asung kerta wara nugraha-Nya pada kesempatan yang bahagia ini kita dapat
berkumpul dalam keadaan sehat jasmani maupun rohani.
Umat Sedharma yang berbahagia,
Pada kesempatan ini, saya akan menyampaikan pesan dharma dengan tema yang
sudah tidak asing lagi dan sangat familiar ditelinga kita yaitu etika. Dalam tema
tersebut saya menyimpulkan sebuah judul yaitu Merencanakan Kebahagiaan
Berdasarkan Tri Hita Karana.
Umat Sedharma yang saya banggakan,
Kita sering mendengar atau mengatakan tentang ajaran Tri Hita Karana, tetapi
mungkin masih ada sebagian dari kita yang belum mengetahui arti Tri Hita
Karana, atau bagaimana bentuk realiasasi nyata yang harus kita lakukan untuk
dapat melaksanakan ajaran Tri Hita Karana tersebut ?
Tri Hita Karana berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari kata tri yang
berarti tiga, hita yang berarti kebahagiaan dan karana yang artinya penyebab.
Maka Tri Hita Karana berarti tiga macam hal yang menyebabkan kebahagiaan.
Yang pertama adalah hubungan manusia dengan Tuhan (Parahyangan), kemudian
yang kedua adalah hubungan manusia dengan sesamanya (Pawongan), dan yang
ketiga adalah hubungan manusia dengan alam sekitar (Palemahan).
Ketiganya tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia. Lalu dengan cara apa,
agar dari ketiga hubungan tersebut tercipta suatu kehidupan yang selaras dan
harmonis ? Tri Hita Karana merupakan jawaban yang sangat penting untuk
menjawab pertanyaan tersebut.
Kemudian bagian yang kedua dari Tri Hita Karana adalah Pawongan atau
hubungan manusia dengan sesamanya. Aristoteles mengatakan bahwa pada
dasarnya manusia adalah makhluk sosial. Dalam kehidupan ini manusia dari lahir
hingga mati tidak lepas dari pertolongan orang lain. Tanpa kedua orang tua kita
tidak mungkin ada di dunia ini, setelah kita dilahirkan punkita masih
membutuhkan seorang ibu untuk merawat dan membesarkan kiita hingga dewasa.
Maka sudah sepatutnya kita menjalin hubungan harmonis penuh kasih sayang
dengan orang tua, keluarga dan sahabat. Dalam Sastra Veda dikatakan Vasudaiva
Kutumbhakam (semua manusia adalah bersaudara). Sebagaimana ajaran Tat
Tvam Asi yang berarti aku adalah kamu. Jika menyakiti orang lain maka sama
halnya menyakiti diri sendiri. Orang-orang yang sulit berbahagia, biasanya ia
enggan untuk berbagi kebahagiaan dan biasanya orang yang mudah sedih hanya
fokus pada kepentingannya sendiri. Jadi tidak ada alasan bagi manusia untuk tidak
berhubungan dengan yang lainnya.
Umat Sedharma,
Pada bagian yang ketiga adalah hubungan manusia dengan alam (Palemahan).
Sebagai manusia kita juga sangat bergantung pada alam, kenapa? Karena kita
bertempat tinggal membutuhkan lingkungan. Kita makan butuh bahan makanan
baik itu dari tumbuhan maupun hewan. Dengan alam kita memenuhi kebutuhan
hidup, maka sudah seharusnyalah kita menjaga lingkungan agar tetap lestari.
Ada sebuah cerita yang terdapat dalam Nitisastra I.10 yang dikisahkan bahwa,
singa adalah penjaga hutan, akan tetapi juga selalu dijaga oleh hutan. Jika singa
dan hutan berselisih, mereka marah lalu singa itu meninggalkan hutan. Hutannya
dibinasakan orang, pohon-pohon ditebangi sampai menjadi terang. Singa yang
lari bersembunyi di dalam jurang, di tengah-tengah ladang diserbu orang-orang
dan dibinasakan.
Dari cerita tersebut adalah bahan renungan bahwa kita harus saling menjaga
terhadap alam lingkungan sekitar kita, karena tidak mungkin kita bahagia jika
tidak akur dengan kehidupan.
Umat Sedharma yang berbahagia,
Jagalah alam ini, jangan dirusak dan jagalah keindahannya, bukankah umat
sedharma menyukai tempat yang indah dan sejuk? Marilah mulai sekarang kita
bersama-sama saling merawat dan menjaga keindahan alam ini sehingga akan
tercipta keadaan alam yang harmonis, demi kebaikan kita bersama dan juga
keturunan kita kelak agar mereka pun dapat merasakan betapa indahnya alam ini
yang disediakan oleh Tuhan untuik semua makhluk ciptaannya.
Umat sedharma yang saya banggakan,
Demikianlah ajaran Tri Hita Karana yang berarti tiga hubungan yang
menyebabkan kebahagiaan, bahwa kita diciptakan oleh Tuhan untuk saling
melengkapi dengan yang lainnya, oleh karena itu agar tercipta kebahagiaan maka
tiga hubungan ini hendaknya jangan dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Hubungan baik manusia dengan Tuhan karena Tuhan sumber dari segala yang
ada, hubungan manusia dengan sesamanya karena manusia adalah makhluk sosial,
serta hubungan manusia dengan alam dimana kita tinggal dan hidup karena materi
yang dihasilkan oleh alam.
Oleh karena itu kita harus dapat berusaha Merencanakan Kebahagiaan
Berdasarkan Tri Hita Karana sebagai landasan kehidupan yang harmonis baik
hubungan secara horizontal maupun vertikal agar tercipta suatu keseimbangan
dari ketiganya yang dapat membawa kita pada kebahagiaan yaitu Moksartham
Jagadita Ya Ca Iti Dharma.
Demikian uraian yang dapat saya sampaikan mengenai Merencanakan
Kebahagiaan Berdasarkan Tri Hita Karana, semoga kita semua berusaha
menjalin keharmonisan dengan Tuhan, sesama dan lingkungan. Saya menyadari
akan keterbatasan dan kekurangan saya karena saya hanyalah manusia biasa yang
tidak bisa lepas dari khilaf dan kesalahan. Karena Ida Sang Hyang Widhi Wasa
menciptakan umatnya tidak ada yang sempurna.
Apabila ada kesalahan yang disengaja maupun yang tidak disengaja yang saya
lakukan dihadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa saya mohon ampun dan maaf
dihadapan umat sedharma.
Om Santih, Santih, Santih Om
OLEH:
Nama
Semester : IV (empat)
NIM
: 10.10.11.00147