Npm : 06222011002
#jawaban#
8. Kesalahan-kesalahan sejarawan
1. Kesalahan pemilihan topik adalah pekerjaan pertama sejarawan, sebab tanpa
topik, pekerjaan selanjutnya tidak akan bisa dikerjakan. Akan tetapi, dalam
pemilihan topic sejarawan harus hati-hati tidak hanya senang secara emosional
atau intelektual. Ada beberapa kemungkinan kesalahan. Kesalahan baconian,
kesalahan terlalu banyak pertanyaan, kesalahan pertanyaan yang bersifat
dikotomi, kesalahan metafisik, kesalahan topic fiktif,
2. Kesalahan pengumpulan sumber yaitu:
1. Kesalahan holism adalah memilih satu bagian yang penting, dan
menganggap pemilhan satu bagian itu sudah dapat mewakili keseluruhanya.
2. Kesalahan pragmatis
kesalahan pragmatis terjadi bila untuk tujuan tertentu kita memilih sumber
yang mendukung tujuan itu. Kesalahan pragmatis juga bisa terjadi dengan
pembangunan dengan tujuan menyenangkan atasan, dapat dipilih daerah yang
berhasil membangun. Kesalahan pragmatis dapat dilakukan siapas saja, tetapi
kesalahan ini sering dikerjakan oleh orsospol yang menghadapi pemilu.
3. Kesalahan ad hominem.
Ad hominem merujuk pada seseorang kesalahan ad hominem terjadi bila
dalam pengumpulan sumber sejarah, orang memilih orang, otoritas, profesi,
pangkat, atau jabatan.
4. Kesalahan kuantitatif
kesalahan kuantitatif sering terjadi karena orang lain lebih percaya pada
dokumen dengan angka-angka dari pada testimony biasa. Padahal alangkah
mudahnya orang menipu dengan statistik
5. Kesalahan estetis
Sebenarnya kesalahan ini sama dengan kesalahan pragmatis. Kesalahan estetsi
dapat terjadi bila sejarawan hanya memilih sumber-sumber sejarah yang
sekiranya mempuyai efek estetis.
3. Kesalahan verifikasi yaitu:
1. Kesalahan pars pro toto
Kesalahan ini terjadi kalau orang menggap bahwa bukti yang ternyata hanya
berlaku untuk sebagian diaggap berlaku untuk keseluruhan.
2. Kesalahan toto pro pars
kesalahan ini adalah kebalikan dari pars pro toto, yaitu bila sejarawan
mengemukakan keseluruhanya, padahal yang dimaksud adalah bukti untuk
sebagian.
3. Kesalahan menggap pendapat umum sebagai fakta
Sejarawan sering menganggap umum sebagai fakta.