Anda di halaman 1dari 17

Kelompok 1

Robiul Awalulloh
Rayfan Prio Adhi .N
M. Nur Rayhan .A
M. Dzikri
Idham Sinatrya
M. Rizki Teja
Luthfi Arja
Bima Rizki .P
Fauzan Helmy
Raihan Valentino
Sejarah dikatakan sebagai ilmu karena sejarah
menjadi sumber pengetahuan tentang kejadian pada masa
lampau. Peristiwa pada masa lampau itu disusun secara
sistematis menggunakan metode kajian ilmiah,hal ini
dikarenakan sejarah akan berpengaruh pada masa-masa
yang akan datang, maka sangat perlu untuk mendapatkan
kebenarannya.Penyusunan sejarah dilakukan agar anda
mampu merekonstruksi cerita sejarah secara analitis,
kritis, dan juga imajinatif, tentunya berdasarkan data,
bukti tulisan, peninggalan-peninggalan, serta rekaman.
Sejarah sebagai ilmu memiliki beberapa ciri-
ciri,diantaranya sebagai berikut:
1. Empiris
berasal dari bahasa Yunani yaitu
“empiro”,berarti perjalanan manusia. Semua kejadian
kemudian direkam dalam peninggalan serta dokumen
sejarah, yang kemudian diteliti oleh sejarawan dalam
menemukan fakta.
2. Memiliki objek
Tidak ada ilmu yang tidak memiliki tujuan,
setiap ilmu pasti memiliki tujuan dan objek material
atau sasaran yang jelas, semua itu untuk membedakan
dengan ilmu-ilmu yang lain. Sementara objek sejarah
adalah manusia dan masyarakat, akan tetapi sasarannya
lebih ditekankan pada manusia dalam sudut pandang
waktu.
3. Memiliki teori
Teori adalah pendapat yang telah dikemukakan
sebagai keterangan mengenai suatu peristiwa. Teori
dalam sejarah berisi sekumpulan kaidah-kaidah pokok
suatu ilmu.
4. Memiliki metode
Dalam melakukan penelitian sejarah
mempunyai metode sendiri dengan menggunakan
pengamatan disertai bukti untuk membuat
kesimpulan sejarah sebagai ilmu, mempelajari
sepanjang kehidupan manusia.
5. Mempunyai generalisasi
Studi dari suatu ilmu selalu ditarik suatu
kesimpulan. Kesimpulan tersebut menjadi kesimpulan
umum atau generalisasi. Jadi generalisasi merupakan
sebuah kesimpulan umum dari pengamatan dan
pemahaman penulis.
Sejarah sebagai fakta dapat didefinisikan sebagai
suatu unsur yang dijabarkan  baik secara langsung maupun
tidak langsung dari dokumen-dokumen atau sumber sejarah
setelah melalui serangkaian pengujian dan kritik.
Dokumen-dokumen atau sumber sejarah yang merupakan
data tersebut diteliti oleh sejarawan untuk menemukan
fakta. Fakta-fakta tersebut diinterpretasi/ditafsirkan.
Sejarah sebagai peristiwa dapat dipahami sebagai
sesuatu yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat pada
masa lampau. Namun, tidak semua peristiwa yang terjadi 
pada masa lalu dianggap sebagai sejarah. Suatu peristiwa
dianggap sebagai peristiwa sejarah jika peristiwa itu
memiliki makna dan berpengaruh bagi kehidupan.
Pengertian sejarah sebagai seni adalah dalam
menyajikan suatu sejarah dikemas semenarik mungkin
sehingga pembaca tertarik atas informasi kejadian masa lalu
yang disajikan karena ada unsur keindahan di dalamnya
sehingga tidak membosankan untuk dibaca.

Ciri – ciri sejarah sebagai seni adalah sebagai berikut,


1.Intuisi: Intuisi merupakan kemampuan mengetahui dan
memahami sesuatu secara langsung mengenai suatu topik
yang sedang diteliti.
2.Emosi: Emosi merupakan luapan perasaan yang
berkembang. Emosi diperlukan guna mewariskan nilai-nilai
tertentu asalkan penulisan itu tetap setia pada fakta.
Dengan melibatkan emosi, mengajak pembaca seakan-akan
hadir dan menyaksikan sendiri peristiwa itu.
3. Gaya Bahasa: Gaya bahasa merupakan cara khas
dalam menyatakan pikiran dan perasaan dalam
bentuk tulisan atau lisan. Gaya bahasa diperlukan
sejarawan guna menuliskan sebuah peristiwa. Gaya
bahasa yang baik yaitu yang dapat menggambarkan
detail-detail sejarah secara lugas dan tidak berbelit-
belit.
4. Imajinasi: Imajinasi merupakan daya pikiran untuk
membayangkan kejadian berdasarkan kenyataan atau
pengalaman seseorang (khayalan). Imajinasi
diperlukan sejarawan untuk membayangkan apa yang
sebenarnya terjadi, apa yang sedang terjadi, serta
apa yang akan terjadi.
Contoh Sejarah sebagai Seni
1. Seni Pahat
Yang pertama yaitu seni pahat. Seni pahat adalah sebuah
seni yang dikaryakan masyarakat masa silam dalam bentuk
3 dimensi. Seni pahat dipelajari dan diteliti menggunakan
pengetahuan tentang rasa. Pada beberapa candi
peninggalan kerajaan Hindu Budha di Indonesia, karya seni
pahat dapat kita temukan dalam bentuk relief sehingga
bisa menjadi gambaran peradaban masyarakat terdahulu.
Oleh karena itu, seni pahat bisa menjadi suatu contoh
sejarah sebagai seni.
2. Seni Patung
Senada dengan seni pahat, seni patung juga merupakan perwujudan
dan contoh sejarah sebagai seni. Patung dibuat dengan intuisi,
imajinasi, dan emosi pembuatnya sehingga bisa memiliki nilai seni
yang tinggi. Selain itu, sisi religius juga muncul dalam bentuk
peribadahan atau ritual keagamaan dari peninggalan sejarah ini.
3. Wayang Kulit
Wayang kulit adalah sebuah seni pertunjukan yang menampilkan
kisah-kisah atau lakon tertentu dengan menggunakan media wayang
yang terbuat dari kulit sebagai media penyampai pesan. Wayang
kulit merupakan perwujudan contoh sejarah sebagai seni yang
hingga kini masih tetap lestari. Bukan hanya di Jawa, wayang juga
bisa ditemukan dalam budaya masyarakat dunia lainnya meski dalam
wujud yang berbeda.
Fiksi merupakan karya rekaan yang melibatkan
imajinasi dan merupakan bagian dari seni. Sejarah dapat
juga disebut sebagai seni karena sejarah berhubungan
dengan penyimpulan dan penulisan suatu peristiwa sejarah
yang berhubungan dengan kaidah dan keindahan bahasa.
Selain itu sejarah memerlukan intuisi atau ilham.
Khususnya ketika sejarawan memilih topik, selama
penelitian dan dalam proses penulisan sejarah.
Namun, meskipun berhubungan dengan cerita,
sejarah bukanlah sastra maupun karya fiksi, karena
berbeda dengan karya sastra sebagai hasil subyektivitas
sastrawan, sejarah harus berusaha memberikan informasi
selengkap dan sejelasnya dengan menghindari subyektivitas
melalui penggunaan metode sejarah.
Mitos merupakan bagian dari budaya sebagai
bagian dari olah pikir manusia. Daya ingat manusia
terbatas. Segala hal yang menyenangkan dirinya tentu akan
selalu diingat. Ingatan tersebut ditambah atau diperindah
sesuka hati. Apabila diceritakan kepada orang lain yaitu
kepada anak cucu maka ingatan itu akan menjadi cerita
yang indah. Semakin lama, semakin indah cerita itu dan
semakin jauh isi cerita dari kejadian yang sebenarnya. Ini
yang menjadi asal mula cerita-cerita kuno seperti mitos,
legenda, dan saga.
Contoh fiksi di Indonesia adalah cerita rakyat Malin
Kundang yang berasal dari Sumatra Barat.
Contoh mitos di Indonesia adalah kisah Kanjeng
Ratu Kidul yang memiliki istana di dalam Laut Selatan dan
menjadi permaisuri raja-raja Jawa.
Sebenarnya fiksi dan mitos tidak hanya dikenal di
Jawa, di wilayah-wilayah lain di Indonesia juga mengenal
fiksi dan mitos.

Anda mungkin juga menyukai