Hampir setiap dari kita memiliki sejarah dalam hidup, begitu juga dalam keluarga, dan
lingkungan di mana kita berada. Kalian juga pastinya punya sejarahnya sendiri. Semua hal yang
ada pada saat ini, semuanya pasti memiliki sejarahnya. Tapi tahukah kalian bahwa sejarah itu
sangat penting? Sejarah yang merupakan peristiwa-persitiwa pada masa lampau, sangat
menentukan pada apa yang terjadi pada masa kini, begitu juga menentukan apa yang akan
terjadi pada sama yang akan datang.
Tujuan dari tahapan-tahapan penulisan sejarang itu agar Kalian mampu merekonstruksi cerita
sejarah secara analitis, kritis, dan juga imajinatif, tentunya berdasarkan data, bukti tulisan,
peninggalan-peninggalan, serta rekaman.
Sejarah sebagai ilmu juga memiliki ciri-ciri, nah apa saja ya ciri-cirinya?
1. Empiris
Empiris merupakan kata yang berasal dari bahasa Yunani yaitu “empiro”, artinya adalah
perjalanan manusia. Semua pengalaman yang terjadi kemudian direkam dalam peninggalan
serta dokumen sejarah, yang kemudian diteliti oleh sejarawan dalam menemukan fakta. Nah
ilmu sejarah termasuk ilmu empiris.
2. Memiliki objek
Tidak ada ilmu yang tidak memiliki tujuan, setiap ilmu pasti memiliki tujuan dan objek material
atau sasaran yang jelas, semua itu untuk membedakan dengan ilmu-ilmu yang lain. Sementara
objek sejarah adalah manusia dan masyarakat, akan tetapi sasarannya lebih ditekankan pada
manusia dalam sudut pandang waktu.
3. Memiliki teori
Teori merupakan pendapat yang telah dikemukakan sebagai keterangan mengenai suatu
peristiwa. Teori dalam sejarah berisi satu kumpulan tentang kaidah-kaidah pokok suatu ilmu.
4. Memiliki metode
Dalam melakukan penelitian sejarah mempunyai metode sendiri dengan menggunakan
pengamatan disertai bukti untuk membuat kesimpulan sejarah sebagai ilmu, mempelajari
sepanjang kehidupan manusia.
5. Mempunyai generalisasi
Studi dari suatu ilmu selalu ditarik suatu kesimpulan. Kesimpulan tersebut menjadi kesimpulan
umum atau generalisasi. Jadi generalisasi merupakan sebuah kesimpulan umum dari
pengamatan dan pemahaman penulis.
Sejarah sebagai seni
Banyak cara yang bisa digunakan dalam menceritakan kembali peristiwa-peristiwa dan faka
sejarah, salah satunya adalah seni. Dalam menulis sejarah, sejarawan harus memiliki seninya
sendiri dalam menyajikan cerita-cerita sejarah. Sejarawan selalu ingin tulisan-tulisan yang ia
buat mampu membuat para pembacanya seakan merasakan langsung peristiwa yang terjadi di
masa lampau. Membuat para pembaca masuk ke dalam cerita sejarawah adalah seni tersendiri
yang tentunya tidak banyak orang bisa melakukannya. Tidak hanya tulisan, lukisan, patung,
serta panggung pementasan pun menjadi sebagian bentuk seni dalam merekonstruksi peristiwa
sejarah.
Gambar. Patung dewa pada candi Borobudur, sejarah sebagai seni (Sumber: urwallpapers.com)
Oleh karena sejarah adalah ilmu yang sangat penting bagi manusia, seni menjadi medium
dalam merekosntruksi kembali peristiwa-peristiwa sejarah. Setiap manusia harus mengetahui
sejarah dirinya, keluarga, bahkan tempat ia tinggal. Karena sejarah menjadi sumbel ilmu serta
pengetahuan yang sangat penting bagi manusia dalam menghadapi masa-masa yang akan
datang.
Sejarah sebagai seni juga memiliki beberapa fungsi, seperti yang dikatakan oleh George
Macauly Trevelyan, diantaranya:
Banyak orang yang mengenal sejarah dalam sehari-hari itu sebagai sebuah cerita. Banyak
manusia yang bercerita tentang sejarah, memiliki kepribadian berbeda-beda. Dalam menyusun
cerita sejarah sebagai kisah, mereka berpendirian supaya cerita mereka bisa dipercaya dan
bersifat obyektif. Ada tetapinya nih anak-anak, pada dasarnya setiap manusia yang
menceritakan sejarah sebagai kisah, mau tidak mau mereka akan dipengaruhi oleh sifat-sifat
mereka sendiri. Secara tidak langsung, setiap cerita yang dibuat, pastinya tidak dapat langsung
dikatakan sudah objektif.