

1 Dasa Yama 2 Dasa Niyama 3 Brata (Disiplin


(Sepuluh Kendali (Sepuluh Aturan Keagamaan)
Ilahi) Pribadi) Disiplin keagamaan
Ini adalah sepuluh Aturan-aturan pribadi yang melibatkan
kendali ilahi dalam yang meliputi kendali diri, kepatuhan
etika Hindu, termasuk kesucian, kepuasan pada aturan, dan
kebenaran, tidak diri sendiri, dan tidak spiritualitas yang kuat.
mencuri, dan tidak mencapai atau
berbohong. menerima sesuatu
dengan kekerasan.
Terjemahan: Inilah brata yang disebut
yama, perinciannya demikian :
Adapun dasa yama brata perinciannya seperti di bawah ini :
Anrsamsyam ksama satyamahimsa dama arjavam, pritih anrsangsya artinya tidak mementingkan
prasado madhuryam mardavam ca yama dasa. (S.S 259) Nyang diri sendiri, ksama artinya tahan akan
brata ikang inaranam yama, pratyekanya nihan, sapuluh,
panas dan dingin, satya artinya tidak
kwehnya, anrsangsya, ksama satya, ahingsa, dama arjawa,
priti, prasada, madhurya, mardawa, nahan pratekanya sapuluh, berdusta, ahingsa artinya
anrsangsya, si harimbawa, tan swartha kewala, ksama si kelan membahagiakan semua makhluk, dama
panastis, satya, si tan mrsawada, ahingsa, manuke sarwa,
artinya sabar dapat menasehati diri
bhawa, dama, si upasama wruh mituturi manahnya, arjawa, si
duga-duga bener, priti, si gong karuna, prasada, heningning sendiri, arjawa artinya tulus hati dan
manah, madhurya, manisning wulat lawan wuwus, mardawa, berterus terang, priti artinya sangat welas
pos ning manah.
asih, prasada artinya jernih hatinya,
madhurya artinya manis pandangan dan
manis perkataan, mardana artinya lembut
hati.
Terjemahan: Inilah brata sepuluh
banyaknya yang disebut niyama dan
perincianya: dana yaitu pemberian
. Sedangkan dasa niyama brata, adapun perincianya sebagai
berikut: Danamijya tapo dhyanam svadhyyayopasthannigrahah makanan dan minuman, tapa yaitu
vratopavasamaunam ca ananam ca nyama dasa. (S.S 260) Nyang pengekangan nafsu jasmaniah, dhyana
brata sapuluh kwehnya, ikang niyama ngaranya, pratyekanya, yaitu terfokus merenungkan Bhatara
dana, ijya, tapa, dhyana, swadhyaya, upasthanigraha, brata Siva, Ijya yaitu pemujaan kepada dewa
upawasa, mauna snana, nahan ta awakning niyama, dana weweh, dan leluhur, swadhyaya yaitu
annadanadi; ijya, dewapuja, pitrpujadi, tapa kayasangcosana, mempelajari Veda, upasthanigraha yaitu
kasatan ikang carira, bhucarya, jalatyagadi; dhyana, ikang pengekangan nafsu kelamin, brata yaitu
ciwasmarana, swadhyaya, wedabhyasa, upasthanigraha,
pengekangan nafsu terhadap makan dan
kahrtaning upastha, brata annawarjadi, mauna, wacangyama,
minum, mona yaitu menahan untuk tidak
kahrtaning ujar, haywakeceng kuneng, snana, trisangdhyasewana,
madyusa ring kalaning sandhya mengucapkan kata-kata sama sekali,
snana yaitu tri sandhya dan
membersihkan diri pada waktu
pagi,siang dan sore hari.
Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa Kitab Sarasamuccaya mengandung ajaran


pokok etika Hindu, yang meliputi: catur purusa artha, trikaya,
hormat kepada orang lain dan orang tua dan ajaran tentang dasa
yama serta dasa niyama. Berbagai ajaran bertingkah laku yang baik
dan dilarang yang terdapat dalam kitab suci Sarasamuccaya itu
sangat penting untuk dipahami guna meningkatkan Sradha bhakti
umat Hindu ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Sekian dan Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai