Anda di halaman 1dari 4

TELAAHAN STAF

KEPADA : BUPATI

DARI : KEPALA DINAS KESEHATAN .

TANGGAL : 16 FEBRUARI 2012

NOMOR : ...............................................

SIFAT : RAHASIA

LAMPIRAN : -

PERIHAL : KEBIJAKAN MUTASI TENAGA KESEHATAN STRATEGIS DI DINAS

KESEHATAN, PUSKESMAS DAN JEJARINGNYA.

ISI

I. PENDAHULUAN.

Salah satu permasalahan utama pengelolaan tenaga kesehatan di kabupaten Minahasa


Utara adalah belum meratanya distribusi tenaga kesehatan strategis di puskesmas dan
jejaringnya, khususnya di daerah sulit dan terpencil. Disaat yang sama, beban kerja dan
profesionalisme segenap jajaran Dinas Kesehatan hingga ke puskesmas dan jejaringnya
dituntut untuk ditingkatkan, seiring mempercepat pencapaian tujuan MDGs.

Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan distribusi tenaga kesehatan yang setara artinya
sesuai dengan kebutuhan program, dengan kinerja tenaga kesehatan yang tinggi
(responsive, competent, dan retensif) dan mempunyai keinginan untuk melayani di daerah
termasuk daerah sulit.

Hal ini tentu butuh dorongan, pembinaan, dan komitmen berkelanjutan serta jenjang karier
dan penghargaan yang pantas atas kinerja tenaga kesehatan di lapangan. Dinas kesehatan
sebagai Pembina tenaga kesehatan di puskesmas dan jejaringnya, berupaya melaksanakan
tugas dan fungsi mulia tersebut, namun akibat adanya ambivalensi kebijakan mutasi dan
distribusi tenaga kesehatan yang tidak utuh dari SKPD lain, menjadi tantangan bagi jajaran
Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Utara.

Berikut ini akan dilakukan telaahan staf tentang perlunya dibuatkan Edaran Bupati Minahasa
Utara tentang Kebijakan Mutasi Tenaga Kesehatan Strategis di Dinas Kesehatan Kabupaten
Minahasa Utara.
II. PERMASALAHAN.

A. Distribusi tenaga kesehatan strategis belum merata di semua unit pelayanan/ puskesmas,
terutama di daerah terpencil dan sulit.

B. Kebijakan Mutasi tenaga kesehatan strategis masih dipandang sebagai domain SKPD lain,
padahal Mutasi tenaga kesehatan strategis seyogianya sebagai bagian kewenangan Dinas
Kesehatan, sebagai SKPD induk Pembina tenaga kesehatan di Puskesmas dan jejaringnya.

C. Tingginya mutasi tenaga kesehatan strategis, yang tidak memperhatikan aspek kebutuhan
program kesehatan oleh SKPD lain.

III. DATA DAN FAKTA.

a. Dinas Kesehatan sebagai Leading Sector bidang Kesehatan di Kabupaten Minahasa


Utara, bertanggung jawab membina, mengawasi, membimbing serta mengkoordinasikan
segenap potensi Sumber daya manusia kesehatan, termasuk tenaga kesehatan strategis,
seyogianya diberikan kewenangan penuh dalam melaksanakan tugas sebagai Pembina
tenaga kesehatan tersebut, termasuk dalam hal mutasi dan distribusi tenaga kesehatan di
puskesmas dan jejaringnya.

b. Sesuai Peraturan Pemerintah no 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah dan
Peraturan Daerah Kabupaten Minahasa Utara No 4 Tahun 2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Minahasa Utara, menetapkan bahwa Puskesmas dan
jejaringnya adalah Unit Pelayanan Teknis Dinas kesehatan, yang bertugas melaksanakan
fungsi pelayanan bagi masyarakat. Ini artinya bahwa SKPD induk Pembina kepegawaian
tenaga kesehatan di Puskesmas dan jejaringnya adalah Dinas kesehatan. Dengan
demikian, Dinas Kesehatan berkewajiban mengetahui, memahami, membina dan menelaah
setiap kebutuhan distribusi dan mutasi Sumber Daya Manusia kesehatan di jajarannya
termasuk puskesmas dan jejaringnya. Intinya, bahwa mutasi tenaga kesehatan strategis di
lingkungan Dinas Kesehatan termasuk puskesmas dan jejaringnya, sudah seyogianya
menjadi kewenangan Kepala Dinas Kesehatan.

c. Tenaga kesehatan strategis yang bertugas di garda terdepan pelayanan kesehatan, baik di
Puskesmas, Puskesmas pembantu, maupun poskesdes, masing-masing mempunyai
kompetensi dan kemampuan pemahamam program kesehatan yang berbeda dan sifatnya
individual dan spesifik. Demikian pula, setiap tenaga kesehatan yang telah disertakan
dalam program pelatihan teknis khusus program kesehatan, seperti Pelatihan SIK (sistem
Informasi Kesehatan), Kusta, TBC, Laboratorium, Surveilance, Gizi, persalinan dll) telah
mempunyai jenjang karier, kompetensi dan komitmen (tidak akan pindah sebagai pemegang
program tersebut) tertentu dengan program tersebut. Ini artinya, bahwa tenaga kesehatan
strategis tersebut dengan latar belakang pendidikan yang sama, akan mempunyai
kompetensi dan pemahamam serta tanggung jawab program yang berbeda. Inilah
sebabnya, mengapa mutasi tenaga kesehatan oleh SKPD lain yang tidak memahami kondisi
kompetensi, komitmen dan spesifik program setiap tenaga kesehatan dapat menyebabkan
lumpuh dan terbelengkalainya program dan pelayanan kesehatan di puskesmas. Lihat saja,
kondisi saat ini, terdapat pergerakan mutasi yang perlahan tapi pasti dari tenaga kesehatan
di daerah sulit/ terpencil untuk bertugas dan menumpuk di daerah kota. Sebagian besar
dilakukan tanpa kajian dan persetujuan dinas kesehatan sebagai SKPD induk Pembina
tenaga kesehatan apalagi oleh kepala puskesmas.
d. Situasi diatas juga memberikan dampak tidak langsung atas kepatuhan tenaga kesehatan
terhadap kepala puskesmas dan menurunkan wibawa Dinas Kesehatan. Mengapa tidak.
Lihat saja, ada Seorang tenaga kesehatan yang tidak melaksanakan tugas di puskesmas,
seharusnya dibina dan diberikan sanksi disiplin tetapi kemudian atasan dan dinas kesehatan
sebagai SKPD induk Pembina tenaga kesehatan hanya menerima informasi bahwa tenaga
kesehatan tersebut telah ada instruksi pindah dari SKPD lain dan mutasi ke tempat tugas
yang lebih mudah, dekat dan sesuai keinginanya. Pada kasus lainya, terjadi mutasi tenaga
kesehatan ke tempat yang tidak membutuhkan tenaga kesehatan tersebut, hal ini kemudian
menimbulkan keresahan dan kegelisahan serta penumpukan pegawai dan pengangguran
intelek di Puskesmas tertentu. Diatas segalanya, kami melihat Keadaan diatas telah
memberikan contoh, pembelajaran serta pengikisan tersetruktur terhadap wibawa kepala
puskesmas sebagai atasan langsung tenaga kesehatan di puskesmas, termasuk Dinas
Kesehatan. Ini juga adalah wajah, tidak berdayanya Dinas Kesehatan sebagai SKPD induk
Pembina tenaga kesehatan di Kabupaten Minahasa Utara, untuk mengendalikan, membina.,
mengawasi dan mendisiplinkan bahkan membela wibawa dan kebenaran tenaga kesehatan
di jajarannya, bila kewenangan mutasi/ distribusi yang sesungguhnya merupakan bagian
dari pembinaan jajarannya dianggap bukan miliknya.

e. Catatan dan penilaian, pembinaan, kompetensi dan pemahaman program setiap tenaga
kesehatan hanya diketahui oleh Dinas Kesehatan sebagai SKPD induk Pembina tenaga
kesehatan tersebut. Oleh sebab itu, mutasi tenaga kesehatan yang sering dilakukan oleh
SKPD lainnya dengan alasan Kebutuhan mendesak tetapi tanpa koordinasi dan kajian
Dinas Kesehatan, sungguh telah memorak maritkan program kesehatan dan pelayanan
kesehatan di Kabupaten Minahasa Utara yang telah terbangun selama ini. Data yang ada
pada Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Utara, menunjukkan bahwa selang Tahun
2011 ada 19 Kasus mutasi tenaga kesehatan strategis oleh SKPD lain tanpa persetujuan
dan kajian Dinas Kesehatan dan hingga 16 Februari 2012 ini saja, telah ada 5 kasus mutasi
tenaga kesehatan strategis tanpa kajian Dinas Kesehatan. Situasi diatas hanya dapat
diatasi bila terdapat pemahaman yang sama dan kerelaan untuk mengembalikan serta
mengakui bahwa adalah lebih bijak dan jauh lebih baik, bila mutasi/ distribusi tenaga
kesehatan strategis melalui kajian kebutuhan dan dilakukan oleh instansi induk Pembina
kesehatan di wilayahnya, yaitu Dinas Kesehatan.

IV. KESIMPULAN.

a. Pembinaan dan Distribusi Tenaga Kesehatan Strategis di Lingkungan Dinas Kesehatan dan
jejaringnya, seyogianya menjadi tanggung jawab penuh Kepala Dinas Kesehatan, sebagai
SKPD induk Pembina Tugas pokok dan fungsi kebijakan kesehatan di Kabupaten Minahasa
Utara.

b. Mutasi/ Distribusi Tenaga Kesehatan strategis di Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten


Minahasa Utara dan jejaringnya perlu diatur lanjut dengan Surat Edaran Bupati Minahasa
Utara, tentang Kebijakan Mutasi Tenaga Kesehatan Strategis di Lingkungan Dinas
Kesehatan Kabupaten MInahasa Utara dan jejaringnya.

V. SARAN DAN TINDAK.

Disarankan Kepada Bupati : Bila Bapak Bupati berkenan dapat menerbitkan Surat Edaran
Bupati Minahasa utara tentang Kebijakan Mutasi Tenaga Kesehatan Strategis di Lingkungan
Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Utara dan jejaringnya, dimana didalam Surat Edaran
tersebut memuat hal-hal sebagai beikut :

1. Mutasi tenaga kesehatan strategis di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa


Utara dan jejaringnya, dilakukan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Utara
dengan tembusan disampaikan kepada Bupati Minahasa Utara melalui BKDD Kabupaten
Minahasa Utara.
2. Proses Mutasi tenaga kesehatan strategis di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten
Minahasa Utara dan jejaringnya, dilakukan secara berjenjang, dimulai dari usulan/
persetujuan dari Kepala Puskesmas kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa
Utara.

3. Kepala Dinas Kesehatan melakukan kajian menyeluruh akan kebutuhan proses mutasi
tersebut. Selanjutnya persetujuan mutasi dilakukan oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Minahasa Utara dengan menerbitkan Surat Perintah Penugasan, dengan
tembusan kepada Bupati Minahasa Utara, melalui kepala BKDD Kabupaten Minahasa
Utara.

4. Mutasi tenaga kesehatan di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Utara dan
jejaringnya, yang tidak mengikuti proses yang diatur dalam Surat Edaran Bupati Minahasa
Utara tersebut, dapat ditinjau kembali sesuai kebutuhan program dan pemenuhan tenaga
kesehatan strategis di sarana kesehatan.

Airmadidi, 16 Februari 2015

KEPALA DINAS KESEHATAN

KAB. MINAHASA UTARA

VI. PETUNJUK BUPATI ;



...

Anda mungkin juga menyukai