Anda di halaman 1dari 5

Contoh Isian Formulir Diskusi Tindak Lanjut Observasi Kelas

Penerapan Disiplin Positif

Apa tantangan yang Anda hadapi untuk melakukan praktik kinerja yang direncanakan selama
observasi kelas?
Target Perilaku Referensi Tindak Lanjut

Guru melakukan refleksi 1. Ketidaksesuaian Perencanaan dan Realita Kelas:


dinamika kelas untuk Kesepakatan kelas yang dibuat mungkin tidak sesuai dengan kondisi dan
menerapkan kesepakatan kebutuhan siswa di kelas saat observasi.
kelas Situasi spontan di kelas dapat mengalihkan fokus guru dari refleksi yang
direncanakan.

2. Kesulitan Mengidentifikasi Perilaku Siswa:


Guru mungkin kesulitan mengamati dan mencatat semua perilaku siswa
yang relevan dengan kesepakatan kelas.
Guru mungkin memiliki interpretasi yang berbeda tentang perilaku siswa.

3. Kemampuan Refleksi Guru:


Guru mungkin belum terbiasa melakukan refleksi diri dan menganalisis
dinamika kelas.
Guru mungkin kesulitan mengidentifikasi dampak kesepakatan kelas
terhadap pembelajaran.

4. Keterbatasan Waktu:
Observasi kelas biasanya memiliki durasi yang singkat, sehingga waktu
untuk refleksi menjadi terbatas.
Guru mungkin perlu memprioritaskan aspek lain dalam pembelajaran
selama observasi.

5. Ketidaknyamanan Emosional:
Guru mungkin merasa tegang atau cemas saat diobservasi, sehingga sulit
untuk fokus pada refleksi.
Guru mungkin merasa ragu untuk mengungkapkan kekurangannya dalam
refleksi.

6. Keterampilan Memimpin Diskusi:


Guru mungkin perlu memimpin diskusi reflektif dengan siswa setelah
observasi.
Guru mungkin kurang memiliki keterampilan untuk memimpin diskusi
yang efektif dan konstruktif.

7. Dukungan dan Umpan Balik:


Guru mungkin tidak mendapatkan cukup dukungan dan umpan balik dari
observer terkait refleksi yang dilakukan.
Umpan balik yang diberikan observer mungkin tidak bersifat konstruktif
atau membantu guru dalam meningkatkan kinerjanya.

Guru melakukan 1. Kesulitan Mengidentifikasi Perilaku Tepat:


penguatan positif Mengidentifikasi perilaku yang sesuai dengan kesepakatan kelas bisa jadi
terhadap perilaku yang rumit, terutama saat perilaku tersebut tidak eksplisit.
sesuai atau mendukung Guru mungkin terfokus pada perilaku negatif dan mengabaikan perilaku
kesepakatan kelas positif yang perlu dikuatkan.

2. Ketidakkonsistenan Penerapan Penguatan:


Guru mungkin tidak selalu memberikan penguatan secara konsisten,
sehingga mengurangi efektivitasnya.
Bentuk penguatan yang diberikan mungkin tidak sesuai dengan
kebutuhan dan preferensi siswa.

3. Ketidaksepakatan tentang Kesepakatan Kelas:


Jika kesepakatan kelas tidak dibuat dengan melibatkan siswa, mereka
mungkin tidak merasa terikat untuk mengikutinya.
Hal ini dapat menyebabkan kebingungan dan frustasi saat guru mencoba
menerapkan penguatan positif.
4. Keterbatasan Waktu dan Sumber Daya:
Memberikan penguatan positif secara individual kepada setiap siswa
membutuhkan waktu dan perhatian.
Guru mungkin tidak memiliki cukup waktu atau sumber daya untuk
melakukannya secara efektif.

5. Kurangnya Dukungan dari Kolega dan Orang Tua:


Jika kolega atau orang tua tidak memahami pentingnya penguatan
positif, mereka mungkin tidak mendukung upaya guru.
Hal ini dapat membuat guru merasa terisolasi dan frustasi
.
6. Kebiasaan dan Pola Pikir yang Terbentuk:
Guru mungkin terbiasa dengan metode disiplin tradisional dan merasa
sulit untuk beralih ke pendekatan penguatan positif.
Mengubah pola pikir dan kebiasaan membutuhkan waktu dan usaha.

Guru memfasilitasi 1. Kesiapan Peserta Didik:


peserta didik menyadari Kurangnya pemahaman: Peserta didik mungkin belum memahami konsep
konsekuensi dan restitusi dan manfaatnya dalam menyelesaikan pelanggaran.
memperbaiki perilaku Keengganan: Beberapa peserta didik mungkin enggan mengakui
melanggarnya (restitusi) kesalahan mereka atau enggan melakukan restitusi.
Keterampilan sosial: Peserta didik mungkin belum memiliki keterampilan
komunikasi dan negosiasi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah
secara damai.

2. Keterampilan Guru:
Memfasilitasi dialog: Guru perlu mampu memandu diskusi yang
konstruktif dan aman antara peserta didik yang terlibat.
Menjaga keseimbangan: Guru perlu menjaga keseimbangan antara
membantu peserta didik menyelesaikan masalah dan tidak mengambil
alih prosesnya.
Menyesuaikan pendekatan: Guru perlu menyesuaikan pendekatannya
dengan situasi dan kebutuhan individu peserta didik.

3. Faktor Eksternal:
Waktu: Observasi kelas biasanya memiliki waktu yang terbatas, sehingga
guru mungkin tidak memiliki cukup waktu untuk menyelesaikan proses
restitusi secara menyeluruh.
Dukungan dari pihak lain: Dukungan dari kepala sekolah, orang tua, dan
staf sekolah lainnya dapat membantu kelancaran proses restitusi.
Budaya sekolah: Budaya sekolah yang tidak mendukung disiplin positif
dan penyelesaian masalah secara damai dapat menjadi hambatan dalam
penerapan restitusi.

4. Tantangan Lainnya:
Emosi: Situasi restitusi dapat menimbulkan emosi yang kuat, seperti
kemarahan, kesedihan, dan frustasi. Guru perlu mampu mengelola
emosinya sendiri dan membantu peserta didik mengelola emosi mereka.
Konsekuensi: Restitusi tidak selalu mudah dan dapat memiliki
konsekuensi yang tidak terduga. Guru perlu siap untuk mengatasi
konsekuensi ini.
Pilihan Belajar

Apa tujuan tindak lanjut yang ingin Anda lakukan untuk meningkatkan kualitas praktik pembelajaran
Anda?
Tujuan:

Meningkatkan kesadaran siswa tentang konsekuensi perilakunya dan pentingnya bertanggung


jawab atas tindakannya.
Mendorong siswa untuk menyelesaikan konflik secara damai dan konstruktif.
Menciptakan lingkungan belajar yang lebih kondusif dan positif.
Tindak Lanjut:

1. Meningkatkan Komunikasi:
Melakukan diskusi kelas tentang disiplin positif dan proses restitusi.
Memberikan penjelasan yang jelas tentang konsekuensi dari perilaku yang tidak pantas.
Memberikan umpan balik yang konstruktif dan positif kepada siswa.

2. Membangun Rasa Empati dan Tanggung Jawab:


Mendorong siswa untuk melihat situasi dari berbagai sudut pandang.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membantu orang lain yang terkena dampak
perilakunya.
Memberikan penghargaan kepada siswa yang menunjukkan perilaku positif.

3. Meningkatkan Keterampilan Resolusi Konflik:


Mengajarkan siswa teknik menyelesaikan konflik secara damai.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktikkan teknik menyelesaikan konflik.
Memberikan dukungan kepada siswa yang mengalami kesulitan menyelesaikan konflik.

4. Menjalin Kerjasama dengan Orang Tua:


Memberikan informasi kepada orang tua tentang disiplin positif dan proses restitusi.
Bekerja sama dengan orang tua untuk membantu siswa belajar dari kesalahannya.
Melibatkan orang tua dalam proses restitusi.

Evaluasi dan Refleksi:


Melakukan refleksi dan evaluasi secara berkala untuk menilai efektivitas strategi yang diterapkan.
Menyesuaikan strategi dengan kebutuhan dan karakteristik siswa.
Mencari masukan dari siswa, orang tua, dan kolega.

Pengembangan Diri:
Mengikuti pelatihan dan workshop tentang disiplin positif.
Membaca buku dan artikel tentang disiplin positif.
Bergabung dengan komunitas profesional yang fokus pada disiplin positif.

Apa upaya-upaya yang ingin Anda lakukan untuk mencapai tujuan tindak lanjut tersebut?
Meningkatkan Komunikasi:

Melakukan diskusi kelas:


● Mengalokasikan waktu minimal 10 menit setiap minggu untuk membahas topik terkait
disiplin positif, seperti tanggung jawab, empati, dan konsekuensi.
● Memilih topik diskusi yang relevan dengan situasi dan kebutuhan siswa.
● Menggunakan metode diskusi yang interaktif dan melibatkan semua siswa.

Memberikan penjelasan yang jelas:


● Menyampaikan aturan dan konsekuensi dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa.
● Memberikan contoh konkret untuk membantu siswa memahami konsekuensi dari
perilakunya.
● Menjawab pertanyaan siswa dengan jelas dan sabar.

Memberikan umpan balik yang konstruktif:


● Fokus pada perilaku, bukan pada pribadi siswa.
● Memberikan saran yang spesifik dan actionable untuk membantu siswa meningkatkan
perilakunya.
● Menghargai usaha siswa dalam menunjukkan perilaku positif.

Membangun Rasa Empati dan Tanggung Jawab:

Mendorong siswa untuk melihat situasi dari berbagai sudut pandang:


● Melakukan role-playing dan simulasi untuk membantu siswa memahami perasaan orang
lain.
● Meminta siswa untuk menceritakan pengalaman mereka dan bagaimana perasaan mereka
dalam situasi tertentu.
● Mendorong siswa untuk berempati dengan orang lain.

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membantu orang lain:


● Mendorong siswa untuk membantu teman sekelasnya yang membutuhkan.
● Mengadakan kegiatan bakti sosial untuk membantu masyarakat.
● Memberikan penghargaan kepada siswa yang menunjukkan perilaku prososial.

Memberikan penghargaan kepada siswa yang menunjukkan perilaku positif:


● Memberikan pujian yang spesifik dan tulus.
● Memberikan penghargaan tangible, seperti stiker atau poin.
● Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan hak istimewa.

Meningkatkan Keterampilan Resolusi Konflik:

Mengajarkan siswa teknik menyelesaikan konflik secara damai:


● Mengajarkan teknik komunikasi yang efektif, seperti active listening dan assertive
communication.
● Mengajarkan teknik negosiasi dan kompromi.
● Mengajarkan teknik mediasi dan peer mediation.

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktikkan teknik menyelesaikan konflik:


● Memberikan role-playing dan simulasi untuk membantu siswa mempraktikkan teknik
menyelesaikan konflik.
● Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan konflik di kehidupan nyata.
● Memberikan dukungan kepada siswa yang mengalami kesulitan menyelesaikan konflik.

Memberikan dukungan kepada siswa yang mengalami kesulitan menyelesaikan konflik:


● Berbicara dengan siswa secara individual untuk memahami permasalahannya.
● Memberikan saran dan solusi yang sesuai dengan situasi siswa.
● Menghubungkan siswa dengan konselor atau profesional lain yang dapat membantu.

Menjalin Kerjasama dengan Orang Tua:

Memberikan informasi kepada orang tua tentang disiplin positif:


● Mengadakan pertemuan dengan orang tua untuk menjelaskan tentang disiplin positif.
● Memberikan informasi tentang disiplin positif melalui website sekolah atau media sosial.
● Memberikan tips kepada orang tua tentang bagaimana menerapkan disiplin positif di rumah.

Bekerja sama dengan orang tua untuk membantu siswa belajar dari kesalahannya:
● Berkomunikasi dengan orang tua tentang perilaku siswa di sekolah.
● Bekerja sama dengan orang tua untuk mengembangkan strategi untuk membantu siswa
meningkatkan perilakunya.
● Melibatkan orang tua dalam proses restitusi.

Melibatkan orang tua dalam proses restitusi:


● Mengundang orang tua untuk menghadiri pertemuan restitusi.
● Memberikan kesempatan kepada orang tua untuk memberikan masukan dalam proses
restitusi.
● Bekerja sama dengan orang tua untuk membantu siswa menyelesaikan konsekuensi dari
perilakunya.

Evaluasi dan Refleksi:

Melakukan refleksi dan evaluasi secara berkala:


● Melakukan refleksi diri setiap minggu untuk menilai efektivitas strategi yang diterapkan.
● Melakukan evaluasi formal setiap semester untuk mengukur kemajuan siswa.
● Mencari masukan dari siswa, orang tua, dan kolega.
Menyesuaikan strategi dengan kebutuhan dan karakteristik siswa:
● Memilih strategi yang sesuai dengan usia, tingkat perkembangan, dan karakteristik siswa.
● Menyesuaikan strategi berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi.
● Berinovasi dan mencoba strategi baru yang kreatif.

Pengembangan Diri:

Mengikuti pelatihan dan workshop tentang disiplin positif:


● Mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh lembaga terpercaya.
● Menghadiri workshop yang diadakan oleh komunitas profesional.
● Mengikuti pelatihan online tentang disiplin positif.

Membaca buku dan artikel tentang disiplin positif:


● Membaca buku dan artikel yang ditulis oleh para ahli disiplin positif.

Kapan Anda akan melakukan aksi tindak lanjut?


November

Apa dukungan yang Anda butuhkan untuk melakukan upaya tindak lanjut?
Sumber daya untuk melakukan kegiatan belajar/praktik

Opsional: Pilihan Belajar dari Platform Merdeka Mengajar (PMM)


Apa tujuan tindak lanjut yang ingin Anda lakukan untuk meningkatkan kualitas praktik kinerja
Anda?
Pilih minimal 1 tujuan tindak lanjut (berdasarkan Perdirjen GTK Nomor 2626 Tahun 2023 Tentang
Model Kompetensi Guru)
Pengelolaan kelas untuk mencapai pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
Persiapan Pembelajaran Berdiferensiasi PAUD

Pengelolaan perilaku peserta didik yang sulit


Restitusi

Pengelolaan emosi dalam menjalankan peran sebagai pendidik


Memahami pembelajar mandiri

Kapan Anda akan mempelajari pilihan belajar dari PMM?


Mei-Juni

Apa dukungan yang Anda butuhkan untuk melakukan upaya tindak lanjut?
Penyediaan atau akses sumber belajar melalui satuan pendidikan

Anda mungkin juga menyukai