Skripsi Ifan Fahnur Rahman
Skripsi Ifan Fahnur Rahman
Oleh:
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
yang harus dipenuhi mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Persada
Bunda dalam Tugas Akhir. Proposal penelitian ini disusun atas kerjasama dan
berkat bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan
1. Bapak Didi Y Fikri, S.E., selaku Ketua Yayasan Pendidikan Persada Bunda.
2. Bapak Dr. Irfan Ardiansyah, S.H., M.H., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
3. Bapak, Dr. Hulaimi, S.H., M.H., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
4. Bapak, Khairul Azwar Anas S.H., M.H., selaku dosen pembimbing II yang
dengan baik hingga skripsi saya ini dapat terselesaikan dengan baik.
5. Majelis Dosen pada Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Persada Bunda yang
i
6. Orang tua yang tak henti-hentinya selalu mendoakan dan memotivasi untuk
senantiasa bersemangat dan tak mengenal kata putus asa. Terima kasih atas
akhir ini. Besar harapan penyusun akan saran dan kritik yang bersifat
Pekanbaru, 2024
Penyusun,
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................3
A. Latar Belakang Masalah...................................................................3
B. Rumusan Masalah..........................................................................11
C. Tujuan Penelitian...........................................................................11
D. Manfaat Penelitian.........................................................................12
E. Kerangka Teori..............................................................................13
F. Kerangka Operasional....................................................................19
1
C. Struktur Organisasi Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM)
Pekanbaru.......................................................................................49
BAB VI PENUTUP..................................................................................................68
A. Kesimpulan....................................................................................68
B. Saran...............................................................................................69
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................71
LAMPIRAN..............................................................................................................74
2
BAB I
PENDAHULUAN
khusus dari dunia internasional karena jumlahnya terus meningkat dan telah
internasional.
dalam ranah politik, ekonomi, dan sosial suatu negara tersebut sehingga
mencari tempat berlindung yang lebih aman di negara lain, dengan alasan
diartikan sebagai orang yang mencari tempat yang aman ketika daerahnya
keamanan dari bahaya yang mengancam yang dijamin oleh negara tujuan.
3
kepada orang-orang dari negara lain yang datang ke negara bersangkutan
penyalahgunaan izin tinggal yang dilakukan oleh warga Negara asing yang
Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya dan masih banyak
titik sentral perhatian negara-negara lain baik bidang politik maupun bidang
lain seperti sosial, ekonomi dan keamanan. Hal inilah yang kemudian
tempat lain di luar negeri dilaksanakan oleh pejabat imigrasi dan atau
pejabat dinas dinas luar negeri yang sudah ditunjuk. Pemerintah dapat
4
Keberadaan peraturan keimigrasian tentu tidak lepas dari pelaksanaan
Negara merupakan salah satu hal yang bersifat principal dalam kehidupan
Warga Negara. Disini Pemerintah dapat menentukan siapa saja yang dapat
5
lainnya, masalah pengungsi akhirnya meluas menjadi persoalan-persoalan
pengungsi asing asal benua Asia yang ingin pergi ke Australia dan Amerika
Serikat sebagai negara ketiga. Sejak tahun 1999 Indonesia dijadikan tempat
Para pencari suaka yang berasal dari negara konflik banyak memasuki
daerah Indonesia tanpa membawa surat dan dokumen resmi. Sehingga status
pengungsi tidak dapat di buktikan dan termasuk pada status imigran gelap
Hak Asasi Manusia bahwa “Setiap orang berhak mencari suaka untuk
berkewajiban untuk menegakkan hak atas rasa aman bagi setiap orang yang
penegakan hak atas rasa aman itulah yang menimbulkan hak bagi tiap-tiap
Pada tahun 2015 hingga tahun 2020 dengan catatan tren kedatangan
6
negara. Hingga pada Agustus 2021, jumlah pencari suaka dan pengungsi
dari luar negeri di Indonesia saat ini terlapor berjumlah 13.343 orang
(www.imigrasi.go.id/en/2021/10/28/ditjen-imigrasi-hingga-agustus2021-
terdapat-13-343-pengungsi-dan-pencari-suaka-dari-luar-negeri-di-indonesia,
Republik Indonesia perihal arus pergerakan manusia yang masuk dan keluar
saat orang asing masuk dan/atau keluar wilayah negara, tetapi juga
Keimigrasian)
180 dan Pasal 181 Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang
7
wilayah Indonesia dilakukan dengan pengawasan administratif dan
pengawasan lapangan.
2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Detensi Imigrasi mengatur
pendeportasian.
8
Nomor 125 Tahun 2016 tentang Penanganan Pengungsi Luar Negeri, Pada
a. Pengungsi wajib lapor diri setiap bulan kepada kepala Rumah Detensi
untuk mendapat stempel pada kartu identitas khusus pada saat berada
di tempat penampungan.
Imigrasi.
pada tahun 2015 menyita perhatian dunia. Sebagai bagian dari masyarakat
9
Pemerintah memiliki tanggung jawab dalam memberikan perlindungan
tidak mau atau tidak mampu dalam memberikan perlindungan kepada warga
(Ramafitri,2011:44)
10
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Rudenim Pekanbaru).
11
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2016 Tentang
Rudenim Pekanbaru).
Rudenim Pekanbaru).
D. Manfaat Penelitian
dan ilmu hukum tata negara khususnya mengenai hal yang berkaitan
E. Kerangka Teori
1. Teori Pengawasan
12
direncanakan. Pengertian ini menunjukkan adanya hubungan yang sangat
Para pegawai yang selalu mendapat pengarahan atau bimbingan dari atasan,
(Kadarisman, 2013:172)
13
tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi, umpan balik,
perusahaan. (Zamani,2008:132)
c. Tujuan
14
2. Teori Kebijakan Hukum
bahasa Yunani, yaitu “polis” yang artinya kota (city). Dalam hal ini,
(Syafaruddin,2008:75)
rangka usaha pencapaian tujuan secara maksimum. Kebijakan dalam hal ini
menanggapi suatu masalah atau isu konflik dalam rangka mencapai tujuan
yang lebih menekankan pada dampak dari tindakan atas kebijakan. Kedua,
lebih menekankan pada maksud dan tujuan utama sebagai kunci kriteria
kebijakan. (Widodo,2007:10)
15
adalah apa yang dilakukan pemerintah dan mengapa melakukannya.Hugh
Heelo menyatakan dalam buku seperti di atas bahwa kebijakan adalah cara
kebijakan adalah sebuah ketetapan yang berlaku dan dicirikan oleh perilaku
yang konsisiten dan berulang, baik oleh yang membuatnya maupun oleh
bahwa kebijakan adalah suatu tindakan yang mengarah pada tujuan yang
diinginkan. Kebijakan dalam makna seperti ini dapat diartikan sebagai suatu
rencana. Kemudian ada definisi lain yang dikemukakan oleh Harold Laswell
16
Dwidjowito. Manajemen Pemberdayaan Sebuah Pengantar dan Panduan
(Winarno,2002:20)
sebagai arah atau pola kegiatan dan bukan sekedar suatu keputusan untuk
(Winarno,2002:21)
lembaga yang dapat disetuju atau ditolak, karena dalam hal ini suatu
perlu dianalisis kembali agar kebijakan yang dibuat dapat menjawab segala
17
mewujudkan keinginan – keinginan hukum yaitu pikiran – pikiran badan
usaha untuk mewujudkan ide – ide yang diharapkan rakyat guna menjadi
bagaimana cara membuat hukum itu sendiri tanpa melainkan apa yang
pencegahan kejahatan.
18
c. Mengurangi atau menghilangkan perbuatan kriminal dengan
perbaikan lingkungan.
merupakan peran yang diharapkan dan dikehendaki oleh badan hukum yang
yang ada.
F. Kerangka Operasional
terhadap istilah yang akan penulis pergunakan. Hal ini tujuannya adalah
untuk mempermudah para pembaca supaya lebih mengerti apa yang penulis
uraikan dalam penulisan ini, untuk itu ada beberapa pengertian yang perlu
(Siagian,2008:5)
19
3. Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan
4. Keimigrasian adalah hal ihwal lalu lintas orang yang masuk atau
musibah
Myanmar.
20
BAB II
METODE PENELITIAN
mendapatkan data.
B. Lokasi Penelitian
No. 2A Pekanbaru-Riau.
C. Responden Penelitian
21
Yang mana satuan-satuan tersebut dinamakan unit analisis, dan dapat
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam bentuk data
lewat orang lain atau lewat dokumen. Data sekunder dalam penelitian
ini adalah :
22
c. Bahan hukum tersier yaitu berupa bahan-bahan hukum yang
dikenal tiga jenis alat pengumpulan data, yaitu studi dokumen atau bahan
2008:21).
hukum dalam penelitian ini adalah dengan pengamatan atau observasi, dan
undangan, buku buku karya ilmiah, dan pendapat para ahli dengan data
primer yang diperoleh dari hasil wawancara serta dokumen dokumen yang
23
G. Sistematika Penulisan
nantinya, penulis menguraikan secara singkat Bab demi Bab terkait, yaitu
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Kerangka Teori
F. Kerangka Operasional
B. Lokasi Penelitian
C. Responden Penelitian
24
PEKANBARU BERDASARKAN PERATURAN PRESIDEN
BAB VI PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
25
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Keimigrasian adalah lalu lintas orang yang masuk atau keluar wilayah
Indonesia serta pengawasan terhadap orang yang masuk atau keluar wilayah
4. Pengawasan keimigrasian.
penanganan pengungsi dari luar negeri yang secara khusus diatur dalam
26
Pengungsi dari luar negeri adalah orang asing yang berada di wilayah
kelompok sosial tertentu, dan pendapat politik yang berbeda yang tidak
Intan,2018:24).
Intan,2018:24-25).
27
B. Penemuan Pengungsi dari Luar Negeri
pertolongan terhadap kapal yang diduga berisi pengungsi dari luar negeri
Sihombing,2013:75).
28
darurat melaporkan kepada Badan SAR Nasional Republik Indonesia.
Pengungsi dari luar negeri yang ditemukan dalam keadaan darurat segera
29
Petugas di Rumah Detensi Imigrasi melakukan pendataan terhadap
Imigrasi terdapat orang asing yang menyatakan diri sebagai pengungsi dari
Dalam hal pengungsi dari luar negeri yang ditemukan dalam keadaan
dan Kadarudin,2016:43).
perairan wilayah Indonesia yang meninggal pada saat ditemukan dari Tim
30
Rumah Detensi Imigrasi, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia
jenazah pengungsi dari luar negeri yang meninggal. Apabila dalam jangka
waktu 1x24 (satu kali dua puluh empat) jam negara asal korban tidak
negeri yang meninggal. Dalam hal terdapat permintaan dari keluarga korban
negara asal, namun perwakilan diplomatik dari negara asal korban tidak
31
berkoordinasi dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk
Imigrasi terdapat orang asing yang menyatakan diri sebagai pengungsi dari
32
menyampaikan informasi atas hasil identifikasi dan pendataan kepada
yang meninggal pada saat ditemukan dari Tim Identifikasi Korban Bencana
korban kepada perwakilan diplomatik dari negara asal korban. Dalam hal
pengungsi dari luar negeri yang meninggal. Apabila dalam jangka waktu
1x24 (satu kali dua puluh empat) jam negara asal korban tidak memberikan
jenazah pengungsi dari luar negeri yang meninggal ke negara asal, namun
33
untuk memulangkan jenazah pengungsi dari luar negeri yang meninggal
34
2. Penerimaan pengungsi dari luar negeri di tempat penampungan dicatat
barang.
4. Pencatatan pengungsi dari luar negeri bagi pengungsi dari luar negeri
bagi pengungsi dari luar negeri. Tempat penampungan bagi pengungsi dari
luar negeri harus memenuhi kriteria yaitu dekat dengan fasilitas pelayanan
35
penampungan yang mendukung. Tempat penampungan bagi pengungsi dari
bidang urusan migrasi melalui Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Dalam hal fasilitas kesehatan dan fasilitas rumah ibadah tidak tersedia
dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Republik Indonesia
Manusia (HAM) Republik Indonesia. Izin dari Menteri Hukum dan Hak
36
darurat dan penempatannya di luar tempat penampungan yang masih berada
oleh tenaga medis sesuai dengan kebutuhan, anak yang menjadi pengungsi
terbaik untuk anak tersebut, pengungsi dari luar negeri yang sakit dan
pengungsi dari luar negeri yang menderita penyakit menular dan berbahaya
(Supramono,2012:38).
37
Pemindahan pengungsi dari luar negeri dari satu tempat penampungan ke
yang bergerak di bidang urusan migrasi setelah mendapat izin dari Menteri
Imigrasi (Koerniatmanto,1994:88).
Setiap pengungsi dari luar negeri wajib mematuhi tata tertib di tempat
pengungsi dari luar negeri yang tidak mematuhi tata tertib di tempat
dikenai tindakan berupa penempatan secara khusus yang telah diatur dalam
38
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
(Koerniatmanto,1994:88-89).
(Supramono,2012:69).
penampungan.
39
E. Pengawasan Keimigrasian Pengungsi dari Luar Negeri
penampungan.
Hasyim,2020:132).
cara memeriksa ulang identitas dan dokumen pengungsi dari luar negeri
acara pendapat bagi pengungsi dari luar negeri dalam rangka penempatan di
40
identitas khusus bagi pengungsi dari luar negeri yang diterbitlan oleh
Kepala Rumah Detensi Imigrasi setempat yang berlalu selama 1 (satu) tahun
dan dapat diperpanjang setiap tahun. Pengungsi dari luar negeri wajib lapor
diri setiap bulan kepada Kepala Rumah Detensi Imigrasi setempat untuk
mendapat stempel pada kartu identitas khusus pada saat berada di tempat
selama 3 (tiga) kali berturut-turut tanpa alasan yang dapat diterima akan
pengungsi dari luar negeri yang disetujui dan akan ditempatkan ke Negara
pengungsi dari luar negeri yang akan kembali ke negara asalnya secara
41
pengawakan keberangkatan ke tempat pemeriksaan imigrasi terdekat.
(Sihombing:124).
42
BAB IV
LOKASI PENELITIAN
yang berlaku.
Pengungsi dari luar negeri adalah adalah orang asing yang berada di
43
dengan alasan ras, suku, agama, kebangsaan, keanggotaan kelompok sosial
pengungsi dari luar negeri wajib melaporkan diri setiap bulan kepada
sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2016
tentang Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri. Pengungsi dari luar negeri
yang tidak melaporkan diri selama 3 (tiga) kali berturut-turut tanpa alasan
(RUDENIM).
44
diperhatikan publik. Perkembangan zaman serta kemajuan ilmu
dan teknologi, Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bertugas pada Rumah
dan Tata Kerja Rumah Detensi Imigrasi lahir sebagai bagian dari
45
dengan istilah Karantina Imigrasi. Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM)
Kota Pekanbaru sebagai salah satu unit pelaksanan teknis di bawah Kantor
1.008 orang.
Pekanbaru
46
4. Mewujudkan penghormatan, pemenuhan, dan perlindungan Hak Asasi
Manusia.
Manusia.
Tahun 2011 tentang Keimigrasian dan pengungsi dari luar negeri, Rumah
1. Profesional
integritas profesi.
2. Akuntabel
3. Sinergi
47
dengan para pemangku kepentingan untuk menemukan solusi yang
4. Transparan
5. Inovatif
(RUDENIM) Pekanbaru
48
4. Kepala Seksi Registrasi, Administrasi, dan Pelaporan
49
BAB V
pada tahun 2015 menyita perhatian dunia. Sebagai bagian dari masyarakat
pengungsi dari luar negeri adalah orang asing yang berada di wilayah
50
alasan ras, suku, agama, kebangsaan, keanggotaan kelompok sosial tertentu,
Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian dan pengungsi dari luar
Kota Pekanbaru.
51
Kepala Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM) Pekanbaru juga
rumah ibadah.
(RUDENIM) Pekanbaru.
Rohingya, yaitu :
52
1. Wisma Indah
2. Wisma D’Cops
3. Rumah Tasqya
4. Wisma Orchid
5. Kos Nevada
Damai.
6. Wisma Fanel
Rumbai.
7. Siak Resort
Kecamatan Senapelan.
8. Hotel Satria
Pekanbaru Kota.52
53
Kepala Seksi Registrasi, Administrasi, dan Pelaporan Rumah Detensi
asalnya.
Rohingya dari Provinsi Aceh. Namun, baru empat hari di Kota Pekanbaru,
yang kabur lagi dari tempat penampungan dengan cara memanjat pagar
pembatas dan sampai saat ini belum ditemukan keberadaannya oleh aparatur
(https://www.detik.com/sumut/berita/d-6106996/8-pengungsi-rohingya-di-
pekanbaru- kabur-lagi)
54
berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2016 tentang
tanggal 24 Maret 2024 ada 26 orang pengungsi Rohingya yang kabur dari
55
B. Kendala dalam Pelaksanaan Pengawasan Keimigrasian Terhadap
yang dipindahkan dari Provinsi Aceh. Namun, baru empat hari di Kota
dengan cara memanjat pagar pembatas dan sampai saat ini belum
6106996/8-pengungsi-rohingya-di-pekanbaru- kabur-lagi).
tanggal 24 Maret 2024 ada 26 orang pengungsi Rohingya yang kabur dari
56
Faktor penghambat yang pertama dalam pelaksanaan pengawasan
tertib bagi pengungsi dari luar negeri, termasuk pengungsi dari Rohingya,
penampungan.
dalam tata tertib bagi pengungsi dari luar negeri disebutkan bahwa
WIB dan harus kembali pada jam 20.00 WIB. Namun, pengungsi yang
diwajibkan untuk:
57
2. Menyerahkan kartu izin keluar kepada petugas
58
penampungan tersebut pergi menyusul keluarganya yang ditempatkan
untuk bekerja.
59
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui International Organization
Rp1.250.000,- (satu juta dua ratus lima puluh ribu rupiah) perbulan
untuk pengungsi yang sudah dewasa dan Rp500.000,00 (lima ratus ribu
terhadap pengungsi Rohingya adalah tidak adanya sanksi yang tegas dari
60
C. Upaya yang Dilakukan dalam Mengatasi Hambatan-hambatan
dilaksanakan saat:
tempat penampungan.
yang dipindahkan dari Provinsi Aceh. Namun, baru empat hari di Kota
61
orang pengungsi Rohingya yang kabur lagi dari tempat penampungan
dengan cara memanjat pagar pembatas dan sampai saat ini belum
6106996/8-pengungsi-rohingya-di-pekanbaru- kabur-lagi)
tanggal 24 Maret 2024 ada 26 orang pengungsi Rohingya yang kabur dari
Nomor 125 Tahun 2016 tentang Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri
62
Pekanbaru melalui penambahan petugas jaga dan penambahan waktu jaga
Nomor 125 Tahun 2016 tentang Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri
Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Provinsi Riau untuk mencegah
Republik Indonesia.
Nomor 125 Tahun 2016 tentang Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri
63
ada di Indonesia tidak dibolehkan bekerja, sedangkan Negara Malaysia
dan kerajinan tangan yang dapat dijual sehingga para pengungsi dari
Nomor 125 Tahun 2016 tentang Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri
terkait dengan tidak adanya sanksi yang tegas dari Rumah Detensi
64
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (KESBANGPOL) Kota Pekanbaru
diatur mengenai sanksi bagi pengungsi yang melanggar tata tertib yaitu :
di provinsi lain.
dari 34 (tiga puluh empat) orang pengungsi Rohingya yang kabur dari
kabur dari tempat penampungan diberikan sanksi yang tegas oleh Kepala
65
mengatakan Negara Malaysia membolehkan para pengungsi Rohingya
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
66
Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2016 tentang Penanganan
(RUDENIM) Pekanbaru.
seperti TNI dan POLRI untuk menangkap para pengungsi yang kabur
67
B. Saran
kamera pengawas agar tidak ada lagi pengungsi yang kabur dari
tempat penampungan.
68
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku-buku
69
Carlton Clymer Rodee, Carl Quimby Christol (Diterjemahkan oleh Zulkifly
Hamid). Pengantar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2002.
Daman, Rozikin. Hukum Tata Negara. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013.
Djamaly, Mizwar. Mengenal PBB dan 170 Negara di Dunia. Bekasi: Kreasi Jaya
Utama, 1995.
dkk, Erlis Milta Rin Sondole. Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi dan
Pengawasan terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Pertamina (Persero)
Unit Pemasaran VII Pertamina BBM Bitung. Bitung: Jurnal EMBA
Vol.3 , 2015.
Fadjar, Abdul Mukthie. Sejarah, Elemen dan Tipe Negara Hukum. Malang: Setara
Press, 2016.
Husin, Sukanda. UNHCR dan Perlindungan Hak Azasi Manusia. Padang: Jurnal
Hukum No.7 Th.V, 1998.
Kusnardi, Moh. Hukum Tata Negara Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2006.
70
Pelangi, Intan. Perlindungan Terhadap Para Pencari Suaka Berdasrkan Undang-
Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia. Bandung:
Jurnal Ilmu Hukum Padjadjaran Vol.4 Nomor 1 (ISSN 2460-1543)(e-
ISSN 2442-9325), 2017.
Tutik, Titik Triwulan. Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia cet.2. Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2006.
Widodo, Djoko. Analisis Kebijakan Publik, Konsep dan APlikasi Analisis Proses
Kebijakan Publik. Malang: Bayu Media, 2007.
71
Winarno, Budi. Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: Media Presindo,
2002.
2. Peraturan Perundang-undangan
Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2016 Tentang Penanganan Pengungsi Dari
Luar Negeri
3. Internet/Lainnya
www.imigrasi.go.id/en/2021/10/28/ditjen-imigrasi-hingga-agustus2021-terdapat-
https://www.hukumonline.com/klinik/a/berapa-lama-jangka-waktu-pelaksanaan-
15.32 WIB
15.44 WIB
LAMPIRAN
72