Anda di halaman 1dari 4

NASKAH DHARMA WACANA

“Yadnya untuk Dharma bukan Adharma”

DISUSUN OLEH:

NAMA : ARSE PUJA DEWI

ASAL SEKOLAH : SMAN 1 SRONO


Om Avighnam Astu Nama Sidham

Om Siddhirastu Tat Astu Svaha

Om Anubadra Krtavyantu Visvatah.

Sambutlah ucap panganjali umat,

Om Swastiastu

Rama mangku yang suci,

Dewan juri yang saya hormati,

Serta umat Sedharma yang berbahagia.

Sebagai umat beragama yang memiliki sradha dan bhakti patutlah kita
memenghaturkan puji Astungkara kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena
atas asung kerta waranugraha-Nyalah sehingga kita bisa berkumpul bersama ditempat
ini dalam keadaan sehat selalu guna menyampaikan dan mendengarkan pesan dhrama.

Umat Sedharma yang berbahagia

Ada pepatah mengatakan "Tak kenal maka tak sayang", maka perkenalkan saya
Arse Puja Dewi, biasa dipanggil Arse. Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan
pesan dharma dengan judul “Yadnya untuk Dharma bukan Adharma”.

Umat Sedharma yang berbahagia.

Kata Yadnya dalam bahasa Sanskerta berasal dari urat kata kerja “Yaj” yang
artinya memuja, mempersembahkan, dan berkorban. Sehingga Yadnya merupakan
segala bentuk persembahan yang didasari dengan ketulusan hati, sebagai ungkapan
terima kasih dan sujud bakti kita kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Dalam pelaksanaan yadnya, membunuh binatang untuk kepentian upacara


yadnya bukan merupakan perbuatan dosa atau himsa karma, karena didalam ajaran
agama Hindu ada beberapa macam pembunuhan yang dapat dibenarkan yaitu;

a. membunuh musuh di medan perang.


b. membunuh dalam keadaan terdesak.
c. membunuh untuk kepentingan upacara yadnya.

Lalu, yang menjadi landasan upacara yadnya  adalah adanya konsep Tri Rna
yaitu tiga macam hutang yang kita miliki. Tri Rna dibagi menjadi:

1. Dewa rna merupakan hutang kepada para dewa yang dapat kita bayar melalui
upacara dewa yadnya dan bhuta yadnya.
2. Rsi rna merupakan hutang kepada para Maha rsi yang dapat kita bayar melalui Rsi
yadnya.
3. Pitra rna merupakan hutang yang kita milikki kepada para pitara,yang dapat kita
bayar melalui pitra yadnya dan manusia yadnya.

Umat Sedharma yang berbahagia

Didalam melaksanakan upacara yadnya kita tidak dituntut besar kecilnya


yadnya yang kita persembahkan yang terpenting adalah ketulusan hati, yang sesuai
dengan kemampuan yang kita miliki hal ini dijelaskan dalam kitab Bhagawad Gita
bab IX Sloka 26,

Patram pushpam phalam toyam

Yo me bhaktya prayachchhati

tad aham bhaktyupahritam

asnami prayatatmanah

            siapapun yang sujud kepada-Ku dengan persembahan

            sehelai daun,sekuntung bunga,sebiji buah-buahan

            dan seteguk air,aku terima sebagai bakti

            persembahan dari orang yang berhati suci.

Umat sedharma yang berbahagia

Landasan yang paling mendasar dalam setiap persembahan adalah kesucian


hati dan cinta kasih, karena kesucian hati dan cinta kasih itulah yang akan diterima
oleh Ida Sang Hyang Widhi meskipun bentuknya sangat sederhana, persembahan
dalam bentuk yang besar, megah, mewah tetapi didasari atas ego tidak akan
mempunyai arti yang suci, janganlah yadnya dijadikan ajang gengsi sebagai ungkapan
emosi kita jangan pernah melaksanakan upacara yang besar bertujuan agar kita
dianggap mampu oleh orang lain, yang mengakibatkan kita menjadi bingung dan
menimbulkan pertengkaran ditengah-tengah keluarga kita sendiri.

Umat Sedharma yang berbahagia

Demikian pesan dharma yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini.
Semoga pesan dharma yang telah saya sampaikan tadi bisa menambah wawasan kita
untuk beryadnya, serta kita dapat menerapkan pesan dharma tersebut dalam kehidupan
sehari-hari. Tiada gading yang tak retak, saya mohon maaf apabila ada tingkah laku
atau perkataan saya yang kurang berkenan di hati. Terimakasih atas perhatiannya.
Om Santi Santi Santi Om

Anda mungkin juga menyukai