Anda di halaman 1dari 2

MANAJEMEN NYERI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSUD LAHAT 445.1/ /SPO/RSUD/2023 0 1/2

Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit Direktur RSUD Lahat
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj. ERLINDA , M.Kes
NIP.196602172006042006
Menyiapkan pasien dan keluarga tentang strategi mengurangi nyeri atau
PENGERTIAN
menurunkan nyeri ke level kenyamanan yang diterima oleh pasien.
TUJUAN Memfasilitasi pasien untuk tindakan pengurangan nyeri di RSUD Lahat
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur RSUD Lahat
KEBIJAKAN
Nomor : 445.1/ /SK/RSUD/2023 tentang Pedoman Manajemen Nyeri
1. Melakukan pengkajian yang komperhensif tentang nyeri, termasuk
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas, atau
beratntya nyeri dan faktor presipitasi
2. Amati perlakuan non verbal yang menunjukan ketidak nyamanan,
khususnya ketidak mampuan komunikasi efektif
3. Pastikan pasien menerima analgesik yang tepat
4. Gunakan strategi komunikasi terapeutik yang dapat diterima tentang
pengalaman nyeri dan merasa menerima respon pasien terhadap nyeri
5. Identifikasi dampak pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup
6. Evaluasi pasca mengalami nyeri termasuk riwayat individu dan
PROSEDUR riwayat keluarga
7. Evaluasi bersama klien tentang evektifitas pengukuran kontrol pasca
nyeri yang dapat digunakan
8. Bantu pasien dan keluarga untuk memperoleh kenyamanan
9. Bersama keluarga mengidentifikasi kebutuhan untuk mengkaji
kenyamanan pasien dan merencanakan monitoring tindakan
10. Beri informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama
berakhir, antisipasi ketidak nyamanan dari prosedur
11. Ajarkan kepada pasien untuk mengontrol faktor lingkungan yang
dapat mempengaruhi respon pasien mengalami ketidak nyamanan
(misal: temperatur ruangan, cahaya, dan kebisingan)
MANAJEMEN NYERI
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSUD LAHAT 445.1/ 0852 /SPO/RSUD/2023 0 2/2

12. Mengajarkan kepada pasien bagaimana mengurangi atau


mengilangkan faktor yang menjadi presipitasi atau meningkatkan
pengalaman nyeri (misalnya: ketakutan, kelemahan, monoton, dan
rendahnya pengetahuan)
13. Pilih dan implementasikan berbagai pengukur (misal: farmakologi,
non farmakologi, dan interpersonal) untuk memfasilitasi penurunan
nyeri
Ajukan pasien untuk memantau nyerinya sendiri dan intervensikan
segera
14. Mengajarkan kepadaa pasien untuk mempertimbangkan jenis dan
sumber nyeri ketika memilih strategi penurunan nyeri. Ajarkan teknis
penggunaan nonfarmakologi (misal: buifeefback, TENS, hypnosis,
relaksasi, terapi aktifitas, acupressure, terapi dingin/panas, dan pijatan)
15. Jelaskan tentang penggunaan analgetik untuk penurunan nyeri yang
PROSEDUR optimal
16. Gunakan pengukuran kontrol nyeri sebelum nyeri meningkat
17. Lakukan verifikasi tingkat ketidak nyamanan dengan pasien, catat
perubahan pada rekam medik
18. Evaluasi keefektifan pengukuran kontrol nyeri yang dilakukan dengan
pengkajian terus – menerus terhadap pengalaman nyeri
19. Modifikasi pengukuran kontrol nyeri pada respon pasien
20. Dorong istirahat yang adekuat / tidur untuk memfasilitasi penurunan
nyeri
21. Anjurkan pada pasien untuk mendiskusikan pengalaman nyeri, sesuai
keperluan
22. Beri informasi yang akurat untuk mendukung pengetahuan keluarga
dan respon untuk pengalaman nyeri
23. Melibatkan keluarga dalam melakukan manajemen nyeri, jika
mungkin
24. Pantau kepuasan pasien setelah melakukan manajemen nyeri
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap

Anda mungkin juga menyukai