Anda di halaman 1dari 94

PELAKSANAAN PENGAWASAN KEIMIGRASIAN OLEH

RUMAH DETENSI IMIGRASI (RUDENIM) PEKANBARU


TERHADAP PENGUNGSI ROHINGYA BERDASARKAN
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 125 TAHUN 2016 TENTANG
PENANGANAN PENGUNGSI
DARI LUAR NEGERI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Dalam


Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Di Fakultas Hukum
Universitas Lancang Kuning

Disusun Oleh :

NAMA : RATIH SHOLEHA


NPM : 1974201245

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LANCANG
KUNING PEKANBARU
TAHUN 2023
Pohon Kelapa Tumbuh Berjajar

Air Kelapa Bisa Untuk Diminum

Jika Di Kampus Rajin Belajar

Pasti Sukses Jadi Sarjana Hukum


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LANCANG KUNING

TANDA PERSETUJUAN

NAMA : Ratih Sholeha


NPM 1974201245
JUDUL SKRIPSI : Pelaksanaan Pengawasan Keimigrasian oleh Rumah Detensi
Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru terhadap Pengungsi
Rohingya Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 125
Tahun 2016 tentang Penanganan Pengungsi dari Luar
Negeri

DITERIMA DAN DISETUJUI UNTUK


DIPERTAHANKAN DALAM UJIAN SKRIPSI

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

( Dr. Hj. Hasnati, S.H., M.H. ) ( Dr. Sandra Dewi, S.H., M.H. )

Mengetahui,
Dekan

( Dr. Fahmi, S.H., M.H. )

ii
KATA PENGANTAR

Terlebih dahulu penulis mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT


karena telah memberikan kesehatan dan kekuatan kepada penulis sehingga penulis
dapat meyelesaikan skripsi yang berjudul “PELAKSANAAN PENGAWASAN
KEIMIGRASIAN OLEH RUMAH DETENSI IMIGRASI (RUDENIM)
PEKANBARU TERHADAP PENGUNGSI ROHINGYA BERDASARKAN
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 125 TAHUN 2016 TENTANG
PENANGANAN PENGUNGSI DARI LUAR NEGERI” ini tepat waktu.
Selesainya penulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas karena dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis sampaikan rasa terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Junaidi, S.S., M.Hum. sebagai Rektor Universitas Lancang
Kuning.
2. Bapak Dr. Fahmi, S.H., M.H. sebagai Dekan Fakultas Hukum Universitas
Lancang Kuning.
3. Bapak Muhammad Azani, S.Th.I., M.S.I. sebagai Wakil Dekan I Fakultas
Hukum Universitas Lancang Kuning.
4. Ibu Yetti, S.H., M.Hum. Ph.D. sebagai Wakil Dekan II Fakultas Hukum
Universitas Lancang Kuning.
5. Bapak Irfansyah, S.P.I., S.H., M.H. sebagai Wakil Dekan III Fakultas
Hukum Universitas Lancang Kuning.
6. Bapak Dr. Suhendro, S.H., M.Hum. sebagai Ketua Program Studi Ilmu
Hukum Fakultas Hukum Universitas Lancang Kuning.
7. Ibu Dr. Hj. Hasnati, S.H., M.H. sebagai Pembimbing I yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
8. Ibu Dr. Sandra Dewi, S.H., M.H. sebagai Pembimbing II yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.

iii
9. Bapak dan Ibu Dosen di Fakultas Hukum Universitas Lancang Kuning
yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.
10. Bapak dan Ibu staff di Fakultas Hukum yang telah memberikan pelayanan
yang baik selama penulis kuliah di Universitas Lancang Kuning.
11. Kedua orang tua Ayah dan Ibu yang telah memberikan dukungan,
semangat dan mengirimkan do’a agar penulis dapat menyelesaikan
perkuliahan.
12. Suami dan anak tercinta yang telah memberikan dorongan dan
pengertiannya selama penulis menempuh studi.
13. Teman-teman seperjuangan di Fakultas Hukum Universitas Lancang
Kuning yang telah memberikan dukungan moral kepada penulis selama
perkuliahan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Dengan
segala kerendahan hati, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga hasil penelitian yang tertuang
dalam skripsi ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi pengembangan
ilmu pengetahuan di bidang ilmu hukum.

Pekanbaru, 30 Maret 2023


Penulis,

Ratih Sholeha

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER..............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR TABEL...............................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................ix
ABSTRAK..............................................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 5
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .......................................................... 5
1. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
2. Kegunaan Penelitian ................................................................... 6
D. Kerangka Teori ..................................................................................... 7
1. Teori Hukum Internasional ......................................................... 7
2. Teori Hierarki Peraturan Perundang-undangan .......................... 8
3. Teori Hukum Keimigrasian ........................................................ 9
E. Metode Penelitian ................................................................................. 10
1. Jenis Penelitian dan Pendekatan ................................................. 10
2. Lokasi Penelitian......................................................................... 10
3. Populasi dan Sampel ................................................................... 11
4. Sumber Data ............................................................................... 13
5. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 13
6. Analisis Data............................................................................... 14
BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Kota Pekanbaru ........................................................................ 15
B. Geografis dan Demografis Kota Pekanbaru ......................................... 19
C. Profil Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru ..................... 24

v
D. Visi dan Misi Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru............27
E. Struktur Organisasi Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM)
Pekanbaru.................................................................................................29
BAB IIITINJAUAN UMUM HUKUM KEIMIGRASIAN DALAM
PENANGANAN PENGUNGSI DARI LUAR NEGERI
A. Definisi Pengungsi dari Luar Negeri.......................................................31
B. Penemuan Pengungsi dari Luar Negeri....................................................33
C. Penampungan Pengungsi dari Luar Negeri..............................................39
D. Pengamanan Pengungsi dari Luar Negeri................................................44
E. Pengawasan Keimigrasian Pengungsi dari Luar Negeri..........................45
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Pengawasan Keimigrasian oleh Rumah Detensi
Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru terhadap Pengungsi Rohingya
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2016 tentang
Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri.................................................48
B. Faktor-faktor Penghambat dalam Pelaksanaan Pengawasan
Keimigrasian oleh Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru
terhadap Pengungsi Rohingya Berdasarkan Peraturan Presiden
Nomor 125 Tahun 2016 tentang Penanganan Pengungsi dari Luar
Negeri.................................................................................................... 57
C. Upaya yang Dilakukan dalam Mengatasi Hambatan-hambatan
Pelaksanaan Pengawasan Keimigrasian oleh Rumah Detensi
Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru terhadap Pengungsi Rohingya
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2016 tentang
Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri .............................................. 63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 70
B. Saran........................................................................................................71

v
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Tabel I.1 Populasi dan Sampel ..................................................................... 12

Tabel II.1 Data Jumlah Penduduk di Kota Pekanbaru Tahun 2021............... 21

Tabel II.2 Data Ketenagakerjaan di Kota Pekanbaru Tahun 2021 ................ 22

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Lambang Kota Pekanbaru ........................................................ 17

Gambar II.2 Peta Kota Pekanbaru................................................................. 20

Gambar II.3 Struktur Organisasi RUDENIM Pekanbaru ............................. 30

Gambar IV.1 Wawancara dengan Kepala Rumah Detensi Imigrasi


(RUDENIM) Pekanbaru.................................................................50

Gambar IV.2 Wawancara dengan Kepala Bidang Kewaspadaan Daerah


Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (KESBANGPOL) Kota
Pekanbaru.......................................................................................51

Gambar IV.3 Wawancara dengan Kepala Seksi Registrasi, Administrasi,


dan Pelaporan Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM)
Pekanbaru.......................................................................................53

Gambar IV.4 Data Pengungsi Rohingya yang Kabur dari Tempat


Penampungan.................................................................................56

Gambar IV.5 Wawancara dengan Pengungsi Rohingya yang Bernama Nur


Amin bin Abdur Rahman...............................................................60

Gambar IV.6 Wawancara dengan Pengungsi Rohingya yang Bernama


Hazera Khatun................................................................................62

Gambar IV.7 Wawancara dengan Pengungsi Rohingya yang Bernama


Mohammed Riyes...........................................................................68

i
ABSTRAK

Permasalahan dalam penelitian ini adalah: Pertama, bagaimanakah pelaksanaan


pengawasan keimigrasian oleh Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru
terhadap pengungsi Rohingya berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun
2016 tentang Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri? Kedua, faktor-faktor
penghambat dalam pelaksanaan pengawasan keimigrasian oleh Rumah Detensi
Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru terhadap pengungsi Rohingya berdasarkan
Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2016 tentang Penanganan Pengungsi dari
Luar Negeri? Ketiga, bagaimanakah upaya yang dilakukan dalam mengatasi
hambatan-hambatan pelaksanaan pengawasan keimigrasian oleh Rumah Detensi
Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru terhadap pengungsi Rohingya berdasarkan
Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2016 tentang Penanganan Pengungsi dari
Luar Negeri? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan pelaksanaan
pengawasan keimigrasian oleh Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru
terhadap pengungsi Rohingya berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun
2016 tentang Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian hukum sosiologis. Penelitian hukum
sosiologis adalah suatu penelitian yang membahas mengenai implementasi
peraturan perundang-undangan terhadap kehidupan masyarakat. Hasil penelitian
diketahui bahwa pelaksanaan pengawasan keimigrasian oleh Rumah Detensi
Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru terhadap pengungsi Rohingya berdasarkan
Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2016 tentang Penanganan Pengungsi dari
Luar Negeri belum terlaksana dengan baik. Faktor-faktor penghambat dalam
pelaksanaan pengawasan keimigrasian oleh Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM)
Pekanbaru terhadap pengungsi Rohingya adalah kurangnya pengawasan dari
petugas Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru, faktor keluarga dan
faktor pekerjaan, serta tidak adanya sanksi yang tegas dari Rumah Detensi
Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi
hambatan-hambatan pelaksanaan pengawasan keimigrasian oleh Rumah Detensi
Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru terhadap pengungsi Rohingya berdasarkan
Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2016 tentang Penanganan Pengungsi dari
Luar Negeri adalah meningkatkan pengawasan pada tempat-tempat penampungan
para pengungsi Rohingya yang ada di Kota Pekanbaru, berkoordinasi dengan
aparatur penegak hukum seperti TNI dan POLRI untuk menangkap para
pengungsi yang kabur dari tempat penampungan dan mencegahnya kabur ke luar
negeri, memberdayakan para pengungsi Rohingya untuk melakukan pekerjaan
ringan yang produktif dan dapat menghasilkan sesuatu, serta memberikan sanksi
yang tegas kepada pengungsi Rohingya yang kabur dari tempat penampungan.
Sarannya adalah Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru sebaiknya
meningkatkan pengawasan terhadap para pengungsi Rohingya di penampungan
yang ada di Kota Pekanbaru melalui penambahan petugas jaga dan penambahan
waktu jaga serta pemasangan kamera pengawas.

Kata kunci: Pengungsi Rohingya, Pengawasan, Rudenim Pekanbaru

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keimigrasian adalah lalu lintas orang yang masuk atau keluar wilayah

Indonesia serta pengawasan terhadap orang yang masuk atau keluar wilayah

Indonesia tersebut dalam rangka menjaga kedaulatan negara. Dasar hukum

yang mengatur mengenai keimigrasian di Indonesia adalah Undang-Undang

Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian yang disahkan pada tanggal 5 Mei

2011. Lahirnya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian

merupakan wujud penegakan kedaulatan negara di wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

Perkembangan global mempengaruhi peningkatan mobilitas penduduk

dari suatu negara ke negara lain yang dapat menimbulkan berbagai dampak,

baik dampak yang menguntungkan maupun dampak yang merugikan, bagi

kepentingan dan kehidupan bangsa dan Negara Indonesia. Oleh karena itu,

perlu dilakukan pengawasan keimigrasian yang terorganisasi berdasarkan

peraturan perundang-undangan agar menjamin kepastian hukum serta

penghormatan dan pelindungan terhadap hak asasi manusia.1

Pengawasan keimigrasian bertujuan untuk mencegah perpindahan

penduduk secara illegal dan penyelundupan manusia. Penyelundupan manusia

adalah perbuatan yang bertujuan mencari keuntungan secara langsung maupun

1
Jazim Hamidi dan Charles Christian, Hukum Keimigrasian bagi Orang Asing di
Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2015), hlm. 15.

1
1
tidak langsung untuk diri sendiri atau orang lain dengan membawa seseorang

atau sekelompok orang secara terorganisasi maupun tidak terorganisasi atau

memerintahkan orang lain untuk membawa seseorang atau sekelompok orang

secara terorganisasi maupun tidak terorganisasi tanpa hak untuk memasuki

wilayah Indonesia atau keluar wilayah Indonesia dan/atau masuk wilayah

negara lain dengan menggunakan dokumen sah atau dokumen palsu atau tanpa

menggunakan dokumen perjalanan.2

Peristiwa pembantaian Etnis Rohingya oleh Pemerintah Myanmar pada

tahun 2015 menyita perhatian dunia. Sebagai bagian dari masyarakat

internasional, Indonesia ditetapkan menjadi salah satu negara tujuan bagi Etnis

Rohingya untuk mengungsi. Dalam rangka mengantisipasi kedatangan

pengungsi dari luar negeri, pada tanggal 31 Desember 2016 Presiden Republik

Indonesia menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2016 tentang

Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri.

Berdasarkan Pasal 1 angka 1 Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2016

tentang Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri dijelaskan bahwa pengungsi

dari luar negeri adalah orang asing yang berada di wilayah Negara Indonesia

disebabkan karena ketakutan akan persekusi dengan alasan ras, suku, agama,

kebangsaan, keanggotaan kelompok sosial tertentu, dan pendapat politik yang

berbeda sehingga tidak mendapatkan perlindungan dari negara asalnya

dan/atau telah mendapatkan status pencari suaka atau status pengungsi dari

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

2
Ike Farida, Kewarganegaraan di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2022), hlm. 3.

2
Instansi pemerintahan yang ditugaskan menangani pengungsi di

Indonesia adalah Rumah Detensi Imigrasi. Dalam menangani pengungsi dari

luar negeri yang masuk ke Indonesia, Rumah Detensi Imigrasi berkoordinasi

dengan pemerintah kabupaten/kota untuk membawa dan menempatkan

pengungsi ke tempat penampungan. Apabila tempat penampungan pengungsi

belum ada, pengungsi dapat ditempatkan di tempat penampungan sementara.3

Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru adalah unit pelaksana

teknis yang menjalankan fungsi keimigrasian sebagai tempat penampungan

sementara bagi orang asing yang melanggar Undang-Undang Nomor 6 Tahun

2011 tentang Keimigrasian dan pengungsi dari luar negeri. Wilayah kerja

Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru meliputi Provinsi Riau,

Provinsi Sumatera Barat, dan Provinsi Jambi. Rumah Detensi Imigrasi

(RUDENIM) Pekanbaru beralamat di Jalan OK M. Jamil Nomor 2A Kelurahan

Simpang Tiga Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru. Dalam menangani

pengungsi dari luar negeri seperti pengungsi Rohingya yang masuk ke

Indonesia, Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru berkoordinasi

dengan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (KESBANGPOL) Kota Pekanbaru

yang bertugas menyediakan tempat penampungan bagi pengungsi tersebut.4

Berdasarkan Pasal 33 Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2016 tentang

Penanganan Pengungsi Dari Luar Negeri disebutkan bahwa petugas Rumah

Detensi Imigrasi melakukan pengawasan keimigrasian terhadap pengungsi

3
Iin Karita Sakharina dan Kadarudin, Hukum Pengungsi Internasional, (Makassar: Pustaka
Pena Press, 2016), hlm. 55.
4
http://rudenimpku.imigrasi.go.id/index.php/profil/wilayah-kerja Diakses pada hari Sabtu
tanggal 17 Desember 2022 jam 10.00 WIB di Kota Pekanbaru.

3
yang dilaksanakan pada saat pengungsi ditemukan, di tempat penampungan

dan di luar tempat penampungan, diberangkatkan ke negara tujuan,

pemulangan sukarela, dan pendeportasian pengungsi.

Dari observasi awal yang dilakukan di Rumah Detensi Imigrasi

(RUDENIM) Pekanbaru, diperoleh informasi bahwa pada tanggal 20 Mei 2022

Kota Pekanbaru kedatangan 119 orang pengungsi Rohingya yang dipindahkan

dari Provinsi Aceh. Namun, baru empat hari di Kota Pekanbaru, 26 orang

pengungsi yang berada di bawah pengawasan Rumah Detensi Imigrasi

(RUDENIM) Pekanbaru berhasil kabur dari tempat penampungan. Selanjutnya,

pada tanggal 2 Juni 2022 ada 8 orang pengungsi Rohingya yang kabur lagi dari

tempat penampungan dengan cara memanjat pagar pembatas dan sampai saat

ini belum ditemukan keberadaannya oleh aparatur Rumah Detensi Imigrasi

(RUDENIM) Pekanbaru.5

Dari latar belakang masalah yang telah digambarkan di atas, maka

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian skripsi yang berjudul

“PELAKSANAAN PENGAWASAN KEIMIGRASIAN OLEH RUMAH

DETENSI IMIGRASI (RUDENIM) PEKANBARU TERHADAP

PENGUNGSI ROHINGYA BERDASARKAN PERATURAN PRESIDEN

NOMOR 125 TAHUN 2016 TENTANG PENANGANAN PENGUNGSI

DARI LUAR NEGERI”.

5
https://www.detik.com/sumut/berita/d-6106996/8-pengungsi-rohingya-di-pekanbaru-
kabur-lagi Diakses pada hari Selasa tanggal 15 November 2022 jam 09.00 WIB di Kota
Pekanbaru.

4
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah pelaksanaan pengawasan keimigrasian oleh Rumah

Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru terhadap pengungsi

Rohingya berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2016

tentang Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri?

2. Faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan pengawasan

keimigrasian oleh Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru

terhadap pengungsi Rohingya berdasarkan Peraturan Presiden Nomor

125 Tahun 2016 tentang Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri?

3. Bagaimanakah upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan-

hambatan pelaksanaan pengawasan keimigrasian oleh Rumah Detensi

Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru terhadap pengungsi Rohingya

berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2016 tentang

Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pelaksanaan

pengawasan keimigrasian oleh Rumah Detensi Imigrasi

(RUDENIM) Pekanbaru terhadap pengungsi Rohingya

berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2016 tentang

Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri.

5
b. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor

penghambat dalam pelaksanaan pengawasan keimigrasian oleh

Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru terhadap

pengungsi Rohingya berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 125

Tahun 2016 tentang Penanganan Pengungsi Dari Luar Negeri.

c. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan upaya yang

dilakukan dalam mengatasi hambatan-hambatan pelaksanaan

pengawasan keimigrasian oleh Rumah Detensi Imigrasi

(RUDENIM) Pekanbaru terhadap pengungsi Rohingya

berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2016 tentang

Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri.

2. Kegunaan Penelitian

a. Penelitian ini berguna menambah wawasan ilmu pengetahuan

peneliti dan dapat dijadikan referensi bagi peneliti berikutnya

yang meneliti mengenai pelaksanaan pengawasan keimigrasian

terhadap pengungsi berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 125

Tahun 2016 tentang Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri.

b. Penelitian ini berguna memperkaya wawasan ilmu pengetahuan

dalam dunia akademis di bidang ilmu hukum, khususnya

Hukum Tata Negara.

c. Penelitian ini berguna menjadi referensi bagi Rumah Detensi

Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru dalam mengambil kebijakan

terhadap pengungsi Rohingya.

6
D. Kerangka Teori

1. Teori Hukum Internasional

Hukum internasional adalah keseluruhan aturan yang sebagian besar

terdiri atas prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah yang mengikat negara-negara

untuk ditaati secara umum dalam hubungan satu sama lain. Sejalan dengan itu,

hukum internasional mencakup kaidah-kaidah hukum yang berkaitan dengan

organisasi-organisasi internasional, hubungannya satu sama lain, serta

hubungan organisasi internasional dengan negara-negara dan individu. Hukum

internasional juga mencakup kaidah-kaidah hukum yang berkaitan dengan

individu-individu dan organisasi internasional bukan negara sejauh hak-hak

dan kewajibannya penting bagi masyarakat internasional.6

Menurut Mochtar Kusumaatmadja, hukum internasional adalah

keseluruhan kaidah dan asas yang mengatur hubungan atau persoalan yang

melintasi batas negara antara negara dengan negara dan negara dengan subjek

hukum lain yang bukan negara atau antara subjek hukum bukan negara dengan

subjek hukum bukan negara. Asas-asas hukum internasional yaitu:

a. Asas teritorial

b. Asas kebangsaan

c. Asas kepentingan umum

d. Asas keterbukaan

e. Asas persamaan derajat.7

6
Muh. Risnain, Hukum Internasional dan Kepentingan Nasional Indonesia, (Mataram:
Penerbit Sanabil, 2020), hlm. 5.
7
Mangisi Simanjuntak, Hukum Internasional: Perjuangan Negara-negara Berkembang
dalam Mencapai Persamaan Hak, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2018), hlm. 22.

7
2. Teori Hierarki Peraturan Perundang-undangan

Peraturan perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang memuat

norrna hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh

lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan

dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan. Berdasarkan Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12

Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan diatur jenis

dan hierarki peraturan perundang-undangan yaitu:

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat

c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

d. Peraturan Pemerintah

e. Peraturan Presiden Republik Indonesia

f. Peraturan Daerah Provinsi

g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.8

Selain konsep Grundnorm yang dikemukakan oleh Hans Kelsen, salah

satu asas dalam peraturan perundang-undangan adalah Asas Lex Superiori

Derogate Lex Inferiori yang berarti bahwa peraturan perundang-undangan

yang mempunyai derajat lebih rendah dalam hierarki peraturan perundang-

undangan tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan

yang mempunyai derajat yang lebih tinggi.9

8
Moh. Mahfud M.D., Politik Hukum di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hlm. 46.
9
Jimly Asshiddiqie, Hukum Tata Negara dan Pilar-pilar Demokrasi, (Jakarta: Konstitusi
Press, 2005), hlm. 17.

8
3. Teori Hukum Keimigrasian

Keimigrasian adalah hal ihwal lalu lintas orang yang masuk atau keluar

wilayah Indonesia serta pengawasannya dalam rangka menjaga tegaknya

kedaulatan negara. Keimigrasian merupakan bagian dari perwujudan

pelaksanaan penegakan kedaulatan atas wilayah Indonesia dalam rangka

menjaga ketertiban kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila

dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.10

Dalam rangka melaksanakan fungsi keimigrasian, Pemerintah Republik

Indonesia menetapkan kebijakan keimigrasian yang dilaksanakan oleh Menteri

Hukum dan Hak Asasi Manusia. Pemerintah Republik Indonesia dapat

melakukan kerja sama internasional mengenai keimigrasian dengan negara lain

dan/atau organisasi internasional.11 Berdasarkan Pasal 66 Undang-Undang

Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian diatur bahwa pengawasan

keimigrasian dilakukan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia meliputi:

a. Pengawasan terhadap warga Negara Indonesia yang memohon

dokumen perjalanan, keluar atau masuk wilayah Indonesia, dan yang

berada di luar wilayah Indonesia.

b. Pengawasan terhadap lalu lintas orang asing yang masuk atau keluar

wilayah Indonesia serta pengawasan terhadap keberadaan dan

kegiatan orang asing di wilayah Indonesia.12

10
Bayu Dwi Anggono, Hukum Keimigrasian: Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Pers,
2022), hlm. 13.
11
M. Galang Asmara dan A.D. Basniwati, Hukum Keimigrasian, (Mataram: Pustaka
Bangsa, 2020), hlm. 10.
12
Ridwan Arifin, Gunawan Ari Nursanto, dan M. Alvi Syahrin, Regulasi Pemeriksaan
Keimigrasian di Indonesia, (Depok: Poltekim Press, 2018), hlm. 27.

9
E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum sosiologis. Penelitian

hukum sosiologis adalah suatu penelitian yang membahas mengenai

implementasi peraturan perundang-undangan terhadap kehidupan

masyarakat.13 Penelitian ini membahas mengenai pelaksanaan

pengawasan keimigrasian oleh Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM)

Pekanbaru terhadap pengungsi Rohingya berdasarkan Peraturan

Presiden Nomor 125 Tahun 2016 tentang Penanganan Pengungsi dari

Luar Negeri, faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan

pengawasannya, serta upaya yang dilakukan dalam mengatasi

hambatan-hambatan pelaksanaan pengawasan tersebut.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di Kota Pekanbaru. Lokasi tersebut dipilih

karena dari observasi awal yang dilakukan, diperoleh informasi bahwa

pada tanggal 20 Mei 2022 Kota Pekanbaru kedatangan 119 orang

pengungsi Rohingya yang dipindahkan dari Provinsi Aceh. Namun,

baru empat hari di Kota Pekanbaru, 26 orang pengungsi yang berada

di bawah pengawasan Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM)

Pekanbaru berhasil kabur dari tempat penampungan. Selanjutnya,

pada tanggal 2 Juni 2022 ada 8 orang pengungsi Rohingya yang kabur

lagi dari tempat penampungan dengan cara memanjat pagar pembatas.

13
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press, 2000), hlm. 31.

1
3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan pihak yang terkait dalam

penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Kepala Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru

berjumlah 1 orang.

2) Kepala Seksi Registrasi, Administrasi, dan Pelaporan

Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru

berjumlah 1 orang.

3) Kepala Sub-Bidang Kewaspadaan Nasional dan

Kerjasama Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

(KESBANGPOL) Kota Pekanbaru berjumlah 1 orang.

4) Pengungsi dari Rohingya yang ada di tempat

penampungan di Kota Pekanbaru berjumlah 85 orang.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dijadikan sebagai

responden. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Kepala Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru

berjumlah 1 orang, ditetapkan dengan metode sensus.

2) Kepala Seksi Registrasi, Administrasi, dan Pelaporan

Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru

berjumlah 1 orang, ditetapkan dengan metode sensus.

1
3) Kepala Sub-Bidang Kewaspadaan Nasional dan

Kerjasama Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

(KESBANGPOL) Kota Pekanbaru berjumlah 1 orang,

ditetapkan dengan metode sensus.

4) Pengungsi dari Rohingya yang ada di tempat

penampungan di Kota Pekanbaru berjumlah 3 orang,

ditetapkan dengan metode random.

Tabel I.1
Populasi dan Sampel
Jumlah
No. Jenis Populasi Persentase
Populasi Sampel

1 Kepala Rumah Detensi Imigrasi


1 1 100%
(RUDENIM) Pekanbaru
2 Kepala Seksi Registrasi,
Administrasi, dan Pelaporan
1 1 100%
Rumah Detensi Imigrasi
(RUDENIM) Pekanbaru
3 Kepala Badan Kesatuan Bangsa
dan Politik (KESBANGPOL) 1 1 100%
Kota Pekanbaru
4 Pengungsi dari Rohingya yang
ada di tempat penampungan di 85 3 3,5%
Kota Pekanbaru
Sumber: Data primer tahun 2022

1
4. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung di lokasi

penelitian melalui observasi dan wawancara dengan para

responden.

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari peraturan

perundang-undangan, jurnal-jurnal ilmiah, dan literatur hukum

melalui studi kepustakaan untuk mendukung data primer.

c. Data tertier, yaitu data yang berfungsi untuk melengkapi data

primer dan data sekunder, seperti berita di internet.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

a. Observasi, yaitu teknik dalam mengumpulkan data yang

dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung di

lokasi penelitian, yaitu di Kota Pekanbaru.

b. Wawancara, yaitu teknik dalam mengumpulkan data yang

dilakukan dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan

terstruktur dan tidak terstruktur secara lisan kepada para

responden.

c. Studi kepustakaan, yaitu teknik dalam mengumpulkan data yang

dilakukan dengan cara membaca dan menganalisa peraturan

1
perundang-undangan, jurnal-jurnal ilmiah, dan literatur hukum

yang relevan dengan permasalahan yang sedang diteliti.

6. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis kualitatif. Selanjutnya, metode penarikan kesimpulan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode deduktif.

1
BAB II

TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Kota Pekanbaru14

Kota Pekanbaru dahulunya merupakan sebuah perkampungan kecil yang

berada di pinggir Sungai Siak, dikenal dengan nama Senapelan. Senapelan

pada saat itu dipimpin oleh seorang kepala suku yang disebut Batin. Pada

tanggal 9 April 1689, Kerajaan Johor dan Vereenigne Oost-Indische

Compagnie (VOC) dari Belanda memperbarui perjanjian dagang yang

memberikan hak kepada Vereenigne Oost-Indische Compagnie (VOC) untuk

berdagang di wilayah kekuasaan Kerajaan Johor. Kemudian, Vereenigne Oost-

Indische Compagnie (VOC) mendirikan sebuah ‘loji’ di daerah yang bernama

Petapahan. Namun, kapal dagang Vereenigne Oost-Indische Compagnie (VOC)

yang berukuran besar tidak dapat masuk ke Petapahan. Oleh karena itu,

Senapelan dijadikan tempat perhentian kapal-kapal dagang Vereenigne Oost-

Indische Compagnie (VOC). Selanjutnya, pelayaran dari Senapelan ke

Petapahan dilakukan dengan menggunakan kapal-kapal yang berukuran kecil.

Sejak saat itu, Senapelan dijadikan pelabuhan tempat penumpukan berbagai

komoditas perdagangan, baik yang di bawa dari luar negeri maupun yang

diambil dari daerah pedalaman.

Sejarah berdirinya Kota Pekanbaru berkaitan erat dengan sejarah dan

perkembangan Kerajaan Siak Sri Indrapura yang berdiri pada tahun 1723. Raja

14
https://www.pekanbaru.go.id/p/menu/profil-kota diakses pada hari Minggu tanggal 25
September 2022 jam 09.00 WIB di Kota Pekanbaru.

15
1
Siak Sri Indrapura ke-IV yang bergelar Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah,

setelah merebut tahta kerajaan dari Sultan Ismail Abdul Jalil Jalaluddin Syah,

memindahkan pusat pemerintahan kerajaan Siak Sri Indrapura dari Mempura

ke Senapelan. Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah kemudian membangun

istana kerajaan dan sebuah masjid, sekarang dikenal dengan nama Masjid Raya

Pekanbaru. Selain itu, Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah juga membangun

sebuah pekan (pasar) di Senapelan, namun pekan tersebut tidak berkembang.

Pembangunan pekan ini kemudian dilanjutkan oleh putranya, Raja Siak Sri

Indrapura ke-V yang bergelar Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam

Syah, namun lokasinya dipindahkan dari lokasi awal ke lokasi yang lebih

strategis, sekarang menjadi Pelabuhan Pekanbaru dan Pasar Bawah. Pekan

yang baru inilah yang kemudian menjadi cikal bakal nama Pekanbaru. Menurut

catatan sejarah, Kota Pekanbaru secara resmi didirikan pada hari Selasa tanggal

21 Rajab 1204 H atau 23 Juni 1784 M oleh Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil

Muazzam Syah. Tanggal inilah yang sampai hari ini diperingati sebagai hari

lahirnya Kota Pekanbaru.

Sepeninggal Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah, pusat

pemerintahan Kerajaan Siak Sri Indrapura dipindahkan oleh Raja Siak Sri

Indrapura ke-VI ke Siak dan pemerintahan di Senapelan diserahkan kepada

Datuk Bandar yang bertanggung jawab langsung kepada Raja Siak Sri

Indrapura. Dalam menjalankan pemerintahan, Datuk Bandar dibantu oleh

Datuk Lima Puluh, Datuk Tanah Datar, Datuk Pesisir, dan Datuk Kampar.

1
Gambar II.1
Lambang Kota
Pekanbaru

Saat ini, Kota Pekanbaru dijadikan sebagai ibukota Provinsi Riau. Kota

Pekanbaru tidak hanya menjadi pusat pemerintahan, tetapi juga menjadi pusat

bisnis. Sebelum itu, Kota Pekanbaru mengalami beberapa dinamika perubahan

dalam perjalanannya antara lain yaitu :

1. Berdasarkan Surat Keputusan Kerajaan Siak Sri Inderapura Nomor 1

tanggal 19 Oktober 1919, Kota Pekanbaru merupakan sebuah distrik

dari Kerajaan Siak Sri Indrapura.

2. Pada tahun 1932, Kota Pekanbaru masuk ke dalam wilayah Kampar

Kiri yang dipimpin oleh seorang Controleor Belanda yang

berkedudukan di Pekanbaru.

3. Pada 8 Maret 1942, Kota Pekanbaru diubah dari distrik menjadi Gum

oleh Jepang dan dikepalai oleh seorang Gunco, yaitu Gubernur

Militer.

4. Berdasarkan Ketetapan Gubernur Sumatera Nomor 103 tanggal 17

Mei 1956 di Kota Medan, Pekanbaru dijadikan daerah otonom yang

disebut harminte atau kota baru dengan nama Kota Praja Pekanbaru.

1
5. Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia

Nomor 54/1/44-25 pada 20 Januari 1959, Pekanbaru ditunjuk menjadi

ibukota Provinsi Riau menggantikan Tanjung Pinang dan memperoleh

kenaikan status dengan nama Kota Madya Tingkat II Pekanbaru.

Kota Pekanbaru saat ini dipimpin oleh Muflihun, S.STP., M.AP. sebagai

Pj. Walikota Pekanbaru menggantikan Dr. Firdaus, S.T.,M.T. sebagai Walikota

Pekanbaru dan H. Ayat Cahyadi sebagai Wakil Walikota Pekanbaru yang

memimpin sejak tanggal 26 Januari 2012 hingga berakhir pada tanggal 22 Mei

2022. Hingga saat ini, Kota Pekanbaru telah mengalami pergantian

kepemimpinan sebanyak 16 kali yaitu :

1. Datuk Wan Abdul Rahman periode 17 Mei 1946 - 11 November 1950

2. Datuk Wan Ahmad periode 11 November 1950 - 7 Mei 1953

3. Tengku Ilyas periode 7 Mei 1953 - 1 Juni 1956

4. Muhammad Yunus periode 1 Juni 1956 - 14 Mei 1958

5. OK Jamil periode 14 Mei 1958 - 9 November 1959

6. Datuk Wan Abdul Rahman periode 9 November 1959 - 29 Maret

1962

7. Tengku Bey periode 29 Maret 1962 - 1 Juni 1968

8. Raja Rusli periode 1 Juni 1968 - 10 Desember 1970

9. Abdul Rahman Hamid periode 10 Desember 1970 - 5 Juli 1981

10. Ibrahim Arsyad periode 5 Juli 1981 - 21 Juli 1986

11. Farouq Alwi periode 21 Juli 1986 - 22 Juli 1991

12. Oesman Effendi Apan periode 22 Juli 1991 - 18 Juli 2001

1
13. Herman Abdullah periode 18 Juli 2001 - 18 Juli 2011

14. Syamsurizal periode 18 Juli 2011 - 25 Januari 2012

15. Firdaus periode 26 Januari 2012 - 22 Mei 2022

16. Muflihun periode 23 Mei 2022 - sekarang.

B. Geografis dan Demografis Kota Pekanbaru15

Kota Pekanbaru secara geografis terletak antara 101 o14’ - 101o34’ Bujur

Timur dan 0o25’ - 0o45’ Lintang Utara dengan luas wilayah lebih kurang

632,26 Km2. Kota Pekanbaru di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten

Siak dan Kabupaten Kampar, di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten

Kampar dan Kabupaten Pelalawan, di sebelah barat berbatasan dengan

Kabupaten Kampar, serta di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten

Pelalawan dan Kabupaten Siak.

Pada awal berdirinya, Kota Pekanbaru hanya dibagi menjadi 2

kecamatan, yaitu Kecamatan Senapelan dan Kecamatan Limapuluh. Seiring

dengan perkembangan Kota Pekanbaru sebagai ibukota Provinsi Riau, maka

saat ini Kota Pekanbaru telah dimekarkan menjadi 15 kecamatan yaitu :

1. Kecamatan Senapelan

2. Kecamatan Lima Puluh

3. Kecamatan Pekanbaru Kota

4. Kecamatan Sukajadi

5. Kecamatan Sail

15
https://www.pekanbaru.go.id/p/menu/profil-kota/wilayah-geografis diakses pada hari
Minggu tanggal 25 September 2022 jam 10.00 WIB di Kota Pekanbaru.

1
6. Kecamatan Rumbai

7. Kecamatan Bukit Raya

8. Kecamatan Payung Sekaki

9. Kecamatan Tenayan Raya

10. Kecamatan Marpoyan Damai

11. Kecamatan Rumbai Barat

12. Kecamatan Rumbai Timur

13. Kecamatan Bina Widya

14. Kecamatan Tuah Madani

15. Kecamatan Kulim.

Gambar II.2
Peta Kota
Pekanbaru

2
Sebagai ibukota Provinsi Riau, Kota Pekanbaru tidak hanya menjadi

pusat pemerintahan, tetapi juga menjadi pusat bisnis dan hiburan. Saat ini, Kota

Pekanbaru telah mengalami perkembangan yang sangat pesat menuju kota

metropolitan. Perkembangan ini dibuktikan dengan adanya pembangunan

gedung-gedung yang tinggi, infrastruktur jalan dan jembatan, serta semakin

menjamurnya bisnis hotel, mall, dan cafe di Kota Pekanbaru.

Masalah kependudukan di Kota Pekanbaru pernah dialami oleh kota-kota

besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan saat mengalami perkembangan

menuju kota metropolitan. Pertambahan jumlah penduduk tidak terkendali.

Jumlah penduduk Kota Pekanbaru mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Data jumlah penduduk Kota Pekanbaru tahun 2020 sebanyak 1.091.088 jiwa

dan tahun 2021 meningkat sebanyak 1.117.358 jiwa. Masalah kependudukan

berkaitan dengan masalah kesejahteraan. Apabila tingkat pertumbuhan

penduduk tinggi, maka harus diimbangi dengan penyediaan lapangan kerja.

Data jumlah angkatan kerja di Kota Pekanbaru tahun 2020 adalah sebanyak

539.831 jiwa, yang terdiri atas 327.027 laki-laki dan 212.804 perempuan. Dari

jumlah tersebut, ada sebanyak 494.362 jiwa sudah bekerja dan 45.469 jiwa lagi

tidak mempunyai pekerjaan alias pengangguran.

Pada tahun 2021, penduduk Kota Pekanbaru berjumlah 1.117.358 jiwa.

Kecamatan dengan jumlah penduduk paling banyak di Kota Pekanbaru adalah

Kecamatan Tampan yang berjumlah 307.947 jiwa, sedangkan kecamatan

dengan jumlah penduduk paling sedikit di Kota Pekanbaru adalah Kecamatan

Sail yaitu 21.492 jiwa dan Kecamatan Pekanbaru Kota yaitu 25.103 jiwa.

2
Tabel II.1

Data Jumlah Penduduk di Kota Pekanbaru Tahun 2021

No. Nama Kecamatan Jumlah Penduduk

1 Kecamatan Senapelan 36.581 jiwa

2 Kecamatan Limapuluh 41.466 jiwa

3 Kecamatan Pekanbaru Kota 25.103 jiwa

4 Kecamatan Sukajadi 47.420 jiwa

5 Kecamatan Sail 21.492 jiwa

6 Kecamatan Rumbai 67.654 jiwa

7 Kecamatan Bukit Raya 105.177 jiwa

8 Kecamatan Tampan 307.947 jiwa

9 Kecamatan Rumbai Pesisir 73.784 jiwa

10 Kecamatan Tenayan Raya 167.929 jiwa

11 Kecamatan Marpoyan Damai 131.550 jiwa

12 Kecamatan Payung Sekaki 91.255 jiwa

Total 1.117.358 jiwa

Sumber: Pemerintah Kota Pekanbaru tahun 2022

2
Tabel II.2

Data Ketenagakerjaan di Kota Pekanbaru Tahun 2021

Jenis Kelamin Jumlah


No. Status Pekerjaan
Laki-laki Perempuan ( Jiwa )

1 Berwirausaha 51.195 33.833 85.028

Berwirausaha dengan

2 mempekerjakan buruh 17.576 15.397 32.973

tidak tetap

Berwirausaha dengan

3 mempekerjakan buruh 17.061 5.412 22.473

tetap

PNS, TNI dan POLRI,


4 180.077 104.905 284.982
serta karyawan swasta

5 Pekerja freelance 22.195 2.630 24.825

Bekerja pada usaha


6 11.465 32.616 44.081
keluarga

7 Pengangguran 27.458 18.011 45.469

Sumber: Pemerintah Kota Pekanbaru tahun 2022

2
C. Profil Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru16

Rumah Detensi Imigrasi atau yang disingkat dengan Rudenim adalah unit

pelaksana teknis yang menjalankan fungsi keimigrasian sebagai tempat

penampungan sementara bagi orang asing yang melanggar Undang-Undang

Keimigrasian. Orang asing yang ditampung di Rudenim disebut dengan Deteni.

Rudenim dibangun karena meningkatnya lalu lintas orang, baik yang keluar

dari Indonesia maupun yang masuk ke Indonesia, sehingga berpotensi

menimbulkan permasalahan keimigrasian. Kedatangan dan keberadaan orang

asing di Indonesia memerlukan upaya penindakan, terutama bagi orang asing

yang melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam menjalankan tugas di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak

Asasi Manusia (HAM) Republik Indonesia, khususnya di bawah Direktorat

Jenderal Imigrasi, Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) diatur dalam

Peraturan Direktorat Jenderal Imigrasi Nomor IMI.1917-OT.12.01 Tahun 2013

tentang Standar Operasional Prosedur Rumah Detensi Imigrasi. Peraturan ini

mencakup semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan operasional Rudenim

dan standar Rudenim dalam menjalankan tugas.

Pengungsi dari luar negeri adalah adalah orang asing yang berada di

wilayah Negara Indonesia disebabkan karena ketakutan akan persekusi dengan

alasan ras, suku, agama, kebangsaan, keanggotaan kelompok sosial tertentu,

dan pendapat politik yang berbeda sehingga tidak mendapatkan perlindungan

16
Wawancara dengan Kepala Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru yang
bernama Yanto Ardianto, S.T., M.M., M.Kom. pada hari Selasa tanggal 20 September 2022
jam 10.00 WIB di Kantor Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru yang beralamat di
Jalan OK M. Jamil Nomor 2A Kelurahan Simpang Tiga Kecamatan Bukit Raya, Kota
Pekanbaru.

2
dari negara asalnya dan/atau telah mendapatkan status pencari suaka atau status

pengungsi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui Komisariat Tinggi

Urusan Pengungsi di Indonesia.

Berdasarkan Pasal 36 ayat (1) Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun

2016 tentang Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri diatur bahwa pengungsi

dari luar negeri wajib melaporkan diri setiap bulan kepada Kepala Rumah

Detensi Imigrasi (RUDENIM) setempat untuk mendapatkan stempel pada

kartu identitas khusus selama berada di tempat penampungan. Meskipun

demikian, masih banyak pengungsi luar negeri yang belum mengetahui

kewajibannya tersebut.

Saat ini ada 13 (tiga belas) Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) di

Indonesia. Dari 13 (tiga belas) Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) tersebut,

baru Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru yang sudah menerapkan

ketentuan wajib lapor bagi pengungsi dari luar negeri sebagaimana yang diatur

dalam Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2016 tentang Penanganan

Pengungsi dari Luar Negeri. Pengungsi dari luar negeri yang tidak melaporkan

diri selama 3 (tiga) kali berturut-turut tanpa alasan yang dapat diterima akan

ditempatkan di Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM).

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Republik Indonesia

termasuk salah satu instansi pemerintahan yang kinerjanya diperhatikan publik.

Perkembangan zaman serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

membuat Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bertugas pada Rumah Detensi

Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru dituntut agar mampu berpikir kreatif

2
sehingga melahirkan inovasi-inovasi yang membawa perubahan ke arah positif

dalam menangani pengungsi dari luar negeri di Kota Pekanbaru.

Selain harus meningkatkan kemampuan di bidang ilmu pengetahuan dan

teknologi, Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bertugas pada Rumah Detensi

Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru juga harus senantiasa memperbaiki dan

menjaga citra dirinya sendiri maupun citra instansinya. Masyarakat sebagai

kontrol eksternal pelayanan publik adalah pihak utama yang terdampak

sekaligus menjadi penilai langsung terhadap kinerja Rumah Detensi Imigrasi

(RUDENIM) Pekanbaru. Oleh karena itu, Aparatur Sipil Negara (ASN) yang

bertugas pada Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru diwajibkan

mengimplementasikan ANEKA, yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika

Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.

Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru yang dibentuk

berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia (HAM)

Republik Indonesia Nomor M.01.PR.07.04 Tahun 2004 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Rumah Detensi Imigrasi lahir sebagai bagian dari pengawasan dan

penindakan keimigrasian terhadap orang asing yang melanggar Undang-

Undang Keimigrasian di Provinsi Riau dalam bentuk penahanan sementara

penempatan di tempat penampungan, yang dikenal dengan istilah Karantina

Imigrasi. Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru diresmikan pada

tanggal 26 Januari 2005 oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM)

Republik Indonesia yaitu Hamid Awaluddin, Ph.D. pada masa pemerintahan

Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono.

2
Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru beralamat di Jalan OK

M. Jamil Nomor 2A Kelurahan Simpang Tiga Kecamatan Bukit Raya, Kota

Pekanbaru sebagai salah satu unit pelaksanan teknis di bawah Kantor Wilayah

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Provinsi Riau. Bermitra

dengan Kantor Imigrasi Kelas I TPI (Tempat Pemeriksaan Imigrasi)

Pekanbaru, saat ini jumlah Deteni yang berada di bawah pengawasan Rumah

Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru berjumlah 1.008 orang.

D. Visi, Misi, dan Nilai Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru17

Visi dari Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru adalah

“Masyarakat Memperoleh Kepastian Hukum”. Dalam rangka mewujudkan

visi tersebut, Kepala Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru

kemudian merumuskan beberapa misi yaitu :

1. Mewujudkan peraturan perundang-undangan yang berkualitas.

2. Mewujudkan pelayanan hukum yang berkualitas.

3. Mewujudkan penegakan hukum yang berkualitas.

4. Mewujudkan penghormatan, pemenuhan, dan perlindungan Hak Asasi

Manusia.

5. Mewujudkan layanan manajemen administrasi Hukum dan Hak Asasi

Manusia.

17
Wawancara dengan Kepala Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru yang
bernama Yanto Ardianto, S.T., M.M., M.Kom. pada hari Selasa tanggal 20 September 2022
jam 10.00 WIB di Kantor Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru yang beralamat di
Jalan OK M. Jamil Nomor 2A Kelurahan Simpang Tiga Kecamatan Bukit Raya, Kota
Pekanbaru.

2
6. Mewujudkan aparatur Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

yang profesional dan berintegritas.

Dalam menjalankan fungsi keimigrasian sebagai tempat penampungan

sementara bagi orang asing yang melanggar Undang-Undang Nomor 6 Tahun

2011 tentang Keimigrasian dan pengungsi dari luar negeri, Rumah Detensi

Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru mempunyai nilai yang dijadikan pedoman

bagi seluruh aparatur dalam memberikan pelayanan yaitu :

1. Profesional

Aparatur Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru merupakan

aparatur yang bekerja secara profesional untuk mewujudkan visi

instansi melalui penguasaan tugas serta menjunjung tinggi etika dan

integritas profesi.

2. Akuntabel

Setiap kegiatan Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru

dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Sinergi

Komitmen Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru untuk

membangun kerjasama yang produktif dan kemitraan yang harmonis

dengan para pemangku kepentingan untuk menemukan solusi yang

bermanfaat dan berkualitas.

4. Transparan

Aparatur Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru menjamin

2
kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi mengenai

kebijakan Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru, proses

pembuatan dan pelaksanaan kebijakan, serta hasil yang dicapai.

5. Inovatif

Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru mendukung

kreativitas dan pengembangan inisiatif aparatur dalam melakukan

pembaruan penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi.

E. Struktur Organisasi Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM)

Pekanbaru18

Struktur organisasi Rumah Detensi Imigrasi Pekanbaru terdiri atas :

1. Kepala Rumah Detensi Imigrasi

2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha

a. Kepala Urusan Kepegawaian

b. Kepala Urusan Keuangan

c. Kepala Urusan Umum

3. Kepala Seksi Keamanan dan Ketertiban

a. Kepala Sub Seksi Keamanan

b. Kepala Sub Seksi Registrasi

4. Kepala Seksi Registrasi, Administrasi, dan Pelaporan

a. Kepala Sub Seksi Registrasi

18
Wawancara dengan Kepala Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru yang
bernama Yanto Ardianto, S.T., M.M., M.Kom. pada hari Selasa tanggal 20 September 2022
jam 10.00 WIB di Kantor Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru yang beralamat di
Jalan OK M. Jamil Nomor 2A Kelurahan Simpang Tiga Kecamatan Bukit Raya, Kota
Pekanbaru.

2
b. Kepala Sub Seksi Administrasi dan Pelaporan

5. Kepala Seksi Perawatan dan Kesehatan

a. Kepala Sub Seksi Perawatan

b. Kepala Sub Seksi Kesehatan.

Gambar II.3
Struktur Organisasi RUDENIM Pekanbaru

3
BAB III

TINJAUAN UMUM HUKUM KEIMIGRASIAN DALAM

PENANGANAN PENGUNGSI DARI

LUAR NEGERI

A. Definisi Pengungsi dari Luar Negeri

Keimigrasian adalah lalu lintas orang yang masuk atau keluar wilayah

Indonesia serta pengawasan terhadap orang yang masuk atau keluar wilayah

Indonesia tersebut dalam rangka menjaga kedaulatan negara. Dasar hukum

yang mengatur mengenai keimigrasian di Indonesia adalah Undang-Undang

Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian. Ruang lingkup keimigrasian

meliputi pengaturan mengenai :

1. Masuk dan keluar wilayah Indonesia.

2. Dokumen perjalanan Republik Indonesia.

3. Visa, tanda masuk, dan izin tinggal di Indonesia.

4. Pengawasan keimigrasian.

5. Tindakan administratif terhadap pelanggaran keimigrasian.

6. Rumah Detensi Imigrasi.

7. Pencegahan dan penangkalan keluar wilayah Indonesia.

8. Penegakan hukum terhadap pelanggaran Undang-Undang Nomor 6

Tahun 2011 tentang Keimigrasian.19

19
Bayu Dwi Anggono, Hukum Keimigrasian: Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Pers,
2022), hlm. 7.

31
3
Selain itu, ruang lingkup keimigrasian juga mengatur mengenai

penanganan pengungsi dari luar negeri yang secara khusus diatur dalam

Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2016 tentang Penanganan Pengungsi

dari Luar Negeri.20

Pengungsi dari luar negeri adalah orang asing yang berada di wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia dikarenakan ketakutan yang beralasan

akan persekusi dengan alasan ras, suku, agama, kebangsaan, keanggotaan

kelompok sosial tertentu, dan pendapat politik yang berbeda yang tidak

menginginkan perlindungan dari negara asalnya serta telah mendapatkan status

sebagai pencari suaka atau dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui

Komisariat Tinggi Urusan Pengungsi di Indonesia. Penanganan pengungsi

dilakukan berdasarkan kerja sama antara Pemerintah Republik Indonesia dan

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui Komisariat Tinggi Urusan

Pengungsi di Indonesia dan/atau organisasi internasional yang bergerak di

bidang urusan migrasi atau kemanusiaan yang memiliki perjanjian dengan

Pemerintah Republik Indonesia.21

Penanganan pengungsi dari luar negeri harus memperhatikan ketentuan

Hukum Internasional yang berlaku umum dan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan. Penanganan pengungsi dari luar negeri

dikoordinasikan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM)

Republik Indonesia dalam rangka perumusan kebijakan meliputi :

20
Ridwan Arifin dan Intan Nurkumalawati, Kebijakan Imigrasi Indonesia, (Tangerang:
Mahara Publishing, 2018), hlm. 23.
21
Ibid., hlm. 24.

3
1. Penemuan pengungsi dari luar negeri.

2. Penampungan pengungsi dari luar negeri.

3. Pengamanan pengungsi dari luar negeri.

4. Pengawasan keimigrasian pengungsi dari luar negeri.22

B. Penemuan Pengungsi dari Luar Negeri

Penemuan pengungsi dari luar negeri dalam keadaan darurat di perairan

wilayah Indonesia dikoordinasikan dan dilaksanakan oleh lembaga

pemerintahan yang menyelenggarakan urusan di bidang pencarian dan

pertolongan, yaitu Badan SAR Nasional Republik Indonesia. Badan SAR

Nasional Republik Indonesia melaksanalan operasi pencarian dan pertolongan

terhadap kapal yang diduga berisi pengungsi dari luar negeri yang melakukan

panggilan darurat. Operasi pencarian dan pertolongan pengungsi dari luar

negeri dapat melibatkan instansi terkait yaitu :

1. Tentara Nasional Indonesia

2. Kepolisian Negara Republik Indonesia

3. Kementerian Perhubungan Republik Indonesia

4. Badan Keamanan Laut Republik Indonesia

5. Kementerian dan/atau lembaga pemerintah nonkementerian yang

melaksanakan tugas di perairan wilayah Indonesia.23

22
Ibid., hlm. 24-25.
23
Sihar Sihombing, Hukum Keimigrasian dalam Hukum Indonesia, (Bandung: Nuansa
Aulia, 2013), hlm. 75.

3
Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia,

Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, Badan Keamanan Laut

Republik Indonesia, serta Kementerian dan/atau lembaga pemerintah

nonkementerian yang melaksanakan tugas di perairan wilayah Indonesia yang

menemukan pengungsi dari luar negeri dalam keadaan darurat berkoordinasi

dengan Badan SAR Nasional Republik Indonesia. Masyarakat yang

menemukan pengungsi dari luar negeri dalam keadaan darurat melaporkan

kepada Badan SAR Nasional Republik Indonesia. Pengungsi dari luar negeri

yang ditemukan dalam keadaan darurat segera dilakukan tindakan berupa :

1. Memindahkan pengungsi dari luar negeri ke kapal penolong jika kapal

pengungsi tersebut akan tenggelam.

2. Membawa ke pelabuhan atau daratan terdekat jika aspek keselamatan

nyawa pengungsi dari luar negeri dalam keadaan terancam.

3. Mengidentifikasi pengungsi dari luar negeri yang membutuhkan

bantuan medis gawat darurat.

4. Menyerahkan orang asing yang diduga pengungsi dari luar negeri

kepada Rumah Detensi Imigrasi di pelabuhan atau daratan terdekat.24

Dalam hal di pelabuhan atau daratan terdekat belum terdapat Rumah

Detensi Imigrasi, maka penyerahan pengungsi dari luar negeri dilakukan

kepada Kantor Imigrasi di wilayah setempat. Dalam hal di pelabuhan atau

daratan terdekat belum terdapat Rumah Detensi Imigrasi dan Kantor Imigrasi,

24
Iin Karita Sakharina dan Kadarudin, Hukum Pengungsi Internasional, (Makassar:
Pustaka Pena Press, 2016), hlm. 40.

3
maka penyerahan pengungsi dari luar negeri dilakukan kepada Kepolisian

Negara Republik Indonesia setempat. Kantor Imigrasi dan Kepolisian Negara

Republik Indonesia yang menerima penyerahan pengungsi dari luar negeri

segera menghubungi Rumah Detensi Imigrasi di wilayah kerjanya untuk

menyerahkan pengungsi dari luar negeri tersebut.25

Petugas di Rumah Detensi Imigrasi melakukan pendataan terhadap

pengungsi dari luar negeri melalui pemeriksaan dokumen perjalanan

pengungsi, status keimigrasian pengungsi, dan identitas pengungsi. Dalam hal

hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas di Rumah Detensi Imigrasi

terdapat orang asing yang menyatakan diri sebagai pengungsi dari luar negeri,

petugas di Rumah Detensi Imigrasi berkoordinasi dengan Perserikatan Bangsa-

Bangsa (PBB) melalui kantor Komisariat Tinggi Urusan Pengungsi di

Indonesia.26

Dalam hal pengungsi dari luar negeri yang ditemukan dalam keadaan

darurat di perairan wilayah Indonesia meninggal pada saat ditemukan, Badan

SAR Nasional Republik Indonesia berkoordinasi dengan Kepolisian Negara

Republik Indonesia melalui Tim Identifikasi Korban Bencana (Disaster Victim

Identification) POLRI untuk melakukan identifikasi dan Kementerian Hukum

dan Hak Asasi Manusia (HAM) Republik Indonesia melalui Rumah Detensi

Imigrasi untuk melakukan pendataan. Tim Identifikasi Korban Bencana

(Disaster Victim Identification) POLRI dan Rumah Detensi Imigrasi

25
Ibid., hlm. 41.
26
Ibid., hlm. 41-42.

3
menyampaikan informasi atas hasil identifikasi dan pendataan kepada

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.27

Berdasarkan informasi hasil identifikasi dan pendataan mengenai

pengungsi dari luar negeri yang ditemukan dalam keadaan darurat di perairan

wilayah Indonesia yang meninggal pada saat ditemukan dari Tim Identifikasi

Korban Bencana (Disaster Victim Identification) POLRI dan Rumah Detensi

Imigrasi, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia menyampaikan Notifikasi

Kekonsuleran yang berisi informasi kematian dan penanganan jenazah korban

kepada perwakilan diplomatik dari negara asal korban. Dalam hal negara asal

korban menyepakati pemakaman dilakukan di wilayah Indonesia, Kepolisian

Negara Republik Indonesia berkoordinasi dengan pemerintah daerah

kabupaten/kota setempat untuk memakamkan jenazah pengungsi dari luar

negeri yang meninggal. Apabila dalam jangka waktu 1x24 (satu kali dua puluh

empat) jam negara asal korban tidak memberikan klarifikasi penanganan

jenazah korban, Kepolisian Negara Republik Indonesia berkoordinasi dengan

pemerintah daerah kabupaten/kota setempat untuk memakamkan jenazah

pengungsi dari luar negeri yang meninggal. Dalam hal terdapat permintaan dari

keluarga korban untuk memulangkan jenazah pengungsi dari luar negeri yang

meninggal ke negara asal, namun perwakilan diplomatik dari negara asal

korban tidak dapat memproses pemulangannya, Menteri Luar Negeri Republik

Indonesia melakukan kerja sama dengan organisasi internasional yang bergerak

27
Ibid., hlm. 43.

3
di bidang kemanusiaan untuk memulangkan jenazah pengungsi dari luar negeri

yang meninggal tersebut.28

Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia,

Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, Badan Keamanan Laut

Republik Indonesia, serta Kementerian dan/atau lembaga pemerintah

nonkementerian yang melaksanakan tugas di perairan wilayah Indonesia yang

menemukan pengungsi dari luar negeri di daratan wilayah Indonesia

berkoordinasi dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk

pengamanan. Masyarakat yang menemukan pengungsi dari luar negeri di

daratan wilayah Indonesia melaporkan kepada Kepolisian Negara Republik

Indonesia untuk pengamanan. Kepolisian Negara Republik Indonesia

kemudian menyerahkan pengungsi dari luar negeri kepada Rumah Detensi

Imigrasi.29

Petugas di Rumah Detensi Imigrasi melakukan pendataan terhadap

pengungsi dari luar negeri melalui pemeriksaan dokumen perjalanan

pengungsi, status keimigrasian pengungsi, dan identitas pengungsi. Dalam hal

hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas di Rumah Detensi Imigrasi

terdapat orang asing yang menyatakan diri sebagai pengungsi dari luar negeri,

petugas di Rumah Detensi Imigrasi berkoordinasi dengan Perserikatan Bangsa-

Bangsa (PBB) melalui kantor Komisariat Tinggi Urusan Pengungsi di

Indonesia.30

28
Ibid., hlm. 45.
29
Jazim Hamidi dan Charles Christian, Hukum Keimigrasian bagi Orang Asing di
Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2015), hlm. 63.
30
Ibid., hlm. 64.

3
Dalam hal pengungsi dari luar negeri yang ditemukan di daratan wilayah

Indonesia meninggal pada saat ditemukan, Kepolisian Negara Republik

Indonesia menugaskan Tim Identifikasi Korban Bencana (Disaster Victim

Identification) POLRI untuk melakukan identifikasi. Kepolisian Negara

Republik Indonesia berkoordinasi dengan Kementerian Hukum dan Hak Asasi

Manusia (HAM) Republik Indonesia a melalui Rumah Detensi Imigrasi untuk

melakukan pendataan. Tim Identifikasi Korban Bencana (Disaster Victim

Identification) POLRI dan Rumah Detensi Imigrasi menyampaikan informasi

atas hasil identifikasi dan pendataan kepada Kementerian Luar Negeri

Republik Indonesia.31

Berdasarkan informasi hasil identifikasi dan pendataan mengenai

pengungsi dari luar negeri yang ditemukan di daratan wilayah Indonesia yang

meninggal pada saat ditemukan dari Tim Identifikasi Korban Bencana

(Disaster Victim Identification) POLRI dan Rumah Detensi Imigrasi, Menteri

Luar Negeri Republik Indonesia menyampaikan Notifikasi Kekonsuleran yang

berisi informasi kematian dan penanganan jenazah korban kepada perwakilan

diplomatik dari negara asal korban. Dalam hal negara asal korban menyepakati

pemakaman dilakukan di wilayah Indonesia, Kepolisian Negara Republik

Indonesia berkoordinasi dengan pemerintah daerah kabupaten/kota setempat

untuk memakamkan jenazah pengungsi dari luar negeri yang meninggal.

Apabila dalam jangka waktu 1x24 (satu kali dua puluh empat) jam negara asal

korban tidak memberikan klarifikasi penanganan jenazah korban, Kepolisian

31
Ibid., hlm. 65.

3
Negara Republik Indonesia berkoordinasi dengan pemerintah daerah

kabupaten/kota setempat untuk memakamkan jenazah pengungsi dari luar

negeri yang meninggal. Dalam hal terdapat permintaan dari keluarga korban

untuk memulangkan jenazah pengungsi dari luar negeri yang meninggal ke

negara asal, namun perwakilan diplomatik dari negara asal korban tidak dapat

memproses pemulangannya, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia

melakukan kerja sama dengan organisasi internasional yang bergerak di bidang

kemanusiaan untuk memulangkan jenazah pengungsi dari luar negeri yang

meninggal tersebut.32

C. Penampungan Pengungsi dari Luar Negeri

Rumah Detensi Imigrasi berkoordinasi dengan pemerintah daerah

kabupaten/kota setempat untuk membawa dan menempatkan pengungsi dari

luar negeri dari tempat ditemukan ke tempat penampungan. Dalam hal tempat

penampungan pengungsi dari luar negeri belum tersedia, pengungsi dari luar

negeri dapat ditempatkan di tempat akomodasi sementara. Tempat akomodasi

sementara tersebut ditetapkan oleh Bupati/Walikota. Dalam hal pemerintah

daerah kabupaten/kota memanfatkaan aset milik daerah sebagai tempat

penampungan bagi pengungsi dari luar negeri, penggunaan aset tersebut dalam

bentuk pemanfaatan pinjam pakai antara pemerintah daerah kabupaten/kota

dengan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Republik Indonesia

sebagai pemerintah pusat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

32
Ibid., hlm. 65-66.

3
undangan. Penempatan pengungsi dari luar negeri pada tempat penampungan

dilakukan melalui prosedur yaitu :

1. Penyerahan pengungsi dari luar negeri oleh Rumah Detensi Imigrasi

kepada pejabat yang ditunjuk oleh Bupati/Walikota disertai berita

acara serah terima pengungsi dari luar negeri dengan melampirkan

bukti tanda terima barang-barang milik pengungsi dari luar negeri,

kecuali dokumen keimigrasian berupa dokumen perjalanan, dokumen

izin tinggal, dan visa.

2. Penerimaan pengungsi dari luar negeri di tempat penampungan dicatat

dalam buku register penampungan.

3. Penyimpanan dan penyerahan barang-barang milik pengungsi dari

luar negeri dicatat dalam buku register penyimpanan dan penyerahan

barang.

4. Pencatatan pengungsi dari luar negeri bagi pengungsi dari luar negeri

yang meninggalkan tempat penampungan untuk sementara dalam

buku register keluar-masuk izin sementara.

5. Penempatan pengungsi dari luar negeri dalam ruangan yang

didasarkan pada aspek keluarga, jenis kelamin, usia, kebangsaan, ras,

suku, dan agama.

6. Pemisahan pengungsi dari luar negeri yang menderita penyakit

menular dan berbahaya untuk dirujuk ke rumah sakit atau fasilitas

pelayanan kesehatan tertentu.

4
7. Pemberian kartu identitas khusus untuk pengungsi dari luar negeri

oleh Rumah Detensi Imigrasi.

8. Penetapan tata tertib di tempat penampungan oleh pejabat yang

ditunjuk oleh Bupati/Walikota.33

Pemerintah daerah kabupaten/kota menentukan tempat penampungan

bagi pengungsi dari luar negeri. Tempat penampungan bagi pengungsi dari luar

negeri harus memenuhi kriteria yaitu dekat dengan fasilitas pelayanan

kesehatan dan rumah ibadah, berada pada satu wilayah kabupaten/kota dengan

Rumah Detensi Imigrasi, serta kondisi keamanan tempat penampungan yang

mendukung. Tempat penampungan bagi pengungsi dari luar negeri dapat

difasilitasi oleh organisasi internasional yang bergerak di bidang urusan

migrasi melalui Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Republik

Indonesia setelah berkoordinasi dengan Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia (HAM) Republik Indonesia. Fasilitasi oleh organisasi internasional

hanya fasilitas kebutuhan dasar bagi pengungsi dari luar negeri di tempat

penampungan yang meliputi :

1. Penyediaan air bersih.

2. Pemenuhan kebutuhan makan dan minum serta pakaian.

3. Pelayanan kesehatan dan kebersihan.

4. Fasilitas rumah ibadah.34

33
Gatot Supramono, Hukum Orang Asing di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), hlm.
33.
34
Ibid., hlm. 34.

4
Dalam hal fasilitas kesehatan dan fasilitas rumah ibadah tidak tersedia di

tempat penampungan pengungsi dari luar negeri, pemerintah daerah

kabupaten/kota dapat mengupayakannya di luar tempat penampungan dengan

memperhatikan kemudahan akses jangkauan bagi pengungsi dari luar negeri.35

Pengungsi dari luar negeri dengan berkebutuhan khusus dapat

ditempatkan di luar tempat penampungan yang difasilitasi oleh organisasi

internasional yang bergerak di bidang urusan migrasi setelah mendapat izin

dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Republik Indonesia

melalui Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi

Manusia (HAM) Republik Indonesia. Izin dari Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia (HAM) Republik Indonesia dikecualikan dalam keadaan darurat dan

penempatannya di luar tempat penampungan yang masih berada di satu

wilayah kabupaten/kota. Pengungsi dari luar negeri dengan berkebutuhan

khusus yaitu :

1. Pengungsi dari luar negeri yang sakit.

2. Pengungsi dari luar negeri yang hamil.

3. Pengungsi dari luar negeri penyandang disabilitas.

4. Pengungsi dari luar negeri anak.

5. Pengungsi dari luar negeri yang lanjut usia.36

Penempatan di luar tempat penampungan bagi pengungsi dari luar negeri

yang berkebutuhan khusus dilakukan dengan tujuan untuk memberikan

35
Ibid., hlm. 34-35.
36
Ibid., hlm. 36.

4
perawatan khusus dengan ketentuan yaitu diberikan perawatan oleh tenaga

medis sesuai dengan kebutuhan, anak yang menjadi pengungsi dari luar negeri

diberikan perawatan berdasarkan pada asas kepentingan terbaik untuk anak

tersebut, pengungsi dari luar negeri yang sakit dan memerlukan perawatan

ditempatkan di fasilitas pelayanan kesehatan, serta pengungsi dari luar negeri

yang menderita penyakit menular dan berbahaya dirujuk ke rumah sakit atau

fasilitas pelayanan kesehatan tertentu.37

Pengungsi dari luar negeri dapat dipindahkan dari satu tempat

penampungan ke tempat penampungan lain dalam rangka penyatuan keluarga,

berobat ke rumah sakit, atau penempatan ke negara ketiga. Pemindahan

pengungsi dari luar negeri dari satu tempat penampungan ke tempat

penampungan lain dikoordinasikan oleh Rumah Detensi Imigrasi. Pemindahan

pengungsi dari luar negeri dari satu tempat penampungan ke tempat

penampungan lain dapat difasilitasi oleh organisasi intemasional yang bergerak

di bidang urusan migrasi setelah mendapat izin dari Menteri Hukum dan Hak

Asasi Manusia (HAM) Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal

Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Republik

Indonesia.38

Pencari suaka yang permohonan status pengungsinya ditolak oleh

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui Komisariat Tinggi Urusan

Pengungsi di Indonesia ditempatkan di Rumah Detensi Imigrasi untuk proses

pemulangan sukarela atau deportasi sesuai dengan ketentuan peraturan


37
Ibid., hlm. 38.
38
Koerniatmanto Soetoprawiro, Hukum Kewarganegaraan dan Keimigrasian Indonesia,
(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1994), hlm. 87.

4
perundang-undangan. Selain pencari suaka yang permohonan status

pengungsinya ditolak, pengungsi dari luar negeri untuk proses penempatan ke

negara ketiga dapat juga ditempatkan di Rumah Detensi Imigrasi.39

Setiap pengungsi dari luar negeri wajib mematuhi tata tertib di tempat

penampungan, adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat setempat, dan

ketentuan peraturan perundang-undangan. Setiap orang asing sebagai

pengungsi dari luar negeri yang tidak mematuhi tata tertib di tempat

penampungan dan adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat setempat

dikenai tindakan berupa penempatan secara khusus yang telah diatur dalam tata

tertib di tempat penampungan, sedangkan setiap pengungsi dari luar negeri

yang melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan diproses sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.40

D. Pengamanan Pengungsi dari Luar Negeri

Pengamanan terhadap pengungsi dari luar negeri pada saat ditemukan

dilaksanakan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia. Instansi pemerintah

dan masyarakat setempat yang menemukan pengungsi dari luar negeri

melakukan pengamanan yang diperlukan dan berkoordinasi dengan atau

melaporkan kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia. Instansi

pemerintah yang menemukan pengungsi dari luar negeri wajib menciptakan

kondisi yang aman guna menghindari tindak kejahatan.41

39
Ibid., hlm. 88.
40
Ibid., hlm. 88-89.
41
Gatot Supramono, Hukum… Op. Cit., hlm. 69.

4
Pengamanan terhadap pengungsi dari luar negeri pada tempat

penampungan dilaksanakan oleh pejabat yang ditunjuk oleh Bupati/Walikota

berkoordinasi dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia setempat untuk :

1. Menjaga agar pengungsi dari Luar negeri tetap berada di tempat

penampungan.

2. Menciptakan rasa aman bagi lingkungan sekitar tempat penampungan.

3. Membuat dan menyosialisasikan tata tertib yang memuat kewajiban

dan larangan bagi pengungsi dari luar negeri.42

E. Pengawasan Keimigrasian Pengungsi dari Luar Negeri

Petugas di Rumah Detensi Imigrasi melakukan pengawasan keimigrasian

terhadap pengungsi dari luar negeri. Pengawasan keimigrasian terhadap

pengungsi dari luar negeri dilaksanakan pada saat :

1. Pengungsi dari luar negeri ditemukan di wilayah Indonesia.

2. Pengungsi dari luar negeri di tempat penampungan dan di luar tempat

penampungan.

3. Pengungsi dari luar negeri diberangkatkan ke negara tujuan.

4. Pemulangan pengungsi dari luar negeri secara sukarela.

5. Pendeportasian pengungsi dari luar negeri.43

Pengawasan keimigrasian terhadap pengungsi dari luar negeri pada saat

pengungsi dari luar negeri ditemukan di wilayah Indonesia dilakukan dengan

42
Ibid., hlm. 70.
43
Serlika Aprita dan Yonani Hasyim, Hukum dan Hak Asasi Manusia, (Jakarta: Mitra
Wacana Media, 2020), hlm. 132.

4
cara pemeriksaan dan pendataan dokumen perjalanan pengungsi, status

keimigrasian pengungsi, dan identitas pengungsi yang dilakukan oleh Rumah

Detensi Imigrasi.44

Pengawasan keimigrasian terhadap pengungsi dari luar negeri di tempat

penampungan dan di luar tempat penampungan dilakukan dengan cara

memeriksa ulang identitas dan dokumen pengungsi dari luar negeri serta

pengambilan foto dan sidik jari pengungsi tersebut, meminta keterangan yang

dituangkan dalam berita acara pemeriksaan dan berita acara pendapat bagi

pengungsi dari luar negeri dalam rangka penempatan di Rumah Detensi

Imigrasi, serta memberikan surat pendataan atau kartu identitas khusus bagi

pengungsi dari luar negeri yang diterbitlan oleh Kepala Rumah Detensi

Imigrasi setempat yang berlalu selama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang

setiap tahun. Pengungsi dari luar negeri wajib lapor diri setiap bulan kepada

Kepala Rumah Detensi Imigrasi setempat untuk mendapat stempel pada kartu

identitas khusus pada saat berada di tempat penampungan. Pengungsi dari luar

negeri yang tidak melaporkan diri selama 3 (tiga) kali berturut-turut tanpa

alasan yang dapat diterima akan ditempatkan di Rumah Detensi Imigrasi.45

Pengawasan keimigrasian terhadap pengungsi dari luar negeri dalam

rangka diberangkatkan ke negara tujuan dilakukan dengan cara menerima

pemberitahuan persetujuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui

Komisariat Tinggi Urusan Pengungsi di Indonesia dengan memuat nama

pengungsi dari luar negeri yang disetujui dan akan ditempatkan ke negara

44
Sihar Sihombing, Hukum… Op. Cit., hlm. 121.
45
Ibid., hlm. 122.

4
tujuan, menyelesaikan administrasi keberangkatan dengan menerakan izin

keluar tidak kembali pada dokumen perjalanan, serta melakukan pengawalan

keberangkatan dari tempat penampungan ke tempat pemeriksaan imigrasi

terdekat.46

Pengawasan keimigrasian terhadap pengungsi dari luar negeri dalam

rangka pemulangan sukarela dilakukan dengan cara menerima permohonan

pengungsi dari luar negeri yang akan kembali ke negara asalnya secara

sukarela, menyelesaikan administrasi keberangkatan dengan menerakan izin

keluar tidak kembali pada dokumen perjalanan, serta melakukan pengawakan

keberangkatan ke tempat pemeriksaan imigrasi terdekat.47

Pengawasan keimigrasian terhadap pencari suaka yang ditolak

permohonan status pengungsinya oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

melalui Komisariat Tinggi Urusan Pengungsi di Indonesia dilakukan dengan

cara menerima pemberitahuan penolakan status pengungsi dari luar negeri dari

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui Komisariat Tinggi Urusan

Pengungsi di Indonesia, berkoordinasi dengan pejabat yang ditunjuk oleh

Bupati/Walikota untuk mengeluarkan pencari suaka yang ditolak status

pengungsinya dari tempat penampungan dan menempatkanan di Rumah

Detensi Imigrasi, menyiapkan proses administrasi pendeportasian keluar

wilayah Indonesia, serta melakukan pengawalan pendeportasian ke tempat

pemeriksaan imigasi terdekat.48

46
Ibid., hlm. 122-123.
47
Ibid., hlm. 124.
48
Ibid., hlm. 126.

4
BAB IV
PELAKSANAAN PENGAWASAN KEIMIGRASIAN OLEH
RUMAH DETENSI IMIGRASI (RUDENIM) PEKANBARU
TERHADAP PENGUNGSI ROHINGYA BERDASARKAN
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 125 TAHUN 2016 TENTANG
PENANGANAN PENGUNGSI
DARI LUAR NEGERI

A. Pelaksanaan Pengawasan Keimigrasian oleh Rumah Detensi Imigrasi

(RUDENIM) Pekanbaru terhadap Pengungsi Rohingya Berdasarkan

Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2016 tentang Penanganan

Pengungsi dari Luar Negeri

Peristiwa pembantaian Etnis Rohingya oleh Pemerintah Myanmar pada

tahun 2015 menyita perhatian dunia. Sebagai bagian dari masyarakat

internasional, Indonesia ditetapkan menjadi salah satu negara tujuan bagi Etnis

Rohingya untuk mengungsi. Dalam rangka mengantisipasi kedatangan

pengungsi dari luar negeri, pada tanggal 31 Desember 2016 Presiden Republik

Indonesia menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2016 tentang

Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri.

Berdasarkan Pasal 1 angka 1 Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2016

tentang Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri dijelaskan bahwa pengungsi

dari luar negeri adalah orang asing yang berada di wilayah Negara Indonesia

disebabkan karena ketakutan akan persekusi dengan alasan ras, suku, agama,

kebangsaan, keanggotaan kelompok sosial tertentu, dan pendapat politik yang

berbeda sehingga tidak mendapatkan perlindungan dari negara asalnya

48
4
dan/atau telah mendapatkan status pencari suaka atau status pengungsi dari

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Instansi pemerintahan yang ditugaskan menangani pengungsi di

Indonesia adalah Rumah Detensi Imigrasi. Dalam menangani pengungsi dari

luar negeri yang masuk ke Indonesia, Rumah Detensi Imigrasi berkoordinasi

dengan pemerintah kabupaten/kota untuk membawa dan menempatkan

pengungsi ke tempat penampungan yang telah disediakan.49

Kepala Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru menyampaikan

bahwa Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru adalah unit pelaksana

teknis yang menjalankan fungsi keimigrasian sebagai tempat penampungan

sementara bagi orang asing yang melanggar Undang-Undang Nomor 6 Tahun

2011 tentang Keimigrasian dan pengungsi dari luar negeri. Wilayah kerja

Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru meliputi Provinsi Riau,

Provinsi Sumatera Barat, dan Provinsi Jambi. Rumah Detensi Imigrasi

(RUDENIM) Pekanbaru beralamat di Jalan OK M. Jamil Nomor 2A Kelurahan

Simpang Tiga Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru. Dalam menangani

pengungsi dari luar negeri, Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru

berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Pekanbaru melalui Badan Kesatuan

Bangsa dan Politik (KESBANGPOL) Kota Pekanbaru.50

49
Iin Karita Sakharina dan Kadarudin, Hukum Pengungsi Internasional, (Makassar:
Pustaka Pena Press, 2016), hlm. 55.
50
Wawancara dengan Kepala Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru yang
bernama Yanto Ardianto, S.T., M.M., M.Kom. pada hari Selasa tanggal 20 September 2022
jam 10.00 WIB di Kantor Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru yang beralamat di
Jalan OK M. Jamil Nomor 2A Kelurahan Simpang Tiga Kecamatan Bukit Raya, Kota
Pekanbaru.

4
Gambar IV.1
Wawancara dengan Kepala Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru

Kepala Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru juga

menyampaikan bahwa Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru

berkoordinasi dengan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (KESBANGPOL)

Kota Pekanbaru untuk membawa dan menempatkan pengungsi dari luar negeri

dari tempat ditemukan ke tempat penampungan karena dalam Peraturan

Presiden Nomor 125 Tahun 2016 tentang Penanganan Pengungsi Dari Luar

Negeri diatur bahwa Pemerintah Kota Pekanbaru yang menentukan tempat

penampungan bagi pengungsi dari luar negeri dengan kriteria yaitu :

1. Tempat penampungan bagi pengungsi dari luar negeri dekat dengan

fasilitas pelayanan kesehatan.

5
2. Tempat penampungan bagi pengungsi dari luar negeri dekat dengan

rumah ibadah.

3. Tempat penampungan bagi pengungsi dari luar negeri berada pada

satu wilayah kabupaten/kota dengan Rumah Detensi Imigrasi

(RUDENIM) Pekanbaru.

4. Kondisi keamanan tempat penampungan bagi pengungsi dari luar

negeri yang mendukung.51

Gambar IV.2
Wawancara dengan Kepala Bidang Kewaspadaan Daerah Badan Kesatuan Bangsa dan
Politik (KESBANGPOL) Kota Pekanbaru

51
Wawancara dengan Kepala Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru yang
bernama Yanto Ardianto, S.T., M.M., M.Kom. pada hari Selasa tanggal 20 September 2022
jam 10.00 WIB di Kantor Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru yang beralamat di
Jalan OK M. Jamil Nomor 2A Kelurahan Simpang Tiga Kecamatan Bukit Raya, Kota
Pekanbaru.

5
Kepala Bidang Kewaspadaan Daerah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

(KESBANGPOL) Kota Pekanbaru menyampaikan bahwa Pemerintah Kota

Pekanbaru telah menyediakan beberapa tempat penampungan bagi pengungsi

dari luar negeri, termasuk pengungsi Rohingya, yaitu :

1. Wisma Indah

Jalan Putri Indah Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Bukit Raya.

2. Wisma D’Cops

Jalan Mustafa Sari Nomor 12 Kelurahan Tangkerang Selatan,

Kecamatan Kubit Raya.

3. Rumah Tasqya

Jalan Sei Mintan Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Bukit Raya.

4. Wisma Orchid

Jalan Tuanku Tambusai Gang Musyawarah Kelurahan Labuh Baru

Timur, Kecamatan Payung Sekaki.

5. Kos Nevada

Jalan Kartama Nomor 20 Kelurahan Maharatu, Kecamatan Marpoyan

Damai.

6. Wisma Fanel

Jalan Tegal Sari RT 01 / RW 04 Kelurahan Umban Sari, Kecamatan

Rumbai.

7. Siak Resort

5
Jalan Meranti Ujung Nomor 212 Kelurahan Kampung Baru,

Kecamatan Senapelan.

8. Hotel Satria

Jalan Cik Ditiro Nomor 99 Kelurahan Tanah Datar, Kecamatan

Pekanbaru Kota.52

Gambar IV.3
Wawancara dengan Kepala Seksi Registrasi, Administrasi, dan Pelaporan Rumah Detensi
Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru

52
Wawancara dengan Kepala Bidang Kewaspadaan Daerah Badan Kesatuan Bangsa dan
Politik (KESBANGPOL) Kota Pekanbaru yang bernama Hj. Inang Tati Dewi, S.Sos., M.Si.
pada hari Senin tanggal 17 Oktobber 2022 jam 10.30 WIB di Kantor Badan Kesatuan Bangsa
dan Politik (KESBANGPOL) Kota Pekanbaru yang beralamat di Jalan Arifin Ahmad Nomor
39 Kelurahan Sidomulyo Timur Kecamatan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru.

5
Kepala Seksi Registrasi, Administrasi, dan Pelaporan Rumah Detensi

Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru menyampaikan bahwa berdasarkan Pasal 33

Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2016 tentang Penanganan Pengungsi

Dari Luar Negeri disebutkan bahwa petugas Rumah Detensi Imigrasi

melakukan pengawasan keimigrasian terhadap pengungsi Rohingya yang

dilaksanakan pada saat pengungsi ditemukan, di tempat penampungan dan di

luar tempat penampungan, diberangkatkan ke negara tujuan, pemulangan

sukarela, dan pendeportasian pengungsi ke negara asalnya.53

Dari observasi awal yang dilakukan di Rumah Detensi Imigrasi

(RUDENIM) Pekanbaru, diperoleh informasi bahwa pada tanggal 20 Mei 2022

Kota Pekanbaru kedatangan 119 orang pengungsi Rohingya yang dipindahkan

dari Provinsi Aceh. Namun, baru empat hari di Kota Pekanbaru, 26 orang

pengungsi yang berada di bawah pengawasan Rumah Detensi Imigrasi

(RUDENIM) Pekanbaru berhasil kabur dari tempat penampungan. Selanjutnya,

pada tanggal 2 Juni 2022 ada 8 orang pengungsi Rohingya yang kabur lagi dari

tempat penampungan dengan cara memanjat pagar pembatas dan sampai saat

ini belum ditemukan keberadaannya oleh aparatur Rumah Detensi Imigrasi

(RUDENIM) Pekanbaru.54

Pelaksanaan pengawasan keimigrasian oleh Rumah Detensi Imigrasi

(RUDENIM) Pekanbaru terhadap pengungsi Rohingya berdasarkan Peraturan

53
Wawancara dengan Kepala Seksi Registrasi, Administrasi, dan Pelaporan Rumah Detensi
Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru yang bernama Yanuar, S.H., M.H. pada hari Selasa tanggal
20 September 2022 jam 15.00 WIB di Kantor Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM)
Pekanbaru yang beralamat di Jalan OK M. Jamil Nomor 2A Kelurahan Simpang Tiga
Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru.
54
https://www.detik.com/sumut/berita/d-6106996/8-pengungsi-rohingya-di-pekanbaru-
kabur-lagi

5
Presiden Nomor 125 Tahun 2016 tentang Penanganan Pengungsi dari Luar

Negeri belum terlaksana karena pada tanggal 24 Mei 2022 ada 26 orang

pengungsi Rohingya yang kabur dari tempat penampungan dan tanggal 2 Juni

2022 ada 8 orang pengungsi Rohingya yang kabur dari tempat penampungan.

Terkait dengan informasi di media mengenai banyaknya pengungsi

Rohingya yang kabur dari tempat penampungan yang telah disediakan oleh

Pemerintah Kota Pekanbaru, Kepala Seksi Registrasi, Administrasi, dan

Pelaporan Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru menyampaikan

bahwa pada tanggal 24 Mei 2022 ada 26 orang pengungsi yang kabur dari

tempat penampungan dan tanggal 2 Juni 2022 ada 8 orang pengungsi yang

kabur dari tempat penampungan. Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM)

Pekanbaru sudah mendata pengungsi Rohingya yang kabur dari tempat

penampungan tersebut dan melaporkannya kepada Kementerian Hukum dan

Hak Asasi Manusia (HAM) Provinsi Riau.55

Kepala Seksi Registrasi, Administrasi, dan Pelaporan Rumah Detensi

Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru juga menyampaikan bahwa Rumah Detensi

Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Kota

Pekanbaru serta aparatur penegak hukum seperti TNI dan POLRI.56

55
Wawancara dengan Kepala Seksi Registrasi, Administrasi, dan Pelaporan Rumah Detensi
Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru yang bernama Yanuar, S.H., M.H. pada hari Selasa tanggal
20 September 2022 jam 15.00 WIB di Kantor Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM)
Pekanbaru yang beralamat di Jalan OK M. Jamil Nomor 2A Kelurahan Simpang Tiga
Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru.
56
Wawancara dengan Kepala Seksi Registrasi, Administrasi, dan Pelaporan Rumah Detensi
Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru yang bernama Yanuar, S.H., M.H. pada hari Selasa tanggal
20 September 2022 jam 15.00 WIB di Kantor Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM)
Pekanbaru yang beralamat di Jalan OK M. Jamil Nomor 2A Kelurahan Simpang Tiga
Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru.

5
Gambar IV.4
Data Pengungsi Rohingya yang Kabur dari Tempat Penampungan

5
B. Faktor-faktor Penghambat dalam Pelaksanaan Pengawasan

Keimigrasian oleh Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru

terhadap Pengungsi Rohingya Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor

125 Tahun 2016 tentang Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri

Dari observasi awal yang dilakukan di Rumah Detensi Imigrasi

(RUDENIM) Pekanbaru, diperoleh informasi bahwa pada tanggal 20 Mei 2022

Kota Pekanbaru kedatangan 119 orang pengungsi Rohingya yang dipindahkan

dari Provinsi Aceh. Namun, baru empat hari di Kota Pekanbaru, 26 orang

pengungsi yang berada di bawah pengawasan Rumah Detensi Imigrasi

(RUDENIM) Pekanbaru berhasil kabur dari tempat penampungan. Selanjutnya,

pada tanggal 2 Juni 2022 ada 8 orang pengungsi Rohingya yang kabur lagi dari

tempat penampungan dengan cara memanjat pagar pembatas dan sampai saat

ini belum ditemukan keberadaannya oleh aparatur Rumah Detensi Imigrasi

(RUDENIM) Pekanbaru.57

Pelaksanaan pengawasan keimigrasian oleh Rumah Detensi Imigrasi

(RUDENIM) Pekanbaru terhadap pengungsi Rohingya berdasarkan Peraturan

Presiden Nomor 125 Tahun 2016 tentang Penanganan Pengungsi dari Luar

Negeri belum terlaksana karena pada tanggal 24 Mei 2022 ada 26 orang

pengungsi Rohingya yang kabur dari tempat penampungan dan tanggal 2 Juni

2022 ada 8 orang pengungsi Rohingya yang kabur dari tempat penampungan.

Faktor penghambat yang pertama dalam pelaksanaan pengawasan

keimigrasian oleh Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru terhadap

57
https://www.detik.com/sumut/berita/d-6106996/8-pengungsi-rohingya-di-pekanbaru-
kabur-lagi

5
pengungsi Rohingya adalah kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh

petugas Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru sehingga pengungsi

Rohingya dapat kabur dari tempat penampungan yang telah disediakan oleh

Pemerintah Kota Pekanbaru.

Kepala Seksi Registrasi, Administrasi, dan Pelaporan Rumah Detensi

Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru menyampaikan bahwa tata tertib bagi

pengungsi dari luar negeri, termasuk pengungsi dari Rohingya, dibuat oleh

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (KESBANGPOL) Kota Pekanbaru,

sedangkan Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru bertugas

mengawasi para pengungsi selama berada di tempat penampungan.58

Kepala Seksi Registrasi, Administrasi, dan Pelaporan Rumah Detensi

Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru juga menyampaikan bahwa dalam tata tertib

bagi pengungsi dari luar negeri disebutkan bahwa pengungsi diizinkan keluar

dari tempat penampungan dari jam 06.00 WIB dan harus kembali pada jam

20.0 WIB. Namun, pengungsi yang ingin keluar dari tempat penampungan

harus mendapatkan izin terlebih dahulu dari petugas Rumah Detensi Imigrasi

(RUDENIM) Pekanbaru. Pengungsi Rohingya yang ingin keluar dari tempat

penampungan juga diwajibkan untuk :

1. Mengisi buku register keluar dan kembali

2. Menyerahkan kartu izin keluar kepada petugas

58
Wawancara dengan Kepala Seksi Registrasi, Administrasi, dan Pelaporan Rumah Detensi
Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru yang bernama Yanuar, S.H., M.H. pada hari Selasa tanggal
20 September 2022 jam 15.00 WIB di Kantor Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM)
Pekanbaru yang beralamat di Jalan OK M. Jamil Nomor 2A Kelurahan Simpang Tiga
Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru.

5
3. Memakai kartu identitas pengungsi.59

Terkait dengan kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh petugas

Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru, Kepala Seksi Registrasi,

Administrasi, dan Pelaporan Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru

menambahkan bahwa petugas Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM)

Pekanbaru sudah melakukan pengawasan terhadap pengungsi Rohingya sesuai

dengan standar yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2016

tentang Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri. Namun, petugas Rumah

Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru tidak dapat melakukan pengawasan

secara penuh selama 24 (dua puluh empat) jam di tempat pengungsian karena

keterbatasan jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) di Rumah Detensi Imigrasi

(RUDENIM) Pekanbaru.60

Faktor penghambat yang kedua dalam pelaksanaan pengawasan

keimigrasian oleh Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru terhadap

pengungsi Rohingya adalah faktor keluarga karena keluarga para pengungsi

Rohingya yang kabur dari tempat penampungan di Kota Pekanbaru sebagian

besar memilih mengungsi di Negara Malaysia.

59
Wawancara dengan Kepala Seksi Registrasi, Administrasi, dan Pelaporan Rumah Detensi
Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru yang bernama Yanuar, S.H., M.H. pada hari Selasa tanggal
20 September 2022 jam 15.00 WIB di Kantor Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM)
Pekanbaru yang beralamat di Jalan OK M. Jamil Nomor 2A Kelurahan Simpang Tiga
Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru.
60
Wawancara dengan Kepala Seksi Registrasi, Administrasi, dan Pelaporan Rumah Detensi
Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru yang bernama Yanuar, S.H., M.H. pada hari Selasa tanggal
20 September 2022 jam 15.00 WIB di Kantor Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM)
Pekanbaru yang beralamat di Jalan OK M. Jamil Nomor 2A Kelurahan Simpang Tiga
Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru.

5
Salah seorang pengungsi Rohingya yang bernama Nur Amin bin Abdur

Rahman yang masih bertahan di tempat penampungan yang ada di bawah

pengawasan Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru menyampaikan

bahwa para pengungsi yang kabur dari tempat penampungan tersebut pergi

menyusul keluarganya yang ditempatkan mengungsi di Malaysia agar dapat

berkumpul bersama. Nur Amin bin Abdur Rahman sebelumnya ditempatkan di

Malaysia, namun karena istrinya ditempatkan di Indonesia, Nur Amin bin

Abdur Rahman kemudian pindah ke Indonesia.61

Gambar IV.5
Wawancara dengan Pengungsi Rohingya yang Bernama Nur Amin bin Abdur Rahman

61
Wawancara dengan pengungsi dari Rohingya yang bernama Nur Amin bin Abdur
Rahman pada hari Minggu tanggal 18 Desember 2022 jam 19.30 WIB di Wisma Indah yang
beralamat di Jalan Putri Indah Kelurahan Simpang Tiga Kecamatan Bukit Raya, Kota
Pekanbaru.

6
Faktor penghambat yang ketiga dalam pelaksanaan pengawasan

keimigrasian oleh Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru terhadap

pengungsi Rohingya adalah faktor pekerjaan karena para pengungsi Rohingya

yang ada di Indonesia tidak dibolehkan bekerja, sedangkan Negara Malaysia

membolehkan para pengungsi Rohingya untuk bekerja.

Kepala Seksi Registrasi, Administrasi, dan Pelaporan Rumah Detensi

Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru menyampaikan bahwa memang benar para

pengungsi Rohingya tidak dibolehkan bekerja. Ketentuan ini diatur dalam

Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-1489.UM.08.05 Tahun 2010

tentang Penanganan Imigran Ilegal. Dalam Peraturan Direktur Jenderal

Imigrasi Nomor IMI-1489.UM.08.05 Tahun 2010 tentang Penanganan Imigran

Ilegal dilampirkan Surat Pernyataan Pengungsi yang mengatur bahwa

pengungsi tidak boleh mencari kerja dan melakukan kegiatan yang

berhubungan dengan mendapatkan upah.62

Kepala Seksi Registrasi, Administrasi, dan Pelaporan Rumah Detensi

Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru juga menyampaikan bahwa para pengungsi

Rohingya sebenarnya menerima ‘uang saku’ dari Perserikatan Bangsa-Bangsa

(PBB) melalui International Organization for Migration (IOM) yang

berkedudukan di Jakarta sebesar Rp1.250.000,- (satu juta dua ratus lima puluh

62 Wawancara dengan Kepala Seksi Registrasi, Administrasi, dan Pelaporan Rumah


Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru yang bernama Yanuar, S.H., M.H. pada hari
Selasa tanggal
20 September 2022 jam 15.00 WIB di Kantor Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM)
Pekanbaru yang beralamat di Jalan OK M. Jamil Nomor 2A Kelurahan Simpang Tiga

6
ribu rupiah) perbulan untuk pengungsi yang sudah dewasa dan Rp500.000,00

(lima ratus ribu rupiah) perbulan untuk pengungsi yang masih anak-anak.63

Faktor penghambat yang keempat dalam pelaksanaan pengawasan

keimigrasian oleh Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru terhadap

pengungsi Rohingya adalah tidak adanya sanksi yang tegas dari Rumah

Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru terhadap pengungsi yang melanggar

tata tertib di tempat penampungan.

Gambar IV.6
Wawancara dengan Pengungsi Rohingya yang Bernama Hazera Khatun

63
Wawancara dengan Kepala Seksi Registrasi, Administrasi, dan Pelaporan Rumah
Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru yang bernama Yanuar, S.H., M.H. pada hari
Selasa tanggal
20 September 2022 jam 15.00 WIB di Kantor Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM)
Pekanbaru yang beralamat di Jalan OK M. Jamil Nomor 2A Kelurahan Simpang Tiga

6
Salah seorang pengungsi Rohingya yang bernama Hazera Khatun yang

masih bertahan di tempat penampungan yang ada di bawah pengawasan

Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru menyampaikan bahwa

pengungsi yang melanggar tata tertib di tempat penampungan biasanya hanya

diberikan sanksi berupa teguran lisan dan surat peringatan tertulis dari petugas

Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru serta diwajibkan

menandatangi surat pernyataan agar pengungsi tidak lagi mengulangi

perbuatan tersebut.64

C. Upaya yang Dilakukan dalam Mengatasi Hambatan-hambatan

Pelaksanaan Pengawasan Keimigrasian oleh Rumah Detensi Imigrasi

(RUDENIM) Pekanbaru terhadap Pengungsi Rohingya Berdasarkan

Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2016 tentang Penanganan

Pengungsi dari Luar Negeri

Kepala Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru menyampaikan

bahwa petugas di Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru melakukan

pengawasan keimigrasian terhadap para pengungsi Rohingya. Pengawasan

keimigrasian terhadap para pengungsi Rohingya dilaksanakan saat :

1. Pengungsi Rohingya ditemukan di wilayah Indonesia.

2. Pengungsi Rohingya berada di tempat penampungan dan di luar

tempat penampungan.

3. Pengungsi Rohingya diberangkatkan ke negara tujuan.


64
Wawancara dengan pengungsi dari Rohingya yang bernama Hazera Khatun pada hari
Minggu tanggal 18 Desember 2022 jam 19.30 WIB di Wisma Indah yang beralamat di Jalan
Putri Indah Kelurahan Simpang Tiga Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru.

6
4. Pemulangan pengungsi Rohingya secara sukarela.

5. Pendeportasian pengungsi Rohingya ke negara asalnya.65

Dari observasi awal yang dilakukan di Rumah Detensi Imigrasi

(RUDENIM) Pekanbaru, diperoleh informasi bahwa pada tanggal 20 Mei 2022

Kota Pekanbaru kedatangan 119 orang pengungsi Rohingya yang dipindahkan

dari Provinsi Aceh. Namun, baru empat hari di Kota Pekanbaru, 26 orang

pengungsi yang berada di bawah pengawasan Rumah Detensi Imigrasi

(RUDENIM) Pekanbaru berhasil kabur dari tempat penampungan. Selanjutnya,

pada tanggal 2 Juni 2022 ada 8 orang pengungsi Rohingya yang kabur lagi dari

tempat penampungan dengan cara memanjat pagar pembatas dan sampai saat

ini belum ditemukan keberadaannya oleh aparatur Rumah Detensi Imigrasi

(RUDENIM) Pekanbaru.66

Pelaksanaan pengawasan keimigrasian oleh Rumah Detensi Imigrasi

(RUDENIM) Pekanbaru terhadap pengungsi Rohingya berdasarkan Peraturan

Presiden Nomor 125 Tahun 2016 tentang Penanganan Pengungsi dari Luar

Negeri belum terlaksana karena pada tanggal 24 Mei 2022 ada 26 orang

pengungsi Rohingya yang kabur dari tempat penampungan dan tanggal 2 Juni

2022 ada 8 orang pengungsi Rohingya yang kabur dari tempat penampungan.

65
Wawancara dengan Kepala Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru yang
bernama Yanto Ardianto, S.T., M.M., M.Kom. pada hari Selasa tanggal 20 September 2022
jam 10.00 WIB di Kantor Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru yang beralamat di
Jalan OK M. Jamil Nomor 2A Kelurahan Simpang Tiga Kecamatan Bukit Raya, Kota
Pekanbaru.
66
https://www.detik.com/sumut/berita/d-6106996/8-pengungsi-rohingya-di-pekanbaru-
kabur-lagi

6
Upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan pelaksanaan

pengawasan keimigrasian oleh Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM)

Pekanbaru terhadap pengungsi Rohingya berdasarkan Peraturan Presiden

Nomor 125 Tahun 2016 tentang Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri

terkait dengan kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh petugas Rumah

Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru sehingga pengungsi Rohingya dapat

kabur dari tempat penampungan yang telah disediakan oleh Pemerintah Kota

Pekanbaru adalah Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru dapat

meningkatkan pengawasan pada tempat-tempat penampungan para pengungsi

Rohingya yang ada di Kota Pekanbaru melalui penambahan petugas jaga dan

penambahan waktu jaga serta pemasangan kamera pengawas.

Upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan pelaksanaan

pengawasan keimigrasian oleh Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM)

Pekanbaru terhadap pengungsi Rohingya berdasarkan Peraturan Presiden

Nomor 125 Tahun 2016 tentang Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri

terkait dengan faktor keluarga karena keluarga para pengungsi Rohingya yang

kabur dari tempat penampungan di Kota Pekanbaru sebagian besar memilih

mengungsi di Negara Malaysia adalah Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM)

Pekanbaru dapat berkoordinasi dengan aparatur penegak hukum seperti TNI

dan POLRI untuk membantu menangkap para pengungsi yang kabur serta

berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Imigrasi Republik Indonesia melalui

Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Provinsi

Riau untuk mencegah para pengungsi kabur ke luar negeri karena apapun

6
alasannya para pengungsi Rohingya tersebut ditempatkan oleh Perserikatan

Bangsa-Bangsa (PBB) di Indonesia dan menjadi tanggung jawab dari

Pemerintah Republik Indonesia.

Upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan pelaksanaan

pengawasan keimigrasian oleh Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM)

Pekanbaru terhadap pengungsi Rohingya berdasarkan Peraturan Presiden

Nomor 125 Tahun 2016 tentang Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri

terkait dengan faktor pekerjaan karena para pengungsi Rohingya yang ada di

Indonesia tidak dibolehkan bekerja, sedangkan Negara Malaysia membolehkan

para pengungsi Rohingya untuk bekerja adalah Rumah Detensi Imigrasi

(RUDENIM) Pekanbaru dapat memberdayakan para pengungsi Rohingya

untuk melakukan pekerjaan ringan yang produktif dan dapat menghasilkan

sesuatu seperti membuat peralatan rumah tangga dan kerajinan tangan yang

dapat dijual sehingga para pengungsi dari Rohingya mendapatkan penghasilan

tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari selama di tempat

pengungsian.

Upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan pelaksanaan

pengawasan keimigrasian oleh Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM)

Pekanbaru terhadap pengungsi Rohingya berdasarkan Peraturan Presiden

Nomor 125 Tahun 2016 tentang Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri

terkait dengan tidak adanya sanksi yang tegas dari Rumah Detensi Imigrasi

(RUDENIM) Pekanbaru terhadap pengungsi yang melanggar tata tertib di

tempat penampungan adalah Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru

6
dapat menerapkan sanksi yang tegas kepada pengungsi Rohingya yang

melanggar tata tertib di tempat penampungan.

Meskipun dalam Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2016 tentang

Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri tidak ada ketentuan mengenai sanksi

bagi pengungsi yang kabur dari tempat penampungan, namun Kepala Seksi

Registrasi, Administrasi, dan Pelaporan Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM)

Pekanbaru menyampaikan bahwa dalam tata tertib bagi pengungsi di tempat

penampungan yang diterbitkan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

(KESBANGPOL) Kota Pekanbaru diatur mengenai sanksi bagi pengungsi

yang melanggar tata tertib yaitu :

1. Pengungsi tidak diberikan izin keluar dari tempat penampungan.

2. Pengungsi ditempatkan secara terpisah dalam ruangan khusus yang

ada di Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru.

3. Pengungsi dipindahkana ke Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) di

provinsi lain.67

Kepala Seksi Registrasi, Administrasi, dan Pelaporan Rumah Detensi

Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru juga menyampaikan bahwa dari 34 (tiga

puluh empat) orang pengungsi Rohingya yang kabur dari tempat

penampungan, 1 (satu) orang pengungsi Rohingya yang bernama Mohammed

Riyes telah kembali ke tempat penampungan karena tidak berhasil

67 Wawancara dengan Kepala Seksi Registrasi, Administrasi, dan Pelaporan Rumah


Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru yang bernama Yanuar, S.H., M.H. pada hari
Selasa tanggal
20 September 2022 jam 15.00 WIB di Kantor Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM)
Pekanbaru yang beralamat di Jalan OK M. Jamil Nomor 2A Kelurahan Simpang Tiga

6
menyeberang ke Negara Malaysia. Pengungsi Rohingya yang kabur dari

tempat penampungan diberikan sanksi yang tegas oleh Kepala Rumah Detensi

Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru yaitu ditempatkan secara terpisah dalam

ruangan khusus yang ada di Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM)

Pekanbaru.68

Gambar IV.7
Wawancara dengan Pengungsi Rohingya yang Bernama Mohammed Riyes

Pengungsi dari Rohingya yang bernama Mohammed Riyes kembali ke

tempat penampungan yang ada di bawah pengawasan Rumah Detensi Imigrasi

68 Wawancara dengan Kepala Seksi Registrasi, Administrasi, dan Pelaporan Rumah


Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru yang bernama Yanuar, S.H., M.H. pada hari
Selasa tanggal
20 September 2022 jam 15.00 WIB di Kantor Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM)
Pekanbaru yang beralamat di Jalan OK M. Jamil Nomor 2A Kelurahan Simpang Tiga

6
(RUDENIM) Pekanbaru karena tidak berhasil menyeberang ke Negara

Malaysia. Mohammed Riyes menyampaikan bahwa ia kabur dari tempat

penampungan untuk pergi menyusul keluarganya yang mengungsi di Malaysia

karena keluarganya mengatakan Negara Malaysia membolehkan para

pengungsi Rohingya untuk bekerja, berbeda dengan di Indonesia. Mohammed

Riyes juga menyampaikan bahwa ia dikenakan sanksi oleh Kepala Rumah

Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru karena kabur dari tempat

penampungan yaitu ditempatkan secara terpisah dalam ruangan khusus yang

ada di Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru.69

69
Wawancara dengan pengungsi dari Rohingya yang bernama Mohammed Riyes pada hari
Minggu tanggal 18 Desember 2022 jam 16.00 WIB di Kantor Rumah Detensi Imigrasi
(RUDENIM) Pekanbaru yang beralamat di Jalan OK M. Jamil Nomor 2A Kelurahan Simpang
Tiga Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru.

6
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pelaksanaan pengawasan keimigrasian oleh Rumah Detensi Imigrasi

(RUDENIM) Pekanbaru terhadap pengungsi Rohingya berdasarkan

Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2016 tentang Penanganan

Pengungsi dari Luar Negeri belum terlaksana dengan baik.

2. Faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan pengawasan

keimigrasian oleh Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru

terhadap pengungsi Rohingya berdasarkan Peraturan Presiden Nomor

125 Tahun 2016 tentang Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri

adalah kurangnya pengawasan dari petugas Rumah Detensi Imigrasi

(RUDENIM) Pekanbaru, faktor keluarga dan faktor pekerjaan, serta

tidak adanya sanksi yang tegas dari Rumah Detensi Imigrasi

(RUDENIM) Pekanbaru.

3. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan-hambatan

pelaksanaan pengawasan keimigrasian oleh Rumah Detensi Imigrasi

(RUDENIM) Pekanbaru terhadap pengungsi Rohingya berdasarkan

Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2016 tentang Penanganan

Pengungsi dari Luar Negeri adalah meningkatkan pengawasan pada

tempat-tempat penampungan para pengungsi Rohingya yang ada di

Kota Pekanbaru, berkoordinasi dengan aparatur penegak hukum

70
7
seperti TNI dan POLRI untuk menangkap para pengungsi yang kabur

dari tempat penampungan dan mencegahnya kabur ke luar negeri,

memberdayakan para pengungsi Rohingya untuk melakukan

pekerjaan ringan yang produktif dan dapat menghasilkan sesuatu,

serta memberikan sanksi yang tegas kepada pengungsi Rohingya yang

kabur dari tempat penampungan.

B. Saran

1. Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru sebaiknya

meningkatkan pengawasan terhadap para pengungsi Rohingya di

penampungan yang ada di Kota Pekanbaru melalui penambahan

petugas jaga dan penambahan waktu jaga serta pemasangan kamera

pengawas agar tidak ada lagi pengungsi yang kabur dari tempat

penampungan.

2. Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru sebaiknya

berkoordinasi dengan aparatur penegak hukum seperti TNI dan

POLRI untuk membantu menangkap para pengungsi yang kabur serta

berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Imigrasi Republik Indonesia

melalui Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

(HAM) Provinsi Riau untuk mencegah para pengungsi kabur ke luar

negeri.

3. Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru sebaiknya

memberdayakan para pengungsi Rohingya untuk melakukan

7
pekerjaan ringan yang produktif dan dapat menghasilkan sesuatu

seperti membuat peralatan rumah tangga dan kerajinan tangan yang

dapat dijual sehingga para pengungsi dari Rohingya mendapatkan

penghasilan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-

hari selama di tempat pengungsian.

7
DAFTAR PUSTAKA

Buku-buku :

Bayu Dwi Anggono. Hukum Keimigrasian: Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali

Pers, 2022.

Gatot Supramono. Hukum Orang Asing di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika,

2012.

Iin Karita Sakharina dan Kadarudin. Hukum Pengungsi Internasional. Makassar:

Pustaka Pena Press, 2016.

Ike Farida. Kewarganegaraan di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika, 2022.

Isharyanto. Hukum Kewarganegaraan Republik Indonesia. Yogyakarta: Absolute

Media, 2015.

Jazim Hamidi dan Charles Christian. Hukum Keimigrasian bagi Orang Asing di

Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika, 2015.

Jimly Asshiddiqie. Hukum Tata Negara dan Pilar-pilar Demokrasi. Jakarta:

Konstitusi Press, 2005.

Koerniatmanto Soetoprawiro. Hukum Kewarganegaraan dan Keimigrasian

Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1994.

Lawrence M. Friedman. Sistem Hukum: Perspektif Ilmu Sosial. Bandung: Nusa

Media, 2009.

Mangisi Simanjuntak. Hukum Internasional: Perjuangan Negara-negara

Berkembang dalam Mencapai Persamaan Hak. Jakarta: Mitra Wacana

Media, 2018.
M. Galang Asmara dan A.D. Basniwati. Hukum Keimigrasian. Mataram: Pustaka

Bangsa, 2020.

Moh. Mahfud M.D. Politik Hukum di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers, 2012.

Muh. Risnain. Hukum Internasional dan Kepentingan Nasional Indonesia.

Mataram: Penerbit Sanabil, 2020.

Pedoman Penulisan Skripsi Hukum Universitas Lancang Kuning Pekanbaru, Edisi

III, 2019.

Ridwan Arifin, Gunawan Ari Nursanto, dan M. Alvi Syahrin. Regulasi

Pemeriksaan Keimigrasian di Indonesia. Depok: Poltekim Press, 2018.

Ridwan Arifin dan Intan Nurkumalawati. Kebijakan Imigrasi Indonesia.

Tangerang: Mahara Publishing, 2018.

Serlika Aprita dan Yonani Hasyim. Hukum dan Hak Asasi Manusia. Jakarta:

Mitra Wacana Media, 2020.

Sihar Sihombing. Hukum Keimigrasian dalam Hukum Indonesia. Bandung:

Nuansa Aulia, 2013.

Soerjono Soekanto. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI Press, 2000.

Taufiqurokhman. Kebijakan Publik: Pendelegasian Tanggung Jawab Negara

kepada Presiden selaku Penyelenggara Pemerintahan. Universitas

Moestopo Beragama Pers, 2014.

Zainuddin Ali. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Sinar Grafika, 2013.


Artikel-artikel :

Reinier Sukarnolus D. Sitanala. “Perlindungan Hukum terhadap Pengungsi Lintas

Batas Negara di Indonesia”. Jurnal Sasi Fakultas Hukum Universitas

Pattimura, Volume 24, Nomor 1, 2018.

Skripsi :

Ni Made Maha Putri Paramitha. Peranan UNHCR terhadap Perlindungan

Pengungsi Rohingya di Aceh. Yogyakarta: Fakultas Hukum Universitas

Atmajaya, 2016. http://e-journal.uajy.ac.id/9158/

Tesis :

Seftian Febry Yoga. Analisis Yuridis Perlindungan PBB terhadap Etnis Rohingya

Berdasarkan Hukum Internasional. Medan. Program Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara, 2020.

https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/26346

Peraturan-peraturan :

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 125 Tahun 2016 tentang

Penanganan Pengungsi Dari Luar Negeri.


Web dan Media :

https://www.pekanbaru.go.id/p/menu/profil-kota

https://www.pekanbaru.go.id/p/menu/profil-kota/wilayah-geografis

https://www.detik.com/sumut/berita/d-6106996/8-pengungsi-rohingya-di-

pekanbaru-kabur-lagi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Diri
Nama : Ratih Sholeha
Tempat/Tanggal Lahir : Bangkinang, 20 Juni 1999
Status : Kawin
Kewarganegaraan : Indonesia
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
Nama Suami : Dafit Prastian
Nama Anak : Naura Shaqeela
Alamat Rumah : Jalan Taman Karya Gang Dalihan Natolu
Kota Pekanbaru

II. Identitas Orang Tua


Nama Ayah : Muhammad Rinto
Nama Ibu : Temu Marisa
Agama Orang Tua : Islam
Pekerjaan Ayah : Pensiunan Karyawan BUMN
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
Alamat Rumah : Jalan Taman Karya Perumahan Permata Bunda C-7
Kota Pekanbaru

III. Pendidikan Formal


1. TK YKWI II Kota Pekanbaru 2004-2005
2. SD Negeri 022 Tampan, Kota Pekanbaru 2005-2011
3. SMP Negeri 8 Kota Pekanbaru 2011-2014
4. SMA Negeri 4 Kota Pekanbaru 2014-2017

IV. Pengalaman Kerja


Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru

Pekanbaru, 30 Maret 2023

Ratih Sholeha
LAMPIRAN

DOKUMENTASI PENELITIAN

Keterangan: Wawancara dengan Kepala Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru Bapak
Yanto Ardianto, S.T., M.M., M.Kom.

Keterangan: Wawancara dengan Kepala Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru Bapak
Yanto Ardianto, S.T., M.M., M.Kom.
Keterangan: Wawancara dengan Kepala Seksi Registrasi, Administrasi, dan Pelaporan Rumah
Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru Bapak Yanuar, S.H., M.H.

Keterangan: Wawancara dengan Kepala Seksi Registrasi, Administrasi, dan Pelaporan Rumah
Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru Bapak Yanuar, S.H., M.H.
Keterangan: Wawancara dengan Kepala Bidang Kewaspadaan Daerah Badan Kesatuan Bangsa
dan Politik (KESBANGPOL) Kota Pekanbaru Ibu Hj. Inang Tati Dewi, S.Sos.,
M.Si.

Keterangan: Tempat penampungan pengungsi Wisma Indah yang beralamat di Jalan Putri Indah
Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Bukit Raya
Keterangan: Wawancara dengan pengungsi dari Rohingya yang bernama Nur Amin bin Abdur
Rahman

Keterangan: Wawancara dengan pengungsi dari Rohingya yang bernama Hazera


Keterangan: Tempat penampungan pengungsi Siak Resort yang beralamat di Jalan Meranti
Ujung No. 212, Kampung Baru, Kecamatan Senapelan

Keterangan: Wawancara dengan pengungsi dari Rohingya yang bernama Mohammed


Pergi ke Danau Memancing

Ikan Pergi Memancing si Ikan

Sepat

Skripsi ini Saya Persembahkan

Semoga Dapat Memberi Manfaat

Anda mungkin juga menyukai