Anda di halaman 1dari 17

Kementerian Kesehatan

Direktorat Jenderal Tenaga Kesehatan

em k s ~ Jalan Hang Jebat Ill Blok F3, Kebayoran Baru


Jakarta Selatan 12120, Kotak Pos No. 6015/JKS/GN
2 (021) 7245517
@) https://diijen-nakes.kemkes.go.id
Yth.
1. Kepala Badan Kepegawaian Negara;
2. Deputi SDM Aparatur, Kernenterian PANRB ;
3. Kepala Biro Kepegawaian/ Organisasi SDM Kementerian/Lembaga;
4. Sekretaris Direktorat Jenderal/ Badan di Lingkungan Kementerian Kesehatan;
5. Direktur/Kepala Pusat di Lingkungan Kementerian Kesehatan;
6. Direktur Utama/ Direktur Rumah Sakit Vertikal Kementerian Kesehatan;
7. Kepala UPT Vertikal Kementerian Kesehatan;
8. Kepala Badan Kepegawaian Daerah;
9. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota;
10. Direktur Utama RSUD Provinsi/Kabupat en/Kota;
11 . Kepala UPTD Bidang Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota.

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL TENAGA KESEHATAN


NO MOR : HK.02.02/F/ 5 2 q- /2024
TENTANG
PENGELOLAAN JABATAN FUNGSIONAL
DI BIDANG KESEHATAN
Dengan telah ditetapkannya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun
2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan dan Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07 /MENKES/ 1225/2022 tentang Unit Pembina
Jabatan Fungsional di Lingkungan Kementerian Kesehatan, serta dalam rangka
mengoptimalkan pengelolaan Jabatan Fungsional di Bidang Kesehatan , perlu
diterbitkan Surat Edaran Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan tentang
Pengelolaan J abatan Fungsional di Bidang Kesehatan.
Surat Edaran ini merupakan pedoman bagi Pejabat Pembina Kepegawaian
atau pejabat lain dalam pelaksanaan pengelolaan Jabatan Fungsional di Bidang
Kesehatan.
Mengingat ketentuan:
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2023 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6887);
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2023 Nomor 141, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6897);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
17 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 11
Tahun 201 7 ten tang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6477);
4 . Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 1 Tahun 2023 tentang Jabatan Fungsional (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2023 Nomor 54);
5 . Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 18 Tahun 2017 Tentang
Penyelenggaraan Uji Kompetensi Jabatan Fungsional Kesehatan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 482);
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2017 Tentang
Penyusunan Formasi Jabatan Fungsional Kesehatan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1310);
7 . Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 40 Tahun 2019 tentang
Penataan Jabatan Pelaksana dan Jab atan Fu ngsional di Lingkungan
Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2019 Nomor 1187);
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2022 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 156);
9. Peraturan Badan Kepegawaian Negara Nomor 3 Tahun 2023 tentang
Angka Kredit, Kenaikan Pangkat dan J enjang Jabatan Fungsional
(Berita Negara Republik In donesia Tahun 2023 Nomor 494);
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07 /MENKES/ 1225/2022 Tentang Unit Pembina Jabatan
Fungsional di Lingkungan Kementerian Kesehatan; dan
Memperhatikan :
Surat Menter i Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nom or B/3/M.SM.02.01/2024 tentang Perpindahan Jabatan Fun gsional
dan Uji Kompetensi, serta sehubungan dengan hal-hal tersebut, dengan
ini disampaikan ketentuan pengelolaan jabatan fungsional kesehatan
sebagai berikut:
A. Pembinaan Jabata n Fungsional di Bidang Kesehatan
1. Kementerian Kesehatan merupakan Instansi Pembina 30 (tiga
puluh) Jabatan Fungsional di Bidang Kesehatan, yaitu: Jabatan
Fungsional Administrator Kesehatan, Jabatan Fungsional
Apoteker, Jabatan Fungsional Asisten Apoteker, Jabatan
Fungsional Dokter, Jabatan Fungsional Dokter Gigi, Jabatan
Fungsional Dokter Pendidik Klinis, J abatan Fungsional
Fisioterapis, Jabatan Fungsional Okupasi Terapis , Jabatan
Fungsional Ortotis Prostetis, Jabatan Fungsion al Perawat, Jabatan
Fungsional Terapis Gigi dan Mulut , Jabatan Fungsional Perekam
Medis, Jabatan Fungsional Teknisi Gigi, Jabatan Fungsional
Refraksionis Optisien, J abatan Fungsional Terapis Wicara, J abatan
Fungsional Penata Anestesi, Jabatan Fungsional Asisten Penata
Anestesi, Jabatan Fungsional Bidan, Jabatan Fungsional Teknisi
Transfusi Darah, Jabatan Fungsional Fisikawan Medis, Jabatan
Fungsional Pranata Laboratorium Kesehatan, Jabatan Fungsional
Radiografer, Jabatan Fungsional Teknisi Elektromedis, Jabatan
Fungsional Entomolog Kesehatan, Jabatan Fungsional Psikolog
Klinis, Jabatan Fungsional Epidemiolog Kesehatan, Jabatan
Fungsional Tenaga Sanitasi Lingkungan, Jabatan Fungsional
Nutrisionis, Jabatan Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja, dan
Jabatan Fungsional Tenaga Promosi Kesehatan dan llmu Perilaku.
2. Direktorat Pembinaan dan Pengawasan Tenaga Kesehatan,
Direktorat Jenderal Tenaga Kesehatan merupakan Unit Pembina
Jabatan Fungsional di Bidang Kesehatan.
3. Unit Pembina Jabatan Fungsional di Bidang Kesehatan memiliki
tugas melakukan pembinaan dan pengawasan Jabatan Fungsional
di Bidang Kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan wajib menerapkan prinsip koordinasi,
integrasi dan sinkronisasi, serta bekerjasama dengan unit kerja
teknis di Lingkungan Kementerian Kesehatan yang memiliki
kesesuaian antara tugas pokok dan fungsi unit kerja dengan tugas
pokok dari J abatan Fungsional di Bidang Kesehatan, serta instansi
terkait, b aik lintas program dan lintas sektor.

B. Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) ke dalam Jabatan Fungsional


di Bidang Kesehatan.
1. Pengangkatan Pertama
a) Pengangkatan dan pelantikan ke dalam Jabatan Fungsional di
Bidang Kesehatan dapat dilaksanakan bersamaan dengan
pengambilan sumpah janji PNS.
b) Pendidika n dan Pelatihan Fungsional di bidang Kesehatan tidak
menjadi syarat untuk pengangkatan ke dalam Jabatan
Fungsional, namun Pendidikan dan Pelatihan dapat
dilaksanakan setelah diangkat ke dalam J abatan Fungsional
sebagai pelaksanaan dari pengembangan kompetensi.
c) Angka kredit pada pengangkatan pertama diberikan setelah
pengangkatan dan pelantikan sebagai pejabat fungsional, yang
ditetapkan berdasarkan persentase kesesuaian Predikat Kinerja
selama calon PNS melaksanakan tugas dalam periode
pelaksanaan kinerjanya dalam masa kerja calon PNS.
d) Konversi Predikat Kinerja calon PNS dan Penetapan Angka Kredit
dilakukan oleh Pejabat Penilai Kinerja berdasarkan Predikat
Kinerja yang dihitung secara proporsional selama calon PNS
melaksanakan tugas.
e) Mekanisme penghitungan konversi Predikat Kinerja dan
Penetapan Angka Kredit dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

2. Perpindahan Jabatan
a) Pengangkatan dalam J abatan Fungsional di Bidang Kesehatan
melalui perpindahan dari jabatan lain harus memenuhi
persyaratan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
dan memperhatikan lowongan kebutuhan Jabatan Fungsional
yang akan diduduki.
b) PNS yang diangkat melalui perpindahan ke dalam Jabatan
Fungsional di Bidang Kesehatan memiliki kualifikasi pendidikan
di bidang Kesehatan atau kualifikasi pendidikan lainnya yang
dipersyaratkan dalam peraturan menteri pendayagunaan
aparatur negara dan reformasi birokrasi masing-masingjabatan
fungsional di bidang kesehatan.
c) Perpindahan dari jabatan lain sebagaimana dimaksud pada
huruf (a) merupakan Perpindahan Horizontal ke dalam Jabatan
Fungsional yang dilaksanakan melalui perpindahan antar
kelompok Jabatan Fungsional dan perpindahan antar Jabatan.
d) Perpindahan antar kelompok Jabatan Fungsional merupakan
perpindahan dalam kelompok Jabatan Fungsional pada jenjang
yang sama sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
e) Pangkat dan Jenjang PNS yang akan diangkat dalam Jabatan
Fungsional melalui perpindahan dalam kelompok Jabatan
Fungsional ditetapkan sama dengan pangkat dan jenjang
Jabatan Fungsional sebelumnya dan Angka Kredit yang dimiliki
pada Jabatan Fungsional sebelumnya ditetapkan sebagai Angka
Kredit Jabatan Fungsional yang akan diduduki.
f) Perpindahan antar kelompok Jabatan dilaksanakan antar
Jabatan Fungsional, Jabatan Administrasi, atau Jabatan
Pimpinan Tinggi dengan ketentuan:
1) Pejabat Pimpinan Tinggi utama, Pejabat Pimpinan Tinggi
madya, Pejabat Pimpinan Tinggi pratama ke dalam Jabatan
Fungsional ahli utama;
2) pejabat administrator ke dalam Jabatan Fungsional ahli
madya;
3) pejabat pengawas ke dalam Jabatan Fungsional ahli muda;
4) pejabat pelaksana ke dalam Jabatan Fungsional
keterampilan dan Jabatan Fungsional ahli pertama;
5) Pejabat Fungsional ahli utama ke dalam Jabatan Pimpinan
Tinggi pratama; atau
6) Pejabat Fungsional keterampilan, ahli pertama, ahli muda,
dan ahli madya ke dalam Jabatan Administrasi.
g) Dalam hal terdapat lowongan kebutuhan pada unit organisasi,
perpindahan horizontal dari jabatan pelaksana ke dalam jabatan
fungsional kategori keahlian selain jenjang ahli pertama dapat
dipertimbangkan bagi PNS yang memiliki memiliki
pangkat/ golongan ruang lebih tinggi dari jenjang jabatan ahli
pertama, dengan ketentuan sebagai berikut:
1) persetujuan kebutuhan sebagai dasar pelaksanaan uji
kompetensi;
2) memenuhi kesesuaian kualifikasi, kompetensi dan
persyaratan jabatan yang akan diduduki;
3) mengikuti dan lulus uji kompetensi sesuai dengan jenjang
jabatan; dan
4) angka kredit ditetapkan berdasarkan konversi predikat
kinerja secara proporsional sesuai dengan jenjang yang akan
diduduki.
h) Perpindahan Jabatan Pimpinan Tinggi, Jabatan Administrator,
Jabatan Pengawas, dan Jabatan Pelaksana ke Jabatan
Fungsional diberikan angka kredit perpindahan setelah
mengikuti dan lulus uji kompetensi perpindahan dan Angka
Kredit perpindahan diterbitkan oleh instansi asal peserta uji
kompetensi perpindahan.
i) Angka Kredit perpindahan antar kelompokjabatan sebagaimana
dimaksud dalam huruf (h) dihitung dan ditetapkan berdasarkan
konversi Predikat Kinerja pada golongan ruang terakhir yang
dimilikinya dan ditambah dengan Angka Kredit Dasar pada
jenjang Jabatan Fungsional yang akan diduduki.
j) Angka Kredit perpindahan untuk pengangkatan PNS yang
menduduki jabatan pelaksana ke dalam Jabatan Fungsional
keterampilan ditetapkan berdasarkan Predikat Kinerja dan
jenjangjabatan sesuai dengan pangkat dan golongan ruangyang
dimilikinya.
k) Pejabat Fungsional kategori keterampilan sebagaimana
dimaksud pada huruf (j) dapat diangkat ke dalam jenjang
Jabatan Fungsional sesuai dengan pangkat dan golongan ruang
yang dimilikinya setelah mengikuti dan lulus uji kompetensi
perpindahan dengan tetap memperhatikan lowongan kebutuhan
(formasi) serta diberikan Angka Kredit dari konversi Predikat
Kinerja dan Angka Kredit Dasar dalam jenjang jabatannya.
I) Pejabat Fungsional kategori keterampilan yang telah
memperoleh ijazah dan/ atau sertifikat profesi sesuai dengan
syarat kualifikasi pendidikan pada kategori keahlian dan
memiliki pangkat dan golongan ruang minimal yang sama
dengan pangkat dan golongan ruang kategori keahlian dapat
diangkat ke dalam kategori keahlian sesuai mekanisme
pengangkatan dalam Jabatan Fungsional melalui perpindahan
dari jabatan lain.
m) Dalam hal pejabat fungsional kategori keterampilan yang
memiliki ijazah dan/ atau sertifikat profesi sesuai dengan syarat
kualifikasi pendidikan pada kategori keahlian namun memiliki
pangkat/ golongan ruang di bawah pangkat/ golongan terendah
berdasarkan pendidikannya, dapat diusulkan kenaikan pangkat
golongan ruangnya.

C. Penerbitan Rekomendasi Kebutuhan/Formasi Jabatan Fungsional di


Bidang Kesehatan
1) Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah dan
jenis Jabatan Fungsional di Bidang Kesehatan berdasarkan
analisis jabatan dan analisis beban kerja yang dilakukan untuk
jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat dievaluasi setiap tahunnya.
2) Pedoman dalam penghitungan kebutuhan Jabatan Fungsional di
Bidang Kesehatan mengacu pada Peraturan Menteri yang mengatur
tentang Penyusunan Formasi Jabatan Fungsional di Bidang
Kesehatan.
3) Rekomendasi Kebutuhan/Formasi Jabatan Fungsional di Bidang
Kesehatan diberikan oleh lnstansi Pembina Jabatan Fungsional di
Bidang Kesehatan setelah usulan kebutuhan/formasi yang
disampaikan melalui aplikasi Ren but (https: //renbut.kemkes.go.id)
selesai diverifikasi oleh tim verifikator clan divalidasi.
4) Rekomendasi kebutuhan/formasi Jabatan Fungsional di Bidang
Kesehatan digunakan sebagai rekomendasi terhadap usulan
persetujuan kebutuhan kepada Menteri PANRB dalam
pengangkatan pertama, perpindahan, dan promosi.
D. Uji Kompetensi Jabatan Fungsional di Bidang Kesehatan
1) Uji kompetensi Jabatan Fungsional di Bidang Kesehatan
dilaksanakan sebagai syarat untuk diangkat ke dalam Jabatan
Fungsional, kenaikan jenjang jabatan, dan/ a tau dalam hal
diperlukan oleh organisasi.
2) Materi untuk uji kompetensi Jabatan Fungsional di Bidang
Kesehatan berdasarkan pada Standar Kompetensi Teknis,
Manajerial, dan Sosiokultural yang disusun oleh Instansi Pembina.
3) Metode yang digunakan pada uji kompetensi antara lain portofolio,
wawancara, ujian tertulis, ujian praktik, dan/ a tau metode lain
sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan uji kompetensi.
4) Prosentase materi uji untuk uji kompetensi perpindahan dari
jabatan lain adalah 100% dari jenjang yang akan diduduki.
Prosentase materi uji untuk uji kompetensi kenaikan jenjang
Jabatan Fungsional adalah 75%-80% dari jenjang yang sedang
diduduki, dan 20%-25% darijenjang yang akan diduduki.
5) Calon peserta uji kompetensi Jabatan Fungsional di Bidang
Kesehatan yang akan mengikuti uji kompetensi di pusat maupun di
daerah wajib memiliki surat rekomendasi mengikuti uji kompetensi
dari pimpinan instansi setelah pimpinan instansi memastikan
terdapat lowongan formasi Jabatan Fungsional yang dimaksud.
6) Calon peserta uji kompetensi kenaikan jenjang Jabatan harus telah
memenuhi angka kredit kumulatif kenaikan jenjang.
7) Uji kompetensi kenaikan jenjang ahli utama dan perpindahan ke
dalam Jabatan Fungsional jenjang ahli utama di Bidang Kesehatan
dilaksanakan oleh Instansi Pembina.
8) Adapun tata cara dan jadwal pengusulan uji kompetensi ahli utama
tercantum pada Lampiran I Surat Edaran ini.
9) Instansi pengguna wajib segera memproses pengangkatan sesuai
formasi bagi peserta uji kompetensi Jabatan Fungsional di Bidang
Kesehatan yang telah dinyatakan lulus dan mendapatkan sertifikat
kompetensi.
10) Penyelenggaraan uji kompetensi Jabatan Fungsional di Bidang
Kesehatan dapat dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah pengguna
Jabatan Fungsional di Bidang Kesehatan setelah mendapat
akreditasi dari Instansi Pembina.
11) Rekomendasi penyelenggaraan uji kompetensi Jabatan Fungsional
di Bidang Kesehatan diterbitkan untuk Instansi yang belum pernah
menyelenggarakan uji kompetensi, atau yang akan melaksanakan
uji kompetensi pertama kali.
12)Instansi penyelenggara uji kompetensi yang telah memiliki
rekomendasi UJI kompetensi dapat menyelenggarakan UJl
kompetensi sampai masa berlaku surat rekomendasi tersebut
berakhir. Setelah menyelenggarakan uji kompetensi, Instansi
penyelenggara uji kompetensi segera mengikuti proses akreditasi.
13)Instansi penyelenggara uji kompetensi yang masa berlaku
rekomendasi penyelenggaraan uji kompetensinya telah berakhir,
wajib melakukan akreditasi.
14)Adapun tata cara pengusulan akreditasi penyelenggaraan uji
kompetensi Jabatan Fungsional di Bidang Kesehatan tercantum
dalam Lampiran II Surat Edaran ini.
15) Instansi penyelenggara uji kompetensi yang telah melaksanakan uji
kompetensi jabatan fungsional bidang kesehatan mengajukan
permohonan nomor sertifikat uji kompetensi kepada Direktorat
Pembinaan dan Pengawasan Tenaga Kesehatan dengan
melampirkan surat permohonan dan Berita Acara Pelaksanaan Uji
Kompetensi sebagai dasar untuk verifikasi dan validasi pemberian
nomor sertifikat uji kompetensi.
16)Terhitung mulai tanggal 1 Maret 2024 pengajuan nomor sertifikat
uji kompetensi jabatan fungsional bidang kesehatan melalui
aplikasi e-ukom.
17) Untuk mengakses aplikasi e-ukom instansi pengguna wajib
membuat akun penyelenggara dengan format username
penyelenggara_nama instansi, contoh: penyelenggara_dinkes
provinsi DKI.
18) Pelaksanaan uji kompetensi Jabatan Fungsional di Bidang
Kesehatan dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

E. Penilaian Angka Kredit


1) Angka Kredit Jabatan Fungsional di Bidang Kesehatan ditetapkan
berdasarkan konversi predikat kinerja untuk penilaian kinerja yang
dilaksanakan mulai tahun 2023.
2) Pengisian Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) Jabatan Fungsional di
Bidang Kesehatan dapat mengacu kepada tugas dan fungsi
organisasi dan tugas jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
3) Hasil penilaian kinerja dilakukan oleh atasan langsung sebagai
Pejabat Penilai Kinerja. Pejabat Penilai Kinerja menilai kinerja yang
terdiri dari sasaran kinerja pegawai dan perilaku kerja Pejabat
Fungsional melalui evaluasi periodik dan tahunan sehingga
mendapatkan Predikat Kinerja sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
4) Pejabat Penilai Kinerja dapat meminta pertimbangan dari pejabat
yang berwenang pada satuan kerja dimana pejabat fungsional
ditugaskan.
5) Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada nomor (1) dituangkan
dalam Penetapan Angka Kredit dan ditetapkan oleh Pejabat Penilai
Kinerja setelah memenuhi akumulasi Angka Kredit yang menjadi
syarat kenaikan pangkat dan/ a tau kenaikan jenjang jabatan
setingkat lebih tinggi.
6) Dalam hal Pejabat Fungsional memperoleh ijazah pendidikan formal
yang lebih tinggi, diberikan tambahan Angka Kredit sebesar 25%
(dua puluh lima persen) dari Angka Kredit Kumulatif kenaikan
pangkat sesuai jenjangnya untuk 1 (satu) kali penilaian, sepanjang
ijazah tersebut belum digunakan untuk kenaikan pangkat atau
tambahan angka kredit sebelumnya.
7) Tambahan Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada nomor (6)
hanya diberikan bagi Pejabat Fungsional dengan Predikat Kinerja
paling rendah baik.
8) Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme dan tata cara
penghitungan konversi Predikat Kinerja ke dalam Angka Kredit
diatur dalam peraturan menteri pendayagunaan aparatur negara
dan reformasi birokrasi tentang Jabatan Fungsional dan peraturan
badan kepegawaian negara tentang Angka Kredit, Kenaikan Pangkat
dan Jenjang Jabatan Fungsional.

F. Pemantauan, Pengawasan dan Pembinaan Jabatan Fungsional di


Bidang Kesehatan
1) Instansi Pembina Jabatan Fungsional di Bidang Kesehatan
melakukan pemantauan dan evaluasi penerapan pengelolaan
Jabatan Fungsional di Bidang Kesehatan di seluruh instansi
pemerintah yang menggunakan Jabatan Fungsional di Bidang
Kesehatan.
2) Instansi pengguna Jabatan Fungsional di Bidang Kesehatan
mengis1 instrumen pemantauan dan evaluasi penerapan
pengelolaan Jabatan Fungsional di Bidang Kesehatan melalui
aplikasi e-panev Jabatan Fungsional di Bidang Kesehatan.
3) Rekomendasi pengangkatan dan pemberhentian Jabatan
Fungsional di Bidang Kesehatan diterbitkan oleh Pejabat yang
Berwenang (PyB) pada lnstansi pemerintah pusat dan atau daerah
dan dilaporkan kepada instansi Pembina.
4) Instansi pengguna Jabatan Fungsional di Bidang Kesehatan yang
mengalami perubahan nomenklatur (Perawat Gigi, Sanitarian, dan
Penyuluh Kesehatan Masyarakat) agar tetap menggunakan
nomenklatur yang lama dalam dokumen proses pengangkatan,
kenaikan pangkat dan/atau jenjang jabatan, atau penerbitan
dokumen kepegawaian lainnya, sampai dengan terbitnya peraturan
yang mengatur tentang tunjangan Jabatan Fungsional di Bidang
Kesehatan dengan nomenklatur baru.
5) Dalam hal terdapat pemalsuan dan/atau penyalahgunakaan
dokumen administrasi kepegawaian terkait Jabatan Fungsional di
Bidang Kesehatan, maka segera dilaporkan kepada Direktorat
Pembinaan dan Pengawasan untuk dilakukan penyelidikan dan
peninjauan kembali atas dugaan pelanggaran tersebut.

G. Penutup
Surat Edaran ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Demikian Surat Edaran ini disampaikan untuk menjadi perhatian dan


dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di: Jakarta


Pada tangga --i - \~ Maret 2024
,,.., - , .
DIRE NDERA{,, ~f NAGA KESEHATAN,

)
-~.() ,, ,rjl
ARIANTI •
-
~ " 1Nt1,p"

."
Lampiran I
Surat Edaran Direktur J enderal Tenaga Kesehatan
Nomor: HK.02.02/F/ S'2..1 /2024
Tentang Pengelolaan Jabatan Fungsional di Bidang
Kesehatan

TATA CARA DAN JADWAL PENGUSULAN UJI KOMPETENSI


JABATAN FUNGSIONAL DI BIDANG KESEHATAN JENJANG AHLI UTAMA

A. Dalam rangka pelaksanaan uji kompetensi Jabatan Fungsional di Bidang


Kesehatan Jenjang Ahli Utama, Direktorat Pembinaan dan Pengawasan Tenaga
Kesehatan melaksanakan uji kompetensi jenjang ahli utama bagi Jabatan
Fungsional (JF} Dokter, JF Dokter Gigi, JF Dokter Pendidik Klinis, JF Apoteker, JF
Bidan, JF Perawat, JF Epidemiolog Kesehatan, JF Entomolog Kesehatan, JF Tenaga
Sanitasi Lingkungan dan JF Tenaga Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.

B. Pelaksanaan uji kompetensi Jabatan Fungsional di Bidang Kesehatan Jenjang Ahli


Utama ditujukan kepada peserta uji yang telah memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Tersedia formasi jenjang jabatan Ahli Utama, dibuktikan dengan surat
rekomendasi formasi dari Kementerian Kesehatan;
b. Telah memenuhi nilai angka kredit yang dipersyaratkan, dibuktikan dengan SK
PAK;
c. Memiliki predikat kinerja paling rendah baik dalam 1 (satu) tahun terakhir,
dibuktikan dengan SKP satu tahun terakhir;
d. Mendapat rekomendasi dari pimpinan unit kerja;
e. Kualifikasi Pendidikan memenuhi syarat menduduki jabatan; dan
f. Memenuhi syarat administrasi lain.

C. Jadwal pelaksanaan Uji Kompetensi Jenjang Ahli Utama akan dilaksanakan dalam
6 (enam) kali dalam satu tahun. Untuk tahun 2024, akan dimulai pada bulan Maret
2024.

D. Informasi pendaftaran dan timeline pelaksanaan uji kompetensijenjang ahli utama


dapat diakses melalui aplikasi e-ukom.

E. Kelengkapan berkas yang disiapkan peserta uji:


a. Surat rekomendasi formasi dari Kementerian Kesehatan;
b . SK PAK terakhir;
c. SKP 1 (satu) tahun terakhir;
d. SK Jabatan Fungsiona] Jenjang terakhir;
e. SK Kenaikan Pangkat terakhir;
f. Surat rekornendasi dari pirnpinan untuk mengikuti uji kompetensi Jabatan
Fungsional di Bidang Kesehatan;
g. Surat rekomendasi Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes bagi
peserta yang berasal dari Satuan Kerja Direktorat Jenderal Pelayanan
Kesehatan Kemenkes;
h. Surat pemyataan peserta uji tentang keaslian berkas portofolio;
i. Komponen utama: Portofolio peserta uji sebagaimana dipersyaratkan
(terlampir); dan
J. Komponen tambahan dalam uji portofolio (apabila ada) dapat dilampirkan
yang meliputi Pelatihan, Karya Pengembangan Profesi dan Penghargaan yang
relevan di bidang kesehatan.

F. Contoh Format Surat Rekomendasi Pimpinan

KOPSURAT

SURAT REKOMENDASI

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama
NIP
Pangkat/ Golongan
Jabatan

Dengan ini memberikan rekomendasi kepada:


Nama
NIP
Pangkat/ Golongan
Jabatan

Untuk mengikuti uji kompetensi kenaikan jenjang/ perpindahan jabatan dari


jabatan ..... ke jabatan fungsional ..... jenjang ....... , dan sudah tersedia formasi
untuk jabatan fungsional dan jenjang jabatan yang akan diduduki.

Demikian surat rekomendasi ini agar digunakan sebagaimana mestinya. Dan


apabila terdapat kekeliruan dalam penerbitan rekomendasi ini maka akan menjadi
tanggung jawab kami.

Jabatan
Ttd

Nama
NIP
G. Contoh Format Surat Pernyataan Peserta Uji

KOP SURAT

SURAT PERNYATAAN PESERTA UJI

Yang bertanda tangan dibawah ini:

1. Nama peserta
2. NIP
3. Jenis Jabatan Fungsional (dituju)
4. J enis J abatan saat ini
5. Pangkat/ Golongan
6. Jenis Kelamin
7. Ternpat, tanggal lahir
8. Pendidikan terakhir
9. Instansi bekerja
a. Nama Instansi Kerja
b. Unit Kerja
c. Alamat instansi kerja
d. Kabupaten/ Kata
e. Provinsi
f. Nomor telp instansi kerja

Dengan ini saya menyatakan bahwa pernyataan dan bukti fisik di dalam portofolio
terlampir ini adalah benar dan jika di kemudian hari ternyata pernyataan dan bukti
fisik saya tidak benar, saya bersedia menerima sanksi dan dampak hukum sesuai
peraturan perundang - undangan yang berlaku.

...... ' ................. .


Mengetahui Peserta Uji Kompetensi

Atasan Langsung (eselon II)

Ttd ttd + materai

Nama Nama
-

~ TENAGA KESEHATAN,
Lampiran II
Surat Edaran Direktur Jenderal Tenaga
Kesehatan
Nomor: HK.02.02/F / S-'21 /2024
Tentang Pengelolaan Jabatan Fungsional
di Bidang Kesehatan

TATA CARA PENGUSULAN AKREDITASI PENYELENGGARA


UJI KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL DI BIDANG KESEHATAN

1. Instansi penyelenggara uji kompetensi mengajukan surat permohonan


akreditasi kepada Direktorat Pembinaan dan Pengawasan Tenaga Kesehatan,
Direktorat Jenderal Tenaga Kesehatan melalui pranala. Adapun lnstansi
penyelenggara uji kompetensi agar melengkapi dokumen yang akan di unggah
pada Formulir Pengajuan Akreditasi Instansi Penyelenggara Uji Kompetensi
Jabatan Fungsional di Bidang Kesehatan sebagaimana berikut:
a. Surat Permohonan Akreditasi;
b. Dokumen berisi unsur penguji, unsur penyelenggara uji, dan unsur materi
(detail dokumen dapat dilihat di instrumen pelaksanaan akreditasi di
Pedoman Akreditasi Instansi Penyelenggara Uji Kompetensi Jabatan
Fungsional Kesehatan;
c. Instansi penyelenggara melakukan upload dokumen ke pranala
http: //link.kemkes.go.id/akreditasi ;
d. Instansi penyelenggara akan diberikan pembekalan melalui persiapan
akreditasi secara daring.
2. Instansi yang sudah terakreditasi dapat melakukan permohonan penambahan
Jenis Jabatan Fungsional. Proses penambahan jenis Jabatan Fungsional yang
akan diselenggarakan uji kompetensi sama dengan proses pengajuan akreditasi
penyelenggaraan uji kompetensi sebagai berikut :
a. Permohonan penambahan jenis Jabatan Fungsional di Bidang Kesehatan;
b. Persiapan dokumen sesuai unsur dalam penarnbahan jenis Jabatan
Fungsional di Bidang Kesehatan yang diajukan terdiri dari standar
penyelenggara (bukti dokumen jumlah yang akan uji kompetensi dan
formasi, dokumen seleksi tim penguji, dan penyusunan materi uji untuk
jenis jabatan fungsional yang baru); standar penguji (Surat Keputusan Tim
Penguji yang termutakhir); dan standar materi uji (instrument uji yang
termutakhir);
c. Instansi penyelenggara melakukan upload dokumen pada pranala
http: //link.kemkes.go.id/akreditasi ;
d. Penilaian yang dilaksanakan oleh Tim asesor dan penetapan nilai tim
penilai;
e. Penerbitan surat keputusan Direktur Pembinaan dan Pengawasan Tenaga
Kesehatan terkait penarnbahan jenis Jabatan Fungsional di Bidang
Kesehatan yang akan dilaksanakan uji kompetensi pada instansi tersebut.
f. Penyelenggaraan uji untuk penam bahan jenis jabatan fungsional
dilaksanakan sesuai masa berlaku akreditasi instansi penyelenggara uji .
3. Ketentuan dan infonnasi pelaksanaan akreditasi Penyelenggara Uji Kompetensi
Jabatan Fungsional di Bidang Kesehatan dapat dicermati pada pranala link
http://lmk.kemkes.go.id/akreditasi

~
NDERAL TIDNAGA
KESE
Lampiran III
Surat Edaran Direktur J enderal Tenaga Kesehatan
Nomor: HK.02.02/ F / <;2 /2024
1
Tentang Pengelolaan Jabatan Fungsional di Bidang
Kesehatan

JADWAL KONSULTASI PELAYANAN


PENGELOLAAN JABATAN FUNGSIONAL DI BIDANG KESEHATAN
. 1. Penyelenggaraan pelayanan publik (konsultasi) pengelolaan Jabatan
Fungsional di Bidang Kesehatan dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan
dari stakeholder/ instansi pengguna Jabatan Fungsional di Bidang Kesehatan
seputar pengelolaan Jabatan Fungsional di Bidang Kesehatan meliputi :
a. Layanan Penetapan Angka Kredit (PAK);
b. Layanan Uji Kompetensi;
c. Layanan Rekomendasi Formasi/Kebutuhan;
d. Layanan Akreditasi Penyelenggaraan Uji Kompetensi; dan
e. Layanan Nomor Sertifikat Uji Kompetensi Jabatan Fungsional di Bidang
Kesehatan.
2. Pelayanan publik (konsultasi) terkait pengelolaan Jabatan Fungsional di
Bidang Kesehatan diselenggarakan dengan 2 (dua) mekanisme yaitu melalui
chat whatsapp messeger di nomor kontak 0821-2581-1949 atau melalui tatap
muka pada kantor Direktorat Jenderal Tenaga Kesehatan u.p Direktorat
Pembinaan dan Pengawasan Tenaga Kesehatan.
3 . Sehubungan dengan pain 2 (dua) di atas, terkait waktu pelayanan publik
(konsultasi) pengelolaan Jabatan Fungsional di Bidang Kesehatan
dilaksanakan dengan ketentuan sebagaimana berikut:
a. Pelayanan publik (konsultasi) pengelolaan Jabatan Fungsional di Bidang
Kesehatan melalui chat whatsapp messenger:
No J enis Layanan Waktu (hari kerja)
Penetapan Angka Kredit Setiap hari Senin
1 (PAK) Jabatan Fungsional (pukul 08.00 wib s.d 15.00 wib)
di Bidang Kesehatan
Uji Kompetensi Jabatan Setiap hari Selasa
2 Fungsional di Bidang {pukul 08.00 wib s.d 15.00 wib)
Kesehatan
Rekomendasi Setiap hari Rabu
Formasi/Kebutuhan {pukul 08.00 wib s.d 15.00 wib)
3
Jabatan Fungsional di
Bidang Kesehatan
Akreditasi
Penyelenggara Uji Setiap hari Kamis
4 Kompetensi Jabatan
Fungsional di Bidang {pukul 08.00 wib s.d 15.00 wib)
Kesehatan
Nomor Sertifikat Uji
Kompetensi Jabatan Setiap hari Jum'at
5
Fungsional di Bidang (pukul 08.00 wib s .d 15.00 wib)
Kesehatan
b. Pelayanan Publik (konsultasi) pengelolaan Jabatan Fungsional di Bidang
Kesehatan melalui tatap muka pada kantor Direktorat Jenderal Tenaga
Kesehatan u.p Direktorat Pembinaan dan Pengawasan Tenaga Kesehatan.
Dilaksanakan setiap hari Selasa pukul 09.00 WIB s.d pukul 15.00 WIB.
4. Sebagaimana keten tuan di atas, bagi stakeholder/ instansi pengguna J abatan
Fungsional di Bidang Kesehatan yang berkonsultasi diluar waktu tersebut,
mohon dapat menunggu untuk menerima respon sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai