Anda di halaman 1dari 9

Machine Translated by Google

Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Indonesia, Vol. 9 Nomor 1 Januari 2023 Tersedia online di
Tautan Perma/DOI: http://dx.doi.org/10.17358/IJBE.9.1.72 http://journal.ipb.ac.id/index.php/ijbe

IMPLEMENTASI PEMASARAN DIGITAL PADA UKM: PELUANG DAN


TANTANGAN SELAMA PANDEMI COVID-19

Sudarmiatin*)1, Fitriana*), Nurul Hidayati*)


*)Departement of Management, Faculty of Economics and Business, Universitas Negeri Malang
Jl. Semarang 5 Malang, East Java, Indonesia

Abstrak: Pada masa Pandemi Covid 19, kelangsungan Usaha Kecil Menengah (UKM) terancam
bangkrut akibat menurunnya pendapatan masyarakat, dan diberlakukannya Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB). Penelitian ini bertujuan untuk (a) Mengidentifikasi permasalahan yang
dihadapi UKM dalam menjalankan usahanya pada masa Pandemi Covid 19 (b)
Menganalisis peluang dan tantangan UKM dalam penerapan pemasaran digital, dan (c)
mengembangkan model pemasaran digital untuk meningkatkan kinerja UKM di masa Pandemi Covid
19. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus, yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk
membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi masyarakat termasuk Usaha Kecil dan
Sejarah artikel: Menengah. Subyek penelitian ini adalah 12 UKM di 3 kota dan kabupaten di Jawa Timur yang
bergerak di bidang retail, makanan minuman dan kerajinan tangan. Pengumpulan data penelitian
Diterima
dilakukan dengan menggunakan metode wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Analisis
26 Maret 2022
data menggunakan analisis SWOT untuk menganalisis strategi pemasaran digital pada masa
pandemi Covid 19. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pandemi Covid 19 sangat berdampak
Diperbaiki
terhadap kelangsungan hidup UKM. Pada awal pandemi Covid 19, omzet penjualan UMKM retail
19 April 2022 dan makanan minuman mengalami penurunan sebesar 40%. Namun beberapa bulan kemudian,
UKM mulai bangkit dan menyesuaikan diri dengan perubahan di masa pandemi. Dengan
Diterima memanfaatkan strategi pemasaran berbasis digital, UKM ritel dan makanan minuman mampu
10 Januari 2023 bertahan di masa pandemi. Namun untuk UKM kerajinan tangan terjadi penurunan hingga 80%. Di
era new normal seperti saat ini, UMKM kerajinan marmer belum juga pulih, bahkan ada yang gulung
Tersedia daring
tikar karena tidak mampu menanggung biaya operasional. Disarankan agar pemerintah daerah turun tangan untuk
31 Januari 2023
Kata Kunci: pemasaran digital, pandemi Covid 19, UKM, SWOT

Ini adalah artikel akses Abstrak: Di masa Pandemi Covid 19, kelangsungan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terancam
terbuka di bawah
bangkrut akibat penurunan pendapatan masyarakat, dan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala
lisensi CC BY (https:// Besar (PSBB). Kajian ini bertujuan untuk (a) Mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi UKM
creativecommons.org/ dalam menjalankan usahanya di masa Pandemi Covid 19 (b) Menganalisis peluang dan tantangan
lisensi/oleh/4.0/) UKM dalam menerapkan pemasaran digital, dan (c) mengembangkan model pemasaran digital untuk
meningkatkan kinerja UKM di masa Pandemi Covid 19. Jenis penelitian ini adalah studi kasus, yaitu
penelitian yang bertujuan untuk membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh
masyarakat termasuk Usaha Kecil dan Menengah. Subyek penelitian ini adalah 12 UKM di 3 kota dan
kabupaten di Jawa Timur yang bergerak di bidang ritel, makanan dan minuman serta kerajinan.
Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan menggunakan metode wawancara mendalam,
observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis SWOT untuk menganalisis strategi
pemasaran digital selama pandemi Covid 19. Hasil kajian menunjukkan bahwa pandemi Covid 19
sangat berdampak pada kelangsungan hidup UKM. Di awal pandemi Covid 19, omzet penjualan UKM
ritel dan makanan minuman turun hingga 40%. Namun beberapa bulan kemudian, UKM mulai bangkit
dan menyesuaikan diri dengan perubahan di masa pandemi. Dengan memanfaatkan strategi
pemasaran berbasis digital, UKM ritel dan makanan minuman mampu bertahan di masa pandemi.
Namun untuk UKM kerajinan mengalami penurunan hingga 80%. Di era new normal seperti saat ini,
UKM kerajinan marmer belum pulih, bahkan ada yang gulung tikar karena tidak mampu menanggung
biaya operasional. Disarankan agar pemerintah daerah turun tangan untuk mengatasi masalah
distribusi ke pasar ekspor.

Kata kunci: pemasaran digital, pandemi Covid 19, UKM, SWOT

1
Penulis koresponden:
Email: sudarmiatin.fe@um.ac.id

72 Hak Cipta © 2023, ISSN: 2407-5434; EISSN: 2407-7321


Machine Translated by Google
P-ISSN : 2407-5434 E-ISSN : 2407-7321 Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Indonesia, Vol. 9
Nomor 1 Januari 2023
Terakreditasi Kementerian RTHE Nomor 32a/E/KPT/2017

PERKENALAN roda perekonomian tidak dapat berjalan. Pencurian terjadi


dimana-mana karena urusan perut. PSBB diterapkan untuk
Revolusi industri diharapkan mampu meningkatkan produktivitas menghambat penyebaran virus Corona, namun di sisi lain juga
yang berdampak pada peningkatan kualitas hidup manusia, berdampak pada melemahnya sektor perekonomian.
termasuk Usaha Kecil Menengah (UKM). Di era revolusi industri
4.0, UKM memiliki peluang besar untuk berkembang melalui
pemasaran digital. Untuk itu, dalam lima tahun terakhir, UKM Perkembangan usaha di sektor UKM pada masa pandemi virus
Indonesia berusaha beradaptasi dengan perkembangan Corona juga sangat memprihatinkan.
teknologi pemasaran agar tidak ketinggalan dalam persaingan. Hasil studi pendahuluan menunjukkan banyak UKM yang gulung
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah daerah untuk tikar karena tidak mampu lagi menanggung biaya operasional
meningkatkan kemampuan UKM dalam menguasai teknologi. yang tinggi. Mengapa biaya operasional UKM lebih tinggi dari
biasanya selama pandemi virus Corona? Salah satu faktor
penyebabnya adalah rendahnya pendapatan, sementara biaya
Namun sejak awal tahun 2020, dunia dikejutkan dengan operasional seperti pajak, gaji karyawan, listrik, air, tetap harus
datangnya virus yang menyerang sistem pernapasan manusia dibayar. Modal usaha yang membeku akibat rendahnya
dan bisa menyebabkan kematian. Virus tersebut dinamakan SARS-CoV-2
perputaran barang atau jasa juga berdampak pada menurunnya
atau virus corona. pendapatan. Belum lagi jika para pelaku UKM tidak menguasai
teknologi pemasaran digital dalam upaya memutar roda
Dampak pandemi virus corona terhadap perekonomian dunia perekonomian di masa pandemi virus Corona ini.
sangatlah besar. Pada triwulan I 2020, pertumbuhan ekonomi
sejumlah negara mitra dagang Indonesia tumbuh negatif:
Singapura -2,2, Hong Kong -8,9, Uni Eropa -2,7, dan Tiongkok
turun hingga minus 6,8. Beberapa negara masih Pemasaran Digital merupakan strategi pemasaran yang
mempunyai cakupan lebih luas karena tidak hanya mengacu
tumbuh positif namun menurun jika dibandingkan triwulan pada media digital seperti web, email, dan media nirkabel, tetapi
sebelumnya. Amerika Serikat turun dari 2,3 menjadi 0,3, Korea juga mencakup pengelolaan data pelanggan digital, dan juga
Selatan turun dari 2,3 menjadi 1,3, dan Vietnam dari 6,8 menjadi penggunaan internet bersama dengan media tradisional untuk
3,8. Indonesia mengalami kontraksi yang cukup dalam dari 4,97 memperoleh dan memberikan layanan kepada pelanggan. .
pada triwulan IV tahun 2019 menjadi 2,97 pada triwulan I tahun Melalui pemasaran digital, suatu perusahaan dapat menjangkau
2020. jutaan pelanggan melalui pendekatan global (Chaffey & Mayer, 2009).
Sedangkan Coviello, Milley dan Marcolin (2001) menyatakan
Di Indonesia, virus ini baru ditemukan pada awal Maret 2020. bahwa pemasaran digital adalah penggunaan internet dan
Sama halnya dengan negara lain yang juga sama-sama penggunaan teknologi interaktif lainnya untuk menciptakan dan
terdampak virus Corona, pemerintah Indonesia juga menghubungkan dialog antara perusahaan dan konsumen yang
memberlakukan pembatasan aktivitas warganya, termasuk teridentifikasi. Besarnya dampak ekonomi akan bergantung
melarang diadakannya kegiatan massal dan kerumunan. pada lamanya dan tingkat keparahan krisis kesehatan, serta
Larangan ini tentu saja berdampak pada sejumlah aktivitas lamanya periode lockdown.
masyarakat seperti penutupan perusahaan, sekolah, kampus
dan perkantoran, pelabuhan, bandara, stasiun, terminal terbatas, Untuk mendukung pelaksanaan penelitian ini, berikut beberapa
hotel, pusat perbelanjaan, pusat bisnis, tempat wisata, stadion hasil penelitian yang relevan.
olah raga, dan bahkan rumah. ibadah juga tidak diperbolehkan Mogos (2015) dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa
mengadakan kegiatan massal yang mengundang kerumunan. pemanfaatan digital tidak hanya untuk membentuk branding
Secara bertahap, pemerintah daerah juga menutup akses jalan suatu produk tetapi juga berguna untuk mengidentifikasi
dari dan ke luar kota, bahkan gang-gang di setiap wilayah preferensi konsumen. Sedangkan Taiminen & Karjaluoto (2015)
kelurahan, dikunci dan dirantai bersamaan dengan pemberitahuan menunjukkan bahwa komunikasi dengan reseller dapat dilakukan
status pembatasan kegiatan, yang secara keseluruhan bertujuan secara efektif dengan menggunakan pemasaran digital. Pradhan
untuk menekan penyebaran. dari virus ini. Bagi kebanyakan dkk. (2018 dan Foroudi (2017) dalam hasil penelitiannya
orang, kondisi seperti ini akan membuat stres dan depresi. menyatakan bahwa pemasaran digital mampu mencatat sejarah
Masyarakat tidak bisa beraktivitas seperti biasanya, dan akibatnya penjualan yang telah berlangsung lama. Bartik dkk (2000)
menyatakan bahwa dampak pandemi virus Corona terhadap
keberlanjutan usaha kecil di Amerika Amerika

Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Indonesia, Vol. 3 No. 2, Mei 2017 73


Machine Translated by Google
P-ISSN : 2407-5434 E-ISSN : 2407-7321 Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Indonesia, Vol. 9
Nomor 1 Januari 2023
Terakreditasi Kementerian RTHE Nomor 32a/E/KPT/2017

adalah sebanyak 43% pengecer menutup sementara usahanya, manajer dan karyawan 12 UKM yang bergerak di bidang ritel,
dan lapangan kerja turun sebesar 40%. Sedangkan hasil makanan, minuman, dan kerajinan tangan. Penentuan subjek
penelitian Dev dan Sengupta (2020) menyatakan bahwa dengan penelitian dilakukan dengan metode snowball sampling yaitu
lockdown yang berkepanjangan maka akan terjadi penurunan penentuan subjek penelitian berdasarkan rekomendasi dari UKM
perekonomian global dan gangguan terkait rantai permintaan sebelumnya.
dan pasokan, maka perekonomian kemungkinan besar akan
menghadapi masa perlambatan. Gregori dkk. (2015) menunjukkan
bahwa bagi UKM, pemasaran digital merupakan suatu kebutuhan Lokasi penelitian di tiga kota dan kabupaten di Jawa Timur, yaitu
karena dapat menjadi alat untuk mendukung pemasaran UKM. Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Tulungagung.
Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan menggunakan
Foroudi dkk. (2017) menunjukkan sejauh mana teknologi digital wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Untuk
mempengaruhi kemampuan pemasaran yang berujung pada menjawab permasalahan penelitian, analisis data dilakukan
pertumbuhan perusahaan. Ada dua komponen kunci teknologi dengan menggunakan analisis SWOT. Sebagaimana
digital yaitu kualitas informasi dan kenyamanan layanan. dikemukakan oleh Rangkuti (2010) bahwa analisis SWOT dapat
Hubungan antara teknologi digital, aset berwujud/tidak berwujud, dilakukan melalui analisis faktor internal (IFAS) dan analisis
dan kemampuan pemasaran berperan penting sebagai fasilitator faktor eksternal (EFAS). Faktor internal dapat dikelompokkan
pertumbuhan perusahaan. Jokonya dan Mugisha (2016) menjadi kekuatan dan kelemahan, sedangkan faktor eksternal
menunjukkan bahwa adopsi media sosial dipengaruhi oleh faktor dikelompokkan menjadi peluang dan tantangan.
teknologi, faktor organisasi, dan faktor lingkungan. Studi ini Melalui analisis SWOT diharapkan mampu menjawab strategi
mengungkapkan bahwa meskipun upaya telah dilakukan untuk pemasaran digital yang relevan pada ketiga kelompok UKM yang
mempelajari adopsi media sosial di UKM ritel; masih ada area menjadi sasaran penelitian ini.
yang bisa diselidiki lebih lanjut. Erlangga (2021) mengemukakan
bahwa pemasaran digital berbasis media sosial mempunyai Prosedur penelitian dimulai dengan mengidentifikasi
pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian produk permasalahan yang dihadapi UKM, melakukan kajian terhadap
UKM. teori dan hasil penelitian yang relevan, menyusun desain
penelitian, menentukan subjek penelitian, menyusun instrumen,
Hasil survei Govender (2013) terhadap 388 UKM di Afrika mengumpulkan data, menganalisis data, dan terakhir menyusun
Selatan menunjukkan bahwa UKM belum sepenuhnya laporan penelitian. Untuk meningkatkan keakuratan data
memanfaatkan internet untuk mempromosikan produknya. penelitian dilakukan triangulasi yang meliputi triangulasi metode,
triangulasi sumber data dan triangulasi teori.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk membantu usaha
kecil dan menengah (UKM) dalam memecahkan masalah
pemasaran praktis untuk kelangsungan usaha selama pandemi
virus Corona. Sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah HASIL
untuk (a) Mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi UKM
dalam menjalankan usahanya di masa pandemi virus Corona (b) Deskripsi Permasalahan UKM selama ini
Menganalisis peluang dan tantangan UKM dalam menerapkan Pandemi virus corona
pemasaran digital di masa pandemi virus Corona (c)
Mengembangkan pemasaran digital model untuk meningkatkan Penelitian ini mengambil subjek penelitian manajer dan karyawan
kinerja UKM selama pandemi virus Corona. pada 12 UKM di Jawa Timur yang meliputi kota Malang,
kabupaten Malang dan kabupaten Tulungagung. Kota Malang
merupakan salah satu kota yang memiliki potensi wisata terbesar
di Jawa Timur sekaligus menjadi kota pendidikan. Oleh karena
METODE itu, di Kota Malang banyak terdapat usaha kuliner yang jumlahnya
sangat besar karena predikat kota pendidikan dan pariwisata.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah Subyek penelitian yang diambil di kota Malang adalah 4 pelaku
studi kasus, yaitu penelitian yang bertujuan untuk membantu UKM yang terdiri dari 2 pelaku usaha retail dan 2 pelaku usaha
memecahkan permasalahan yang dihadapi masyarakat termasuk makanan dan minuman. Diambil empat UKM yang menjadi
Usaha Kecil Menengah (UKM). Subyek penelitiannya meliputi subjek penelitian dari Kabupaten Malang yaitu 2 retail

74 Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Indonesia, Vol. 3 No. 2, Mei 2017


Machine Translated by Google
P-ISSN : 2407-5434 E-ISSN : 2407-7321 Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Indonesia, Vol. 9
Nomor 1 Januari 2023
Terakreditasi Kementerian RTHE Nomor 32a/E/KPT/2017

UKM dan 2 UKM pangan. Sedangkan di Kabupaten Sedangkan untuk usaha kerajinan batik di kabupaten
Tulungagung diambil 4 UKM yang bergerak di bidang kerajinan. Tulungagung kondisinya tetap berjalan di masa pandemi
Perkembangan usaha ritel pada masa pandemi Covid 19 di dengan memanfaatkan media digital. Disampaikan pengelola
Kota Malang tidak mengalami penurunan yang signifikan. batik Satrio Manah, pemasaran batik melalui marketplace
Sedangkan untuk bisnis kuliner, pada awal Pandemi terjadi bisa menutupi menurunnya pembeli offline yang datang
penurunan peminat yang cukup signifikan. Seperti yang langsung ke toko.
diungkapkan pengelola Ayam Goreng Nelongso Kota Malang,
pada masa pandemi virus corona terjadi penurunan omzet Masa pandemi sudah berlangsung kurang lebih dua tahun,
penjualan hingga 40%. Konsumen lebih memilih membeli dan saat ini kita telah memasuki masa New Normal dimana
take away dibandingkan makan di tempat. Pembelian masyarakat dapat beraktivitas sehari-hari dengan tetap
menggunakan media digital banyak digunakan oleh mematuhi protokol kesehatan 5M (memakai masker, menjaga
masyarakat kota Malang melalui platform gojek atau grab. jarak, menjauhi kerumunan, mencuci tangan dengan air, dan
Sedangkan untuk bisnis kuliner, pada awal Pandemi terjadi mencuci tangan. sabun dan mengurangi mobilitas). Pada
penurunan peminat yang cukup signifikan. Seperti yang masa ini masyarakat mulai berani keluar rumah untuk
diungkapkan pengelola Ayam Goreng Nelongso Kota Malang, berbelanja guna memenuhi kebutuhan keluarganya.
pada masa pandemi virus corona terjadi penurunan omzet Perekonomian sudah mulai berjalan meski perputarannya
penjualan hingga 40%. lebih lambat dibandingkan kondisi normal.

Berdasarkan hasil penelitian dapat dikatakan bahwa dampak


Sedikit berbeda dengan kota Malang, perkembangan usaha pandemi virus Corona terhadap kinerja bisnis UMKM sangat
retail dan makanan minuman di kabupaten Malang mengalami luar biasa, terutama bagi UMKM yang bergerak di luar
penurunan yang cukup signifikan, untuk usaha retail kebutuhan pokok. Menurunnya daya beli masyarakat
mengalami penurunan sekitar 30%, sedangkan untuk disebabkan oleh krisis pendapatan akibat lesunya sektor
makanan dan minuman mengalami penurunan sebesar 40%. perekonomian. Hal ini relevan dengan apa yang disampaikan
Kebijakan pemerintah daerah yang menangani PPKM mikro Bartik dkk (2000) bahwa dampak pandemi virus Corona
berdampak pada berkurangnya masyarakat yang berbelanja mengakibatkan 43% retailer di Amerika menutup usahanya
di pasar atau supermarket. Masyarakat Kabupaten Malang untuk sementara waktu, dan mengurangi lapangan kerja
lebih memilih berbelanja hemat ke pedagang sayur keliling sebesar 40%. Sementara itu, Dev dan Sengupta (2020)
demi menjaga kesehatan. Penggunaan media digital kurang menyatakan bahwa lockdown yang berkepanjangan
diminati masyarakat kabupaten Malang. berdampak pada pelemahan ekonomi global dan gangguan
rantai pasokan.
Berikut uraian permasalahan UKM di Kabupaten Tulungagung.
Selama ini Kabupaten Tulungagung dikenal sebagai kota Peluang dan tantangan UKM selama ini
marmer, karena menghasilkan kerajinan marmer terbesar di Pandemi virus corona
Jawa Timur bahkan di Indonesia. Untuk itu subjek penelitian
yang diambil dari wilayah kabupaten Tulungagung adalah 2 Melihat gambaran permasalahan UMKM di atas, timbul
orang pelaku usaha kerajinan marmer dan 2 orang pelaku pertanyaan, apakah Pandemi Virus Corona ini merupakan
usaha batik. Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik peluang atau tantangan bagi UMKM?
toko marmer di Kecamatan Campurdarat Kabupaten Seluruh masyarakat Indonesia tidak menyangka bahwa pada
Tulungagung disebutkan bahwa pada masa pandemi Covid tahun 2019 ke atas akan terjadi masa Pandemi Virus Corona.
19 terjadi penurunan permintaan kerajinan marmer yang luar Hampir semua sektor termasuk pendidikan, pariwisata, dan
biasa. Akibatnya, beberapa pengrajin marmer menghentikan bisnis terpuruk. Kotler dan Keller (2013) mengemukakan
produksinya karena tidak mampu membayar biaya operasional. bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi kinerja bisnis,
Penjualan marmer menurun selama pandemi hingga 60%. yaitu lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan internal
Namun para perajin masih berusaha bangkit dengan merupakan lingkungan yang dapat dikendalikan
memanfaatkan media digital seperti website dan Instagram oleh pelaku usaha seperti kualitas sumber daya manusia,
untuk memasarkan kerajinan marmer. Berkurangnya jumlah permodalan, kualitas pelayanan, dan lain-lain. Sedangkan
wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Tulungagung juga lingkungan eksternal merupakan lingkungan yang tidak dapat
berdampak pada menurunnya permintaan terhadap kerajinan dikendalikan oleh pelaku usaha, seperti kenaikan pajak,
marmer. bencana alam, dan terjadinya virus Corona.

Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Indonesia, Vol. 3 No. 2, Mei 2017 75


Machine Translated by Google
P-ISSN : 2407-5434 E-ISSN : 2407-7321 Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Indonesia, Vol. 9
Nomor 1 Januari 2023
Terakreditasi Kementerian RTHE Nomor 32a/E/KPT/2017

Pandemi. Perilaku yang direkomendasikan untuk semua bisnis UKM kelompok makanan dan minuman dapat memperluas
masyarakat adalah strategi bertahan hidup yaitu mempertahankan target pasarnya dengan memanfaatkan media sosial seperti
sumber pendapatan dan tidak melakukan ekspansi yang mempunyai whatsapp, instagram, tiktok, dan face book. Selain itu, mereka
resiko tinggi. juga bisa menjalin kemitraan dengan Gojek dan Grab.
Sedangkan untuk usaha kerajinan tangan, jangkauan pasarnya
Rangkuti (2010) menyatakan bahwa analisis faktor internal bisa lebih luas lagi, mencakup pasar nasional dan internasional.
dan eksternal yang mempengaruhi berjalannya bisnis dapat Untuk itu mereka bisa bekerjasama dengan pihak marketplace
dilakukan melalui analisis SWOT. Faktor internal dapat agar bisa bertahan di masa pandemi. Oleh karena itu,
dikelompokkan menjadi kekuatan dan kelemahan, sedangkan pemanfaatan pemasaran digital diharapkan dapat membantu
faktor eksternal dapat dikelompokkan menjadi peluang dan UKM untuk bangkit kembali meski di tengah pandemi Covid
ancaman. Penelitian ini akan melakukan analisis SWOT 19. Hal ini relevan dengan apa yang dikemukakan oleh
terhadap 3 kelompok UMKM yaitu (1) kelompok ritel, (2) Govender (2013) dan Foroudi et al. (2017) bahwa UKM perlu
kelompok makanan dan minuman, dan (3) kelompok kerajinan tangan.
meningkatkan kemampuan karyawannya dalam menguasai
Berikut hasil analisis peluang dan tantangan 3 kelompok teknologi agar usahanya dapat berkembang secara signifikan.
UMKM yaitu ritel, makanan minuman dan kerajinan tangan Sementara Gregori dkk. (2015) menunjukkan bahwa bagi
dalam menerapkan strategi pemasaran digital di masa pandemi UKM, pemasaran digital merupakan suatu kebutuhan karena
Covid 19. dapat menjadi alat untuk mendukung pemasaran UKM.

Berdasarkan hasil analisis peluang dan tantangan pada Tabel Penerapan Strategi Pemasaran Digital untuk
1, terlihat bahwa ketiga kelompok UKM perlu meningkatkan UKM di Masa Pandemi Covid 19
penguasaan teknologi agar dapat bertahan di masa pandemi
Covid 19. Faktor pembeda dari ketiga kelompok UKM di atas Untuk menjawab permasalahan ketiga yaitu strategi pemasaran
adalah segmentasi pasar. Bagi UKM retail, target pasarnya digital untuk meningkatkan kinerja UKM di masa pandemi
adalah masyarakat sekitar lokasi toko. Covid 19, dilakukan analisis SWOT. Karena setiap UKM
mempunyai kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda,
Untuk bisa menjangkau pasar yang lebih luas, UKM retail bisa maka dilakukan analisis SWOT terhadap seluruh kelompok
bermitra dengan platform Gojek atau grab. Namun efektivitas UKM yaitu (1) kelompok ritel, (2) kelompok makanan dan
penggunaan grab atau Gojek juga dipengaruhi oleh budaya minuman, dan (3) kelompok kerajinan tangan. Berikut analisis
masyarakat yang merupakan segmen UKM retail. SWOT kelompok retail.

Tabel 1. Analisis peluang dan tantangan UKM pada masa pandemi covid 19
kelompok UMKM Peluang Ancaman

Pengecer Dapat memperluas target pasar dengan melakukan Meningkatkan penguasaan teknologi
pemasaran offline dan online secara bersamaan

Memiliki peluang untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar Menggandeng Gojek atau Grab sebagai mitra pemasaran

Makanan dan minuman Dapat memperluas target pasar dengan melakukan pemasaran Meningkatkan penguasaan teknologi
offline dan online secara bersamaan

Toko bisnis online tidak harus memiliki toko Menggandeng Gojek atau Grab sebagai mitra pemasaran

Keahlian Bisa berjualan online dan offline sekaligus untuk memperluas Meningkatkan penguasaan teknologi
pasar

Dapat merintis pasar ekspor melalui media marketplace Berkolaborasi dengan generasi millenial untuk membantu
operasional digital marketing

Mengoptimalkan pasar online melalui Bermitra dengan pasar (Shopee,


perdagangan elektronik Bukalapak, Tokopedia, and others)

76 Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Indonesia, Vol. 3 No. 2, Mei 2017


Machine Translated by Google
P-ISSN : 2407-5434 E-ISSN : 2407-7321 Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Indonesia, Vol. 9
Nomor 1 Januari 2023
Terakreditasi Kementerian RTHE Nomor 32a/E/KPT/2017

Berdasarkan hasil analisis SWOT pada tabel 2 di atas selama 4 bulan pertama di masa pandemi Covid-19.
terlihat bahwa penggunaan media digital yang digunakan Selanjutnya, bisnis makanan dan minuman perlahan
oleh kelompok UKM ritel di Jawa Timur hanya WhatsApp. bangkit kembali setelah bermitra dengan Grab food. Bahkan
Namun pengelola retail selalu merespon semua pertanyaan beberapa usaha makanan bisa dilakukan dari rumah, tanpa
pelanggan terkait produk yang dijual. Jawaban yang harus memiliki warung. Hal ini sesuai dengan hasil
disampaikan pelaku usaha ritel melalui media sosial harus penelitian Mogos (2015) yang menyatakan bahwa
mudah dibaca tanpa menyinggung perasaan pelanggan. pemanfaatan digital marketing pada UKM dapat menjadi
Bahkan beberapa UKM retail menyediakan delivery order kekuatan untuk menciptakan strategi bersaing. Sementara
pada masa pandemi Covid 19 ini, karena rata-rata rumah itu, Taiminen & Karjaluoto (2015) mengemukakan bahwa
pelanggannya berada tidak jauh dari toko retail. Pelanggan pemasaran digital dapat membangkitkan semangat UKM
menginginkan layanan pesan antar dengan alasan dalam bersaing dengan produk manufaktur. Erlangga
mengurangi mobilitas dan menghindari kerumunan. Dengan (2021) menyatakan bahwa bisnis makanan justru mengalami
demikian, jika dilihat dari omzet penjualan, UMKM ritel peningkatan penjualan pada masa pandemi Covid 19
hampir tidak terdampak pandemi Covid 19. Hal ini relevan karena penerapan digital marketing. Berikut hasil analisis
dengan apa yang disampaikan Fitriasari (2020) bahwa SWOT pada UKM kerajinan tangan.
UKM perlu meningkatkan kapasitas karyawannya dalam
menguasai teknologi agar bisa bertahan di masa pandemi CovidBerdasarkan
19. Tabel 4 terlihat bahwa proses produksi
Berikut hasil analisis SWOT terhadap UKM makanan dan kerajinan marmer pada UKM di Kabupaten Tulungagung
minuman. telah memanfaatkan teknologi, sehingga mampu melayani
permintaan dalam jumlah besar. Namun pada masa
Berdasarkan analisis SWOT pada tabel 3 terlihat bahwa pandemi Covid 19, omzet penjualan kerajinan marmer
pemanfaatan teknologi digital mempunyai pengaruh yang menurun drastis hingga 80%. Penerapan digital marketing
sangat besar terhadap omzet penjualan. Pada awal pada industri kerajinan marmer tidak berpengaruh signifikan
pandemi Covid-19, banyak UKM makanan dan minuman terhadap peningkatan omzet penjualan. Akibatnya banyak
yang mengalami penurunan penjualan. Namun setelah UKM marmer yang bangkrut karena tidak mampu membayar
kurang lebih 4 bulan masa pandemi Covid 19, UKM biaya operasional. Beberapa UKM lebih memilih
makanan dan minuman mulai menyesuaikan diri dengan menghentikan proses produksi dan hanya menjual produk
perubahan dan bermitra dengan Grab food. Bahkan literasi yang tersedia di gudang. Namun tidak demikian halnya
digital diajarkan oleh pengelola grab food untuk dengan batik yang masih bisa bertahan melalui pasar
memudahkan UKM dalam menjalankan aplikasi. Selama shopee dan bukalapak. Keterlibatan karyawan milenial
melakukan penjualan online menggunakan Grab food, dapat membantu UKM batik dalam menjalankan pemasaran
UKM makanan dan minuman tetap melayani penjualan offline. Kemerosotan
berbasis digital.
penjualan hanya terasa

Tabel 2. Matriks Analisis SWOT Kelompok UMKM Ritel


Kekuatan (S) Kelemahan (W)
• Melayani konsumen akhir secara langsung • Rendahnya penguasaan teknologi
• Dapat mengetahui selera konsumen yang • Jumlah modal yang terbatas
dibidik dengan tepat

Peluang (O) Strategi JADI Strategi WO


• Dapat memperluas target pasar dengan cara • Menyediakan kebutuhan masyarakat di masa • Meningkatkan penguasaan teknologi
melakukan pemasaran offline dan online pandemi melalui pelatihan atau belajar mandiri
secara bersamaan • Menggunakan media sosial WhatsApp untuk • Memanfaatkan Kredit Murah (KUR)
• Peluang mendapatkan keuntungan lebih besar informasi barang dan jasa

Ancaman (T) Strategi ST Strategi WT


• Jika ingin bertahan, Anda harus berani • Melayani pembelian pesan antar • Meningkatkan penguasaan teknologi
mengubah teknologi melalui pelatihan
• Menggandeng Gojek atau Grab sebagai mitra • Perintis kemitraan dengan Gojek atau Grab • Melibatkan karyawan milenial dalam
pemasaran pemasaran berbasis digital

Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Indonesia, Vol. 3 No. 2, Mei 2017 77


Machine Translated by Google
P-ISSN : 2407-5434 E-ISSN : 2407-7321 Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Indonesia, Vol. 9
Nomor 1 Januari 2023
Terakreditasi Kementerian RTHE Nomor 32a/E/KPT/2017

Tabel 3. Matriks Analisis SWOT Kelompok UKM Makanan dan Minuman


Kekuatan (S) Kelemahan (W)
• Dapat mengetahui selera konsumen dengan mudah • Rendahnya penguasaan sumber daya manusia
• Memiliki produk unik yang berbeda terhadap teknologi.
dari kompetitor • Keterbatasan modal

Peluang (O) Strategi JADI Strategi WO


• Dapat memperluas target pasar dengan cara • Bermitra dengan Gojek/Grab untuk menjangkau • Meningkatkan penguasaan teknologi
melakukan pemasaran offline dan online pasar yang lebih luas. • Memanfaatkan Kredit Murah (KUR)
secara bersamaan • Selalu berinovasi menemukan hal-hal baru untuk
• Dapat mendirikan usaha tanpa harus memiliki memenuhi kebutuhan pelanggan

toko

Ancaman (T) Strategi ST Strategi WT


• Meningkatkan penguasaan teknologi • Melayani penjualan offline dan online • Bantuan sumber daya manusia dalam

• Menggandeng Gojek atau Grab sebagai mitra sekaligus untuk mengoptimalkan pendapatan penerapan teknologi
pemasaran • Melibatkan karyawan milenial dalam
pemasaran berbasis digital

Tabel 4. Matriks Analisis SWOT Kelompok UKM Kriya


Kekuatan (S) Kelemahan (W)
• Memiliki produk unik yang berbeda • Produk kerajinan tangan tidak termasuk dalam
dari kompetitor kebutuhan pokok
• Proses produksi sudah memanfaatkan • Keterbatasan modal
teknologi

Peluang (O) Strategi JADI Strategi WO


• Dapat menjual produk secara online dan • Dapat merintis pasar ekspor melalui • Optimizing the use of marketplaces (Shopee,
offline untuk memperluas pasar. media marketplace Tokopedia, Bukalapak, etc.)
• Optimalisasi pasar online melalui • Teruslah berinovasi dan mencoba hal-hal
perdagangan elektronik baru • Memanfaatkan Kredit Murah (KUR)

Ancaman (T) Strategi ST Strategi WT


• Memasuki pasar ekspor melalui jalur • Merintis kemitraan dengan • Meningkatkan penguasaan teknologi dengan
marketplace. marketplaces (Shopee, Bukalapak, pelatihan
Tokopedia, dan lainnya) • Berkolaborasi dengan generasi milenial untuk
membantu operasional pemasaran digital.

Hasil wawancara dengan UKM kerajinan menunjukkan Pandemi covid-19. Akhirnya di penghujung tahun 2020
bahwa sifat industri kerajinan memang berbeda-beda, ada para pengrajin mulai kembali menghubungi pasar Eropa
yang kebutuhan primer dan ada pula yang sekunder. Posisi dan menerima pesanan wastafel dalam jumlah yang sangat
produk kerajinan tangan lebih bersifat sekunder, mengalami banyak. Hal ini tentu saja memberatkan para perajin
penurunan penjualan pada saat krisis. Dengan kondisi sehingga pengiriman terpaksa ditunda terlebih dahulu agar
perekonomian yang semakin sulit di masa pandemi harga peti kemas kembali stabil. Seperti yang diungkapkan
Covid-19, masyarakat lebih mengutamakan pemenuhan salah satu pengrajin marmer berikut ini.
kebutuhan primer dibandingkan kebutuhan sekunder.
Namun permasalahan ini harus segera diselesaikan karena “Saya memilih menunda pengiriman barang ke
Eropa karena biaya ekspor lebih mahal dibandingkan
bagaimanapun kehidupan harus tetap berjalan meski
harga barangnya sendiri. Sehingga sementara saya
dalam kondisi pandemi. Para perajin marmer masih simpan barang saya di gudang sampai biaya ekspor
berharap pasar ekspor bisa kembali bangkit seperti dulu kembali stabil”

78 Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Indonesia, Vol. 3 No. 2, Mei 2017


Machine Translated by Google
P-ISSN : 2407-5434 E-ISSN : 2407-7321 Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Indonesia, Vol. 9
Nomor 1 Januari 2023
Terakreditasi Kementerian RTHE Nomor 32a/E/KPT/2017

Hal ini relevan dengan hasil penelitian Gregori dkk. (2015) Untuk bangkit dan berkembang di masa pandemi adalah
bahwa pemanfaatan digital marketing tidak selalu dengan memanfaatkan kekuatan untuk meraih peluang,
memberikan dampak positif. Terkadang ada masalah yang mengurangi kelemahan untuk mengatasi ancaman. Bentuk
tidak bisa diprediksi sebelumnya. kegiatan untuk melaksanakan rekomendasi tersebut adalah
dengan meningkatkan kemampuan pengelola UKM dalam
menguasai teknologi dan terus berupaya meningkatkan
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI kualitas pelayanan agar mampu bersaing dengan produk
sejenis baik lokal, nasional, dan internasional.
Kesimpulan
Rekomendasi
Identifikasi permasalahan yang dihadapi UKM dalam
menjalankan usahanya di masa pandemi virus Corona. Meski Pandemi belum usai, kehidupan harus terus berjalan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa hampir semua jenis Untuk itu, sebagai wirausaha, UKM harus tetap semangat
UKM mengalami penurunan permintaan selama pandemi virus Corona.
menatap masa depan. Meningkatkan kemampuan untuk
Di antara tiga kelompok UKM yang menjadi subjek penelitian dapat menjalankan bisnis online baik secara otodidak
ini, yaitu usaha ritel, makanan dan minuman, serta kerajinan maupun dengan mengikuti berbagai pelatihan yang telah
tangan, yang paling menderita akibat pandemi virus Corona disiapkan oleh Dinas Koperasi, Perindustrian dan
adalah UKM kerajinan tangan, khususnya marmer. Status Perdagangan atau narasumber lainnya. Jika bisnis yang
produk kerajinan marmer di mata konsumen adalah sebagai ada mengalami pertumbuhan yang lesu selama Pandemi,
kebutuhan sekunder, sehingga perilaku belanja konsumen maka para pelaku UKM tidak perlu ragu untuk beralih ke
lebih mengutamakan kebutuhan primer seperti pangan dan bisnis lain yang lebih prospektif selama pandemi.
kesehatan. Pasar ekspor produk marmer juga terdampak Bukan berarti bisnis lama ditinggalkan, karena jika suatu
pandemi Covid-19. saat keadaan kembali normal maka bisnis lama bisa berjalan
kembali. Meski saat ini pemasaran berbasis digital lebih
direkomendasikan, namun jika keadaan kembali normal
Virus Corona datang secara tiba-tiba tidak hanya di maka strategi pemasaran berbasis offline dan online lebih
Indonesia, bahkan hampir seluruh negara di dunia terkena direkomendasikan.
virus ini. Berbagai upaya pemerintah Indonesia dalam
menghambat penyebaran virus Corona seperti PSBB
(Pembatasan Sosial Berskala Besar), menghindari REFERENSI
kerumunan dan imbauan untuk tetap berada di rumah
berdampak pada perubahan perilaku masyarakat dalam Mogos RI. 2015. Pemasaran Digital untuk Mengidentifikasi
berbelanja untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Untuk itu Preferensi Pelanggan–Solusi untuk
peningkatan kemampuan para pelaku UKM dalam UKM dalam Memperoleh Keunggulan Kompetitif.
menjalankan pemasaran online melalui media digital sangat Jurnal Internasional Praktik dan Teori Ekonomi 5(3):
diperlukan bahkan menjadi keharusan agar usahanya dapat 240–247.
terus berjalan. Beberapa UKM menganggap masa pandemi Taiminen HM, Karjaluoto H. 2015. Penggunaan saluran
sebagai bencana yang menghancurkan usahanya. Namun pemasaran digital pada UKM. Jurnal Pengembangan
di sisi lain, ada juga pelaku UKM yang justru bangkit dan Usaha Kecil dan Usaha
semakin besar di masa Pandemi. Cara pandang UKM 22(4): 633–651. https://doi.org/10.1108/
terhadap pandemi dan kemampuan UKM dalam berinovasi JSBED-05-2013-0073
menjadi kunci kebangkitan perekonomian. Pradhan P, Nigam D, Tiwari CK. 2018. Pemasaran digital
dan UKM: Identifikasi kesenjangan penelitian melalui
Strategi pemasaran digital untuk meningkatkan kinerja UKM Arsip penelitian sebelumnya. Jurnal Perbankan dan
di masa pandemi virus Corona melalui analisis SWOT. Hasil Perdagangan Internet 23(1): 1–14.
analisis faktor internal dan eksternal menunjukkan bahwa Foroudi P, Gupta S, Nazarian A, Duda M. 2017.
posisi UKM di tiga kota dan kabupaten di Jawa Timur Teknologi digital dan kemampuan manajemen
tersebut agresif. Hal ini menunjukkan bahwa posisi UKM pemasaran: mencapai pertumbuhan UKM.
masih mempunyai peluang untuk bangkit dan berkembang Riset Pasar Kualitatif: Jurnal Internasional 20(2):
meski di masa Pandemi. Upaya yang bisa dilakukan UKM 230–246. https://doi.org/10.1108/
untuk bisa QMR-01-2017-0014

Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Indonesia, Vol. 3 No. 2, Mei 2017 79


Machine Translated by Google
P-ISSN : 2407-5434 E-ISSN : 2407-7321 Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Indonesia, Vol. 9
Nomor 1 Januari 2023
Terakreditasi Kementerian RTHE Nomor 32a/E/KPT/2017

Gregori GL, Marinelli L, Temperini V. 2015. Penggunaan AS: Sage Publication, Inc.
alat pemasaran digital pada UKM: kebutuhan, Kotler PT, Keller KL. 2011. Manajemen Pemasaran.
masalah dan peluang. Sebuah studi empiris di Pendidikan Pearson
Wilayah Marche. Jurnal Internasional Penjualan, Rangkuti F. 2005. Analisis SWOT: Teknik Membedah
Ritel dan Pemasaran 4(4): 69–77. Kasus Bisnis. Jakarta: Gramedia.
Parsons A, Zeisser M, Waitman R. 1998. Mengorganisir Mangold WG, Fauld DJ. 2009. Media sosial: elemen hibrid
hari ini untuk pemasaran digital masa depan. baru dalam bauran promosi. Cakrawala Bisnis 52:
Jurnal Pemasaran Interaktif 12(1): 31–46. 357–365. https://doi.org/10.1016/j.
Fitriasari F. 2020. Bagaimana Usaha Kecil dan Menengah bushor.2009.03.002
Enterprises (SME) survive the COVID-19 outbreak?. Govender J. 2013. Menggunakan Internet untuk
Jurnal Inovasi Ekonomi 5(3): 53–62. https://doi.org/ memasarkan usaha kecil, menengah dan mikro di
10.22219/jiko.v5i3.11838 negara berkembang. Permasalahan dan Perspektif
Bartik AW, Bertrand M, Cullen ZB, Glaeser EL, Luca M, dalam Manajemen 11(4).
Stanton CT. 2020. Bagaimana usaha kecil Erlangga H. 2021. Pengaruh Pemasaran Digital Dan
menyesuaikan diri terhadap COVID-19? Bukti awal Media Sosial Terhadap Niat Beli UKM
dari survei (No. w26989). Biro Riset Ekonomi Produk makanan. Jurnal Pendidikan Komputer dan
Nasional. https://doi.org/10.3386/ Matematika Turki (TURCOMAT) 12(3): 3672–3678.
w26989 https://doi.org/10.17762/turcomat.
Chaffey D, Ellis-Chadwick F, Mayer R, Johnston K. 2009. v12i3.1648
Pemasaran Internet: strategi, implementasi dan Foroudi P, Gupta S, Nazarian A, Duda M.
praktik. Pendidikan Pearson. 2017. Teknologi digital dan kemampuan manajemen
Coviello N, Milley R, Marcolin B. 2001. pemasaran: mencapai pertumbuhan UKM. Riset
Memahami interaktivitas yang didukung TI dalam Pasar Kualitatif: Jurnal Internasional 20(2): 230–
pemasaran kontemporer. Jurnal pemasaran 246. https://
interaktif 15(4): 18–33. https://doi.org/10.1002/ doi.org/10.1108/QMR-01-2017-0014
kamu.1020 Jokonya O, Mugisha C. (2019, Juni). Faktor-faktor yang
Dev SM, Sengupta R. 2020. Covid-19: Dampak terhadap mempengaruhi adopsi UKM ritel terhadap media
perekonomian India. Institut Penelitian Pembangunan sosial untuk pemasaran digital. Dalam Konferensi
Indira Gandhi, Mumbai April. Eropa ke-6 tentang Media Sosial ECSM 2019 (hlm. 145).
Miles MB, Huberman AM, Saldana J. 2014. Analisis Data Konferensi Akademik dan penerbitan terbatas.
Kualitatif. Buku Sumber Metode. Edisi 3.

80 Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Indonesia, Vol. 3 No. 2, Mei 2017

Anda mungkin juga menyukai