Anda di halaman 1dari 6

PENELITIAN DAN PENULISAN SEJARAH

A. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN SEJARAH

Bagan langkah-langkah penelitian sejarah

1. Tahap Penelitian Sejarah


- Mencari informasi sejarah. Sejarah yang telah terjadi akan meninggalkan goresan-
goresan atau bekas-bekas yang bersifat positif dan negative. Goresan yang bersifat
positif maupun negative akan membekas dalam kehidupan masyarakat manusia.
- Mengumpulkan informasi sejarah. dalam pengumpulan sumber-sumber sejarah
dapat dilakukan melalui sumber lisan, sumber tertulis, maupun sumber benda.

2. Jenis-jenis sumber sejarah


Berdasarkan Bentuk
1. Sumber lisan, yaitu keterangan langsung dari pada pelaku atau
saksi dari peristiwa yang terjadi di masa lampau, atau dari
orang-orang yang menerima keterangan itu secara lisan dari
orang lain. Misalnyanya seorang Pejuang ’45 menceritakan
peristiwa yang dialaminya kepada orang lain.

2. Sumber tertulis, yaitu sumber sejarah yang diperoleh melalui peninggalan-


peninggalan tertulis yang mencatat peristiwa yang terjadi di masa lampau.
a) Laporan contoh : Akta kelahiran, ijazah, kartu keluarga dan lain-lain merupakan
contoh laporan yang dibuat Lembaga Pemerintah. Dalam sejarah, laporan dapat
memberikan banyak memberikan informasi penting bagi sebuah penelitian.
Contoh laporan nonpemerintah adalah laporan perusahaan.
b) Surat merupakan dokumen berharga dalam penelitian sejarah. Surat dibagi dua
yaitu surat pribadi (contoh: surat yang ditulis R.A. Kartini) dan surat resmi yang
dikeluarkan sebuah Lembaga (supersmar).
c) Surat kabar, dalam menggunakan surat kabar sebagai sumber sejarah,
hendaknya sejarawan dapat membedakan antara fakta dan opini.
d) Catatan pribadi, contohnya dairy.

3. Sumber benda, yaitu sumber sejarah yang diperoleh dari


peninggalan benda-benda kebudayaan. Misalnya alat-alat atau
benda-benda budaya (kapak, gerabah, perhiasan, arca, fosil,
mata uang, candi, patung, prasasti dan manik-manik).

4. Sumber visual dan Audivisual, Sementara itu, sumber


audivisual merujuk pada sumber berupa suara (audio) dan
komponen gambar (visual). Sumber audivisual dapat berupa
film documenter tentang peristiwa sejarah yang ditayangkan
televisi

Sumber Sejarah Berdasarkan Sifat


1. Sumber Primer, berupa kesaksian langsung dari pelaku sejarah (sumber lisan), dokumen-
dokumen, naskah perjanjian, arsip, benda, bangunan sejarah, dan benda-benda arkeologi
(artefak).
2. Sumber Sekunder berasal dari orang yang tidak hadir pada peristiwa yang dikisahkan.
3. Sumber tersier adalah buku-buku sejarah yang disusun berdasarkan laporan hasil
penelitian para ahli sejarah tanpa melakukan penelitian langsung.

B. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN SEJARAH


1. Pemilihan Topik
Topik penelitian sejarah dikatakan menarik dan layak untuk diteliti jika topik
tersebut belum pernah dikaji peneliti lain. Dua pertimbangan berikut ini harus dipikirkan
oleh sejarawan dalam menentukan topik penelitian.
a. Kedekatan emosional
Kedekatan emosional antara penulis sejarah dan objek penulisannya akan
memudahkan proses penulisan sejarah.
b. Kedekatan entelektual
Seorang sejarawan yang memiliki bekal pengetahuan cukup mengenai suatu topik,
akan lebih mudah menuangkan topik dalam sebuah tulisan sejarah. Untuk
mengarahkan masalah yang akan diteliti dalam topik tersebut, sebaiknya sejarawan
menyusun rincian pertanyaan tentang masalah yang kaan diteliti. Pertanyaan-
pertanyaan yang dimaksud sebagai berikut: 1) Apa (What), 2) Siapa (Who), 3) Di Mana
(Where), 4) Kapan (When), 5) Mengapa (Why), 6) Bagaimana (How).
Kuntowijoyo berpendapat gar dapat memilih topik dengan baik, ada bebera
kesalahan yang arus dihindari sejarawan.
a. Kesalahan Baconian
b. Terlalu banyak pertanyaan,
c. Kesalahan pertanyaan yang bersifat dikotomi

2. Heuristic (Pengumpulan Topik)


Heuristic adalah upaya penelitian yang mendalam untuk menghimpun jejak-jejak
sejarah atau mengumpulkan dokumen-dokumen agar dapat mengetahui segala bentuk
peristiwa atau kejadian-kejadian bersejarah di masa lampau.
Meskipun demikian, tidak semua dokumen dapat menjadi sumber sejarah seorang
sejarawan harus berpedoman pada empat aturan umum berikut.
a. Semakin dekat waktu pembuatan dokumen dengan peristiwa yang direkamnya,
semakin baik dokumen tersebut bagi tujuan sejarah.
b. Semakin serius pengarang membuat rekaman peristiwa, dokumennya akan semakin
dapat dipercaya sebagai sumber sejarah.
c. Semakin besar sifat rahasianya, semakin besar kemungkinannya bahwa dokumen
tersebut bersifat murni.
d. Semakin tinggi tingkat keahlian si penyusun laporan pada bidang yang dilaporkannya,
laporan tersebut semakin dapat dipercaya.
Agar pengumpulan sumber informasi sejarah dapat berlangsung dengan baik, ada beberapa
kesalahan yang harus dihindari. Beberapa kesalahan tersebut sebagai berikut.
a. Kesalahan holisme,
b. Kesalahan pragmatis,
c. Kesalahan od hominem,

3. Verifikasi/Kritik Sumber
Verifikasi diperlukan untuk meneliti kembali data-data atau laporan-laporan dari
suatu peristiwa yang telah terjadi.
Verivikasi bisa dilakukan dalam dua tahap yakni.
a. Kritik ekstern (Autentisitas)
Subuah sumber memiliki tiga kemungkinan autentisitas (keaslian), yaitu
sepenuhnya asli, sebagian asli, dan tidak asli.
b. Kritik intern (Kredibilitas)
Kritik intern dimaksudkan untuk menguji lebih mendalam tentang isi dokumen.
Kritik intern sering disebut uji kredibiltas. Sasaran kerja kritik intern adalah uji
kredibilitas informan (dalam wawancara), pengarang (penulis) sumber, atau dokumen.
Kredibilitas suatu sumber dapat dilihat dari kertas, tinta, gaya tulisan, Bahasa,
ungkapan, kalimat, huruf-huruf yang dipakai, dan semua penampilan luarnya.
1) Melihat usia informan karena semakin tua usia informan, kemungkinan memori
terhadap peristiwa sejarah sudah berkurang.
2) Melihat peran informan dalam peristiwa yang diteliti. Artinya ia menyaksikan
langsung peristiwa itu atau tidak.
3) Melakukan cek silang antara informan yang satu dan informan lainnya.

4. Interpretasi/Eksplansi
Interprestasi dalam sejarah memiliki arti penafsiran terhadap suatu peristiwa atau
memberikan pandangan teoritis terhadap suatu peristiwa sejarah. Interpretasi sumber
sebenarnya merupakan langkah yang dilakukan penulis untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan dari topik yang diteliti interpretasi dilakukan dalam dua tahap sebagai berikut.
a. Analisis (menguraikan), Penulis harus menguraikan data yang sudah dipilih dan
diseleksi.
b. Sintesis (menyatukan)
Cara penulis untuk menginterpretasi sumber adalah menghubungkan antara sumber
yang satu dan sumber lainnya untuk membuktikan hubungan sebab akibat atau
hubungan untuk memperkuat data.

Agar objektivitas sejarah dapat disajikan dengan baik, sejarawan harus menghindari
beberapa kesalahan berikut.
1) Kesalahan pars pro toto, terjadi karena adanya anggapan bahwa bukti hanya berlaku
untuk keseluruhan. Sebagai contoh dalam karya Habis Gelap Terbitlah Terang, Kartini
mengatakan wanita Jawa selalu dipingit. Sebenarnya, tradisi pingitan hanya berlakuk
untuk gadis bangsawan, sedangkan gadis desa dan santri di pesantren tidak mengalami
tradisi pingitan.
2) Kesalahan totem pro porte, merupakan kebalikan dari kesalahan pars pro toto.
Sejarawan mengemukakan keseluruhnya, padahal yang dimaksudkan adalah bukti
untuk sebagian. Sebagai contoh, semua orang yang bersekolah di negeri Belanda
digambarkan seolah-oleh menjadi orang Barat yang berpikir dan berbicara seperti
orang Belanda, padahal anggapan tersebut tidak benar.
3) Kesalahan yang menganggap pendapat umum sebagai fakta, misalnya orang Tionghoa
identic dengan pedagang, padahal ada juga orang Tionghoa yang menjadi guru atau
ilmuwan.

5. Penulisan Sejarah (Historiografi)


Secara harafiah, historiografi berarti penulisan sejarah. Proses kerja sejarawan pada
tahap akhir adalah penulisan sejarah. Tahap ini dilakukan setelah fakta-fakta sejarah
dirangkai. Dalam tahap ini dapat dilihat sejarawan mengomunikasikan hasil penelitian
kepada orang lain.
Referensi
Badrika, I Wayan. 2004. Sejarah Nasional Indonesia dan Umum. Jakarta: Erlangga.
Kuntowijoyo. 1994. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya.

Rofiq, Ahmad Choirul. 2016. Menelaah Historiografi Nasional Indonesia: Kajian Kritis

terhadap Buku Indonesia dalam Arus Sejarah. Yogyakarta: CV Budi Utama.

Taufik Abdullah (Ed.). 2010. Indonesia dalam Arus Sejarah. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve.
Evaluasi
Setelah mempelajari langkah-langkah Penelitan Sejarah. Evaluasikan kembalilah bersama
kelompokmu kelebihan dan kekurangan dari hasil penelitian Anda selama ini!
No. Sumber Sejarah Kelebihan Kekurangan
1 Pemilihan Topik

2 Heuristic (Pengumpulan Topik)

3 Verifikasi/Kritik Sumber

4 Interpretasi/Eksplansi

Anda mungkin juga menyukai