Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN

PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG INSPEKSI VISUAL ASETAT


DI DUSUN BATU GOLENG DESA TEMPOS KECAMATAN GERUNG

DISUSUN OLEH
KEOMPOK B :
1. BAIQ RIA SYAFRAINI
2. HARI FAJRI
3. ADITIYAN NUGRAHA PERTIWI
4. DATU WINDI TAMARA WARDANI
5. AINUN NAZMI
6. AMELIA EKA PRATIWI
7. ARIANI
8. BUDIMAN
9. DINA SEPTIANA

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI NERS JENJANG PROFESI
MATARAM
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah–Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan
Laporan Pertanggungjawaban Penyuluhan kesehatan tentan inspeksi asam asetat
di Gerung Lombok barat. Laporan ini disusun berdasarkan penyuluhan yang telah
dilaksanakan pada hari Rabu, 20 November 2019.
Kegiatan Penyuluhan yang telah dilaksanakan tidak akan berjalan dengan
baik dan lancar tanpa bantuan dari segenap pihak, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Oleh karena itu, Kami ucapkan terima kasih Kepada ibu
Kusniyati Utami., Ners., M. Kep selaku pembimbing pendidikan dan Novita
Astriwidiastuti., Ners selaku pembimbing lahan, serta ibu Siti Maryam., Amd.
Keb selaku koordinator saat penyuluhan
Segenap tim Penyuluhan STIKes YARSI Mataram meminta maaf yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak apabila dalam melaksanankan kegiatan
penyuluhan banyak melakukan kesalahan dan kekhilafan. Serta Penyusun
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penyusun
sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi
kesempurnaan program kerja ini. Akhir kata penyusun berharap laporan
pertanggungjawaban ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak yang
terkait.
Gerung, 20 Januari 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Banyaknya kasus kanker serviks di Indonesia semakin diperparah
disebabkan lebih dari 70% kasus yang datang ke rumah sakit berada pada stadium
lanjut. Beberapa negara maju telah berhasil menekan jumlah kasus kanker serviks,
baik jumlah maupun stadiumnya. Pencapaian tersebut terutama berkat adanya
program skrining massal antara lain dengan Tes Pap. Namun di Indonesia
kebijakan penerapan program skrining kanker serviks kiranya masih tersangkut
dengan banyak kendala, antara lain luasnya wilayah dan juga kurangnya sumber
daya manusia sebagai pelaku skrining, khususnya kurangnya tenaga ahli patologi
anatomik/sistologi dan stafnya, teknisi sitologi/skriner.
Pengobatan kanker serviks pada stadium lebih dini, hasilnya lebih baik,
mortalitas akan menurun, dengan masalah yang begitu kompleks, timbul gagasan
untuk melakukan skrining kanker serviks dengan metode yang lebih sederhana,
antara lain yaitu dengan IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat). Di Desa
Tempos, sedikit dari mereka yang mengetahui penyakit kanker leher rahim dapat
menyebabkan kematian. Berdasarkan uraian diatas mahasiswa merencanakan
akan melaksanakan sosialisasi mengenai pemeriksaan IVA di Desa Tempos,
Gerung Lombok Barat.
BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM KERJA DAN PEMBAHASAN
Pokok Bahasan : Inspeksi Visual Asetat
Sasaran : Ibu-ibu
Jumlah peserta : 25 orang
Hari/tanggal : Rabu, 20 November 2019
Waktu : 60 Menit
Pelaksana : Kelompok B Mahasiswa Profesi Ners STIKES YARSI
Mataram
Tempat : Dusun Goleng dusun Tempos, Kecamatan Gerung,
Lombok Barat
A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan sosialisasi kesehatan mengenai pemeriksaan
IVA, diharapkan audience mampu mengetahui tentang kanker leher
rahim.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan IVA
diharapkan masyarakat mampu:
a. Mengetahui pengertian pemeriksaan IVA
b. Mengetahui manfaat pemeriksaan IVA
c. Mengetahui syarat pemeriksaan IVA
d. Melakukan pemeriksaan IVA.
B. Pokok Materi
1. Pengertian kanker serviks
2. Faktor resiko terjadinya kanker serviks
3. Gejala kanker serviks
4. Proses terjadinya kanker serviks
5. Deteksi dini kanker serviks
6. Pengertian IVA
7. Tujuan pemeriksan IVA
8. Syarat pemeriksaan IVA
9. Jadwal dan Tempat pemeriksaan IVA
C. Kegiatan Penyuluhan
1. Metode : Ceramah, tanya jawab dan
diskusi
2. Strategi Pelaksanaan :
Waktu Tahap pelaksanaan Respon peserta Penanggung
Jawab
10 Pembukaan  Menjawab Aditiyani
menit  Moderator memberi salam Nugraha Pertiwi
salam  Mendengarkan
 Moderator dan
memperkenalkan memperhatikan
anggota penyuluhan  Mendengarkan
 Moderator dan
memperkenalkan memperhatikan
pembimbing klinik dan  Mendengarkan
pembimbing akademik dan
 Moderator memperhatikan
menjelaskan tentang  Mengemukakan
topik penyuluhan pendapat
 Menjelaskan dan
membuat kontrak
waktu, bahasa, tujuan
dan tata tertib
penyuluhan
25 Pelaksanaan/penyampaian Mendengarkan, Baiq Ria Syafraini
menit materi memperhatikan
 Menggali pengetahuan dan
audiens mengemukakan
 Memberikan pendapat
reinforcement positif
 Menjelaskan kembali
pengertian
pemeriksaan IVA
 Menggali pengetahuan
audiens manfaat
pemeriksaan IVA
 Memberikan
reinforcement positif
 Menjelaskan kembali
manfaat pemeriksaan
IVA
 Menggali pengetahuan
audiens tentang syarat
pemeriksaan IVA
 Memberikan
reinforcement positif
 Menjelaskan syarat
pemeriksaan IVA
 Menggali pengetahuan
audiens tentang cara
pemeriksaan IVA
 Memberikan
reinforcement positif
 Menjelaskan kembali
tentang cara
pemeriksaan IVA
10 Penutup  Mengajukan Aditiyani
menit  Memberi kesempatan pertanyaan Nugraha P
audiens untuk bertanya  Mendengarkan
 Menjawab pertanyaan dan
 Meminta audiens memperhatikan
mengulang beberapa  Mengemukaka
informasi yang telah n pendapat –
diberikan Mendengarkan
 Memberi reinforcement  Menjawab
(+) - Bersama peserta salam
menyimpulkan materi
 Menutup dengan salam

D. Media
1. Leflet
2. Spanduk
3. Poster
4. Lembar bolak balik
E. Hasil Evaluasi
1. Evaluasi Persiapan
a. Materi sudah siap dan dipelajari.
b. Media sudah siap dan konektifitas alat
telah terhubung baik.
c. SAP sudah diajukan dan disetujui oleh
pihak institusi dan pihak penyuluhan.
2. Evaluasi proses
a. Peserta didik datang tepat waktu sesuai
dengan pembagian jadwal.
b. Peserta didik dapat memperhatikan dan
memberi timbal balik yang baik pada penyuluh.
c. Peserta didik aktif bertanya dan
mengemukakan pendapat.
d. Penggunaan media sangat efektif.
e. Penyaji sudah mampu menguasai materi.
f. Penyaji aktif bertanya pada peserta.
3. Evaluasi Hasil
Menggunakan post test :
a. Audiens mampu menjawab pertanyaan dengan jawaban yang baik
dan benar.
b. Audiens mampu menguraikan pendapatnya sendiri berdasarkan
pengetahuan dan pengutaraan yang mereka tuliskan di lembar
dengan baik.
c. Hasil pre tes dan post tes pengetahuan tentang IVA
1) Hasil pre test
Kategori Jumlah Persentasi
Baik 0 0
Cukup baik 11 44%
Kurang 14 56%
Total 25 100%
2) Hasil post test
Kategori Hasil Persentasi
Baik 11 44%
Cukup baik 9 36%
Kurang 5 20%
Total 25 100%

Dari hasil pre post test didapatkan hasil terjadinya peningkatan


pengetahua, hasil pre test sebanyak 56% responden termasuk
kategori kurang dan hasil post test sebanyak 20% responden
memiliki pengetahuan kurang dan 44% responden memiliki
pengetahuan baik.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pelaksanaan Penyuluhan kesehatan
tentang inspeksi asam asetat I Dusun Batu Goleng Desa Tempos Kecamatan
Gerung, pada hari rabu tanggal 20 november 019, antara lain :
1. Secara umum peserta tidak mengetahui tentang pemeriksaan inspeksi
asam asetat.
2. Kegiatan penyuluhan mendapat sambutan yang baik dari warga dusun
batu goleng dan peserta kooperatif saat berlangsungnya kehiatan
penyuluhan.
3. Terdapat peningkatan tingkat pengetahuan sebelum dan sesuadah
dierikan penyuluhan kesehatan tentang IVA.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penyusun mencoba memberikan
saran demi terdeteksinya kesehatan repsoduksi kanker serviks, yaitu Perlu
adanya pemberian pengetahuan lanjut dari puskesmas dan program akan
pentingnya pemeriksaan IVA.
BAB IV
LAMPIRAN
Lampiran 1
Materi Penyuluhan
A. Pengertian Kanker Serviks
Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh dalam leher rahim/
serviks (bagian yang terendah dari rahim yang menempel pada puncak
vagina) (Rasjidi, 2010). Sedang menurut Sukaca 2009, Kanker seviks adalah
kanker yang terjadi pada serviks uterus (leher rahim, suatu daerah pada organ
reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak
antara rahim dan liang senggama (vagina). Kanker serviks sering disebut juga
kanker leher rahim.
B. Faktor Resiko Terjadinya Kanker Serviks
1. Umur nampaknya memainkan peran tertentu, insiden akan meningkat
sekitar usia 35 tahun ke atas dan menurun pada usia menopause dan
sangat jarang terjadi pada wanita kurang dari usia 15 tahun.
2. Merokok. Wanita yang merokok memiliki resiko tiga kali lebih besar
terhadap kanker serviks daripada non-perokok. Bahan-bahan yang
ditemukan dalam rokok setelah terhisap melalui paru-paru dapat
terdistribusi luas ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Beberapa
senyawa tersebut dapat dijumpai pada lendir serviks wanita yang
merokok. Peneliti meyakini bahwa bahan-bahan kimia tersebut dapat
merusak DNA pada sel-sel serviks dan berkontribusi terhadap
berkembangnya kanker serviks.
3. Pil KB. Penggunaan pil KB dapat meningkatkan risiko kejadian kanker
serviks, terutama yang sudah positif terkena HPV. Fakta menunjukkan
bahwa penggunaan kontrasepsi oral (pil KB) sedikitnya 5 tahun ada
hubungannya dengan peningkatan risiko kanker serviks. Analisis data
oleh International Agency for Research on Cancer (IARC) pada tahun
2003 menemukan bahwa ada peningkatan resiko kanker serviks dengan
penggunaan kontrasepsi oral, dan resiko berkurang ketika obat
kontrasepsi oral dihentikan. Laporan dari IARC menyatakan bahwa dari
8 studi mengenai efek penggunaan kontrasepsi oral pada wanita yang
positif terhadap HPV, ditemukan peningkatan resiko 4 kali lebih besar
pada mereka yang menggunkan kontrasepsi oral lebih dari 5 tahun.
Resiko kanker serviks juga meningkat pada wanita yang menggunakan
kontrasepsi oral pada usia sebelum 20 tahun.
4. Mempunyai pasangan yang sering berganti-ganti partner dalam hubungan
seks.
5. Berhubungan seks dengan laki-laki yang tidak disunat. Smegma, adalah
substansi berlemak. Biasanya terdapat pada lekukan dekat kepala
kemaluan atau penis dan didapati pada laki-laki yang tidak disunat.
Smegma sebenarnya adalah sekret alami yang dihasilkan kelenjar
subaceous pada kulit penis. Namun ternyata hal ini berkaitan dengan
meningkatnya resiko seorang laki-laki sebagai pembawa dan penular
virus HPV.
C. Gejala Kanker Serviks
1. Perdarahan vagina yang bersifat abnormal
2. Adanya riwayat keputihan menahun
3. Perdarahan setelah berhubungan seksual
4. Nyeri yang menjalar ke pinggang atau tungkai
5. Nyeri saat perkemih
D. Proses Terjadinya Kanker Serviks
Gejala umum kanker adalah dikarenakan adanya pertumbuhan sel yang
tidak normal dalam tubuh. Namun sebelum sel-sel tersebut menjadi kanker
terjadi perubahan bentuk yang dialami oleh sel-sel tersebut. Perubahan itu
tidak hanya satu atau dua tahun saja. Perubahan itu memakan waktu hingga
bertahun-tahun sebelum menjadi kanker. Sebenarnya selama jeda tersebut
jika Anda telah mengetahui bahwa Anda terkena kanker leher rahim maka hal
tersebut dapat dicegah. Anda dapat menghentikan sel-sel yang tidak normal
tersebut sebelum berubah menjadi sel kanker. Sel-sel yang abnormal tersebut
dapat dideteksi dengan kehadiran tes yang disebut dengan pap smear tes.
sehingga semakin dini sel-sel abnormal tadi terdeteksi, semakin rendahlah
resiko seseorang menderita kanker leher rahim.Serviks atau leher rahim/mulut
rahim terletak di bagian ujung bawah rahim yang menonjol ke liang
senggama (vagina). Kanker leher rahim terjadi dikarenakan adanya
pertumbuhan yang tidak normal dalam tubuh. Namun perkembangan kanker
serviks secara bertahap, tetapi progresif. Proses terjadinya kanker ini dimulai
dengan sel yang mengalami mutasi lalu berkembang menjadi sel displastik
sehingga terjadi kerainan epitel yang disebut disprasia. Dimulai dari displasia
ringan, displasia sedang, displasia berat, dan akhirnya menjadi Karsinoma In-
Situ (KIS), kemudian berkembang lagi menjadi karsinoma invasif.
E. Deteksi Dini Kanker Serviks Deteksi Dini Kanker Serviks
Adalah Pemeriksaan untuk menemukan kanker di leher rahim, dari
sejak perubahan awal sel sampai dengan pra kanker. Pencegahan yang dapat
dilakukan antara lain:
1. Pencegahan Primer Pencegahan primer adalah pencegahan terhadap
etiologi penyakit.
2. Pencegahan Sekunder Pencegahan sekunder adalah penemuan dini,
diagnosis dini, dan terapi dini terhadap kanker.
3. Pencegahan Tertier Yang dimaksud pencegahan tertier adalah upaya
meningkatkan angka kesembuhan, angka survival, dan kualitas hidup
dalam terapi kanker.
F. Cara Pencegahannya
1. IVA
2. Pap Smear
3. Biopsi
G. Pengertian IVA
IVA (inspeksi visual dengan asam asetat) merupakan cara sederhana
untuk mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin (Sukaca E. Bertiani,
2009) IVA merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan cara melihat
langsung (dengan mata telanjang) leher rahim setelah memulas leher rahim
dengan larutan asam asetat 3-6% (Wijaya Delia, 2010).Laporan hasil
konsultasi WHO menyebutkan bahwa IVA dapat mendeteksi lesi tingkat pra
kanker (high-Grade Precanceraus Lesions) dengan sensitivitas sekitar 66-96%
dan spesifitas 64-98%. Sedangkan nilai prediksi positif (positive predective
value) dan nilai prediksi negatif (negative predective value) masing-masing
antara 10-20% dan 92-97% (Wijaya Delia, 2010). Pemeriksaan IVA
merupakan pemeriksaan skrining alternatife dari pap smear karena biasanya
murah, praktis, sangat mudah untuk dilaksanakan dan peralatan sederhana
serta dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan selain dokter ginekologi. Pada
pemeriksaan ini, pemeriksaan dilakukan dengan cara melihat serviks yang
telah diberi asam asetat 3-6% secara inspekulo. Setelah serviks diulas dengan
asam asetat, akan terjadi perubahan warna pada serviks yang dapat diamati
secara langsung dan dapat dibaca sebagai normal atau abnormal. Dibutuhkan
waktu satu sampai dua menit untuk dapat melihat perubahan-perubahan pada
jaringan epitel. Serviks yang diberi larutan asam asetat 6% akan merespon
lebih cepat daripada larutan 3%. Efek akan menghilang sekitar 50-60 detik
sehingga dengan pemberian asam asetat akan didapat hasil gambaran serviks
yang normal (merah homogen) dan bercak putih (displasia) (Novel S
Sinta,2010).
Pemeriksaan IVA merupakan yang sederhana, murah, cepat dan cukup
akurat untuk menemukan kelainan sel (displasia) atau sebelum pra kanker
bila dibandingkan dengan pemeriksaaan lainnya. IVA salah satu cara
melakukan tes kanker serviks yang mempunyai kelebihan yaitu
kesederhanaan tekhnik dan kemaampuan memberikan hasil yang segera
kepada ibu. Selain itu juga bisa dilakukan oleh hampir semua tenaga
kesehatan yang telah mendapatkan pelatihan.
H. Tujuan IVA
Untuk mengurangi morbiditas atau mortalitas dari penyakit dengan
pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan. Untuk mengetahui
kelainan yang terjadi pada leher rahim.
I. Syarat Pemeriksaan IVA
1. Sudah menikah
2. Pernah melakukan hubungan seksual
3. Tidak sedang datang bulan/haid
4. Tidak sedang hamil
5. Tidak berhubungan intim selama 24 jam sebelum pemeriksaan
J. Jadwal IVA
Jadwal yang dianjurkan dalam pemeriksaan IVA menurut WHO (2010)
yang ditulis dalam Nugroho Taufan, 2010 yaitu: Setiap wanita minimal 1
(satu) kali pada usia 35-40 tahun dan dilakukan pemeriksaan ulang setiap 5
tahun sekali.
K. Keuntungan IVA
Keuntungan pemeriksaan IVA adalah sebagai berikut:
1. Praktis, mudah dilaksanakan
2. Dilaksanakan oleh bidan, dokter umum, dokter spesialis obgyn, dan
dilakukan di klinik, laboratorium yang memadai, dan rumah sakit.
3. Alat-alat yang dibutuhkan sederhana
4. Hasil dapat langsung diketahui
5. Biaya murah
6. Dapat segera diberikan terapi
L. Tempat Dilakukan Pemeriksaan IVA
1. Bidan desa
2. Puskesmas
3. Rumah sakit
M. Penatalaksanaan IVA
Pemeriksaan IVA dilakukan dengan melihat langsung leher rahim yang
telah di olesi dengan larutan asam asetat 3-5%. Setelah ditunggu 1-2 menit
akan terlihat bercak putih bila terdapat perubahan pada mulut rahim.
1. Persiapan
Untuk melaksanakan pemeriksaan dengan metode IVA, dibutuhkan
persiapan sebagai berikut :
a. Persiapan Ibu :
1) Informed consent
2) Ibu dijelaskan tindakan yang akan dilakukan
3) Ibu diminta mengosongkan kandung kemih
b. Persiapan alat :
1) Handscoen 1 (satu) pasang
2) Spekulum cocor bebek/ Spekulum sim
3) Lidi berkapas
4) Asam asetat 3-6 % (Asam cuka)
5) Ember plastik berisi larutan klorin 0,5%
6) Tempat sampah
7) Bengkok
c. Persiapan Penolong :
1) Melakukan cuci tangan di bawah air mengalir
2) Memakai handscoen
d. Persiapan Lingkungan :
1) Jendela ditutup
2. Cara Kerja
Cara kerjanya adalah sebagai berikut :
a. Pasien diminta
menandatangani informed consent
b. Pasien dijelaskan
mengenai prosedur yang akan dijalankan
c. Cuci tangan
dibawah air mengalir
e. Pasien dibaringkan dengan posisi
litotomi (Posisi terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan
ditarik ke atas perut)
f. Memperhatikan vulva apakah ada tanda-
tanda infeksi dan kelainan.
g. Memasukan speculum kedalam vagina
pasien secara perlahanlahan, lalu dibuka untuk melihat serviks uteri.
h. Serviks uteri dilihat apakah ada tanda-
tanda infeksi dan kelainan lainnya.
i. Dengan menggunakan lidi berkapas,
larutan asam asetat 3-6% dioleskan ke leher rahim
j. Hasil dilihat: Bila luka atau lesi pada
leher rahim berubah menjadi keputihan, maka hasilnya positif (+).
Hasil positif menunjukkan bahwa klien positif kanker. Bila warna
tidak berubah menjadi putih, maka hasilnya negatif (-). Hasil negatif
menunjukkan bahwa klien tidak menderita kanker.
k. Speculum dikeluarkan dari vagina secara
perlahan-lahan.
l. Ibu diberitahu bahwa pemeriksaan telah
selesai dilakukan.
m. Ibu dirapikan, alat-alat dibuka dan
direndam dalam ember plastik berisi larutan klorin 0,5% selama 10
menit.
n. Handscoen dilepas dalam air klorin
o. Cuci tangan dibawah air mengalir
p. Menyelesaikan dokumentasi
3. Hasil Pemeriksaan IVA
Menurut (Sukaca E. Bertiani, 2009) hasil pemeriksaan IVA dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
a. Hasil Tes-positif : bila diketemukan plak putih yang tebal berbatas
tegas atau epitel acetowhite (bercak putih), terlihat menebal
disbanding dengan sekitarnya, seperti leukoplasia, terdapat pada
zona transisional menjorok ke endoserviks dan ektoserviks.
b. Positif 1 (+) : samar, transparan, tidak jelas terdapat lesi bercak putih
yang ireguler pada serviks. Lesi bercak putih yang tegas, membentuk
sudut (angular), geographic acetowhite lesions yang terletak jauh
dari sambunga n skuamosa.
c. Positif 2 (++) : lesi acetowhite yang buram, padat, dan berbats jelas
sampai kesambungan skumokolumnar . Lesi acetowhite yang luas
circumorificial, berbatas tegas, tebal dan padat. Pertumbuhan pada
serviks menjadi acetowhite .
d. Hasil Tes-negatif : permukaan polos dan halus, berwarna merah
jambu. Bila area bercak putih yang berbeda jauh dari zona
transformasi . Area bercak putih halus atau pucat tanpa batas jelas.
Bercaak bergaris-garis seperti bercak putih. Bercak putih
berbentuk garis yang terlihat pada batas endoserviks . Tak ada lesi
bercak putih. Bercak putih pada polip endoservikal atau kista
nabhoti. Garis putih mirip lesi acetowhite pada sambungan
skumokolumnar.
e. Hasil normal : titik-titik berwarna putih pucat di area endoserviks,
merupakan epitel kolumnar yang berbentuk anggur yang terpulas
asam asetat. Licin, merah muda, bentuk porcio normal.
f. Infeksi : serviks (inflamasi, hiperemisis) , banyak flour, ekstropion,
polop.
g. Kanker : massa mirip kembang kola tau ulkus dan mudah berdarah
N. DAFTAR PUSTAKA
Bertiani. 2009. Cara Cerdas Menghadapi KANKER SERVIK (Leher Rahim).
Yogyakarta: Genius Printika

Manuaba, Ida Bagus Gede., Ida Ayu Chandranita Manuaba., Ida Bagus Gede
Fajar Manuaba. 2010. Buku Ajar Penuntun Kuliah Ginekologi. Jakarta :
Trans Info Media.

Manuaba, Ida Ayu Sri Kusuma Dewi Suryasaputra., Ida Ayu Chandranita
Manuaba., Ida Bagus Gede Fajar Manuaba., Ida Bagus Gede Manuaba.
2009. Buku Ajar Ginekologi Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta:
EGC.

Melianti Mira. 2011. Skining Kanker Serviks dengan Metode Inspeksi Visual
deang Asam Asetat (IVA) test. (http://stikesdhb.ac.id/kebidanan/91-
skrining-kanker-serviks.html. Diakses 2 November 2014 jam 20.27
wib)

Novel S.Sinta dkk. 2010. Kanker Serviks dan Infeksi Human Pappilomavirus
(HPV). Jakarta : Javamedia Network Sukaca

Wijaya Delia. 2010. Pembunuh Ganas Itu Bernama Kanker Servik.


Yogyakarta : Sinar Kejora
Lampiran 2
Dokumentasi
Pembagian kuesioner pre test

Menjelaskkan pengisian kuesioner


Pnjelasan dari moderator

Penyampaian materi
Peserta menyimak penyampaian materi

Saat penyampaian materi


Ketika peserta mengungkapkan pendapat tentang IVA

Evaluasi dari pembembing pasca pelaksanaan penyuluhan


Foto bersama peserta penyuluhan

Foto bersama pembimbing


Lampiran 3
Sepanduk
Lampiran 4
Daftar Hadir Peserta Penyuluhan
Lampiran 5
Poster IVA

Anda mungkin juga menyukai