Anda di halaman 1dari 2

Dharma Wacana Hari Saraswati

Om Swastyastu
Om Avignam Astu Nama Sidham
0m anobadrah kertawiyantu wiswatah
Semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru.

Jero mangku sane suciang tiang , Bapak Parisada beserta jajaran yang tiang
hormati, Bapak bendesa beserta jajaran yang tiang , Dan umat sedharma yang sama
berbahagia. Puji syukur kita haturkan kehadapan Ida Sang HyangWidhi Wasa atas Asung
Kerta Wara NugrahaNya. Sehingga hari ini kita dapat berkumpul bersama di pura desa adat
ekasari pada hari raya “Hari Saraswati” dengan keadaan sehat tanpa kekurangan suatu
apapun.
Terima kasih atas waktu yang telah diberikan kepada saya. Pada kesempatan yang
berbahagia ini saya akan menyampaikan pesan Dharma dengan tema MAKNA HARI
RAYA SARASWATI. Adapun alasan mengapa saya mengangkat tema ini karena yang
Saya amati dilapangan masih banyak umat terutama pelajar yang belum memahami makna
dari perayaan Saraswati.
Umat sedharma yang berbahagia,
Umat Hindu sangat bersyukur karena dalam ajaran Hindu banyak terdapat hari suci
keagamaan. Perayaan hari – hari suci keagamaan merupakan sarana untuk menghaturkan rasa
terima kasih dan bersyukur kehadapan Hyang Widhi Wasa. Salah satu hari suci tersebut
adalah Hari Saraswati yang datangnya setiap enam bulan sekali tepatnya sabtu umanis Wuku
watugunung . Karena sebentar lagi kita akan merayakannya hari Saraswati, timbul pertanyaan
dalam hati. Sudahkah kita bersyukur pada setiap Hari Sarawati tiba ?

Dalam perayaan hari raya Sarasvati hendaknya setiap umat merenung dan mencari
penyadaran kedalam diri sendiri. Karena jika sudah menemukan penyadaran dalam diri
sendiri maka itulah hakekat pengetahuan yang tertinggi. Berbicara tentang Saraswati, Beliau
adalah lambang suatu tingkat kesempurnaan dimana mengandung nilai – nilai : Satyam
(Kebenaran), Shivam(kemuliaan) dan Sundaram (keindahan). Karena tanpa adanya ketiga
nilai ini maka pengetahuan itu hambar seperti sayur tanpa garam. Selama ini rasa syukur itu
kita wujudkan melalui persembahyangan Saraswati bersama - sama di Pura. Di samping itu,
kita juga mempersembahkan banten Saraswati kepada Sang Hyang Aji Saraswati, khususnya
di tempat kita menyimpan buku - buku. Karena hari saraswati juga dikatakan sebagai hari
turunnya weda atau ilmu pengetahuan suci. Seperti yang dicantumkan dalam sloka
Bhagawadgita IV.38 yaitu :
Na hi jnanena sadrsam
Pavitram iha vidyate,
Tat svayam yoga-samsiddhah
Kalenat mani vindati
Artinya :
Tidak ada sesuatu dalam dunia ini yang dapat menyamai kesucian ilmu pengetahuan, mereka
yang sempurna dalam yoga akan menemui dirinya sendiri dalam jiwanya pada waktunya.
Umat sedharma sekalian,
Sloka diatas memberi penekanan bahwa ilmu pengetahuan ternyata menjadi bagian
penting bagi umat manusia. Itulah sebabnya umat Hindu secara khusus memberi
penghormatan terhadap ilmu pengetahuan dalam wujud perayaan “Saraswati” dengan kata
lain perayaan Saraswati mengingatkan umat manusia, bahwa ia memerlukan kehadiran ilmu
pengetahuan dalam hidupnya.
Jadi umat sedharma,
Dengan memiliki pengetahuan maka kita akan menjadi orang “tahu” atau mengetahui
berbagai hal baik tentang hakekat /keberadaan hidup itu sendiri, maupun cara/jalan
semestinya dilakukan dalam hidupnya. Maka jika kita tidak berpengetahuan, kita
dipersaamakan dengan orang buta masuk gua (sudah buta masuk gua pula alangkah
gelapnya). Dalam kondisi seperti itu, jelas kita akan banyak membuat kesalahan, yang
artinya banyak membuat dosa dalam hidup. Atas dasar pemahaman itu maka orang yang
memiliki ilmu pengetahuan dijamin akan terhindar dari dosa.
Demikialah sedikit pesan dharma yang dapat saya sampaikan semoga dapat
bermanfaat bagi kita semua. Apabila ada kata-kata saya yang kurang berkenan di hati umat
sedharma sekalian saya mohon maaf dan kehadapan Brahman saya mohon ampun. Karena
pepatah mengatakan “tan hhana wang sweta nulus” tidak ada manusia yang sempurna. Saya
ucapkan terima ksih atas perhatiannya dan saya akhiri dengan mantram puja santih.
Om asato masad gamaya
Tamaso majyotir gamaya
Mrtyor ma amrtam gamaya
Loka samasta sukino bawantu

Om śāntih śāntih śāntih om.

Anda mungkin juga menyukai