KAK Pertemuan PWS Imunisasi Baru
KAK Pertemuan PWS Imunisasi Baru
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS PENGADEGAN
Jalan Raya Pengadegan-Rembang Rt 11/05 Km.9 Pengadegan
Purbalingga 53393, Telp. (0281) 6591070
e-mail : puskesmaspengadegan@yahoo.co.id
KERANGKA ACUAN
PERTEMUAN PEMANTAUAN WILAYAH SETEMPAT (PWS) IMUNISASI
PUSKESMAS PENGADEGAN TAHUN 2023
Nomor : 440/KA/UKM/ /2023
A. PENDAHULUAN
Imunisasi telah diakui sebagai upaya pencegahan penyakit yang paling
mendekati kesempurnaan dan sangat berdampak terhadap peningkatan kesehatan
masyarakat. Salah satu upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam
bidang kesehatan adalah upaya kesehatan untuk bayi yaitu imunisasi. Program
Imunisasi di Indonesia kemudian diperbaharui dan dikembangkan semenjak tahun
1977 dengan tujuan memberikan perlindungan terhadap 7 macam penyakit: TBC,
Difteri, Pertusis, Tetanus, Campak, Polio dan Hepatitis B melalui antigen BCG, DPT,
Polio, Campak, Hepatitis B dan TT. Pada Tahun 2017 dikembangkan lagi untuk
penyakit Rubella melalui antigen Measlles Rubella (MR). Di Jawa Tengah p ada
Tahun 2022 introduksi baru untuk penyakit Kanker Leher Rahim melalui antigen
Human Papillomavirus Vaccine (HPV) dan untuk penyakit Pneumonia melalui
antigen Pneumococcal Vaccine (PCV). Pada Tahun 2023 introduksi baru untuk
penyakit diare karena Rotavirus melalui Rotavirus Vaccine (RV) serta penambahan
dosis IPV 2 usia 9 bulan.
B. LATAR BELAKANG
Tetanus, Difteri, Campak dan Rubella masih merupakan masalah kesehatan
di Indonesia. Sebagaimana data tahun 2006 menunjukan bahwa penyebab kematian
bayi Indonesia adalah 28% karena Tetanus Neonatorum. 30000 anak setiap tahunya
meninggal karena campak serta 1401 kasus Difteri tahun 2008–2011.
Attack rate tetanus neonatorum pada bayi dari ibu yang mendapatkan
Imunisasi tetanus sebesar 20 per 100 KH dan case fatality rate antara 30-90%.
Kekebalan terhadap penyakit ini hanya diperoleh melalui Imunisasi tetanus minimal
dua dosis. Perlindungan jangka panjang diperoleh jika jika mendapatkan Imunisasi
tetanus sebanyak 5 Dosis ( status 5). Untuk memperapat eliminasi tetanus
neonatorum kurang dari 1/1000 KH ditingkat Kabupaten / Kota dalam 1 tahun sesuai
ketentuan WHO, diperlukan upaya pencapaian status T5 bagi semua WUS.
Pemberian Imunisasi DT dan Td pada anak sekolah dasar atau sederajat merupakan
rangkaian upaya mencapai status T5 bagi setiap individu.
Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang sangat infeksius.
Tanpa Imunisasi, penyakit ini akan menyerang hampir setiap anak, terutama pada
anak dengan gizi buruk dapat menimbulkan cacat dan kematian. Indonesia
merupakan salah satu negara berpenduduk terbesar di dunia dengan cakupan
Imunisasi yang masih dibawah 80%. Sehingga Indonesia menjadi negara yang
sangat rawan terhadap penyakit campak. Seperti ditunjukan oleh data tahun 2006
bahwa angka kesakitan campak sekitar 1 juta pertahun dengan 30.000 kematian.
Kondisi ini menempatkan Indonesia menjadi salah satu dari 47 negara prioritas yang
di identifikasi oleh WHO dan UNICEF untuk melaksanakan akselerasi dan menjaga
kesinambungan dari reduksi campak.
Pada tahun 2011-2013, Indonesia tercatat sebagai negara kedua dengan
kasus difteri terbanyak di dunia. Berdasarkan data surveilans pada tahun 2017 dan
2018 terjadi peningkatan jumlah kasus difteri yang terjadi di beberapa provinsi di
Indonesia yang perlu disikapi secara cepat dan tepat. Termasuk 1 kasus di
Purbalingga tepatnya di desa Karangjoho kecamatan Pengadegan dilaporkan ada
penderita difteri yang datang dari luar jawa dan dirawat di RSU Prof.dr.Margono
Sukaryo dan dinyatakan sembuh setelah menjalani perawatan. Untuk memutus
rantai penularan penyakit difteri dilakukan upaya pencegahan dengan pemberian
imunisasi pada bayi dan dilanjutkan dengan Imunisasi pada anak sekolah dasar
kelas 1, 2 dan 5.
Cakupan Imunisasi harus dipertahankan tinggi dan merata diseluruh wilayah.
Hal ini bertujuan untuk menghindarkan terjadinya daerah kantong yang akan
mempermudah terjadinya kejadian luar biasa (KLB). Untuk mendeteksi dini terjadinya
peningkatan kasus penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB, Imunisasi perlu
didukung oleh upaya surveilans epidemiologi.
Beberapa hal masalah/hambatan capaian imunisasi rendah dibeberapa
wilayah adalah penolakan imunisasi oleh orangtua, tingkat pendidikan dan
pengetahuan tentang imunisasi yang kurang, sistem pencatatan dan pelaporan yang
belum maksimal dan gencarnya hoax negatif tentang imunisasi di media sosial.
Berdasarkan hal tersebut diatas perlu diadakannya Pemantauan Wilayah Setempat
capaian program imunisasi agar sesuai yg di tagetkan.
Pemantauan Wilayah Setempat Imunisasi (PWS-Imunisasi) adalah suatu alat
manajemen program Imunisasi untuk melakukan pemantauan pelayanan imunisasi
disuatu wilayah kerja secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindaklanjut yang
cepat dan tepat.
F. SASARAN
1. Peserta yang diundang hadir 95%
2. Tercapainya UCI desa 100%
3. Tercapainya target per antigen masing-masing 95%
J F M A M J J A S O N D
2 Melakukan koordinasi x
dengan lintas program dan
lintas sektor
4 Melaksanakan kegiatan x x x x
pertemuan PWS-Imunisasi
Ditetapkan di : Pengadegan
pada tanggal : 10 Januari 2023
KEPALA PUSKESMASPENGADEGAN
ISTOMO PUJI