Anda di halaman 1dari 3

Rusmawandi Saputra

856742344
PDGK4401
Tugas 1
1. Paradigma baru dalam program pendidikan mengemukakan beberapa syarat pokok yang harus dipenuhi untuk
mencapai hasil pendidikan yang lebih efektif dan sesuai dengan tuntutan zaman. Berikut adalah empat syarat
pokok yang dimaksud dalam paradigma baru pendidikan:
 Relevansi dan Kontekstualitas:
Pendidikan harus relevan dengan kebutuhan dan konteks sosial, ekonomi, dan kultural masyarakat. Materi
pelajaran dan metode pengajaran harus sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
Guru harus mampu mengaitkan pembelajaran dengan situasi dunia nyata dan memahami bagaimana konsep-
konsep yang diajarkan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
 Pembelajaran Aktif dan Kolaboratif:
Paradigma baru menekankan pembelajaran yang aktif, di mana siswa tidak hanya menjadi penerima informasi,
tetapi juga aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Siswa diajak untuk berpikir kritis, mengajukan
pertanyaan, dan mencari solusi.
Kolaborasi di antara siswa juga ditekankan. Pembelajaran kolaboratif mengajarkan keterampilan sosial,
seperti kerja tim, komunikasi, dan resolusi konflik.
 Penggunaan Teknologi:
Teknologi telah menjadi bagian integral dalam kehidupan sehari-hari dan dunia kerja. Oleh karena itu,
paradigma baru pendidikan menuntut penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran.
Guru dan siswa harus terampil dalam menggunakan alat-alat teknologi modern, baik untuk mengakses
informasi, berkomunikasi, maupun untuk pembelajaran secara daring (online).
 Evaluasi Berbasis Kompetensi:
Evaluasi harus berfokus pada pengukuran kompetensi siswa, bukan hanya pada penghafalan informasi. Siswa
harus menunjukkan pemahaman dan penerapan konsep dalam situasi nyata.
Metode evaluasi yang digunakan dapat mencakup proyek, portofolio, ujian praktik, dan tugas yang
merefleksikan kemampuan siswa untuk mengatasi masalah dan mengambil inisiatif.
Syarat-syarat ini mencerminkan perubahan paradigma dalam pendidikan yang lebih menekankan pada hasil
yang dapat diterapkan dalam kehidupan nyata, keterlibatan aktif siswa, adaptasi terhadap teknologi, dan
pengukuran kompetensi. Paradigma baru ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang lebih siap
menghadapi tantangan dan kesempatan dalam dunia modern yang terus berubah.
2. Paradigma baru pendidikan PKN merupakan kerangka pikir yang dibangun sebagai landasan dalam
mengembangkan dan memberi bentuk konseptual baru PKN. Paradigma berarti juga suatu model / rancang
bangun pikiran yang digunakan dalam pendidikan kewarganegaraan di indonesia.
3. Ikatan sejarah adalah salah satu hal yang menyatukan bangsa Indonesia. Dengan ikatan sejarah yang kuat,
bangsa Indonesia mampu melahirkan persatuan dan kesatuan. Hal inilah yang kemudian mendorong kita untuk
mencapai kemerdekaan.
Yuridis Formal berarti suatu landasan hukum yang berupa peraturan yang telah disahkan oleh Pemerintah
yang memiliki kekuatan mengikat dan jika melanggarnya kita dapat dikenakan suatu sanksi.
Contoh hal yang bukan merupakan ikatan sejarah adalah sebagai berikut.

Pemilihan busana tidak terkait ikatan sejarah, Latar belakang pendidikan tidak terkait ikatan sejarah,
Kesempatan kerja, Nilai mata uang, Agama dan kepercayaan

4. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memiliki kedudukan yang amat penting dan strategis dalam konteks
kurikulum persekolahan karena beberapa alasan, antara lain:
Membentuk karakter bangsa: PKn bertujuan untuk membentuk karakter bangsa dalam perkembangan di era
globalisasi. Melalui PKn, siswa dan mahasiswa dapat mempelajari dan mengkaji segala sesuatu mengenai
pemerintahan, lembaga-lembaga demokrasi, konstitusi, rule of law, hak dan kewajiban warga negara, serta
demokrasi. Hal ini penting untuk membentuk karakter bangsa yang kuat dan memiliki kesadaran nasionalisme
yang tinggi.
Mencegah terjadinya perilaku negatif: PKn juga mengajarkan sikap saling menghargai keragaman, partisipasi
dalam politik, hak dan kewajiban sebagai warga negara, dan juga mengenai sistem pemerintahan. Hal ini dapat
mencegah terjadinya perilaku negatif akibat perkembangan tersebut.
Menanamkan rasa cinta tanah air: PKn bertujuan untuk menanamkan rasa cinta tanah air dan kebanggaan
sebagai warga negara Indonesia dalam diri para generasi muda penerus bangsa. Hal ini penting untuk
memupuk kesadaran cinta tanah air dan menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap keselamatan dan
kejayaan tanah air.
Menyiapkan warga negara yang cerdas: PKn juga bertujuan untuk membangun kesiapan bagi warga negara
agar menjadi warga yang cerdas. Dengan memahami dan menjunjung nilai-nilai Pancasila, siswa dan
mahasiswa dapat menjadi warga negara yang berfikir kritis dan sadar mengenai hak dan kewajibannya dalam
hidup bermasyarakat dan bernegara.
Mata pelajaran wajib: PKn merupakan salah satu mata pelajaran wajib dari Sekolah Dasar sampai Perguruan
Tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa PKn memiliki peran penting dalam sistem pendidikan nasional dan harus
diajarkan kepada seluruh siswa dan mahasiswa di Indonesia.
Dengan demikian, PKn memiliki kedudukan yang amat penting dan strategis dalam konteks kurikulum
persekolahan karena dapat membentuk karakter bangsa, mencegah terjadinya perilaku negatif, menanamkan
rasa cinta tanah air, menyiapkan warga negara yang cerdas, dan merupakan mata pelajaran wajib dari
Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi.
5. Metode bermain peran dalam proses belajar memiliki tujuan agar peserta didik dapat menghayati peranan
apa yang dimainkan, mampu menempatkan diri dalam situasi orang lain yang dikehendaki guru. Menurut
Santoso (2011), tujuan bermain peran adalah agar peserta didik dapat: Memahami perasaan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai