Anda di halaman 1dari 20

PROGRESIF: Jurnal Hukum volume XVII /No.

1/Juni 2023 Nama: Yatini

Perlindungan Konsumen Jasa Parkir Pusat Perbelanjaan

Yatini, Mieke Yustia Ayu Ratna Sari, Ahmad Zazili


Fakultas Hukum Universitas Widya Gama Mahakam, Fakultas Hukum
Universitas Tulang Bawang Lampung, Fakultas Hukum Universitas Lampung
email: miekeius@gmail.com

Abstract
The implementation of parking at Samarinda City Mall is carried out using the
parking model and parking space leases, with variations in standard clauses.
Potential disputes between the parties in this legal relationship can occur due to
damage or loss caused by the actions of third parties, which have an impact on
consumer losses. Variations in the implementation of parking have an impact on
legal uncertainty which results in non-optimal legal protection for consumers of
parking services. The research method used is empirical juridical supported by
factual data obtained from research at the Samarinda City Mall. The results of the
study show that the management and arrangement of parking at the Samarinda
Mall is constructed as a parking agreement, the manager is responsible for damage
and loss of vehicles using parking services. The standard clause on parking tickets
is an exoneration clause, while the standard clause on parking space leases is not
an exoneration clause. Even though BPSK Kota Samarinda has supervisory
authority for standard clauses, its implementation is less effective. Supervision can
be carried out by the permit giver for effective guidance and administrative
sanctions. The implementation of parking space leases at the Samarinda Mall must
be disciplined, because it is an avoidance of the responsibility of business actors,
as an effort to optimize consumer protection.
Keywords: Consumer Protection, Parking Services, Standard Clause.

Ringkasan
Penyelenggaraan parkir di Mall Kota Samarinda dilaksanakan dengan model parkir
dan sewa lahan parkir, dengan variasi klausula baku. Parkir pada hakikatnya
dikonstruksikan sebagai perjanjian penitipan barang, namun juga diterapkan sistem
sewa lahan parkir, yang berdampak terhadap ketidakpastian ganti kerugian
konsumen dalam hal terjadi kerusakan dan/ atau kehilangan kendaraan.Variasi
penyelenggaraan parkir berdampak ketidakpastian hukum yang berakibat tidak
optimalnya perlindungan hukum bagi konsumen. Penelitian ini bertujuan, pertama
menganalisis penerapan model sewa parkir yang disertai dengan pencantuman
klausula baku. Kedua menganalisis dan menggali bentuk penyelenggaraan parkir
yang memberikan perlindungan perlindungan bagi konsumen secara optimal.
Metode penelitian yang digunakan yakni yuridis normatif yang didukung dengan
data faktual. Hasil penelitian, pertama, terdapat dua bentuk penyelenggaraan parkir
di Mall Samarinda, yaitu yang dikonstruksikan sebagai perjanjian penitipan,
pengelola bertanggungjawab atas kerusakan dan kehilangan kendaraan konsumen.
Klausula baku pada karcis parkir merupakan klausula exonerasi, sedangkan parkir
yang dikonstruksikan sebagai perjanjian sewa lahan, tidak bertanggunjawab atas

108
PROGRESIF: Jurnal Hukum volume XVII /No. 1/Juni 2023 Nama: Yatini

kerusakan dan kehilangan kendaraan konsumen. Klausula baku pada sewa lahan
parkir di Mall Samarinda bukan klausula exonerasi. Kedua, bentuk
penyelenggaraan parkir yang memberikan perlindungan kepada konsumen adalah
bentuk parkir yang dikonstruksikan sebagai perjanjian penitipan. Untuk
memberikan perlindungan kepada konsumen secara optimal, maka
penyelenggaraan parkir di mall Samarinda harus dikembalikan kepada bentuk
parkir perjanjian penitipan, yang mampu memberikan jaminan keamanan dan
keselamatan terhadap obyek perjanjian, bukan parkir yang dikonstruksikan sebagai
sewa lahan.
Kata Kunci: Perlindungan Konsumen, Sewa Parkir, Klausula eksonerasi

A. Pendahuluan penyelenggaraan parkir, tidak


Penyelenggaraan parkir di Mall mengatur penyelenggaraan sewa
Kota Samarinda, tidak semuanya lahan parkir. Perda ini mengatur salah
berbentuk parkir sebagai penitipan, satu kewajiban penyelenggara parkir.
tetapi juga berbentuk sewa lahan Mall sebagai Penyelenggara Tempat
parkir. Dua model penyelenggaraan Khusus Parkir Swasta wajib
parkir tersebut, dalam pelaksanaanya bertanggungjawab atas keamanan
diikuti dengan bentuk karcis yang kendaraan beserta perlengkapannya.
bervariasi. Hal tersebut nampak pada Sifat terbuka dari Buku III
bunyi klausula baku di karcis tersebut KUHPerdata dan adanya asas
yang secara substantif menyatakan kebebasan berkontrak memberikan
bahwa “kerusakan dan kehilangan kebebasan untuk membuat perjanjian
atas kendaraan serta barang-barang oleh siapapun dengan obyek apapun,
yang berada di dalamnya bukan yang dibatasi dengan sahnya
menjadi tanggungjawab pengelola perjanjian pada Pasal 1320. Namun
parkir”. Hal mana terdapat untuk memberikan perlindungan
ketidakpastian hukum dalam kepada konsumen, secara lex
penyelenggaraan parkir tersebut. specialis derogate legi generali,
Ketentuan Pasal 17 huruf (b) ketentuan Pasal 18 Ayat (1) UU No.
Perda Kota Samarinda No. 5/2015 8/1999 tentang Perlindungan
Tentang Pengelolaan dan Penataan Konsumen (UU Perlindungan
Parkir (Perda Parkir Samarinda), Konsumen), telah mengatur larangan
hanya mengatur model pencantuman klausula baku yang

109
PROGRESIF: Jurnal Hukum volume XVII /No. 1/Juni 2023 Nama: Yatini

menyatakan,“pengalihan sebagai perjanjian penitipan, namun


tanggungjawab pelaku usaha”. dikonstruksikan sebagai perjanjian
Beberapa penelitian terdahulu sewa lahan parkir.
lebih banyak menganalisis terkait Sehingga dari penelitian yang
dengan konstruksi hukum parkir yang telah ada, belum nampak analisis
mana secara substantif terkait penyelenggaraan sewa parkir
mengkonstruksikan parkir adalah yang mencantumkan klausula baku,
perjanjian penitipan barang.1 yang pada hakikatnya pencantuman
Terhadap kehilangan barang dan/atau klausula baku diperbolehkan,
kendaraan penyelenggara parkir tetap sepanjang tidak bertentangan dengan
bertanggungjawab mengganti ketentuan Pasal 18 ayat (1) UU
kerugian tersebut.2 Penelitian Perlindungan Konsumen, yang secara
sebelumnya juga telah ada tentang tersirat tidak bertentangan dengan
penyelenggaraan sewa parkir, namun Pasal 18 Ayat (1) UU Perlindungan
masih bersifat deskriptif dan belum Konsumen (bukan klausula baku
dianalisis secara mendalam, terkait eksonerasi (exoneration clauses) atau
dengan klausula baku pada model klausula eksemsi (exemption
sewa parkir tersebut.3 Termasuk clauses), namun pada hakikatnya
dalam tanggungjawab memberikan bertentangan konsep perlindungan
ganti rugi perpektif hukum perdata, konsumen. Mengingat konstruksi
meskipun dianalisis terkait sewa hukum pertanggungjawaban parkir
parkir,4 namun belum dikaitkan sebagai penitipan barang secara
dengan klausula baku pada model substantif berbeda dengan konstruksi
parkir yang dikonstruksikan bukan

1
Suryahartati, D. Perjanjian Penitipan Parkir Tempat Khusus Dan Pelaksanaannya
Barang Dalam Pengelolaan Parkir Bagi Di Kabupaten Buleleng (Studi Di Dinas
Perlindungan Konsumen Di Indonesia. Acta Perhubungan Kabupaten Buleleng); Vol 10,
Diurnal Jurnal Ilmu Hukum No 2. 2022
4
Kenotariatan, Vol 2 NO 2, 2019, 252-266 Edi Yanto, Imawanto, Tin Yuliani ,
2
Syalom W.J. Gerungan2 Anna Wahongan3 Perlindungan Hukum Konsumen Jasa Parkir
Roy Lembong (2022), Pertanggungjawaban Ditinjau Dari Hukum Positif, Media
Perdata Pengelola Parkir Terhadap Keadilan: Jurnal Ilmu Hukum , Volume 11
Kendaraan Konsumen. Nomor 1, April 2020: (112-128),
3
Nyoman Muliartini, Ni Ny. Mariadi, I
Nyoman Surata, Konstruksi Hukum Jasa

110
PROGRESIF: Jurnal Hukum volume XVII /No. 1/Juni 2023 Nama: Yatini

sewa parkir dalam memberikan perlindungan hukum bagi konsumen


perlindungan kepada konsumen. secara optimal.

B. Metode Penelitian C. Pembahasan


Jenis penelitian ini yuridis 1. Penyelenggaraan Parkir di
normatif, yang didukung data faktual Mall Kota Samarinda
penyelenggaraan parkir di mall Kota Samarinda memiliki 7
Samarinda. Tujuan penelitian (tujuh) Mall dengan model
pertama, menganalisis pencantuman penyelenggaraan berbentuk
klausula baku eksonerasi pada model penyelenggaraan parkir dan
sewaparkir. Kedua menganalisis dan penyelenggaraan sewa lahan parkir.
menggali bentuk penyelenggaraan Selain itu juga nampak terjadi
parkir di Mall Samarinda yang variasinya model karcis, maupun
memberikan perlindungan model klausula baku yang yang
perlindungan bagi konsumen secara terletak pada karcis sebagai bukti
optimal. Pendekatan perundang- pembayaran parkir (data pribadi dari
undangan digunakan untuk lapangan, pada tanggal 18-19 Juni
menginterpretasikan pasal-pasal yang tahun 2020). Adapun data-data
terkait dengan penyelenggaraan tersebut dapat diklasifikasikan
parkir. Teknik analisa yaitu, menjadi dua yaitu: a.) Model Parkir
mengidentifikasi model sebagai penitipan: dan b) Model
penyelenggaraan parkir sebagai data Parkir sebagai Sewa Lahan Parkir.
dukung guna menganalisa secara Data faktual Mall di Samarinda
mendalam, selanjutnya dikaitkan dengan Model Parkir sebagai titipan
dengan bahan hukum primer berupa barang yaitu: 1) Samarinda Central
peraturan perundang-undangan yang Plasa (SCP) dengan mencantumkan
terkait dengan penyelenggaraan klausula baku: (a.“Segala kehilangan
parkir secara menyeluruh, untuk dan kerusakan menjadi tanggung
menghasilkan preskriptif sebagai jawab pemilik kendaraan, tidak ada
bentuk penyelenggaraan parkir di penggantian dalam bentuk apapun”;
Mall Samarinda yang memberikan dan b) “Segala bentuk kehilangan dan

111
PROGRESIF: Jurnal Hukum volume XVII /No. 1/Juni 2023 Nama: Yatini

kerusakan merupakan tanggung Secara yuridis penyelenggaraan


jawab pemilik kendaraan”; 2) Plaza parkir di Kota Samarinda diatur
Mulia (tidak mencantumkan klausula melalui Perda Kota Samarinda No. 5/
baku) ; 3) Big Mall Samarinda (tidak 2015 Tentang Pengelolaan dan
mencantumkan klausula baku); 4) Penataan Parkir. Secara umum
Mall Mesra Indah (“Kehilangan atau penyelenggaraan parkir di Samarinda
kerusakan bukan tanggung jawab dikonstruksikan sebagai perjanjian
pengelola”); 5) Giant Extra (tidak penitipan bukan sebagai perjanjian
mencantumkan klausula baku). sewa lahan parkir.
Sedangkan data faktual Mall Berbagai Mall di Kota
dengan model parkir sewa lahan: 1) Samarinda berdasarkan
Mall Samarinda Square (tidak penyelenggaraannya, tergolong
mencantumkan klausula baku); 2) dalam penyelenggara penunjang
Lembuswana (“Segala kerusakan dan usaha pokok dan berdasarkan
kehilangan atas kendaraan serta klasifikasi tempat merupakan jenis
barang-barang yang berada di tempat parkir oleh swasta.
dalamnya adalah tanggung jawab Penyelenggara Tempat Khusus Parkir
pemilik/pengendara kendaraan /tidak Swasta berhak memungut jasa parkir.
ada penggantian berupa apapun dari Sedangkan kewajiban khusus terkait
pengelola”). kerugian konsumen terdapat pada
Berdasarkan data faktual Pasal 36 bahwa, “apabila terjadi
tersebut dapat diklasifikasikan bahwa kehilangan kendaraan di Tempat
dalam penyelenggaraan parkir di mall Khusus Parkir milik Pemerintah
Kota Samarinda terdapat dua macam Daerah dan milik swasta pada saat
model penyelenggaraan parkir jam parkir, menjadi tanggungjawab
dengan sistem penitipan dan parkir pengelola Tempat Khusus Parkir”.
dengan sistem sewa lahan, yang Mencermati ketentuan ini
keduanya sama-sama terdapat berarti dalam hal terjadi kehilangan
pencantuman klausula baku dalam hal kendaraan ditempat parkir milik
terjadi kerusakan dan/atau kehilangan swastapun, pengelola tempat khusus
kendaraan.

112
PROGRESIF: Jurnal Hukum volume XVII /No. 1/Juni 2023 Nama: Yatini

bertanggungjawab atas kehilangan Penitipan kendaraan bermotor


tersebut. kepada pihak pengelola parkir
Variasi penyelenggaraan parkir dilakukan melalui tahapan seperti: 1)
dengan sistem sewa yang terdapat di masuk ke gate yang menyediakan
Mall Kota Samarinda, jelas tidak perjanjian baku (berupa karcis/tiket);
sejalan dengan konsep yang dibangun 2) menyetujui perjanjian yang dibuat
dalam Perda tersebut berbentuk parkir oleh pihak pengelola; 3)
sebagai penitipan barang. Sehingga menempatkan kendaraan pada area
dalam hal terjadi kerugian konsumen yang telah disediakan, 4)
terdapat ketidakpastian melaksanakan kewajiban membayar
pertanggungjawaban yang berakibat jasa penitipan kendaraan sesuai
terhadap tidak optimalnya kesepakatan yang telah ada dalam
perlindungan konsumen dalam parkir kacis/ tiket. Artinya dalam penitipan
tersebut. kendaraan yang dikelola oleh
2. Pertanggungjawaban pengusaha jasa pengelolaan parkir,
Kerugian Konsumen Dalam
maka pihak pengelola meyakini
Model Sewa Lahan Parkir
bahwa mereka memiliki kewajiban
Sebagaimana telah diuraikan
memelihara kendaraan tersebut
dalam beberapa penelitian terdahulu
sebagaimana kendaraannya sendiri.5
bahwa hubungan jasa parkir dengan
Dalam hal terjadi hilangnya
konsumen pada hakikatnya sebagai
kendaraan milik konsumen, maka
perjanjian penitipan barang, karena
menjadi tanggung jawab pengusaha
terpenuhinya substansi unsur Pasal
parkir untuk mengganti kerugian.
1694 KUHPerdata, yang mana
Hal tersebut juga didukung
penitipan barang terjadi bila orang
dengan beberapa Putusan Pengadilan
menerima barang orang lain dengan
sebagai yurisprudensi dalam perkara
janji untuk menyimpannya dan
kemudian mengembalikannya dalam
keadaan yang sama.

5
Dwi Suryahartati, “Perjanjian Penitipan ACTA DIURNAL Volume 2, Nomor 2, Juni
Barang Dalam Pengelolaan Parkir Bagi 2019, hlm. 9
Perlindungan Konsumen Di Indonesia”;

113
PROGRESIF: Jurnal Hukum volume XVII /No. 1/Juni 2023 Nama: Yatini

parkir, contohnya:6 1) Putusan kehilangan mobil tersebut dinilai


Mahkamah Agung (MA) No. adalah kelalaian/keteledoran pihak
3416/Pdt/1985, (perparkiran tergugat/pemohon kasasi). Dengan
merupakan perjanjian penitipan demikian sangat jelas dan tegas
barang, sehingga hilangnya bahwa dalam penyelenggaraan parkir
kendaraan milik konsumen menjadi yang menggunakan konsep parkir
tanggung jawab pengusaha parkir); 2) sebagai penitipan barang dapat
Putusan Mahkamah Agung (MA) No. memberikan kepastian
1367 K/Pdt/2002 (selama kendaraan pertanggungjawaban konsumen yang
milik penggugat parkir/dititipkan mengalami kerugian parkir.
dengan sah didalam area parkir yang Pada penyelenggaraan parkir di
dikelola oleh tergugat adalah Mall Samarinda sebagai penitipan
merupakan tanggung jawab tergugat barang tidak luput dari adanya
sepenuhnya atas telah terjadinya pencantuman klausula baku, yang
kehilangan); 3) Putusan Mahkamah dapat diklasifikasikan sebagai
Agung (MA) No. 1966 K/PDT/2005 klausula eksonerasi yang dilarang
(kewajiban dan tanggung jawab dalam Pasal 18 Ayat (1) UU
pengelola parkir untuk memberikan Perlindungan Konsumen.
penggantian kepada konsumen penggunaan klausula baku eksonerasi
pengguna jasa parkir yang dimaksudkan untuk menghindari
mengalami kehilangan/ kerusakan tanggungjawab pengelola parkir,
dan kecelakaan di lokasi pelataran sedangkan dalam hal terjadi kerugian
parkir); 4) Putusan Mahkamah Agung konsumen harus mendapatkan
(MA) No. 2920 K/Pdt/2011 (bahwa penggantian. Terhadap klausula baku
sudah sewajarnya menjadi tanggung eksonerasi tersebut sebagai substansi
jawab juru parkir apabila kendaraan perjanjian yang aman sahnya
yang sudah membayar karcis parkir perjanjian harus memenuhi Pasal
untuk menggantinya, karena 1320 KUHPerdata sebagai syarat

6
https://intilandasparkir.wordpress.com/yuris 0K%2FPdt%2F,kelalaian%20dari%20pihak
prudensi/#:~:text=Putusan%20Mahkamah% %20pengelola%20parkir.
20Agung%20(MA)%20Nomor%202157%2

114
PROGRESIF: Jurnal Hukum volume XVII /No. 1/Juni 2023 Nama: Yatini

obyektif tidak boleh bertentangan lainnya kenikmatan dari sesuatu


dengan UU. Sehingga pencantuman barang. Selama suatu waktu tertentu
klausula eksonerasi dalam sistem dan dengan pembayaran sesuatu
parkir penitipan, dapat dinyatakan harga, yang oleh pihak tersebut
bertentangan dengan UU belakangan itu disanggupi
perlindungan konsumen dan klausula pembayarannya”.
baku tersebut yang pada hakikatnya Pada hubungan hukum sewa
merupakan perjanjian baku dianggap menyewa, terdapat hak dan
tidak pernah ada. Karenanya dalam kewajiban masing-masing pihak.
hal terjadi kerugian konsumen yang Adapun kewajiban si penyewa,
akibat parkir tetap harus sebagaimana diatur pada ketentuan
dipertanggungjawabkan oleh Pasal 1550 yaitu: Pihak yang
penyelenggara parkir dengan menyewakan diwajibkan karena sifat
memberikan ganti kerugian. persetujuan, dan dengan tak perlu
Terkait dengan pencantuman adanya suatu janji untuk itu;
klausula baku tersebut dapat dilihat menyerahkan barang yang disewakan
adanya Putusan Mahkamah Agung kepada si penyewa; memelihara
(MA) No. 2157 K/Pdt/2010 (Tentang barang yang disewakan sedemikian,
kontrak standart atau kontrak baku hingga barang itu dapat dipakai untuk
”tidak bertanggung jawab atas keperluan yang dimaksudkan;
hilangnya kendaraan bermotor dari memberikan si penyewa kenikmatan
pengguna parkir” ditafsirkan yang tenteram dari barang yang
diberlakukan sepanjang tidak ada disewakan, selama berlangsung sewa.
kelalaian dari pihak pengelola parkir). Pada ketentuan Pasal 1554
Pada sistem sewa lahan parkir KUHPerdata menyebutkan bahwa,
dapat dikaitkan dengan ketentuan “Pihak yang menyewakan tidak
Pasal 1548 KUHPerdata yang diperkenankan selama waktu sewa
dimaksud “sewa-menyewa adalah mengubah ujud maupun tataan barang
suatu persetujuan dengan mana pihak yang disewakan”, ketentuan ini tidak
yang satu mengikatkan dirinya untuk dapat diterapkan pada saat kendaraan
memberikan kepada pihak yang parkir di Mall, pengelola parkir dapat

115
PROGRESIF: Jurnal Hukum volume XVII /No. 1/Juni 2023 Nama: Yatini

mengubah-ubah tempat parkir, parkir dan karcis parkir adalah lembar


mengubah-ubah posisi kendaraan, kertas yang mencantumkan nomor
sehingga “lahan parkir” pun dapat seri, besaran tarif, nomor pengaduan
berubah-ubah tempatnya, konsumen, sebagai bukti pembayaran
berdasarkan kebutuhan dan keadaan. yang dilakukan oleh konsumen parkir
Dalam keadaan demikian maka kepada pengelola parkir.
unsur-unsur sewa menyewa, tidak Terkait dengan sistem sewa
relevan diterapkan dalam lahan parkir pada Mall Samarinda
penyelenggaraan parkir di Mall (tidak Square (tidak mencantumkan
memungkinkan dilaksanakan). klausula baku) dan di Lembuswana
Berdasarkan ketentuan Pasal yang mencantumkan klausula baku
1570 KUHPerdata, jika sewa dibuat bahwa “Segala kerusakan dan
dengan tulisan, maka berakhirnya kehilangan atas kendaraan serta
suatu perjanjian sewa-menyewa barang-barang yang berada di
adalah otomatis berhenti sesuai dalamnya adalah tanggung jawab
dengan batas waktu tertentu yang pemilik/pengendara kendaraan /tidak
sudah dicantumkan dalam perjanjian ada penggantian berupa apapun dari
tersebut, sedangkan pada sewa lahan pengelola.
parkir di Mall berakhirnya suatu Menurut Mariam Darus
perjanjian sewa tidak terdapat Badrulzaman Perjanjian baku adalah
kepastian hukumnya, mengingat perjanjian yang isinya dibakukan dan
konsumen bisa menggunakan lahan dituangkan dalam bentuk formulir.7
parkir tersebut sesuai dengan Sehingga klausula yang tercantum
kebutuhan (tidak pasti), masing- pada karcis parkir, pada hakikatnya
masing konsumen kebutuhan adalah bersubstansi perjanjian.
lamanya menggunakan lahan parkir Menurut Johannes Gunawan,
berbeda-beda. Tolok ukur dari perjanjian baku berbeda dengan
pembayaran bertumpu pada karcis klausula baku. Perjanjian baku/

7
Mariam Darus Badrulzaman,“Perjanjian
Kredit Bank”, (Bandung: Alumni, 1978),
hlm.48

116
PROGRESIF: Jurnal Hukum volume XVII /No. 1/Juni 2023 Nama: Yatini

perjanjian standar (standar form perjanjian karena di dorong oleh


contract/standardized contracts/ faktor kebutuhan.
adhesion contracts) adalah perjanjian Meskipun pencantuman
tertulis berupa dokumen yang isi, klausula baku berpotensi merugikan
bentuk, serta cara penutupannya telah konsumen, karena tidak terdapat
dibakukan secara sepihak oleh salah negosiasi, namun diperbolehkan
satu pihak, kemudian digandakan, sepanjang tidak bertentangan dengan
dan digunakan secara masal tanpa Pasal 18 Ayat (1) UU Perlindungan
mempertimbangkan perbedaan Konsumen, salah satunya terkait
kondisi yang dimiliki para pihak dengan klausula baku yang berisi
(take-it or leave-it contracts). Di tentang peralihan risiko (klausula
dalam perjanjian baku terdapat satu exonerasi). Perjanjian baku dengan
atau lebih ketentuan, dapat berupa klausula eksonerasinya pada
pasal, yang disebut sebagai klausula prinsipnya hanya menguntungkan
baku/ klausula standar (standardized pelaku usaha dan merugikan
clauses/standardized terms).8 konsumen, karena klausulnya tidak
Klausula baku bisa juga seimbang dan tidak mencerminkan
dikatakan merupakan bagian atau isi keadilan. Adanya dominasi yang
dari perjanjian baku. Klausula baku pengusaha yang lebih besar
memiliki karakteristik yaitu;9a) dibandingkan dengan konsumen.
Perjanjian dibuat secara sepihak oleh Konsumen hanya menerima
mereka yang posisinya relatif lebih perjanjian karena didorong
kuat dari konsumen;b) Konsumen kepentingan dan kebutuhan. Beban
sama sekali tidak dilibatkan dalam yang seharusnya dipikul pelaku
menentukan isi perjanjian; c) Dibuat usaha, menjadi beban konsumen
dalam bentuk tertulis dan massal; d) karena adanya klausula eksonerasi
Konsumen terpaksa menerima isi tersebut.10

8
Johannes Gunawan, “Perjanjian Baku: 9
Sudaryatmo, “Hukum dan Advokasi
Masalah dan Solusi”; Sesi 1: Praktik Bisnis Konsumen”, (Bandung: Citra Aditya
Bertanggungjawab; Materi diberikan pada Bakti,1999). Hlm. 93
kegiatan Webinar/Peluncuran Buku Online 10
Zulham, “Hukum Perlindungan
Diselenggarakan oleh UAJY, Yogyakarta ; Konsumen”; Edisi Revisi, (Jakarta: Prenada
Selasa, 9 Pebruari 2021 media Grup, 2016). hlm. 67

117
PROGRESIF: Jurnal Hukum volume XVII /No. 1/Juni 2023 Nama: Yatini

Penyelenggaraan parkir dengan terlebih dahulu. Menurut Bernadette


sistem sewa lahan parkir, dapat Waluyo, konstruksi hukum sangat
dimaknai bahwa penyelenggara sewa berpengaruh dalam menentukan
lahan parkir, memberikan lahan apakah pencantuman klausula baku
parkir kepada penyewa lahan parkir merupakan klausula eksonerasi atau
untuk dinikmati/ digunakan sebagai bukan.
lahan parkir. Penyewa lahan parkir Memahami konstruksi hukum
bertanggungjawab terhadap perjanjian parkir sebagai perjanjian
keamanan kendaraannya sendiri. sewa lahan, akan melahirkan hak dan
Sehingga dalam hal terjadi kerusakan kewajiban. Kewajiban pengelola
atau kehilangan kendaraan, parkir menyediakan lahan untuk
penyelenggara sewa parkir tidak digunakan menyimpan kendaraan,
punya tanggungjawab untuk dalam hal ini penyewa berhak
mengganti kerugian terhadap menikmati. Secara hukum dalam hal
penyewa lahan parkir tersebut. terjadi kehilangan merupakan
Secara yuridis terdapat tanggungjawab penyewa/pemilik
perbedaan konstruksi hukum antara kendaraan. Sehingga dalam hal
penyelenggaraan parkir dengan terdapat pencantuman klausula baku,
sistem penitipan barang dan kehilangan merupakan
penyelenggaraan parkir dengan tanggungjawab penyewa/pemilik
sistem sewa lahan parkir, termasuk mobil, maka hal demikian bukan
dalam hal pertanggungjawabannya. klausula eksemsi/eksonerasi. Terkait
Bagaimana dengan perjanjian hal ini dapat dihubungakan dengan
baku yang bersubstansi peralihan penyelenggaraan parkir di Mall
risiko pada karcis parkir pada parkir Samarinda yang menggunakan
dengan sistem perjanjian penitipan konsep sewa lahan dan
dan parkir dalam sistem perjanjian mencantumkan “Segala kerusakan
sewa lahan tersebut? Untuk dan kehilangan atas kendaraan serta
menganalisa klausula baku tersebut barang-barang yang berada di
secara mendalam, maka kita harus dalamnya adalah tanggung jawab
mengetahui konstruksi hukumnya pemilik/pengendara kendaraan/tidak

118
PROGRESIF: Jurnal Hukum volume XVII /No. 1/Juni 2023 Nama: Yatini

ada penggantian berupa apapun dari Secara yuridis,


pengelola”, bukan merupakan penyelenggaraan parkir yang
klausula eksemsi/eksonerasi. Karena dikonstruksikan sebagai perjanjian
tanggungjawabnya berada pada jasa penitipan kendaraan lebih
konsumen. memberikan perlindungan hukum
Berbeda dengan konsep kepada konsumen dibandingkan
tanggungjawab pada perjanjian parkir dengan penyelenggaraan jasa parkir
sebagai perjanjian penitipan, maka dengan sistem sewa lahan parkir.
pengelola parkir berkewajiban Secara konseptual penyelenggaraan
menjaga barang titipan, dan harus parkir dengan sistem penitipan barang
mengembalikan seperti semula bertanggungjawab terhadap
kepada pengguna parkir. Ada kerusakan dan/atau kehilangan
tanggungjawab penerima titipan.11 kendaraan konsumen, tetapi
Sehingga dalam hal terdapat penyelenggaraan parkir dengan
pencantuman klausula sebagaimana sistem sewa lahan tidak terdapat
data factual di Samarinda Central kewajiban pertanggungjawaban
Plasa (SCP) dengan mencantumkan terhadap kerusakan dan/atau
klausula baku: (a.“Segala kehilangan kehilangan kendaraan.
dan kerusakan menjadi tanggung Hal tersebut menggambarkan
jawab pemilik kendaraan, tidak ada bahwa dari konstruksi hukum yang
penggantian dalam bentuk apapun”; berbeda dalam satu penyelenggaraan
dan b) “Segala bentuk kehilangan dan parkir di Mall Kota Samarinda,
kerusakan merupakan tanggung keduanya memiliki hak dan
jawab pemilik kendaraan”, maka bisa kewajiban hukum yang berbeda pula.
dipastikan klausula ini merupakan Perbedaan tersebut dikarenakan pada
klausula eksonerasi. Karena hubungan hukum perjanjian
pertanggungjawabannya berada pada perparkiran yang dikonstruksikan
penyelenggara parkir. sebagai perjanjian jasa penitipan,

Bernadette Waluyo, “Perjanjian Baku:


11
Jasa, diselenggarakan oleh BPKN; melalui
Masalah dan Solusi”; Peluncuran Buku dan zoom Meeting, Kamis 11 Pebruari 2021
Webinar Sesi-2: Perjanjian Baku Barang dan

119
PROGRESIF: Jurnal Hukum volume XVII /No. 1/Juni 2023 Nama: Yatini

maka pengelola bertanggung jawab sebagaimana diatur pada


atas kerusakan dan/atau kehilangan KUHPerdata.13
kendaraan yang dititipkan di area Termasuk dengan pencantuman
perparkiran. Sedangkan pada klausula baku pada sistem sewa lahan
perjanjian parkir yang dianggap parkir yang menyebutkan bahwa
sebagai sewa lahan, maka pengelola “Segala kerusakan dan kehilangan
tidak memiliki tanggung jawab atas atas kendaraan serta barang-barang
kerusakan dan/atau kehilangan yang berada di dalamnya adalah
kendaraan yang dititipkan.12 tanggung jawab pemilik/pengendara
Karenanya, penyelenggaraan kendaraan/tidak ada penggantian
parkir di Mall Kota Samarinda yang berupa apapun dari pengelola”,
menerapkan sistem sewa lahan parkir, apabila dikaitkan dengan Pasal 18
berarti penyelenggaraan parkir Ayat (1) UU Perlindungan
tersebut telah mengkualifisir Konsumen, maka klausula baku ini
perjanjian parkir sebagai perjanjian tidak termasuk dalam klasifikasi
penitipan menjadi perjanjian sewa klausula baku eksonerasi. Artinya
lahan. Suatu perjanjian parkir yang penyelenggara parkir dalam sistem
dikualifisir sebagai suatu perjanjian sewa lahan parkir memang tidak
sewa lahan, maka dapat dianggap memiliki tanggungjawab terhadap
telah menciderai peraturan kerusakan dan/atau kehilangan
perundang-undangan. Karena secara kendaraan konsumen. Dalam hal
faktual, konsumen parkir hanya dicantumkannya klausula baku
menitipkan kendaraannya dilahan tersebut memang sudah tepat.
yang telah disediakan oleh pengelola, Karenanya sebagaimana telah
bukan menyewa sebuah petak lahan diuraikan bahwa penerapan sistem
sewa lahan parkir pada

12
Ita Susanti, “Konstruksi Hukum Pactama Indonesia (Secure Parking)
Perparkiran di Indonesia dan Bentuk Terhadap Kehilangan Kendaraan Bermotor
Perlindungannya terhadap Konsumen di DKI Jakarta (Study Kasus: Putusan MA
Menurut UU No. 8 Tahun 1999”; Sigma-Mu No. 2078 K/Pdt/2009)”, Volume 6 Nomor 2,
Vol.3 No.1 – Maret 2011, hlm. 89; 2017 Diponegoro Law Jurnal , hlm. 8
13
Fiona Yosevina T.H, Suradi, Herni
Widanarti, “Tanggung jawab PT Securindo

120
PROGRESIF: Jurnal Hukum volume XVII /No. 1/Juni 2023 Nama: Yatini

penyelenggaraan parkir di Mall dikehendaki untuk dicantumkan


Samarinda tidak tepat dan haruslah dalam kontrak. Namun asas
dikembalikan lagi menjadi parkir kebebasan membuat kontrak tidak
yang dikonstruksikan sebagai berarti bebas tanpa batas, karena
perjanjian penitipan dan bukan negara harus intervensi untuk
sebagai parkir yang dikonstruksikan melindungi pihak yang lemah secara
sebagai sewa lahan yang berpotensi sosial dan ekonomi atau untuk
merugikan bagi konsumen. melindungi ketertiban umum,
3. Penyelenggaraan Parkir di kepatutan dan kesusilaan.15
Mall Samarinda yang
Khususnya dalam upaya memberikan
memberikan Perlindungan
Bagi Konsumen Secara perlindungan bagi konsumen.
Optimal.
Kehadiran klausula baku
Pada hakikatnya terdapat eksonerasi tersebut sangat merugikan
kebebasan para pihak untuk membuat konsumen, dan sebaliknya sangat
sebuah perjanjian, karena adanya asas menguntungkan pelaku usaha atau
kebebasan berkontrak. Kebebasan pengelola parkir, di mana pelaku
membuat perjanjian tersebut bisa dari usaha mempunyai bisnis yang
segi format (bentuk) maupun menjanjikan keuntungan tanpa
substansi (isi).14 Asas kebebasan adanya risiko.16 Isnaeni menyatakan
berkontrak membuat kontrak bahwa, keberadaan Consumer
membebaskan para pihak Contract, pada umumnya hubungan
menentukan apa saja yang ingin antara pelaku usaha dengan
mereka perjanjikan sekaligus konsumen terdapat kesenjangan
menentukan apa saja yang tidak bargaining position. Kondisi ini

14
Agus Yudha Hernoko, (2018) “Prinsip- 15
Muhammad Syaifuddin, “Hukum
Prinsip Hubungan Kontraktual Dalam Kontrak;Memahami Kontrak Dalam
Layanan Jasa Kesehatan”, Materi Perspektif Filsafat, Teori, Dogmatik, dan
disampaikan pada acara seminar, “Hubungan Praktik Hukum (Seri Pengayaan Hukum
Kontraktual Dalam Layanan Jasa Kesehatan, Perikatan)”, Bandung, Mandar Maju, 2012.
kerjasama antara Asosiasi Perancang hlm 89
Kontrak (APK)- Jimly School of Law and 16
Ahmad Zuhairi, dkk, “Tanggung Jawab
Government (JSLG)-DPC PERADI Hukum Pelaku Usaha Parkir Terhadap
Surabaya-FH Universitas Hang Kehilangan Barang Konsumen Dalam
TuahSurabaya, 12 Mei 2018 Kendaraan”, De Jure: Jurnal Hukum dan
Syar’iah, Vol. 12 No. 2 Tahun 2020.

121
PROGRESIF: Jurnal Hukum volume XVII /No. 1/Juni 2023 Nama: Yatini

mengakibatkan menjamurnya kontrak menempatkan kedudukan konsumen


baku yang perancangnya pelaku setara dengan pelaku usaha
usaha yang memiliki posisi tawar berdasarkan prinsip kebebasan
jauh lebih unggul.17 Kontrak baku berkontrak.19
yang memiliki syarat-syarat yang Berdasarkan Pasal 1320 KUH
dinamakan eksonerasi klausules atau Perdata, syarat sahnya perjanjian
ezxemtion clause, hanya memberikan adalah : 1) Kesepakatan para pihak; 2)
dua alternatif yaitu diterima atau Kecakapan 3) Suatu hal tertentu; 4)
ditolak oleh konsumen.18 Sebab yang halal. Suatu perjanjian
UU Perlindungan Konsumen yang tidak memenuhi syarat
pada hakekatnya merupakan salah subyektif, maka perjanjian tersebut
satu instrumen hukum, yang mana, dapat dibatalkan, sedangkan suatu
lahirnya Undang-undang ini perjanjian yang tidak memenuhi
memberikan harapan bagi masyarakat syarat obyektif, maka perjanjian
Indonesia, untuk memperoleh tersebut batal demi hukum, artinya
perlindungan atas kerugian yang dari semula dianggap tidak pernah
diderita atas transaksi suatu barang dilahirkan suatu perjanjian dan tidak
dan jasa. Artinya UUPK dapat pernah ada suatu perikatan.20
memberikan jaminan adanya Klausula baku yang bertentangan
kepastian hukum bagi konsumen. dengan ketentuan Pasal 18 Ayat (1)
Pengaturan larangan UUPK (Kalusula eksonerasi) pada
penggunaan klausula baku sistem parkir yang dikonstruksikan
sebagaimana diatur Pasal 18 Ayat (1) pada perjanjian penitipan, apabila
huruf (a) UUPK, dimaksudkan untuk dihubungkan dengan ketentuan Pasal

17
Moch. Isnaeni, “Seberkas Diorama Hukum Pengalihan Risiko Pada Nasabah Dalam
Kontrak”, Surabaya; 2018, Recka Petra Perjanjian Perjanjian Murabahah Dalam
Media, lm.43.h Perjanjian Pembiayaan”, urnal Mahasiswa
18
Mariam Darus Badrulzaman, “Kontrak Fakultas Hukum Universitas Brawijaya,
Dagang Elektronik Tinjauan Dari Aspek 2014. hlm. 4
Hukum Perdata”: Kompilasi Hukum 20
Perjanjian “Batal Demi Hukum” Dan
Perikatan”, Dalam Rangka Memperingati “Dapat Dibatalkan” http://pn-
Memasuki Masa Purnabakti Usia 85 Tahun, tahuna.go.id/tentang-pengadilan/sistem-
Bandung: Citra Aditya Bakti, 2016, Hlm.285 pengelolaan-pn/kegiatan; diakses 5
19
Dwi Fidhayanti, A. Rachmad Budiono, Desember 2020
Siti Hamidah, “ Keabsahan Klausula

122
PROGRESIF: Jurnal Hukum volume XVII /No. 1/Juni 2023 Nama: Yatini

1320 KUHPerdata, maka klasula kontraktual yang adil dan saling


baku tersebut merupakan substansi menguntungkan.22
perjanjian baku yang tidak memenuhi Ketidakseimbangan antara
ketentuan syarat obyektif suatu pelaku usaha dan konsumen dalam
perjanjian, sehingga dianggap batal berkontrak (berbentuk kontrak baku,
demi hukum dan perjanjian dianggap yang bersubstansi klausula
tidak pernah dilahirkan. Dengan eksonerasi), sudah mendapatkan
demikian pertanggungjawaban intervensi dari penguasa melalui UU
penyelenggara terhadap kerugian Perlindungan Konsumen. Hal mana
konsumen tetap akan ada. penguasa memberikan payung
Urgensi kontrak yang semakin pengaman dalam dunia bisnis yang
disadari para pelaku bisnis, disediakan oleh hukum, yang mana
mengingat tidak ada satupun aktivitas menurut H.Moch Isnaeni disebut
bisnis yang mempertemukan pelaku dengan istilah perlindungan hukum
bisnis dalam pertukaran kepentingan ekseternal. Perlindungan eksternal
mereka tanpa didasarkan atas adalah suatu perlindungan hukum
kontrak. Hal ini juga menunjukkan yang dicipta oleh penguasa lewat
peran sentral hukum kontrak dalam regulasi berupa peraturan
merangkai pola hukum bisnis para perundangan. Perlindungan ini
pelaku usaka.21 merupakan benteng yang
Urgensi pengaturan kontrak dipersiapkan pembentuk Undang-
dalam praktik bisnis, menurut Agus Undang demi menangkal kerugian
Yudha Hernoko adalah untuk juga ketidakadilan, bagi para pelaku
menjamin pertukaran kepentingan pasar yang secraa potensial dapat
(hak dan kewajiban), berlangsung menimpa salah satu kontraktan.
secara proporsional bagi para pihak, Perlindungan eksternal tersebut
sehingga terjalin hubungan dimaksudkan untuk bisnis tetap

21
Muhammad Syaifuddin, “ Hukum Kontrak; 22
Agus Yudha Hernoko, “Hukum Perjanjian
Memahami Kontrak Dalam Perspektif Asas Proporsionalitas dalam Kontrak
Filsafat, Teori, Dogmatik, dan Praktik Komersial”, Jakarta: Kencana, 2014, hlm. 6
Hukum (Seri Pengayaan Hukum Perikatan)”,
Bandung, Mandar Maju, 2012. hlm.4

123
PROGRESIF: Jurnal Hukum volume XVII /No. 1/Juni 2023 Nama: Yatini

bergerak dalam koridor yang patut dalam UU perlindungan konsumen


dan adil.23 hanya mengatur pencantuman
klausula baku dan belum mengatur
Penyelenggaraan parkir dengan terkait dengan transaksi produk jasa
sistem sewa lahan, merupakan sebuah parkir, maka kembali kepada norma
fenomena strategi oleh penyelenggara secara umum yang mengatur
parkir yang hanya menyediakan perjanjian dalam KUHPerdata
lahan, tanpa bertanggungjawab atas apabila terjadi kerusakan atau
kendaraan pengguna, hal mana sangat kehilangan obyek penitipan barang,
merugikan pengguna jasa parkir. maka pengelola parkir wajib
Intervensi negara dalam UU bertanggung jawab untuk
Perlindungan Konsumen sebagai memberikan ganti rugi. Karena
bentuk perlindungan kepada hubungan hukumnya lahir melalui
konsumen terkait parkir di Mall perjanjian penitipan barang bukan
Samarinda haruslah berbentuk perjanjian penyewaan lahan.24
penyelenggaraan parkir yang D. Simpulan
dikonstruksikan sebagai perjanjian Penyelenggaraan parkir di Mall
penitipan, bukan perjanjian sewa Samarinda dilaksanakan dengan dua
lahan parkir, karenanya sistem parkir bentuk yaitu sistem parkir yang
di Mall Samarinda harus dikonstruksikan sebagai perjanjian
diseragamkan sesuai dengan konsep penitipan dan sebagai perjanjian sewa
yang diatur melalui Perda Parkir di parkir lahan dengan variasi klausula
Samarinda. Selain itu secara normatif baku bersifat eksonerasi.
pengelola parkir wajib menjamin Terhadap kerusakan
keamanan dan keselamatan obyek dan/kehilangan kendaraan dalam
perjanjian penitipan barang selama perjanjian penitipan menjadi
jangka waktu tetentu. Mengingat tanggungjawab penyelenggara,

23
H. Moch. Isnaeni, “Seberkas Diorama Parkir Dtinjau Dari Hukum Positif”;
Hukum Kontrak”, (Surabaya: 2014; Revka Volume 11 Nomor 1, April 2020,Media
Petra Media), hlm. 41 Keadilan: Jurnal Ilmu Hukum, hlm. 15
24
Edi Yanto, Imawanto, Tin Yuliani,
“Perlindungan Hukum Konsumen Jasa

124
PROGRESIF: Jurnal Hukum volume XVII /No. 1/Juni 2023 Nama: Yatini

sehingga dalam klausula baku yang


menyatakan “tidak
bertanggungjawab” maka bisa
diklasifikasikan sebagai klausula
eksonerasi. Sedangkan pada
perjanjian sewa lahan parkir,
tanggungjawab bukan pada
penyelenggara. Adanya klausula baku
yang menyatakan “tidak
bertanggungjawab” (peralihan risiko)
tidak dapat diklasifikasikan sebagai
klausula eksonerasi.
Bentuk penyelenggaraan
parkir di Mall Samarinda yang
memberikan perlindungan bagi
konsumen secara optimal yaitu
dengan mengembalikan bentuk
penyelenggaraan parkir yang
dikonstruksikan sebagai perjanjian
penitipan, yang mampu memberikan
jaminan keamanan dan keselamatan
terhadap obyek perjanjian.

125
PROGRESIF: Jurnal Hukum volume XVII /No. 1/Juni 2023 Nama: Yatini

DAFTAR PUSTAKA;
Ahmad Zuhairi, dkk, “Tanggung Jawab Hukum Pelaku Usaha Parkir Terhadap
Kehilangan Barang Konsumen Dalam Kendaraan”, De Jure: Jurnal Hukum
dan Syar’iah, Vol. 12 No. 2 Tahun 2020. ISSN (Online): 2528-1658 DOI;

Agus Yudha Hernoko, (2018) “Prinsip-Prinsip Hubungan Kontraktual Dalam


Layanan Jasa Kesehatan”, Materi disampaikan pada acara seminar,
“Hubungan Kontraktual Dalam Layanan Jasa Kesehatan, kerjasama antara
Asosiasi Perancang Kontrak (APK)- Jimly School of Law and Government
(JSLG)-DPC PERADI Surabaya-FH Universitas Hang TuahSurabaya, 12
Mei 2018;

Agus Yudha Hernoko, “Hukum Perjanjian Asas Proporsionalitas dalam Kontrak


Komersial”, Jakarta: Kencana, 2014.

Bernadette Waluyo, “Perjanjian Baku: Masalah dan Solusi”; Peluncuran Buku dan
Webinar Sesi-2: Perjanjian Baku Barang dan Jasa, diselenggarakan oleh
BPKN; melalui zoom Meeting, Kamis 11 Pebruari 2021;

Dwi Suryahartati, “Perjanjian Penitipan Barang Dalam Pengelolaan Parkir Bagi


Perlindungan Konsumen Di Indonesia”; ACTA DIURNAL Volume 2,
Nomor 2, Juni 2019.

Dwi Fidhayanti, A. Rachmad Budiono, Siti Hamidah, “ Keabsahan Klausula


Pengalihan Risiko Pada Nasabah Dalam Perjanjian Perjanjian Murabahah
Dalam Perjanjian Pembiayaan”, urnal Mahasiswa Fakultas Hukum
Universitas Brawijaya, 2014

Edi Yanto, Imawanto, Tin Yuliani, “Perlindungan Hukum Konsumen Jasa Parkir
Dtinjau Dari Hukum Positif”; Volume 11 Nomor 1, April 2020: (112-
128)|Media Keadilan: Jurnal Ilmu Hukum.

Fiona Yosevina T.H, Suradi, Herni Widanarti, (2017) “Tanggung jawab PT


Securindo Pactama Indonesia (Secure Parking) Terhadap Kehilangan
Kendaraan Bermotor di DKI Jakarta (Study Kasus: Putusan MA No. 2078
K/Pdt/2009)”, Diponegoro Law Jurnal , Vol. 6, No. 2, Tahun 2017;

Ita Susanti, “Konstruksi Hukum Perparkiran di Indonesia 89 dan Bentuk


Perlindungannya terhadap Konsumen Menurut UU No. 8 Tahun 1999”;
Sigma-Mu Vol.3 No.1 – Maret 2011.

Johannes Gunawan, “Perjanjian Baku: Masalah dan Solusi”; Sesi 1: Praktik Bisnis
Bertanggungjawab; Materi diberikan pada kegiatan Webinar/Peluncuran
Buku Online Diselenggarakan oleh UAJY, Yogyakarta ; Selasa, 9 Pebruari
2021

126
PROGRESIF: Jurnal Hukum volume XVII /No. 1/Juni 2023 Nama: Yatini

Moch. Isnaeni, “Seberkas Diorama Hukum Kontrak”, (Surabaya: 2014; Revka


Petra Media).

Mariam Darus Badrulzaman, “Kontrak Dagang Elektronik Tinjauan Dari Aspek


Hukum Perdata”: Kompilasi Hukum Perikatan”, Dalam Rangka
Memperingati Memasuki Masa Purnabakti Usia 85 Tahun, Bandung: Citra
Aditya Bakti, 2016.

Muhammad Syaifuddin, “Hukum Kontrak;Memahami Kontrak Dalam Perspektif


Filsafat, Teori, Dogmatik, dan Praktik Hukum (Seri Pengayaan Hukum
Perikatan)”, Bandung, Mandar Maju, 2012.

Muhammad Syaifuddin, “ Hukum Kontrak; Memahami Kontrak Dalam Perspektif


Filsafat, Teori, Dogmatik, dan Praktik Hukum (Seri Pengayaan Hukum
Perikatan)”, Bandung, Mandar Maju, 2012.

Mariam Darus Badrulzaman, “Perjanjian Kredit Bank”, (Bandung: Alumni, 1978),

Nyoman Muliartini, Ni Ny. Mariadi, I Nyoman Surata (2022), Konstruksi Hukum


Jasa Parkir Tempat Khusus Dan Pelaksanaannya Di Kabupaten Buleleng
(Studi Di Dinas Perhubungan Kabupaten Buleleng); Vol 10, No 2, 2022

Suryahartati, D. (2019). Perjanjian Penitipan Barang Dalam Pengelolaan Parkir


Bagi Perlindungan Konsumen Di Indonesia. Acta Diurnal Jurnal Ilmu
Hukum Kenotariatan, Vol 2 No. 2.

Syalom W.J. Gerungan2 Anna Wahongan3 Roy Lembong (2022),


Pertanggungjawaban Perdata Pengelola Parkir Terhadap Kendaraan
Konsumen

Sudaryatmo, “Hukum dan Advokasi Konsumen”, ( Bandung: Citra Aditya


Bakti,1999).

Zulham, “Hukum Perlindungan Konsumen”; Edisi Revisi, (Jakarta: Prenadamedia


Grup, 2016).

Perjanjian “Batal Demi Hukum” Dan “Dapat Dibatalkan”http://pn-


tahuna.go.id/tentang-pengadilan/sistem-pengelolaan-pn/kegiatan; diakses 5
Desember 2020;
https://intilandasparkir.wordpress.com/yurisprudensi/#:~:text=Putusan%20Mahka
mah%20Agung%20(MA)%20Nomor%202157%20K%2FPdt%2F,kelalaian
%20dari%20pihak%20pengelola%20parkir.

127

Anda mungkin juga menyukai