Om svastyastu
Poro sesepuh pini sepuh aji sepuh ingkang tuhu sampun pono ing pamawas lebur ing pitutur
kiblat ig panembah ingkang tuhu kawulo bhekteni
Poro rawuh ingkang sedoyo kimulyo puji astungkarepuji syukur ngunjuk atur dumateng
ngarsaning hyang widhi gusti ingkang murbo miseso gelarreng jagad sak isi nipun
denemenopo ngantos dinten meniko kulolan panjenengan sedoyo kaparingan
rahayu,kaparingan wilujeng, kaparingan bagas waras sahingo saget nindak aken upacara
galungan wonten puro sapto rengo deso karang mulyo kanti kalis ing sambikolo.
Agama hindu tidak bisa lepas dari namanya upacara nopo sih upacara niku ? upacara niku
berasal dari kata upa dan cara. Upa yang berarti dekat cara yang berarti coro/metode. Pun
jelas upacara niku metode Dening kulolan panjenengan menuju kepada yang kita tuju Ide
Sang Hyang Widhi Wasa. Dan upacara ini merupakan tri kerangka dasar dalam upacara
hindu dan tidak bisa lepas dikehidupan sehari hari. Pada pagi hari inupun kito sedoyo
ngaturaken sungkem ngarsaningpun gusti kang akaryo jagat rebo kliwon wuku dungulan hari
suci galungan. Pun sedoyokito ngertosi bahwa hari suci galungan diperingati sebagai hari
kemenangan Dharma melawan adarma runtuttanipun nggih jelas,makna nipun ngih jelas
sejarah e ngih sampun jelas masalah sejarah hari suci galungan niki berhubungan erat dengan
cerita yang ada dibali sosok raja yang bersifat raksaksa yang menguasai jagad bali dan
terutamajuga sampek belambangan yang sangat kejam.
Bapak ibu terlepas dari asal usul dari sebuah hari suci galungan niki atupun rangkaian
harisuci galungan bahwa hari suci galungan kita resapi lagi ada pada diri kita sendiri dharma
melawan adharma yang tejadi pada diri kita sendiri yaitu kemenangan bathin kita
mengalahkan nafsu kita maka untuk mengalahkan nafsu kita perlu kita mengendalikan bathin
perenungan-perenungan yang diawali dengan dirisendiri sehingga outputnya nanti keluarnya
kemasyarakat dados sae maka diajaran jawa kita mengenal istilah catur laku lampah pertama
mewayuhayuning diri menjaga keharmonisan dirsendiri menyinkronkan menyelaraskan
antara pikiran dan hati sehing terhubung tidak congkrah dan ketika manusai ini dapat berbaik
hati dan menyatu dengan dirinya makamasuk yang kedua catur laku lampah yaitu
mewahyuhayuning keluarga seorang ayah menyayangi istridan anaknya, seorang istri yang
menyayangi suami dan anaknya seorang anakyang tunduk patuh kepadakedua orang tuanya
dan mikulduwur mendemjeru niku penting dados setelah melakukan mewahyuhayuning diri
outputnya/keluarnya kekeluarga setelah kekeluarga masuk kemasyarakat yang disebut dengan
mewahyuhaying masyarakat menjaga keharmosisan masyarakat didalama kitap Niti Sastra
5.3 yang berbunyi
Yang artinya
Dengan perkataan akan bertemu kebahagiaan, Dengan perkataan akan bertemu dengan
kematian, Dengan perkataan akan bertemu dengan kesedihan, Dengan perkataan akan
bertemu teman.