Anda di halaman 1dari 13

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM GEOLOGI EKSPLORASI

EKSPLORASI BIJIH BESI

OLEH :

MUH. NUR IKHSAN


F 121 17 046

PALU
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................5
PENDAHULUAN...................................................................................................5
1.1 Latar Belakang..........................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5
1.3 Tujuan........................................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
KONDISI GEOLOGI..............................................................................................6
2.1 Geomorfologi............................................................................................6
2.2 Geologi Struktur........................................................................................7
BAB III....................................................................................................................8
METODE EKSPLORASI........................................................................................8
3.1 Penyelidikan Geologi Permukaan.............................................................8
3.2 Pengujian Laboratorium............................................................................9
3.3 Sumur Uji................................................................................................10
3.4 Perhitungan cadangan..............................................................................10
BAB IV..................................................................................................................11
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................11
4.1 Potensi..........................................................................................................11
BAB VI..................................................................................................................12
PENUTUP..............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II
KONDISI GEOLOGI

2.1 Geomorfologi
Morfologi daerah penyelidikan sebagian besar berupa perbukitan dan
sebagian kecil lainnya berupa pedataran sempit. Punggungan perbukitan
memanjang searah dengan sumbu Pulau Sumatra, yaitu berarah baratlaut-
tenggara.
Berdasarkan pada kemiringan lerengnya, morfologi perbukitan ini dapat
dikelompokan menjadi 2 satuan, yaitu perbukitan terjal dan perbukitan
bergelombang lemah-sedang.
Pada peta topografi, daerah bermorfologi perbukitan terjal dicirikan oleh pola
kontur yang rapat, kondisi ini mencerminkan daerahnya disusun oleh batuan yang
keras dan relatif tahan terhadap proses pelapukan dan erosi. Berdasarkan hasil
pengamatan batuan di lapangan, diketahui batuan penyusun, terdiri atas
batugamping / marmer, breksi, batuan metasedimen dan batuan beku. Satuan
batugamping merupakan litologi penyusun utama yang memiliki sebaran paling
luas di daerah penyesidikan.
Pola pengaliran dendritik mencerminkan batuan penyusunnya memiliki
kekerasan relatif seragam yaitu disusun oleh batuan breksi vulkanik dan
batugamping / marmer. Pola pengaliran rektangular terbentuk akibat pengaruh
struktur geologi berupa struktur dan struktur sesar. Struktur sesar di dalam satuan
geomorfologi ini, umumnya berarah baratlaut-tenggara dan utara-selatan, dengan
jenis sesar umumnya mendatar dekstral. Jalur sesar ini memotong secara intensif
satuan batu--gamping, breksi vulkanik dan batuan meta sedimen.
Di dalam areal ini, sebagian besar lahan dimanfaatkan sebagai lahan
perkebunan pinang, sawit dan pala; sebagian lain merupakan areal hutanan dan di
bagian lain hanya ditumbuhi ilalang.
Morfologi pedataran menempati bagian terkecil dari luas daerah
penyelidikan, yaitu sekitar 10 % dari luas total daerah penyelidikan. Satuan
geomorfologi ini terletak di bagian utara daerah penyelidikan, sekitar daerah Ie
Merah. Batas satuan geomorfologi pedataran dengan satuan geomorfologi
perbukitan dibatasi oleh kontak struktural yang berarah baratlaut-tenggara.

2.2 Geologi Struktur


Struktur geologi daerah penyelidik-an secara regional dipengaruhi oleh
aktifitas tumbukan Lempeng Eurasia dengan Lempeng India Australia. Aktifitas
tumbukan kedua lempeng ini menghasilkan sejumlah sesar utama berupa sesar
mendatar yang selan-jutnya diikuti pula oleh aktifitas magmatik yaitu berupa
pemunculan sejumlah gunungapi dan intrusi batuan beku.
Di daerah penyelidikan, struktur geologi yang berkembang berupa struktur
lipatan, struktur sesar menda-tar dekstral dan sesar oblique. Jejak-jejak pergeseran
yang dihasilkan oleh proses pensesaran, ditemukan dalam bentuk cermin sesar,
breksi sesar, lipatan seret. Indikasi sesar oblique lebih dicerminkan oleh bentuk
topo-grafi yang menghasilkan daerah tinggi-an (perbukitan) dan pedataran.
BAB III
METODE EKSPLORASI

3.1 Penyelidikan Geologi Permukaan


Pemetaan geologi permukaan dilakukan untuk mengetahui gambaran
mengenai stratigrafi batuan/formasi dari urutan tertua hingga ke muda, sebaran
batuan di permukaan khusus-nya mengenai sebaran dan dimensi mineral bijih besi
serta formasi-formasi pembawanya, dan struktur geologi yang mempengaruhi
pola sebarannya serta dapat mengkalkulasi jumlah sumberdaya bijih besinya.
Penelitian lapangan dilakukan dengan lintasan tertutup dan terbuka,
tergantung pada kondisi medan, jarak serta cuaca. Lintasan pengamatan di-
lakukan dengan menyusuri aliran sungai, jalan setapak dan membuka jalan
rintisan. Dalam kegiatan lapangan ini ditentukan beberapa lokasi pangkalan kerja
(base camp), sehingga kegiatan lapangan lebih efektif dan efisien.
Pelaksanaan pemetaan geologi ini meliputi :
 Pemetaan singkapan bijih besi dan batuan non-bijih besi secara terukur pada
daerah-daerah dimana batuan tersingkap dengan baik, seperti pada sungai dan
alur-alurnya serta bukaan-bukaan jalan.
 Penentuan lokasi singkapan pada peta dasar dengan mengacu pada hasil
lintasan terukur dan titik-titik yang dikenal di lapangan maupun di peta dasar
dan dibantu dengan alat GPS.
 Deskripsi dan penomeran sing-kapan bijih besi dan batuan non-bijih besi.
Untuk batuan non bijih besi dila-kukan pemerian baik tekstur maupun
struktur sedangkan untuk bijih besi di-lakukan pemerian sifat fisik berupa
jenis, warna, gores, kekerasan, kilap, tingkat pelapukan, ukuran bongkah dan
sebagainya.
 Melakukan pemotretan seluruh singkapan batuan dan mineral bijih.
 Pengambilan contoh batuan dan mineral bijih besi untuk keperluan analisis
laboratorium
Pengambilan contoh batuan dan mineral bijih besi baik magnetit maupun
hematit dilakukan dengan cara secara acak terhadap bongkah bijih besi atau secara
acak terhadap singkapan batuan dan bijih besi.
Pengambilan contoh (sampling) dila-kukan pada batuan non bijih besi dan
bijih besi dengan kriteria sbb.:
 Pada batuan non bijih besi dila-kukan pengambilan contoh hanya untuk hand
specimen.
 Pada bijih besi pengambilan contoh dilakukan secara random sampling
dengan prosedur sebagai berikut :
- Membersihkan permukaan sing-kapan bijih besi hingga dijumpai bagian
yang segar.
- Pengambilan contoh dilakukan pada singkapan maupun bong-kah bijih
besi seberat kurang lebih 10 kg.
- Contoh terambil dikemas dalam kantong plastik tebal berukuran 10 Kg,
diberi label sesuai dengan penomoran pada singkapan ke-mudian dikirim
ke laboratorium.

3.2 Analisis Geokimia


Analisis geokimia laboratorium dilakukan untuk mengetahui kualitas mineral
bijih besinya. Dari pengambilan beberapa contoh bijih besi terpilih, baik yang
berasal dari singkapan maupun dari bongkah bijih besi, seluruhnya dianalisis di
laboratorium untuk mengetahui kandungan unsur dalam konsentrat, antara lain:
Fetotal (FeO dan Fe2O3, Fe3O4) dan Titan. Analisis kimia dapat dilakukan dengan
beberapa metoda, antara lain: AAS, volumetrik, XRF dan ICP
Analisis geokimia bijih besi yang digunakan dalam eksplorasi ini adalah
XRF (X-Ray Fluoresence). Preparasi dilakukan dengan cara conto dan conto
standar/SRM (Standar Reference Material) /InHouse Standar PSDG dicampur
microwax powder, dipress dalam Press machine HERZOG hingga menghasilkan
pelet dengan tekstur permukaan yang rata, halus dan kompak, Selanjutnya Conto
dan conto standar/SRM (Standar Reference Material) /InHouse Standar PSDG
ditimbang kemudian ditambah microwax powder, diaduk sampai homogen
kemudian dimasukan ke dalam aluminium cup dan diratakan. Setelah rata
dimasukkan ke dalam Press Machine HERZOG kemudian di press dengan
kekuatan 90 kN( kilo Newton) ± 15 detik. Label nomor sesuai nomor
analisis/kode conto ditempelkan dibelakang aluminium cup, press powder
disimpan dalam tempatnya.
Prinsip kerja pada analisis ini bijih besi ditembak dengan radiasi eksterna
unsur tersebut sehingga tereksitasi, selang waktu tertentu (orde mikrodetik), akan
kembali ke keadaan dasarnya (de-eksitasi) dengan memancarkan radiasi sinar X-
karakteristik, jumlah sinar radiasi yang dipancarkan sebanding dengan jumlah
unsur didalam conto bijih besi. Pantulan Sinar X- karakteristik memiliki luas area/
λ (panjang gelombang) tertentu sehingga jumlah atau intensitas radiasi kadar
masing- masing unsur dapat ditentukan. Conto press powder pasir besi di
masukkan ke dalam holder, kemudian tekan start untuk memulai analisis, akurasi
dan presisi dari standar SRM, In-House Standar bijih besi PSDG dicek. Apabila
memenuhi persyaratan bisa langsung dilakukan analisis conto. Evaluasi hasil
analisis dan lakukan analisis ulang bila perlu. Hasilnya berupa nilai konsentrasi
Fe2O3, Al2O3, CaO, MgO, Na2O, K2O, SiO2, TiO2, MnO2, Cr2O3, P2O5
dalam persen (%)

3.3 Sumur Uji


Hasil pengamatan bijih besi di beberapa lubang sumur uji, umumnya
menunjukan sifat fisik relatif sama, yaitu berwarna abu-abu kehitaman, dijumpai
berupa bongkah-bongkah lepas berukuran kerikil higga bolder Di beberapa lokasi
sumur uji tidak ditemukan bijih besi, diperkirakan posisinya masih di bawah
permukaan.
Berdasarkan hasil pengamatan di seluruh sumur uji, diketahui umumnya
keberadaan bijih besi dekat ke permukaan. Data-data tersebut ternyata berkorelasi
dengan keberadaan mineral bijih melalui penafsiran geolistrik.
3.4 Perhitungan cadangan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Potensi
BAB VI
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai