Anda di halaman 1dari 4

EDUKASI : MANAJEMEN NYERI

No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :

00 1 /4

Ditetapkan :

Tanggal Terbit DIREKTUR RUMAH SAKIT PARU


STANDAR
03 Agustus 2021 PROVINSI JAWA BARAT,

PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. HADRI PRAMONO.,MARS
(SPO)
Pembina T.k. I

NIP.19670212 200211 1 001

Menyiapkan pasien dan keluarga tentang strategi


PENGERTIAN mengurangi nyeri atau menurunkan nyeri ke level
kenyamanan yang diterima oleh pasien.

Sebagai acuan dalam menerapkan dan memfasilitasi pasien


TUJUAN
untuk tindakan pengurangan rasa nyeri

Kebijakan Direktur Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat


Nomor / /TU-1/RSP tentang Kebijakan Operasional
KEBIJAKAN
Pelayanan Asuhan Pasien di Rumah Sakit Paru Provinsi
Jawa Barat

PROSEDUR 1. Lakukan pengkajian yang komprehensif tentang rasa


nyeri, termasuk lokasi, karakteristi, onset/ durasi,
frekuensi, kualitas intensitas, atau beratnya nyeri dan
factor presipitasi.
2. Amati perlakuan non verbal yang menunjukan ketidak
nyamanan, khususnya ketidak mampuan komunikasi
efektif.
3. Pastikan pasien menerima analgesic yang tepat.

EDUKASI : MANAJEMEN NYERI

No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :

00 2/4

4. Gunakan strategi komunikasi terapeutik yang dapat


diterima. tentang pengalaman nyeri, dan merasa
menerima respon pasien terhadap nyeri.
5. Identifikasi dampak pengalaman nyeri terhadap
kualitas hidup.
6. Evaluasi pasca mengalami nyeri termasuk riwayat
individu dan keluarga mengalami nyeri kronik atau
yang menimbulkan kemampuan.
7. Evaluasi bersama pasien tentang efektifitas
pengukuran control pasca nyeri yang dapat
digunakan.
8. Bantu pasien dan keluarga untuk mendapat
dukungan.
9. Bersama keluarga mengidentifikasi kebutuhan untuk
mengkaji kenyamanan pasien dan merencanakan
monitoring tindakan.
10. Beri informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri,
berapa lama berakhir, antisipasi ketidak nyamanan
dari prosedur.
11. Ajarkan pada pasien untuk mengontrol factor
lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien
yang mengalami ketidak nyamanan ( misal
temperature ruangan, cahaya, kebisingan )
12. Mengajarkan kepada pasien bagaimana mengurangi
atau menghilangkan factor yang menjadi presipitasi
atau meningkatkan pengalaman nyeri (misal

EDUKASI : MANAJEMEN NYERI

No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :

00 3/4

ketakutan, kelemahan, monoton dan rendahnya


pengetahuan)

13. Pilih dan implementasikan berbagai pengukuran


(misal farmakologi, nonfarmakologi dan interpersonal)
untuk memfasilitasi penurunan nyeri.
14. Mengajarkan kepada pasien untuk
mempertimbangkan jenis dan sumber nyeri ketika
memilih strategi penurunan nyeri.
15. Anjurkan kepada pasien untuk memantau nyerinya
sendiri dan intervensi segera.
16. Ajarkan tehnik penggunaan nonfarmakologi (misal
biofeedback tens, hipnotis, relaksasi, distraksi, guided
imagery, terapi music, terapi bermain, terapi aktivitas,
acupressure, terapi dingin / panas atau terapi pijatan)
17. Jelaskan tentang penggunaan analgetik untuk
penurun nyeri yang optimal.
18. Gunakan pengukuran control nyeri sebelum nyeri
meningkat
19. Lakukan verifikasi tingkat ketidak nyamanan dengan
pasien, catat perubahan pada rekam medik.
20. Evaluasi keefektifan pengukuran control nyeri yang
dilakukan dengan pengkajian terus menerus terhadap
pengalaman nyeri.
21. Modifikasi pengukuran konttrol nyeri pada respon
pasien.
22. Dorong istirahat yang adekuat / tidur untuk
memfasilitasi penurunan nyeri.

EDUKASI : MANAJEMEN NYERI

No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :

00 4/4

23. Anjurkan pasien untuk mendiskusikan pengalaman


nyeri sesuai keperluan.
24. Beri informasi yang adekuat untuk mendukung
pengetahuan keluarga dan respon untuk pengalaman
nyeri.
25. Melibatkan keluarga dalam modalitas penurunan
nyeri jika mungkin.
26. Pantau kepuasan pasien dengan manajemen nyeri
pada rentang spesifik.

Rawat Inap
UNIT TERKAIT
Intensive Care Unit

Anda mungkin juga menyukai