M. Soleh-Proposal Thesis
M. Soleh-Proposal Thesis
Team teaching:
Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A (GBPMK)
Prof. Dr. Amirul Hadi, M.A Prof.
Amelia Fauzia, Ph.D
Arif Zamhari, M.Ag., Ph.D
Dr. Maila Dinia Husni Rahiem, M.A
Disusun Oleh:
MUHAMMAD SOLEH
NIM: 21211200000020
Pembimbing:
Draft Outline
BAB I .............................................................................................................. 2
PENDAHULUAN .......................................................................................... 4
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 4
B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 9
C. Perumusan Masalah............................................................................. 9
D. Batasan Masalah................................................................................ 10
E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 10
F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 11
G. Kajian Pustaka ................................................................................... 11
H. Metode Penelitian.............................................................................. 13
I. Sistematika Pembahasan .................................................................. 15
BAB II ............................................................................................................ 2
KAJIAN PUSTAKA ..................................................................................... 4
A. Landasan Teori .................................................................................... 4
1. Teori Umum tentang Pencari Suaka/Easylum Seeker.................. 9
2. Teori umum tentang Imigrant ...................................................... 9
3. Teori umum tentang Pengungsi/Refugees ................................. 10
4. Teori umum tentang Agama dan Keagamaan............................ 10
5. Teori umum tentang UNHCR dan IOM .................................... 11
B. Kajian Pustaka ................................................................................... 13
C. Kerangka Berfikir............................................................................. 15
BAB III ........................................................................................................... 2
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ........................................ 4
A. Sejarah Kelurahan Cengkareng, Jakarta Barat .................................... 4
B. Visi-Misi ............................................................................................. 9
C. Struktur Organisasi .............................................................................. 9
D. Data Umum ....................................................................................... 10
E. Kelembagaan tentang Rudenim .......................................................... 9
F. Peta Wilayah ....................................................................................... 9
3
BAB IV ........................................................................................................... 2
DATA DAN HASIL PENELITIAN............................................................. 4
A. Kehidupan keagamaan para pencari suaka, imigran, dan pengungsi di
Rudenim Jakarta Barat ....................................................................... 4
B. Agama menjadi faktor survival kit bagi para pencari suaka, imigran,
dan pengungsi..................................................................................... 9
C. Reaksi pemerintah dan masyarakat setempat terkait keberadaan
Pencari Suaka, Imigran, dan Pengungsi di wilayah Kota Jakarta Barat
............................................................................................................ 9
D. Penanganan Pengungsi di Rumah Detensi Imigrasi Kota Jakarta ..... 10
E. Penanganan Pengungsi oleh Pemerintah Indonesia .......................... 10
BAB V............................................................................................................. 2
PEMBAHASAN ............................................................................................ 4
BAB VI ........................................................................................................... 2
PENUTUP ...................................................................................................... 4
A. Kesimpulan ......................................................................................... 4
B. Implikasi .............................................................................................. 9
C. Saran.................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 2
LAMPIRAN ................................................................................................... 4
4
BAB I
PENDAHULUAN
1
Kasianus Daud. Seri Keimigrasian Perbatasan Wilayah Negara. (Jakarta:
Direktorat Jendral Imigrasi Departemen Hukum dan HAM, 2008). h 5
2 http://jrs.or.id/refugee/ diakes pada tanggal 18 Juni 2022 pukul 21:30.
3
Hamid, SH, Sulaiman. Lembaga Suaka dalam Hukum Internasional.
(Jakarta: Raja Grafindo persada, 2010) h 39.
5
pencari suaka belum tentu pada akhirnya akan diakui sebagai seorang
pengungsi, namun seorang pengungsi pada mulanya selalu berawal
sebagai seorang pencari suaka.4
Seorang pencari suaka yang telah mengajukan permohonan
untuk mendapatkan perlindungan dievaluasi melalui prosedur
penentuan status pengungsi (Refugee Status Determination). Apabila
permohonan seorang pencari suaka itu diterima, maka ia disebut
sebagai pengungsi, dan ini memberinya hak serta kewajiban sesuai
dengan undang-undang negara yang menerimanya. Penentuan status
apakah seseorang disebut pengungsi atau tidak, diberikan oleh badan
khusus pemerintah di negara yang disinggahi atau badan PBB untuk
pengungsi (UNHCR).
Presentase permohonan suaka yang diterima sangat beragam
dari satu negara ke negara lain, bahkan untuk satu negara yang sama.
Setelah menunggu proses selama bertahun-tahun, para pencari suaka
yang mendapatkan jawaban negatif tidak dapat dipulangkan ke negara
asalnya, yang membuat mereka terlantar. Para pencari suaka yang
tidak meninggalkan negara yang disinggahinya biasanya dianggap
sebagai imigran tanpa dokumen. Pencari suaka, terutama mereka yang
permohonannya tidak diterima, semakin banyak yang ditampung di
rumah detensi.5
Sejumlah 147 negara peserta telah menyetujui Konvensi
Jenewa 1951 dan atau Protokol 1967.6 Akan tetapi, Indonesia tidak
termasuk bagian dari 147 negara yang menandatangani perangkat PBB
tersebut. Indonesia tidak meratifikasi konvensi sehingga Indonesia
bukan merupakan negara tujuan pengungsi dan secara hukum,
pemerintah Indonesia tidak mengakui bahkan tidak memberi
perlindungan terhadap pencari suaka yang berada di Indonesia.
Meskipun demikian, sebagai salah satu negara yang menerima
deklarasi Universal tentang Hak-Hak Asasi Manusia (HAM),
Indonesia tetap mengakui adanya hak untuk mencari suaka ke negara
lain. Ini terlihat dengan adanya pengakuan terhadap hak untuk mencari
suaka dalam tata perundang-undangan di Indonesia.Usaha-usaha yang
dilakukan Pemerintah Indonesia dalam menangani pencari suaka yaitu
dengan mengeluarkan penetapan peraturan Direktur Jendral Imigrasi
No: IMI-1498.UM.08.05 Tahun 2010 tentang penanganan Imigran
Ilegal, serta Undang-Undang Keimigrasian No.6 tahun 2011 tentang
keimigrasian yang menjadi acuan penanganan imigran di Indonesia.
4
UNHCR dan IMO. Penyelamatan di Laut (Pedoman dan Tata Cara
Penanganan imigran dan Pengungsi), h. 9
5
http://jrs.or.id/refugee/. diakes pada tanggal 18 Juni 2022.
6
UNHCR. Konvensi Pengungsi 1951 (Pertanyaan & Jawaban).
(Switzerland: Relasi Media dan Pelayanan Inforasi Publik UNHCR, 2007). h. 5.
6
7
Karim, Lucky.2015. Ketika Makassar Jadi Tujuan Pencari Suaka. Artikel
ini dimuat pada Tribun Timur tanggal 26 Januari 2015 20:45
8
Karim, Lucky.2015. Ketika Makassar Jadi Tujuan Pencari Suaka.
9
http://dunia.news.viva.co.id/news/read/560138-kebijakan-baru-pencari-
suaka-australia-jadi-beban-untuk-ri. Diakses pada tanggal 18 Juni 2022.
10
https://www.unhcr.org/id/en/refugee-status-determination. Di akses pada
tanggal 18 Juni 2022
7
di Indonesia tercatat sebesar 13.745 orang dari 50 negara dan lebih dari
setengah populasi tersebut datang dari Afghanistan.11
Pencari suaka yang tertahan di Indonesia tersebar di berbagai
daerah. Kota Jakarta dan sekitarnya merupakan salah satu wilayah
yang dipilih oleh pencari suaka. Secara geografis wilayah Jakarta dan
sekitarnya khususnya kota Jakarta Barat yang merupakan kawasan
Central City Indonesia. Menurut Tempo.co, pada akhir Juli 2018, dari
jumlah semula 300-an orang kini jumlah pencari suaka, imigran, dan
pengungsi di kota Jakarta Barat terdata 1.266 menurut catatan
UNHCR.12 Memiliki sejumlah fasilitas dan berbagai pelayanan yang
strategis dengan pusat pemerintahan, sehingga tidak jarang menarik
bagi para pencari suaka yang ingin ke Australia menggunakan wilayah
ini sebagai tempat transit sementara. Selain itu, penduduk kota Jakarta
yang mayoritas beragama Islam membuat para pencari suaka yang
didominasi dari negara Timur Tengah dan beragama Islam tidak
kesulitan untuk beradaptasi dengan masyarakat sekitar.
Selain itu perpindahan manusia dari satu negara ke negara lain
atau yang biasa dikenal dengan istilah migrasi bukanlah fenomena
baru. Kondisi negara yang tidak kondusif akibat peperangan,
kemiskinan dan faktor sosial politik lainnya menjadi alasan para
imigran meninggalkan negara mereka untuk mencari perlindungan.13
Banyak negara yang kemudian menjadi tujuan para pencari suaka, dan
banyak pula negara yang menjadi transit sebelum sampai ke negara
tujuan. Indonesia sering dijadikan sebagai negara persinggahan atau
tempat transit sebelum akhirnya para pencari suaka tersebut
diberangkatkan negara ketiga yang mau menampung mereka, dan
biasanya yang menjadi tujuan akhir mereka adalah Australia.
Fenomena tersebut menarik perhatian pemerintah dan parlemen
Indonesia untuk menyikapi dan menanganinya dengan baik sehingga
ancaman imigran ilegal tersebut tidak mengganggu keamanan
nasional.14
Pada 1 dekade terakhir kasus perpindahan itu paling banyak
didorong oleh kondisi keamanan dan sosial politik yang tidak stabil.
Sebut saja migrasi warga Somalia, Suriah, Yaman, Irak, Afghanistan
dan lainnya, perpindahan mereka karena konflik dalam negeri yang
tidak kunjung selesai. Mayoritas perpindahan orang ini tidak
11
https://www.unhcr.org/id/unhcr-di-indonesia. Diakses pada tanggal 18 Juni
2022.
12
https://metro.tempo.co/read/1227881/data-unhcr-belasan-ribu-pencari-
suaka-masuk-ke-indonesia. Artikel ini dimuat pada Tempo.com pada tanggal 24 Juli
2019.
13
M.F. Alamari. Imigran dan masalah intervensi sosial. Jurnal dinamika
global. 2020
14
M.F. Alamari. Imigran dan masalah intervensi sosial.
8
15
https://megapolitan.kompas.com/read/13522021/beredar-video-diduga-
keributan-di-rudenim-jakarta-polres-jakbar-belum?page=all. Artikel ini dimuat pada
tanggal 13 November 2021
16
Mono-Humanisme adalah sebuah pemahaman satu arah terhadap objek
studi tentang perikemanusiaan terhadap manusia. Menurut KBBI, Mono yang berarti
tunggal atau satu arah, sedangkan Humanisme adalah paham yang menganggap
manusia sebagai objek studi terpenting yang bertujuan menghidupkan rasa
perikemanusiaan dan mencita-citakan pergaulan yang lebih baik.
17
Berapa ahli seperti Denzin, Lincoln, dan Mertens menyebutnya juga
konstruktivisme sosial. Dalam paradigma ini setiap individu mencari makna dari dunia
tempat tinggal mereka. Mereka membangun makna subjektif mengenai pengalaman
hidup, yang bersifat variatif dan kompleks. Seorang peneliti dengan paradigma
9
B. Identifikasi Masalah
C. Perumusan Masalah
interpretatif akan menggali makna yang kompleks tersebut, tidak hanya berhenti pada
makna sempit dari ide atau kategori penelitian tertentu. Seringkali makna tersebut
harus dinegoisasikan secara sosial maupun historis, melalui interaksi dengan orang-
orang yang menjadi subjek penelitian atau pun aspek historis kehidupan mereka.
Selain mendalami bagaimana orang-orang berinteraksi, peneliti kualitatif
dengan paradigma interpretatif juga fokus pada konteks dari kehidupan masyarakat
yang ia teliti dalam rangka untuk memahami setting cultural dan historis pada
partisipan. Seperti kita ketahui bahwa pola pikir dan kegiatan manusia sangat
dipengaruhi oleh konteks budaya dan historisnya. Rujukan; Cresswell, J.W., Poth,
C.N. (2018). Qualitative Inquiry and Research Design, Choosing Among Five
Approaches (4th edition). SAGE Publications Inc. h. 168
10
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
G. Kajian Pustaka
H. Metode Penelitian
1. Bentuk Penelitian
2. Analisis Data
I. Sistematika Pembahasan
Bab II, bab ini menjadi landasan pemikiran peneliti dari data-
data yang telah diperoleh. Bab ini berisi uraian dan konsep yang
berkaitan dengan objek yang diteliti. Kerangka pemikiran yang
digunakan adalah teori dan konsep yang berkaitan denganpencari
suaka, imigran, dan pengungsi di Rumah Detensi Imigrasi kota Jakarta
Barat.
Bab III, gambaran umum latar penelitian bab ini berisi
gambaran umum kelurahan Cengkareng, Jakarta barat sebagai wilayah
yang terdapat shelter para pencari suaka, imigran, dan pengungsi.
Bab IV dan V, pembahasan bab ini berisi hasil penelitian dan
analisis berupa gabungan dari hasil pengumpulan data analisis yang
ditemukan di lapangan dan beberapa temuan data Library Research.
Selain itu bab ini berisi uraian penyajian data dan temuan yang didapat
setelah melakukan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi
Bab VI, yang merupakan bab terakhir, berisi kesimpulan hasil
penelitian tentang kehidupan keagamaan imigran yang dikemukakan
beberapa kesimpulan berikut daftar pustaka dan lampiran.
17
Buku:
Cresswell, J.W., Poth, C.N. (2018). Qualitative Inquiry and Research Design,
Choosing Among Five Approaches (4th edition). SAGE Publications
Inc.
Daud, Kasianus. 2018. Seri Keimigrasian Perbatasan Wilayah Negara.
Jakarta: Direktorat Jendral Imigrasi Departemen Hukum dan HAM.
Al-Manshur, Fauzan. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.
Hamid, SH, Sulaiman. 2010. Lembaga Suaka dalam Hukum Internasional.
Jakarta: Raja Grafindo persada.
Ibn Manzur. Muhammad Ibn Mukarram. 2003. Lisan Al-Arab. 9 ed. Kairo: Dar
Al-Hadith.
Jazuli, Ahzami Sami'un. 2003. Hijrah Dalam Pandangan Al-Qur'an.
Terjemahan Eko Yulianti. Jakarta: Gema Insan Press.
Kahmad, Dadang. 2000. Sosiologi Agama, (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya.
Sugiyono, 2006. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. 20 Ed.
Bandung: Alfabeta.
Sarosa, Samaji. 2012. Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar. 1 Ed. Jakarta: PT.
Indeks.
Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Yunus, Mahmud. 1990. Kamus Arab-Indonesia. 9 ed. Jakarta PT. Hidakarya
agung.
UNHCR. 2007. Konvensi Pengungsi 1951 (Pertanyaan & Jawaban).
Switzerland: Relasi Media dan Pelayanan Inforasi Publik UNHCR.
Jurnal:
Ahmad. 2012. "Globalisasi dan migrasi: problematika integrasi imigran Turki
ke dalam masyarakat Jerman". What artikel Unair (blog). November
2012. Http://www.Ahmad_m-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-
67268-umum-globalisasi-dan-migrasi:-problematika-integrasi-
imigran-Turki-ke-dalam-masyarakat-Jerman.html
Alamari, M.F (2020). Imigran dan masalah intervensi sosial. Jurnal dinamika
global, 5 (02), 254-277. Https://doi.org/10.36859/jdg.v5i02.237
Nindito, S. 2013. Fenomenologi Alfred Schutz: studi tentang konstruksi makna
dan realitas dalam ilmu sosial. Jurnal ilmu komunikasi, 2(1), 79-95.
Https://doi.org/10.24002/jik.v2i1.254
Astuti, D.R. 2019. Motif perawat sebagai profesi dan pelaku komunikasi
terapeutik. Communicatus: Jurnal Ilmu Komunikasi, 3(2), 79-100.
Https://doi.rg/10.15575/cjik.v3i2.5764.
18
Website/Internet:
http://jrs.or.id/refugee/
UNHCR dan IMO. 2019. Penyelamatan di Laut (Pedoman dan Tata Cara
Penanganan imigran dan Pengungsi).
http://dunia.news.viva.co.id/news/read/560138-kebijakan-baru-pencari-
suaka-australia-jadi-beban-untuk-ri.
https://www.unhcr.org/id/en/refugee-status-determination.
Karim, Lucky. 2015. Artiket Tribun Timur: Ketika Makassar Jadi Tujuan
Pencari Suaka.
https://www.unhcr.org/id/unhcr-di-indonesia
https://metro.tempo.co/read/1227881/data-unhcr-belasan-ribu-pencari-suaka-
masuk-ke-indonesia
https://megapolitan.kompas.com/read/13522021/beredar-video-diduga-
keributan-di-rudenim-jakarta-polres-jakbar-belum?page=all